Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Biaya Bersama
Banyak perusahaan yang dalam memproses produksinya akan
menghasilkan tidak hanya satu macam produk, akan tetapi menghasilkan
bermacam-macam produk. Produk yang bermacam-macam tersebut dihasilkan
dengan proses produksi yang bersamaan. Beberapa jenis produk yang dihasilkan
akan dapat memiliki nilai yang relatif lebih besar atau malah sebagian relatif lebih
kecil. Di dalam bab ini akan kita kenal yang namanya produk sampingan (by
product), produk utama (main product) dan produk gabungan (joint product).
Joint cost berbeda dengan common cost . Common cost berkaitan dengan
pemakaian fasilitas secara bersama oleh dua pemakai atau lebih. Joint cost tidak
dapat dipisah-pisahkan dan harus dibebankan ke produk. Contoh common cost
adalah biaya yang terjadi di departemen jasa yang kemudian dialokasikan ke
departemen produksi.
Gambar 7.2
Common Cost
Tabel 7.1
Perbedaan Joint Cost Dan Common Cost
Produk yang dihasilkan secara simultan dalam suatu proses produksi akan
menghasilkan produk bersama (joint product) dan produk sampingan (by product),
dimana itu akan terjadi apabila produk-produk tersebut mencapai titik pisah (splitt off
point). Biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi sampai batas titik pisah,
itulah yang dikatakan sebagai biaya bersama (joint cost).
Gambar 7.3
Hubungan Antara Biaya Bersama Dan Titik Pisah
Produk Utama B
Biaya Bersama
Produk Sampingan
Gambar 7.4
Beda Nilai Jual Produk Utama Dan Produk Sampingan
Contoh 1
Tuan Sihombing mempunyai pabrik yang memproduksikan suatu produk. Produk
yang dihasilkan oleh pabrik tersebut ada 4 macam produk, yaitu produk A, B, C dan
D. Biaya bahan baku yang terjadi merupakan biaya bersama. Selain biaya bahan
baku, semua biaya yang terjadi sudah dapat dihitung menurut jenis produk. Biaya
bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pada bulan Juni 2015 sebesar
Rp 500.000. jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk adalah sebagai
berikut:
Produk Harga Jual/ Unit (Rp) Unit Biaya Konversi (Rp)
A 10 19.500 47.550
B 12 15.000 30.800
C 15 10.000 10.650
D 15 15.000 16.000
180.000
Biaya Bersama BB Untuk Produk B = X 500.000 = Rp 120.000
750.000
Biaya Konversi Rp 30.800
Total Harga Pokok Produksi Rp 150.800
Unit Yang Diproduksikan 15.000 Unit
Harga Pokok Produksi Produk B Per Unit Rp 10,05
150.000
Biaya Bersama BB Untuk Produk C = X 500.000 = Rp 100.000
750.000
Biaya Konversi Rp 10.650
Total Harga Pokok Produksi Rp 110.650
Unit Yang Diproduksikan 10.000 Unit
Harga Pokok Produksi Produk C Per Unit Rp 11,07
225.000
Biaya Bersama BB Untuk Produk D = X 500.000 = Rp 150.000
750.000
Biaya Konversi Rp 16.000
Total Harga Pokok Produksi Rp 166.000
Unit Yang Diproduksikan 15.000 Unit
Harga Pokok Produksi Produk D Per Unit Rp 11,07
Contoh 2
Di sebuah pabrik pengolahan kayu terdapat biaya bersama untuk memproduksikan
papan broti dan serbuk gergaji. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk
memproduksikan papan broti dan serbuk gergaji sebesar Rp 150.000.000 untuk
bahan baku dan Rp 75.000.000 untuk biaya konversi. Nilai jual daripada papan broti
adalah Rp 385.000.000 dan nilai jual daripada serbuk gergaji sebesar Rp
265.000.000.
