Anda di halaman 1dari 24

BAB 6

Sistem Akuntansi Biaya Proses


(Lanjutan)
6.6 Produk Hilang Awal Proses

Dalam pelaksanaan proses produksi sering terjadi produk yang

dihasilkan, baik yang sudah jadi maupun yang masih dalam proses, jumlahnya

tidak sama dengan unit yang masuk proses. Hal tersebut terjadi karena adanya

produk yang hilang dalam proses produksi. Produk yang hilang dalam proses

dapat bersifat normal maupun abnormal. Produk hilang karena sifat bahan yang

gampang menguap, ini dapat dikategorikan bersifat normal. Produk hilang

diakibatkan kelalaian atau kejadian tidak terduga, ini dapat dikategorikan

bersifat abnormal. Manajemen biasanya menentukan meskipun barang jadi

hilang akibat abnormal tetapi dibawah persentase tertentu (misalkan

perusahaan menentukan 2 % dari barang jadi) maka ini dapat dikategorikan

bersifat normal.

Dalam pelaksanaan proses produksi, produk hilang dapat terjadi pada

awal proses, sepanjang proses atau pun pada akhir proses. Produk hilang

sering diketahui pada saat inspeksi. Inspeksi itu dilakukan pada tengah proses

atau pada akhir proses.

Produk yang hilang pada awal proses, dianggap belum menyerap biaya

produksi. Oleh karena itu, unit produk hilang yang masuk dalam proses tidak

ikut diperhitungkan dalam perhitungan ekuivalen unit. Adanya produk hilang di

departemen I akan menaikkan harga pokok per satuan. Apabila produk hilang

awal proses terjadi di departemen II, maka harga pokok produksi per unit
produk yang ditransfer dari departemen I akan meningkat. Produk hilang pada

awal proses di departemen II tidak diikutkan dalam perhitungan ekuivalen unit.

Harga pokok dari departemen I dan departemen II per unit akan disesuaikan

dalam penyusunan laporan harga pokok produksi.

Contoh 6:

Tuan Doloksaribu mempunyai usaha manufaktur, dimana produk yang

diproses melewati dua departemen yaitu departemen I dan departemen II.

Berikut adalah data produksi dan biaya yang terjadi dari kedua departemen:

Departemen I Departemen II
Produk Masuk Proses 100 Kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen II 90 Kg
Unit Yang Hilang (Normal) 10 Kg 10 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 80 kg

Biaya-biaya selama periode tersebut:

Departemen I Departemen II
Bahan Baku Rp 10.800 Rp -
Tenaga Kerja Langsung Rp 4.050 Rp 6.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 3.150 Rp 2.960

Catatan: Pada contoh 6 ini, tidak ada persediaan akhir barang dalam proses,

sehingga ekuivalen unit akan sama dengan unit yang sebenarnya.

Sehingga, untuk departemen I dan departemen II, baik itu biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead memakai unit yang sebenarnya.


Tuan Dolok Saribu
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 100 Kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 90 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses 0
Unit Yang Hilang 10 kg 100 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
BB Rp 10.800 90 Rp 120
TKL Rp 4.050 90 Rp 45
OH Rp 3.150 90 Rp 35
Total Rp 18.000 Rp 200

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(90 kg x Rp 200) Rp18.000
Rp18.000

Tuan Dolok Saribu


Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 90 kg
80 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
0
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
Unit Yang Hilang 10 kg 90 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya Rp18.000 EU Harga Per EU 80
Rp6.000
Dept I 80 Rp 225
TKL 80 Rp 75
Rp2.960 37
OH Rp
Total Rp 26.960 Rp 337

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(80 kg x Rp 337) Rp 26.960

Rp 26.960
6.7 Produk Hilang Akhir Proses

Produk yang hilang akhir proses dianggap telah menikmati biaya

produksi. Oleh karena itu, produk hilang akhir proses ikut diperhitungkan dalam

ekuivalen unit. Harga pokok yang di transfer ke departemen berikutnya atau ke

gudang barang jadi yang dihtitung berdasarkan ekuivalen unit diatas, pada

kenyataan jumlah unit yang ditransfer tidak termasuk unit yang hilang. Harga

pokok per unit yang ditrasfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang

jadi harus disesuaikan dengan produk yang hilang. Adanya produk yang hilang

akhir proses mengakibatkan harga pokok per unit meningkat.

Terhadap produk yang ditransfer masuk tidak perlu dilakukan

penyesuaian. Adanya produk yang hilang normal baik yang hilang awal maupun

hilang akhir tidak memerlukan jurnal penyesuaian. Penyesuaian hanyalah di

dalam laporan harga pokok produksi.


Contoh 7:

Dengan memakai data-data dari contoh 6, tetapi produk yang siap diproses

hilang pada akhir proses.

Tuan Dolok Saribu


Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 100 Kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 90 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses 0
Unit Yang Hilang 10 kg 100 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
BB Rp 10.800 100 Rp 108
TKL Rp 4.050 100 Rp 40,5
OH Rp 3.150 100 Rp 31,5
Total Rp 18.000 Rp 180
Peny:
Hilang - (10) -
Rp 18.000 90 Rp 200

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(90 kg x Rp 200) Rp 18.000

Rp 18.000
Tuan Dolok Saribu
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 90 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 80 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses 0
Unit Yang Hilang 10 kg 90 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
Dept I Rp 18.000 90 Rp 200
TKL Rp 6.000 90 Rp 66,7
OH Rp 2.960 90 Rp 32,9
Total Rp 26.960 Rp 299,6
Peny:
Hilang----------------------------------- (10) -
Rp 26.960 80 Rp 337

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(80 kg x Rp 337) Rp 26.960

Rp 26.960

Contoh 8:

PT. Cat Sejati memproduksikan cat yang diproses memakai dua departemen.

Produk yang sudah selesai dari departemen I akan ditransfer ke departemen II

untuk diproses lebih lanjut. Berikut ini data yang berkaitan dengan produksi

bulan Mei 2015:


Departemen I Departemen II
Produk Masuk Proses 750 Kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen II 500 Kg
Unit Yang Hilang 150 Kg 50 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 350 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
100 % BB, 40 % Biaya Konversi 100 Kg
, 50 % Biaya Konversi 100 kg

Biaya-biaya selama periode tersebut:

Jumlah Departemen I Departemen II


Bahan Baku Rp 45.000 Rp 45.000 Rp -
Tenaga Kerja Langsung Rp 155.200 Rp 70.200 Rp 85.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 154.800 Rp 64.800 Rp 90.000

Apabila Hilang Awal Proses

Departemen I:

Ekuivalen unit Bahan Baku = 500 kg +(100kg x 100 %)

= 500 kg + 100 kg

= 600 Kg

Ekuivalen unit biaya konversi = = 500 kg +(100kg x 40 %)

= 500 kg + 40 kg

= 540 kg

Departemen II:

Ekuivalen unit biaya konversi = = 350 kg +(100kg x 50 %)

= 350 kg + 50 kg

= 400 kg
PT. Cat Sejati
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 750 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen II 500 Kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
(100% BB, 40% Biaya Konversi) 100 Kg
Produk Hilang Awal Proses 150 kg 750 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
BB Rp 45.000 600 Rp 75
TKL Rp 70.200 540 Rp 130
OH Rp 64.800 540 Rp 120
Total Rp 180.000 Rp 325

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(500 kg x Rp 325) Rp 162.500
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses:
BB : 100 kgx 100%x Rp 75 Rp 7.500
TKL : 100 kg x 40% x Rp 130 Rp 5.200
OH : 100 kg x 40% x Rp 120 Rp 4.800 17.500

Rp 180.000
PT. Cat Sejati
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 500 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 350 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
(50% Biaya Konversi) 100 kg
Produk Hilang Awa Proses 50 kg 500 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
Dept I Rp 162.500 500 Rp 325
Penye 50 -
Set Penye Rp 162.500 450 Rp 361,1
TKL Rp 85.000 400 Rp 212,5
OH Rp 90.000 400 Rp 225
Total Rp 337.500 Rp 798,6

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(350 kg x Rp 798,6) Rp 279.510
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses:
Dept I : 100 kg x Rp 361,1 Rp 36.100
TKL : 100 kg x 50 % x Rp 212,5 Rp 10.625
OH : 100 kg x 50% x Rp 225 Rp 11.250 57.975