Biaya Bahan Baku Rp 150.000.000
Biaya Konversi Rp 75.000.000
Total Biaya Bersama Rp 225.000.000
385.000.000
Biaya Bersama Untuk Papan Broti = X 225.000.000 = Rp 133.269.000
650.000 .000
265.000.000
Biaya Bersama Untuk Serbuk Gergaji = X 225.000.000 = Rp 91.731.000
650.000 .000
Contoh 3
Pabrik keripik di tanjung morawa memproduksikan 3 rasa kripik dari satu jenis bahan
baku. Setelah diolah pada tahap pertama, kripik dapat dikenali menurut
rasanya.Rasa kripik yang dihasilkan adalah kripik asin, kripik manis dan kripik
pedas. Setelah pengolahan tahap pertama selesai, kripik itu diolah lebih lanjut
dengan biaya masing-masing per bungkus Rp 5,- untuk rasa manis dan Rp 7,5
untuk rasa pedas. Yang diproduksikan selama Maret 2015 adalah 250.000 bungkus
untuk rasa manis, 187.500 bungkus untuk rasa asin dan 187.500 bungkus untuk
rasa pedas. Untuk dapat menghasilkan ketiga rasa kripik tersebut telah
dipergunakan biaya bahan baku dan pengolahan pada tahap pertama sebesar Rp
10.000.000. setelah pengolahan tahap pertama selesai, 3 rasa kripik tersebut baru
dapat diidentifikasi. Harga jual masing-masing kripik adalah Rp 10 per bungkus
untuk rasa asin, Rp 12 per bungkus untuk rasa manis, dan Rp 15,5 per bungkus
untuk rasa pedas.
Harga jual per bungkus kripik rasa manis Rp 10
Biaya tambahan per bungkus (Rp 5)
Harga jual hipotesis per bungkus kripik rasa manis Rp 5
Bungkus yang diproduksikan untuk kripik rasa manis 250.000
Total nilai jual kripik rasa manis Rp 1.250.000
2.250.000
Kripik Rasa Asin = X 10.000.000 = Rp 4.500.000
5.000 .000
1.500.000
Kripik Rasa Manis = X 10.000.000 = Rp 3.000.000
5.000 .000
Satuan Fisik
Pada metode ini, biaya bersama akan dialokasikan ke setiap jenis produk
memakai output per jenis produk.
Bab 7 – Biaya Bersama
Contoh 4
Pabrik minuman ringan mempunyai 3 jenis minuman, yaitu rasa jeruk manis, jeruk
asli dan jeruk sangat manis. Ketiga jenis produk tersebut merupakan produk utama
yang diolah dari satu jenis bahan baku. Data-data yang diperoleh dari pabrik
minuman ringan yaitu biaya bahan baku dan biaya pengolan sebesar
Rp 95.405.000. Produksi yang dihasilkan untuk masing-masing minuman adalah 558
kaleng untuk rasa jeruk manis, 465 kaleng untuk rasa jeruk asli dan 837 kaleng
untuk rasa jeruk sangat manis.
465
Rasa Jeruk Asli = X 95.405.000 = Rp 23.851.250
1.860
837
Rasa Jeruk Sangat Manis = X 95.405.000 = Rp 42.932.250
1.860
Rata-Rata Biaya
Biaya rata-rata satuan ditentukan dengan jumlah biaya bersama akan dibagi
dengan total unit produk bersama yang dihasilkan. Setiap jenis produk bersama
akan mendapatkan alokasi biaya bersama sebesar biaya rata-rata per unit yang
dikaitkan dengan besarnya unit pada jenis tersebut.
Contoh 5
Sebuah industri rumah tangga memproduksikan 3 produk, yaitu produk A, produk B
dan produk C. Ketiga produk tersbeut diolah secara bersama dari satu jenis bahan
baku yang sama. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat ketiga produk tersebut
adalah Rp 500.000. Produk A yang dihasilkan sebanyak 30.000 unit, produk B yang
dihasilkan sebanyak 28.000 unit dan produk C yang dihasilkan sebanyak 22.000
unit.
Rata-Rata Tertimbang
Metode ini mirip dengan metode nilai jual, dimana metode nilai jual setiap produk
diberi bobot dengan harga jualnya. Pada metode rata-rata tertimbang, tiap produk
diberi bobot sesuai dengan keinginan kita. Tentu dengan mempertimbangkan
berbagai faktor dalam menentukan besarnya bobot untuk setiap produk.
Contoh 6
CV. Cantika Indah memproduksikan 4 jenis produk yang dihasilkan dari satu proses
produksi. Selama periode Juni 2015 terjadi biaya bersama sebesar Rp 50.000.000.
Produk Q diproduksi sebanyak 24 unit dan diberi bobot 3, produksi X diproduksi
sebanyak 18 unit dan diberi bobot 2, produksi Y diproduksi sebanyak 9 unit dan
diberi bobot 4, produksi Z diproduksi sebanyak 36 unit dan diberi bobot 1.
Produk Q = 24 unit x 3 = 72
Produk X = 18 unit x 2 = 36
Produk Y = 9 unit x 4 = 36
Produk Z = 36 unit x 1 = 36
Total 180
Alokasi Biaya Bersama Untuk Masing-Masing Produk:
72
Produk Q = X Rp 50.000.000 = Rp 20.000.000
180
36
Produk X = X Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000
180
36
Produk Y = X Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000
180
36
ProdukZ = X Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000
180
Produk Sampingan
Dijual Saat Proses Lanjutan Jual
Produk sampingan yang dihasilkan dapat kita jual kembali dengan dua cara,
yaitu dijual pada saat titik pisah (splitt off point) tanpa proses lanjutan, dan dijual
setelah diproses lebih lanjut.
Apabila kita membandingkan antara produk sampingan dengan produk
utama, produk sampingan nilainya relatif lebih rendah. Oleh karena itu, alokasi biaya
bersama ke produk sampingan tidak perlu dilakukan. Ada beberapa metode yang
diperkenankan untuk menetapkan harga pokok produk sampingan, yaitu:
A. Biaya produksi bersama tidak dialokasikan ke produk sampingan (tanpa
alokasi).
1. Metode Pengakuan Pendapatan Kotor
Hasil penjualan produk sampingan dalam perhitungan laba rugi akan
diberlakukan sebagai:
a. Pendapatan lain-lain.
b. Hasil penjualan tambahan
c. Pengurang total biaya produksi utama
2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih
Hasil penjualan produk sampingan setelah dikurangi dengan biaya
pemasaran dan administrasi serta biaya pemrosesan lanjutan, dalam
perhitungan laba rugi akan diberlakukan sebagai:
a. Pendapatan lain-lain.
b. Hasil penjualan tambahan
c. Pengurang total biaya produksi utama
B. Biaya produksi bersama dialokasikan kepada produk sampingan (dengan alokasi).
Metode Sebagian Biaya Gabungan Dialokasikan Ke Produk Sampingan
Metode ini akan dapat dibedakan dengan dua metode, yaitu
a. Metode biaya pengganti (replacement cost)
b. Metode nilai pasar (reversal cost)
Contoh 7
Unit Yang diproduksikan sama dengan unit yang dijual yaitu 10.000 unit. Harga Jual
per unit adalah Rp 10.000 dan biaya produksi per unit sebesar Rp 5.500. Penjualan
produk sampingan sebesar Rp 5.000.000. Biaya penjualan dan administrasi produk
utama sebesar Rp 6.000.000.
Metode Pengakuan Pendapatan Kotor
Pada metode ini, biasanya produk sampingan tersebut digunakan lagi untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, yang mungkin saja dipakai menjadi bahan untuk
membuat produk yang lain dalam satu perusahaan. Pada metode ini, produk
sampingan tidak dijual ke pasar. Nilai produk sampingan ini sebesar berapa nilai
pasar yang berlaku.
Contoh 9
Pabrik XYZ menghasilkan produk X sebagai produk utama dan menghasilkan
produk Q sebagai produk sampingan. Pada bulan Maret 2015 dihasilkanlah produk
X sebesar 20.000 unit dan produk sampingan Q sebesar 100 kg. Biaya produksi
yang dikeluarkan untuk memproduksikan X adalah bahan baku sebesar Rp
20.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 15.000.000 dan biaya
overhead sebesar Rp 10.000.000. Produk Q digunakan oleh pabrik tersebut untuk
membuat produk Y. Harga pokok Q dipasaran adalah Rp 3000,- per kg.