Rp 337.500

Apabila Hilang Akhir Proses

Departemen I:

Ekuivalen unit Bahan Baku = 500 kg +(100kg x 100 %) +150 kg

= 500 kg + 100 kg +150 kg

= 750 Kg
Ekuivalen unit biaya konversi = = 500 kg +(100kg x 40 %) +150 kg

= 500 kg + 40 kg + 150 kg

= 690 kg

PT. Cat Sejati


Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 750 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen II 500 Kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
(100% BB, 40% Biaya Konversi) 100 Kg
Produk Hilang Akhir Proses 150 kg 750 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
BB Rp 45.000 750 Rp 60
TKL Rp 70.200 690 Rp 101,74
OH Rp 64.800 690 Rp 93,91
Total Rp 180.000 Rp 255,65

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(500 kg x Rp 255,65) Rp 162.500
Produk Hilang (150 kg x Rp 255,65) 28.347,5
Setelah Disesuaikan Rp 166,174
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses:
BB : 100 kgx 100%x Rp 60 Rp 6.000
TKL : 100 kg x 40% x Rp 101,74 Rp 4.069
OH : 100 kg x 40% x Rp 93,91 Rp 3.756,4 13.826

Rp 180.000

Departemen II:

Ekuivalen unit biaya konversi = 350 kg +(100kg x 50 %) + 50 kg

= 350 kg + 50 kg + 50 kg = 450 kg
PT. Cat Sejati
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Produk Masuk Proses 500 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 350 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
(50% Biaya Konversi) 100 kg
Produk Hilang Akhir Proses 50 kg 500 kg

PEMBEBANAN BIAYA
Jumlah Biaya EU Harga Per EU
Dept I Rp 166.174 500 Rp 332,345
TKL Rp 85.000 450 Rp 188,889
OH Rp 90.000 450 Rp 200
Total Rp 341.174 Rp 721,234

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
(350 kg x Rp 721,234) Rp 252.431,9
Produk Hilang (50 kg x Rp 721,234) 36.061,70
Setelah Disesuaikan Rp 288.493,6
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses:
Dept I : 100 kg x Rp 332,345 Rp 33.234,5
TKL : 100 kg x 50 % x Rp 188,889 Rp 9.444,45
OH : 350 kg x 50% x Rp 200 Rp 10.000 52.678,95

Rp 341.174

6.7 Pengaruh Persediaan Barang Dalam Proses Apabila Ada Persediaan


Awal
Perusahaan yang memproduksikan barangnya secara terus menerus
jarang sekali tidak mempunyai persediaan awal. Apabila perusahaan tersebut
tidak mempunyai persediaan awal, kemungkinan perusahaan itu baru berdiri.
Perusahaan yang sifat produksinya terus menerus pasti akan mempunyai
persediaan awal dan persediaan akhir . Persediaan awal pada periode
sekarang itu diperoleh dari persediaan akhir dari periode sebelumnya. Adanya
persediaan awal akan menimbulkan persoalan di periode tersebut. Perhitungan
persediaan awal periode tersebut itu tergantung dari bagaimana pemberlakuan
dalam menghitung harga pokok produksi, metode perhitungan harga pokok
produksi mana yang dipakai. Metode yang umum dipakai yaitu metode rata-rata
tertimbang (weighted average cost) dan metode FIFO (first in first out).

6.8 Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost)

Metode ini memakai bahwa persediaan awal barang dalam proses


akan diproses menjadi barang jadi bersamaan dengan bahan yang masuk
proses periode tersebut. Tidak ada perbedaan antara produk selesai yang
berasal dari persediaan awal barang dalam proses dengan produk selesai yang
berasal dari produk baru. Hanya ada satu macam harga pokok untuk seluruh
produk selesai, yaitu harga pokok rata-rata tertimbang. Maka, perhitungan
harga pokok produksi dilakukan dengan menambahkan biaya yang melekat
pada persediaan awal barang dalam proses dengan biaya yang terjadi selama
periode ini kemudian dibagi dengan ekuivalen unit.