Pada metode ini, produk sampingan mendapat alokasi harga pokok produksi
sebelum dipisahkan dari produk utama. Alokasi harga pokok produksi yang diterima
produk sampingan adalah sebesar taksiran dari nilai jual semua produk sampingan
setelah dikurangi denga taksiran laba kotor produk sampingan, biaya proses lanjutan
produk sampingan dan biaya penjualan dan administrasi dari produk sampingan.
Contoh 10
CV. Laris memproduksikan satu jenis produk yaitu produk S dan menghasilkan satu
produk sampingan yaitu produk A. Untuk menghasilkan kedua produk itu
memerlukan biaya bersama sebesar Rp 15.000.000. CV. Laris menetapkan taksiran
laba kotor dari produk sampingan adalah 20%. Data-data yang berhubungan dengan
produksi kedua produk tersebut adalah sebagai berikut:
Produk Utama S Produk sampingan A
Unit Yang Dihasilkan 50.000 unit 6.850 unit
Penjualan Rp 40.000.000 Rp 2.000.000
Biaya Proses Lanjutan Rp 11.170.000 Rp 200.000
Biaya Penjualan Dan Administrasi Rp 3.700.000 Rp 230.000
CV. Laris
Laporan Laba Rugi
Contoh 11
PT. Xiyi memproduksi dua produk utama (yaitu : produk X dan produk Y) dan dua
produk sampingan (yaitu: produk Xi dan produk Yi). Biaya bersama yang dikeluarkan
dalam menghasilkan keempat produk tersebut sebesar Rp 180.975.000,-. Data-data
lain yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk tersebut adalah:
Unit Pers Akhir Harga Jual Biaya Proses
Produk
Produksi (Unit) (Rp) Lanjutan (Rp)
X 30.000 3.000 8.000 30.000.000
Y 25.000 1.500 6.400 20.000.000
Xi 600 150 1.300 180.000
Yi 500 100 1.000 150.000
Informasi lain yang berhubungan dengan pengolahan produk tersebut adalah:
Produk
Jenis Beban
Penjualan (Rp) 25.000.000 23.200.000 114.000 50.000
Administrasi Dan Umum (Rp) 17.500.000 15.400.000 30.000 25.000
Taksiran laba masing-masing produk sebesar 20 %
Produk Sampingan Xi
Penjualan Produk sampingan (600 unit x Rp 1.300) Rp 780.000
Taksiran Laba Kotor (20%) (156.000)
Taksiran Harga Pokok Rp 624.000
Taksiran Biaya Proses Lanjutan Rp 180.000
Taksiran Biaya Penjualan 114.000
Taksiran Biaya Administrasi Dan Umum 30.000 (324.000)
Taksiran Biaya Produk Sampingan Produk Xi Rp 300.000
Produk Sampingan Yi
Penjualan Produk sampingan (500 unit x Rp 1.000) Rp 500.000
Taksiran Laba Kotor (20%) (100.000)
Taksiran Harga Pokok Rp 400.000
Taksiran Biaya Proses Lanjutan Rp 150.000
Taksiran Biaya Penjualan 50.000
Taksiran Biaya Administrasi Dan Umum 25.000 (225.000)
Taksiran Biaya Produk Sampingan Produk Yi Rp 175.000
Rp 210.000.000
Produk Utama X = X Rp 180.975.000 = Rp 108.585.000
Rp 350.000.000
Rp 140.000.000
Produk Utama Y = X Rp 180.975.000 = Rp 72.390.000
Rp 350.000.000
Produk Utama X
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 108.585.000
Biaya Proses Lanjutan 30.000.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 138.585.000
Unit Yang Diproduksikan 30.000 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit ( ®®®.®®®.®®®) Rp 4.619,5
®®.®®® ®®®®
Produk Utama Y
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 72.390.000
Biaya Proses Lanjutan 20.000.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 92.390.000
Unit Yang Diproduksikan 25.000 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit (®® ®®.®®®.®®®) Rp 3.695,6
®®.®®® ®®®®
Produk Sampingan Xi
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 300.000
Biaya Proses Lanjutan 180.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 480.000
Unit Yang Diproduksikan 600 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit (®® ®®®.®®®) Rp 800
®®® ®®®®
Produk Sampingan Yi
Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk X Rp 175.000
Biaya Proses Lanjutan 150.000
Total Biaya Produksi Produk Utama X Rp 325.000
Unit Yang Diproduksikan 500 unit
Harga Pokok Produksi Per Unit (®® ®®®.®®®) Rp 650
®®® ®®®®
PT. XiYi
Laporan Laba Rugi
2. PT. Muara memproduksi tiga jenis produk yang terdiri dari produk X, Y, dan Z.
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ketiga produk tersebut sebesar Rp
59.500.000. Data yang berhubungan dengan ketiga jenis produk tersebut
adalah:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Unit Produksi 3.600 7.200 13.200
Harga Jual Rp 7.200.000 Rp 14.400.000 Rp 14.400.000
Diminta:
a. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode unit fisik!
b. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual!
5. PT. Indrapura memproduksi tiga jenis produk secara bersama yaitu produk X, Y,
Z. Untuk menghasilkan ke tiga jenis produk tersebut dibutuhkan biaya sebesar
Rp 312.000.000,-. Data lain yang berhubungan dengan ketiga produk tersebut
adalah:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Unit Produksi 30.000 70.000 20.000
Harga Jual Setelah Proses Lanjutan Rp 2.500 Rp 2.000 Rp 950
Biaya Proses Lanjutan Rp 24.000.000 Rp 38.000.000 Rp 2.000.000
Diminta:
c. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai rata-rata
satuan!
d. Hitunglah alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode harga jual
hipotesis!
e. Hitunglah biaya produksi dan biaya produksi per unit masing-masing produk
dengan menggunakan alokasi biaya bersama metode harga jual hipotesis!
6. PT. Chocoku merupakan pabrik permen coklat yang memproduksi permen
coklat mint dan permen coklat original. Apabila 2.700 kg coklat akan dapat
menghasilkan 2.000 kg permen coklat mint dan 500 kg permen coklat origin.
Harga coklat per kg sebesar Rp 50.000/ Kg. Ampas coklat tidak menerima biaya
produksi dari produk bersama karena dianggap by product. Untuk mengolah
coklat, diperlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 75.000.000 dan
biaya overhead sebesar Rp 100.000.000,-. Harga jual permen coklat mint per kg
sebesar Rp 190.000,- dan harga jual permen coklat origin per kg sebesar Rp
175.000,- setelah titik pisah.
Diminta:
a. Alokasikan biaya bersama untuk produk utama (yaitu permen coklat mint dan
permen coklat origin) dengan menggunakan metode harga jual hipotesis,
dengan asumsi biaya proses lanjutan untuk permen coklat mint sebesar Rp
20.000,-/ kg dan untuk permen coklat origin sebesar Rp 5.000,- / per Kg.
b. Misalkan ampas coklat dapat dijual dengan harga Rp 10.000,- / kg, dan PT.
Chocoku beramsumsi bahwa penjualan ampas coklat dianggap sebagai
pengurang biaya produksi, maka buatlah laporan laba rugi PT. Chocoku.
7. PT. Exe memproduksi 1 jenis produk utama yaitu produk C dan menghasilkan 1
produk sampingan yaitu produk Cx. Untuk menghasilkan ke tdua produk
tersebut dibutuhkan biaya bersama sebesar Rp 64.800.000,-. Hasil penjualan
dan biaya lain yang berhubungan dengan proses produksi tersebut adalah:
Produk Utama Produk Sampingan
(C) (Cx)
Unit yang dihasilkan 16.000 unit 6.000 unit
Hasil Penjualan Rp 150.700.000
Taksiran Penjualan Rp 38.700.000
Biaya Proses Setelah Titik Pisah Rp 10.900.000 Rp 10.900.000
Beban Penjualan Rp 38.000.000 Rp 12.250.000
Beban Administrasi Rp 20.000.000 Rp 2.150.000
Perusahaan mengestimasi laba sebesar 15 %
Diminta:
a. Pisahkan biaya bersama untuk produk utama dan produk sampingan
dengan menggunakan metode reversal!
b. Hitunglah biaya produksi per unit masing-masing produk!
c. Susunlah laporan laba rugi untuk masing-masing produk!