Contoh 9:
CV. Minyak Angin Sehat sewaktu melakukan proses produksi melewati dua
departemen produksi. Berikut data-data bulan Februari 2015 yang dapat
diperoleh dari CV. Minyak Angin Sehat:
Departemen I Departemen II
Unit Produk:
Persediaan Awal Barang Dalam Proses
100 % Bahan, 40% Biaya Konversi 68.000 unit
100 % Bahan, 20% Biaya Konversi 102.000 unit
Produk Masuk Proses 680.000 unit
Ditransfer Ke Departemen II 595.000 unit
Unit Bahan Yang Tambah 85.000 unit
Ditransfer Ke Gudang 748.000 unit
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
100 % Bahan, 60% Biaya Konversi 153.000 unit
100 % Bahan, 30% Biaya Konversi 34.000 unit
Biaya-Biaya:
Persediaan Awal Barang Dalam Proses
Dept 1 Rp - Rp 680.000
Bahan Baku Langsung Rp 238.000 Rp 204.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 111.520 Rp 174.760
Biaya Overhead Pabrik Rp 187.000 Rp 78.200
Total Rp 536.520 Rp 1.136.960
Periode Sekarang:
Bahan Baku Langsung Rp 2.380.000 Rp 1.360.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 850.000 Rp 1.190.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.530.000 Rp 680.000
Total Rp 4.760.000 Rp 3.230.000

Departemen I:

Ekuivalen unit Bahan Baku = 595.000 unit +(153.000 x 100 %)

= 595.000 unit + 153.000 unit

= 748.000 unit

Ekuivalen unit biaya konversi = 595.000 unit +(153.000 x 60 %)

= 595.000 unit + 91.800 unit

= 686.800 unit

Departemen II:

Ekuivalen unit Bahan Baku = 748.000 unit +(34.000 x 100 %)

= 748.000 unit + 34.000 unit

= 782.000 unit

Ekuivalen unit biaya konversi = 748.000 unit +(34.000 x 30 %)

= 748.000 unit + 10.200 unit

= 758.200 unit
CV. Minyak Angin Sehat
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen 1
Bulan Februari 2015
   
DAFTAR KUANTITAS FISIK  
Persediaan Awal Barang Dalam Proses 68.000  
100% Bahan, 40% Biaya Konversi  
Produk Masuk Proses 680.000  
  748.000
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen 2 595.000  
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses  
100% BB, 60% Biaya Konnversi 153.000  
  748.000
PEMBEBANAN BIAYA  
  Pers Awal Sekarang Jumlah Biaya EU Harga Per EU  
BB Rp238.000 Rp2.380.000 Rp2.618.000 748.000 Rp3,5  
TKL Rp111.520 Rp850.000 Rp961.520 686.800 Rp1,4  
OH Rp187.000 Rp1.530.000 Rp1.717.000 686.800 Rp2,5  
Tota
l Rp536.520 Rp4.760.000 Rp5.296.520 Rp7,4  
   
HARGA POKOK
PRODUKSI  
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen 2  
(595.000 unit x Rp.7.4) Rp4.403.000  
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses  
BB: 153.000 unit x 100% x Rp. 3,5 Rp535.500  
TKL: 153.000 unit x 60% x Rp 1,4 Rp128.520  
OH: 153.000 unit x 60% x Rp. 2,5 Rp229.500  
  Rp893.520  
          Rp5.296.520  
CV. Minyak Angin Sehat
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen 2
Bulan Februari 2015
   
DAFTAR KUANTITAS FISIK  
Persediaan Awal Barang Dalam Proses 102.000  
100% Bahan, 40% Biaya Konversi  
Produk Masuk Proses 595.000  
Unit yang ditambah 85.000 782.000
   
Produk Selesai ditransfer ke Gudang 748.000  
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses  
100% BB, 60% Biaya Konnversi 34.000  
  782.000
PEMBEBANAN BIAYA  
  Pers Awal Sekarang Jumlah Biaya EU Harga Per EU  
Dept 1 Rp680.000 Rp4.403.000 Rp5.083.000 782.000 Rp6,5  
BB Rp204.000 Rp1.360.000 Rp1.564.000 782.000 Rp2,0  
TKL Rp174.760 Rp1.190.000 Rp1.364.760 758.200 Rp1,8  
OH Rp78.200 Rp680.000 Rp758.200 758.200 Rp1,0  
Total Rp1.136.960 Rp7.633.000 Rp8.769.960 Rp11,3  
   
HARGA POKOK
PRODUKSI  
Produksi Selesai Ditransfer Ke Gudang  
(748.000 unit x Rp.11,3) Rp8.452.400  
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses  
Dept 1: 34.000 unit x 100% x Rp.6,5 Rp221.000  
BB: 34.000 unit x 100% x Rp. 2 Rp68.000  
TKL: 34.000 unit x 30% x Rp 1,8 Rp18.360  
OH: 34.000 unit x 30% x Rp. 1 Rp10.200  
  Rp317.560  
          Rp8.769.960  
6.9 Metode FIFO
Metode FIFO menganggap bahwa persediaan awal akan terlebih
dahulu diproses sampai menjadi barang jadi, baru kemudian memproses
produk yang baru masuk proses. Unit persediaan awal akan terpisah dilaporkan
dibandingkan dengan unit produk yang baru masuk proses. Biaya yang
berhubungan dengan persediaan awal dibedakan dengan biaya produk jadi
yang berasal dari unit masuk proses pada periode yang bersangkutan. Adanya
pemisahan tersebut sehingga perhitungan ekuivalen unit juga harus dipisahkan.
Contoh untuk metode FIFO, kita memakai contoh 9.

Departemen I:

Ekuivalen unit BB = 595.000 unit - (68.000 x 100 %) + (153.000 unit x 100%)

= 595.000 unit – 68.000 unit + 153.000 unit

= 680.000 unit

Ekuivalen unit BK = 595.000 unit - (68.000 x 40 %) + (153.000 unit x 60%)

= 595.000 unit – 27.200 unit + 91.800 unit

= 659.600 unit

Departemen II:

Ekuivalen unit BB = 748.000 unit - (102.000 x 100 %) + (34.000 unit x 100%)

= 748.000 unit – 102.000 unit + 34.000 unit

= 680.000 unit

Ekuivalen unit BK = 748.000 unit - (102.000 x 20 %) + (34.000 unit x 30%)

= 748.000 unit – 20.400 unit + 10.200 unit

= 737.800 unit
CV. Minyak Angin Sehat
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen I
Bulan Februari 2015

DAFTAR KUANTITAS FISIK


Persediaan Awal Barang Dalam Proses
100 % Bahan, 40% Biaya Konversi 68.000 unit
Produk Masuk Proses 680.000 Unit 748.000 unit

Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen II 595.000 unit


Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
(100% BB, 60% Biaya Konversi) 153.000 unit 748.000 Unit

PEMBEBANAN BIAYA
Sekarang EU Harga Per EU
BB Rp 2.380.000 680.000 Rp 3,50
TKL Rp 850.000 659.600 Rp 1,29
OH Rp 1.530.000 659.600 Rp 2,32
Pers Awal Rp 536.520
Total Rp 5.296.520 Rp 7,11

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
Persediaan Awal
BB Rp 238.000
TKL Rp 111.520
OH Rp 187.000 Rp 536.520
Penyelesaian Persediaan Awal
BB: (100% - 100%) x 68.000 unit x Rp 3,5 Rp 0
TKL: (100% - 40%) x 68.000 unit x Rp 1,29 Rp 52.632
OH: (100% - 40%) x68.000 unit x Rp 2,32 Rp 94.656
Rp 683.808
Produksi Yang Dikerjakan Sekarang:
(595.000 unit- 68.000 unit) x Rp 7,11) Rp 3.746.970
Harga Pokok Produksi Yang Ditransfer Ke Departemen II Rp 4.430.778
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses:
BB : 153.000 unit x 100%x Rp 3,5 Rp 535.500
TKL : 153.000 unit x 60% x Rp1,29 Rp 118.422
OH : 153.000 unit x 60% x Rp 2,32 Rp 212.976
Rp 866.898
Rp 5.297.676
CV. Minyak Angin Sehat
Laporan Harga Pokok Produksi
Departemen II
Bulan Februari 2015
DAFTAR KUANTITAS FISIK
Persediaan Awal Barang Dalam Proses
100 % Bahan, 20% Biaya Konversi 102.000 unit
Produk Masuk Proses 595.000 Unit
Unit Bahan Yang Tambah 85.000 unit 782.000 unit
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 748.000 unit
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
(100% BB, 30% Biaya Konversi) 34.000 unit 782.000 unit

PEMBEBANAN BIAYA
Sekarang EU Harga Per EU
Dept I Rp 4.430.778 595.000 Rp 7,11
Penye 85.000 -
Set Penye Rp 4.430.778 680.000 Rp 6,52
BB Rp 1.360.000 680.000 Rp 2,00
TKL Rp 1.190.000 737.800 Rp 1,61
OH Rp 680.000 737.800 Rp 0,92
Pers Awal Rp 1.136.960
Total Rp 8.797.738 Rp 11,05

HARGA POKOK PRODUKSI


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang
Persediaan Awal
Dept 1 Rp 680.000
BB Rp 204.000
TKL Rp 174.760
OH Rp 78.200 Rp 1.136.960
Penyelesaian Persediaan Awal
BB: (100% - 100%) x 102.000 unit x Rp 2 Rp 0
TKL: (100% - 20%) x 102.000 unit x Rp 1,61 Rp 131.376
OH: (100% - 20%) x 102.000 unit x Rp 0,92 Rp 75.072 Rp 1.343.408
Produksi Yang Dikerjakan Sekarang:
(748.000 unit-102.000) x Rp 11,05) Rp 7.138.300
Harga Pokok Produksi Yang Ditransfer Ke Departemen II Rp 8.481.708
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses:
Dept I : 34.000 unit x Rp 6,52 Rp 221.680
BB : 34.000 unit x 100%x Rp 2 Rp 68.000
TKL : 34.000 unit x 30% x Rp1,61 Rp 16.422
OH : 34.000 unit x 30% x Rp 0,92 Rp 9.384
Rp 315.486
Rp 8.797.194
LATIHAN
1. CV. Sejati Jaya memproses produksi melalui dua departemen produksi,

yaitu departemen X dan departemen Y. Dalam bulan Juni 2015, laporan

produksi dan biaya menunjukkan data sebagai berikut:

Departemen X Departemen Y
Produk Masuk Proses 1.750 kg 1.250 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Departemen Y 1.250 kg
Unit Yang Hilang Akhir Proses 200 kg
Unit Yang Hilang Awal Proses 150 kg
Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 900 kg
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
100 % BB, 50 % Biaya Konversi 300 kg
100 % BB, 75 % Biaya Konversi 200 kg

Biaya-biaya yang dikeluarkan selama bulan Juni 2015 sebagai berikut:

Departemen X Departemen Y
Bahan Baku Rp 1.050.000 Rp -
Tenaga Kerja Langsung Rp 880.000 Rp 2.047.500
Biaya Overhead Pabrik Rp 800.000 Rp 1.968.750 Diminta:
Buatlah
laporan harga pokok produksi untuk masing-masing
9

departemen!

2. Berikut ini adalah data-data unit produksi yang terjadi di suatu departemen

produksi untuk 4 bulan pada tahun 2015:


Januari Februari Maret April
Pers Awal BDP 9.000 12.000 - 15.000
Tingkat Penyelesaian 30% 25% - 40%
Unit Masuk Proses 51.000 50.000 55.000 60.000
Unit Selesai Proses 48.000 62.000 40.000 50.000
Pers Akhir BDP 12.000 - 15.000 25.000
Tingkat Penyelesaian 25% - 40% 25%

Diminta:

a. Hitunglah ekuivalen unit tiap bulan dengan menggunakan metode rata-

rata!

b. Hitunglah ekuivalen unit tiap bulan dengan menggunakan metode FIFO!

3. Ada data-data dari suatu departemen:

Departemen I Departemen II Departemen III


Pers Awal BDP - 25.000 25.000
Tingkat Penyelesaian - 50% 20%
Unit Masuk Proses 100.000 80.000 75.000
Unit Hilang Normal:
Awal Proses 5.000 - -
Akhir Proses - 10.000 5.000
Unit Selesai Proses 80.000 75.000 95.000
Pers Akhir BDP 15.000 20.000 -
Tingkat Penyesuaian 40% 30% -

Diminta:

a. Hitunglah ekuivalen unit masing-masing departemen memakai metode

rata-rata!

b. Hitunglah ekuivalen unit masing-masing departemen memakai metode

FIFO!
4. CV. Aroma Sejahtera memiliki data untuk bulan Januari 2015 sebagai

berikut: persediaan awal barang dalam proses sejumlah 3.600 unit dengan

biaya bahan pada tingkat penyelesaian 10% senilai Rp 756.000 dan biaya

konversi dengan tingkat penyelesaian 50% senilai Rp 5.220.000. Jumlah

unit yang dimasukkan ke dalam proses produksi selama bulan Januari 2015

adalah biaya bahan baku sejumlah Rp32.080.000, dan biaya konversi

sejumlah Rp 46.200.000. Pada akhir bulan Januari 2015 terdapat

persediaan barang dalam proses sebanyak 2.000 unit dengan tingkat

penyelesaian bahan 40% dan biaya konversi 80%. Dalam proses produksi

ini tidak terdapat unit yang hilang selama proses produksi.

Diminta:

a. Buatlah laporan harga pokok produksi jika perusahaan menggunakan

metode rata-rata!

b. Buatlah laporan harga pokok produksi jika perusahaan menggunakan

metode FIFO!
5. Berikut ini data-data produksi dari CV. Indah Jaya untuk bulan November

2014:

Produk Masuk Proses 85.000 unit

Persediaan Awal Barang Dalam Proses

(100 % BB, 83,33% Biaya Konversi) 15.300

unit Barang Jadi Yang Ditransfer Ke Departemen Berikutnya 76.500

unit Biaya Persediaan Awal Barang Dalam Proses:

Bahan Baku Rp 113.900

Biaya Konversi Rp 52.275

Biaya Yang Terjadi Selama Bulan November 2014:

Bahan Baku Rp 545.700

Biaya Konversi Rp 272.765

Tingkat penyelesaian persediaan awal barang dalam proses adalah 25 %

bahan baku dan 20 % biaya konversi. Tidak ada produk yang hilang dalam

proses produksi.

Diminta:

a. Hitunglah ekuivalen unit dengan menggunakan metode rata-rata!

b. Buatlah laporan harga pokok produksi dengan metode rata-rata!


6. PT. Kuku Indah adalah perusahaan manufaktur yang memproduksikan cat

kuku. Cat kuku yang yang diproduksikan oleh perusahaan ini diproduksi di

tiga departemen. Bahan dasar cat diproduksikan di departemen 1. Di

departemen 2 akan ditambahkan bahan lain dengn tujuan untuk

meningkatkan kualitas. Produk yang sudah selesai akan dikirim ke gudang.

Berikut ini adalah data-data untuk departemen 1 dan departemen 2 pada

bulan Agustus 2015:

Departemen Departemen
I II
Unit Produk:
Persediaan Awal Barang Dalam Proses
100 % Bahan, 40% Biaya
Konversi 35.000 unit
100 % Bahan, 50% Biaya
Konversi 56.000 unit
Produk Masuk Proses 175.000 unit
Ditransfer Ke Departemen II 196.000 unit
Ditransfer Ke Gudang 231.000 unit
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses
100 % Bahan, 80% Biaya
Konversi ?
100 % Bahan, 50% Biaya
Konversi ?
Biaya-Biaya:
Persediaan Awal Barang Dalam Proses
(

Dept 1 Rp - Rp 317.240
Bahan Baku Langsung Rp 70.000 Rp -
Biaya Konversi Rp 48.300 Rp 117.600
Total Rp 118.300 Rp 434.840
Periode Sekarang:
Bahan Baku Langsung Rp 404.600 Rp 265.650
Biaya Konversi Rp 666.540 Rp 896.700
Total Rp 1.071.140 Rp 1.162.350
:
Diminta:

a. Permasalahan sistem harga pokok proses bagaimana perlakuan

terhadap persediaan awal dalam proses. Hal tersebut dapat di atasi

dengan dua metode, yaitu metode rata-rata tertimbang dan metode

FIFO. Jelaskan menurut anda kedua metode tersebut!

b. Buatlah laporan harga pokok produksi untuk masing-masing

departemen dengan menggunakan metode rata-rata!

c. Buatlah laporan harga pokok produksi untuk masing-masing

departemen dengan menggunakan metode FIFO!

Anda mungkin juga menyukai