8. CV. Dikidu merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk Y.
Selain produk Y sebagai produk utama, terdapat juga produk Y1 yang
merupakan produk sampingan dari produk Y. Untuk menghasilkan produk
tersebut, dibutuhkan biaya bersama, yaitu Bahan baku sebesar Rp 93.500.000,-
biaya tenaga kerja sebesar Rp 31.390.000,- dan biaya overhead pabrik sebesar
Rp 27.060.000,-. Hasil penjualan dan biaya lain yang berhubungan dengan
proses produksi tersebut adalah:
Keterangan Produk Utama (Y) Produk Sampingan (Y1)
Unit yang dihasilkan 30.000 Unit 1.000 Unit
Hasil Penjualan Rp 300.000.000,-
Taksiran Penjualan Rp 2.500.000,-
Biaya proses setelah titik pisah Rp 50.250.000,- Rp 300.000,-
Beban penjualan Rp 25.000.000,- Rp 100.000,-
Beban administrasi Rp 12.500.000,- Rp 275.000,-
Perusahaan mengestimasikan laba sebesar 25 %.
Diminta:
a. Pisahkan biaya bersama untuk produk utama dan produk sampingan
dengan menggunakan metode reversal!
b. Hitunglah biaya produksi per unit masing-masing produk!
c. Susunlah Laporan laba Rugi CV Dikidu!
9. PT. Kendal memproduksi dua produk utama yang terdiri atas produk X dan
produk Y, dan dua produk sampingan yaitu produk X1 dan produk Y1. Semua
produk semulanya diproduksi secara bersama yang kemudian diproses lebih
lanjut untuk menghasilkan produk yang disesuaikan dengan kriteria produk yang
diinginkan. Biaya yang dikeluarkan dalam proses bersama sebesar Rp
65.575.000,-. Dalam mengalokasikan biaya bersama perusahaan menggunakan
metode harga jual hipotesis. Berikut ini data yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan produk adalah:
Produk Unit Harga Jual Biaya Proses Biaya Biaya
produksi Per Unit Lanjutan Penjualan Administrasi
Umum
X 40.000 Rp 2.200,- Rp 16.000.000,- Rp6.500.000,- Rp 5.000.000,-
Y 25.000 Rp 2.000,- Rp 14.000.000,- Rp 5.000.000,- Rp 2.500.000,-
X1 15.000 Rp 1.500,- Rp 5.220.000,- Rp 3.305.000,- Rp 2.500.000,-
Y1 20.000 Rp 1.600,- Rp 7.500.000,- Rp 4.250.000,- Rp 3.250.000,-
Taksiran laba untuk masing-masing produk sampingan adalah 20 %.
Diminta:
a. Alokasikan Joint cost produk utama dan produk sampingan dengan metode
reversal!
b. Hitunglah alokasi joint cost untuk produk utama!
c. Hitunglah biaya produksi dan harga pokok per unit masing-masing produk
utama!
d. Hitunglah biaya produksi dan harga pokok per unit masing-masing produk
sampingan!
10. CV senantiasa memproduksi dua produk utama dan dua produk sampingan.
Biaya bersama yang dikeluarkan sebesar Rp 90.000.000,-. Berikut ini data-data
dari setiap produk tersebut:
Produk Unit Produksi Pers Akhir (Unit) Harga Jual By Proses Lanjutan
X 15.000 1.800 Rp 8.500 Rp 40.000.500
Y 7.500 1.200 Rp 7.800 Rp 10.350.000
Xi 10.500 750 Rp 5.700 Rp 6.525.000
Yi 5.000 500 Rp 6.000 Rp 5.200.000
Informasi lain yang berhubungan dengan pengolahan tersebut adalah:
Diminta: