Anda di halaman 1dari 18

NAMA : FAUZAN LATIEF MUKMIN

NPM : 20010008
KOMDAT A1.P.6

BAB 11

TRANSFER MODE ASYNCHRONOUS

2.1. Asynchronous Transfer Mode (ATM)


Asynchronous Transfer Mode atau yang disingkat ATM merupakan suatu
jaringan di mana paket-paket informasi berbagai layanan seperti suara, video, dan
data diubah ke dalam bentuk paket-paket kecil dengan ukuran tetap yaitu 53 byte,
paket-paket berukuran kecil ini disebut sel [1]. Pada tahun 1998 International
Telecommunication Union Telecommunication Standardization Sector (ITU-T)
telah memilih jaringan ATM sebagai jaringan backbone untuk teknologi
Broadband Integrated Services Digital Network (B-ISDN). Hal ini dikarenakan
ATM memiliki kelebihan sebagai berikut [4] :
1. ATM menyediakan jaminan transfer data yang handal untuk berbagai
jenis layanan.
2. ATM memiliki kemampuan yang fleksibel untuk dikembangkan pada
layanan-layanan masa depan.
3. Memiliki error controll dan error correction yang baik.
4. Memiliki biaya operasi, administrasi dan pemeliharaan yang ringan.
5. Menyediakan bandwidth yang dinamis.

2.2 Header Sel ATM


ATM mengubah paket-paket informasi ke dalam bentuk paket-paket
kebentuk sel. Sel ATM terdiri dari 48 byte payload dan lima byte header yang
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Payload berisi paket-paket data yang akan
dikirimkan. Sedangkan header pada sel ATM memiliki fungsi untuk
pengalamatan, proses switch, error control, dan lain-lain [1].

5
Gambar 2.1 Sel ATM

6
Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana struktur header sel ATM. Seperti
yang dapat dilihat di Gambar 2.2, ada dua jenis format header sel pada ATM.
Header sel ATM yang pertama adalah User-Network Interface (UNI) dan
Network-Network Interface (NNI). Format header UNI dipakai ketika ATM
berhubungan dengan end user (pengguna). Sedangkan format header NNI
digunakan ketika ATM berhubungan dengan perangkat ATM [1].

7 4 3 0 7 4 3 0

GFC VPI VPI

VPI VCI VPI VCI

VCI VCI

VCI PT CL VCI PT CL
P P

HEC HEC

(a) (b)
Gambar 2.2 (a) Sel Header ATM UNI (b) Sel Header ATM NNI

Keterangan :
GFC = Generic Flow Control (4 bits) (default: 4-zero bits)
VPI = Virtual Path Identifier (8 bits UNI, or 12 bits NNI)
VCI = Virtual Channel identifier (16 bits)
PT = Payload Type (3 bits)
CLP = Cell Loss Priority (1-bit)
8 2
HEC = Header Error Control (8-bit CRC, polynomial = X + X + X + 1)

Bagian pertama dari header UNI adalah Generic Flow Contorl (GFC).
GFC hanya terdapat pada sel yang menghubungkan host dan jaringan. GFC
berfungsi untuk mendeteksi flow control dari ATM ke end user. Selanjutnya
adalah Virtual Path Identifier (VPI) dan Virtual Channel Identifier (VCI) yang
digunakan untuk pengalamatan atau identifikasi link transmisi pada ATM [5].
Payload Type (PT) berfungsi untuk menginisialisasi jenis payload. Cell
Loss Priority (CLP) merupakan pelabelan prioritas sel. Prioritas sel tersebut
dilabelkan dengan angka 0 dan 1. Sel yang memiliki bit 0 memiliki prioritas yang
lebih tinggi dibanding bit 1. Header sel terakhir adalah header error control
(HEC). HEC berfungsi untuk mendeteksi bit yang error pada header sel [3].

2.3 Model Referensi ATM


Model referensi ATM memiliki tiga bidang (plane) yang dapat dilihat pada
Gambar 2.3. Tiap bidang (plane) memiliki fungsi berbeda-beda. Penejelasan
tentang masing-masing model dan fungsinya dijelaskan sebagai berikut [1] :
1. User Plane : Bidang ini berkonsentrasi pada data yang berasal dari user.
Disisi pengirim, user plane mengubah paket informasi user menjadi sel-
sel dan mentransmisikannya melalui media fisik atau lapis fisik. Di sisi
penerima, user plane melakukan kebalikannya, mengubah sel-sel
menjadi paket informasi kembali.
2. Control plane : Control plane bertanggung jawab untuk membangun dan
memutuskan koneksi antara sumber dan tujuan. Saat control plane
membangun koneksi yang baru, control plane akan membuat mapping
(pemetaan) di antara input VPI/VCI dan output VPI/VCI.
3. Management plane: Management plane bertanggung jawab untuk
mengatur maasing-masing protokol pada ATM dan membuat koordinasi
antar lapisan. Bidang management plane dibagi menjadi dua, yaitu
bidang layer management dan bagian plane management. Layer
management bertanggung jawab untuk mengatur administrasi,
pemeliharaan dan konfigurasi di masing-masing lapis. Sedangkan plane
management bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi semua
plane pada protocol ATM.

Pada bagian user plane dan control plane memiliki empat layer (lapisan)
yaitu physical layer, ATM layer, ATM Adaption Layer (AAL) dan Higher Layer.
Hal ini hampir sama seperti tujuh layer Open Systems Interconnection (OSI),
hanya saja ATM hanya memiliki empat layer. Masing masing layer ini memiliki
fungsi yang berbeda-beda [1].

Gambar 2.3 Model Referensi ATM [1]

2. 3.1 Physical Layer


Physical Layer atau lapis fisik pada model referensi ATM memiliki empat
fungsi yaitu mengubah sel menjadi deretan bit, mengontrol transmisi dan
penerimaan bit-bit yang melalui media fisik, menentukan batas-batas sel dan
memaketkan sel-sel ke dalam jenis frame yang sesuai dengan media fisiknya [1].

2.3.2 ATM Layer


ATM layer atau lapisan ATM merupakan lapisan inti dari protocol ATM
dikarenakan semua fungsi-fungsi penting dilakukan pada lapisan ini. Salah satu
fungsi tersebut adalah lapis ini mengubah deretan sel yang berasal dari beberapa
pengguna ke dalam satu saluran saja [1].
ATM layer menerima 48 byte payload dari lapis di atasnya dan
menambahkan lima byte header sel sehingga sel berukuran 53 byte. ATM layer
juga memiliki fungsi untuk melakukan proses switching antar ATM [5].

2.3.3 ATM Adaption Layer (AAL)


ATM adaption layer (AAL) bertanggung jawab untuk menangani berbagai
jenis data yang berbeda dan memetakan kebutuhan dari aplikasi-aplikasi terhadap
layanan yang disediakan oleh lapis yang di bawahnya. Terdapat lima jenis AAL,
yaitu [1]:
AAL 1 : ATM adapton layer 1 (AAL1) digunakan untuk aplikasi bit rate yang
konstan, dimana data dikirimkan dan ditransmisikan dengan rate yang konstan.
AAL1 memiliki pengiriman data dengan waktu yang sensitif.
AAL 2 : ATM adapton layer 1 (AAL2) berfungsi untuk menyediakan bandwith
yang efisien dengan laju transmisi yang rendah. AAL2 sama seperti AAL1
memiliki pengiriman data dengan waktu yang sensitif.
AAL 3 / 4 : ATM adapton layer 3 / 4 (AAL 3/4) berbeda dengan AAL 1 dan
AAL2 yang sensifi pada waktu saat proses pengiriman. AAL 3 menyediakan
layanan connection-oriented bahkan pada trafik padat. Sedangkan AAL4
menyediakan layanan conncetionless untuk trafik yang padat.
AAL5 : ATM adapton layer 5 memiliki kemampuan yang sama seperti AAL 3dan
AAL 4 namun kelebihannya adalah AAL 5 lebih efisien di bandingkan dengan
AAL 3 / 4.

2.4 Virtual Circuit Switching (Label Swaping)


Berbeda dengan router yang menggunakan IP, pada ATM untuk
melakukan pengiriman data ATM menggunakan virtual circuit switching. Pada
Virtual Circuit Switching, informasi ditransfer menggunakan virtual circuit.
Virtual circuit adalah sebuah kanal logika (circuit) pada dua buah perangkat yang
diidentifikasi dengan label atau sesuatu yang dapat mengidentifikasi (indentifiers).
Dalam proses pengiriman data di saat paket sampai pada tujuan (hop) selanjutnya,
VCI akan membaca identifier dan meneruskan ke hop selanjutnya. Sebelum
dilanjutkan ke hop selanjutnya, indentifier akan diganti dengan label (indentifier)
yang baru. Proses pergantian label yang baru datang dengan label yang baru
disebut virtual circuit switching atau label swaping [1].
ATM menggunakan VPI/VCI untuk mengirimkan sel. VCI adalah Virtual
Chanel Identifiers. Sedangkan VPI adalah Virtual Path Identifiers. VPI dan VCI
berfungsi untuk pengalamatan pada jaringan ATM. Dalam proses penerimaan dan
pengiriman paket, nilai VPI/VCI akan diganti dengan nilai VPI/VCI yang baru.
Proses pergantian nilai VPI/VCI ini disebut cell relaying, cell switching atau cell
forwarding. Gambar 2.4 menjelaskan bagaimana proses pergantian nilai VPI/VCI
[1].

Gambar 2.4 Proses Perubahan VPI/VCI pada ATM (Cell Switching)

Menurut Gambar 2.4, jika dilakukan konfigurasi di perangkat ATM


pengaturannya akan tertulis Source 1:5:1 dan Destination 2:4:6. Maksudnya
adalah paket yang datang melalui port 1 dengan label VPI 5 dan VCI 1 akan
diubah sesuai Translation Table, dimana VPI 5 dan VCI 1 akan diubah menjadi
VPI 4 dan VCI 6 lalu paket dikeluarkan melalui port 2. Begitu juga sebaliknya,
paket yang datang memalui port 2 dengan label VPI 4 dan VCI 6 akan diubah
menjadi VPI 5 dan VCI 1 lalu paket dikeluarkan melalui port 1.

2.5 Multiprotocol Label Switching (MPLS)


Multiprotocol Label Switching (MPLS) adalah suatu metode yang
berfungsi untuk mempercepat penerimaan dan pengiriman paket pada jaringan
dengan menggunakan label [6]. Jaringan MPLS merupakan arsitektur jaringan
yang didefenisikan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk
memadukan mekanisme Label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3
untuk mempercepat pengiriman paket data seperti terlihat pada Gambar 2.5.
Jaringan MPLS bekerja pada layer Network dan layer Data Link dalam proses
transmisi paket data.
Konsep inti dari MPLS adalah memasukan sebuah label di setiap paket
data yang panjangnya tetap. Label di setiap paket data memiliki informasi pokok,
yaitu arah paket data yang akan diteruskan. Adapun informasi label yang paling
penting adalah sebagai berikut, yaitu [7]:
1. Informasi Alamat tujuan (Destination Address)
2. Informasi IP Precendence
3. Informasi keanggotaan Virtual Privete Network (VPN)
4. Informasi Quality of Service (QoS) dari Resource Reservation Protocol
(RSVP)
5. Informasi rute paket data yang melintasi jaringan

Gambar 2.5 Letak Jaringan MPLS pada OSI Layer

2.5.1 Format Header MPLS


Dalam pengiriman paket data di jaringan MPLS dilakukan proses
pemberian lebel pada header paket tersebut. Header MPLS memiliki 32 bit data,
yang didalamnya terdapat 20 bit Label Value, 3 bit eksperimen (Exp), dan 1 bit
identifikasi stack, serta 8 bit TTL, seperti terlihat pada Gambar 2.6 [8].
Gambar 2.6 Format Header MPLS [8]

Komponen penyusun header pada jaringan MPLS terdiri atas berisikan


bagian-bagian berikut ini [8]:
1. Label Value (Label)
Label Value adalah field yang terdiri dari 20 bit yang merupakan nilai
dari Label tersebut.
2. Experiment Use (Exp)
Secara teknis, field ini dapat digunakan untuk menangani indikator QoS
atau dapat juga merupakan hasil salinan dari bit-bit IP Precendence pada
paket IP yang memiliki 3 bit Exp.
3. Bottom of Stack (Stack)
Pada sebuah paket memungkinkan menggunakan lebih dari satu Label
Field yang digunkan untuk mengetahui label stack yang paling bawah.
Label yang paling bawah pada stack memiliki nilai bit 1, sedangkan yang
lain dibeli nilai 0. Hal ini sangat diperlukan pada proses label stucking.
4. Time to Live (TTL)
Field ini merupakan hasil salinan dari IP TTL header. Nilai bit TTL
akan berkurang 1 setiap paket melewati hop untuk terjadinya packet
storms. Pada jaringan MPLS ini memiliki 8 bit TTL yang akan berkurang
satu bila melewati sebuah router atau hop.

2.5.2 Arsitektur Jaringan MPLS


Jaringan MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP),
yang menghubungkan titik-titik yang disebut label switched router (LSR). LSR
pertama dan terakhir disebut ingress dan egress. Setiap LSP dikaitkan dengan
sebuah forwarding equivalence class (FEC) yang diidentifikasikan di tiap label.
FEC merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan forwarding yang
sama di sebuah LSR. LSP dibentuk melalui suatu protokol persinyalan seperti
terlihat pada Gambar 2.7 yang menentukan forwarding berdasarkan label pada
paket [7].

Gambar 2.7 Arsitektur Jaringan MPLS [7]

Label yang pendek dan berukuran tetap akan mempercepat proses


forwarding paket pada sebuah router dalam melakukan pengambilan keputusan
yang ditentukan oleh semua sumber informasi yang dapat dikerjakan oleh sebuah
label switching dengan melihat nilai suatu label dengan panjang tertentu. Label ini
biasa disebut Label Forwarding Information Base (LFIB). Sebuah label akan
digunakan sebagai sebuah indeks suatu node. Selain itu label akan digunakan
untuk memutuskan tujuan selanjutnya dengan pergantian label di dalam node
tersebut. Label lama digantikan oleh label baru, dan kemudian paket akan
dikirimkan ke tujuan selanjutnya. Oleh sebab itu sebuah label switching akan
membuat pekerjaan router dan switch menjadi lebih mudah dalam
menentukan pengiriman suatu paket yang akan memperlakukan switch-switch
sebagai suatu patokan, dan mengontrol feature hop yang secara normal hanya
dapat berjalan di jaringan ATM. Dalam jaringan MPLS sekali suatu paket telah
dibubuhi “label”, maka tidak perlu lagi terdapat analisa header yang dilakukan
oleh router, karena semua pengiriman paket telah dikendalikan oleh label yang
ditambahkan tersebut [7].

2.5.3 Prinsip Kerja Jaringan MPLS


Prinsip kerja MPLS ialah mengggabungkan kecepatan switching pada
layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitasnya pada layer 3. Cara
kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer
3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label Switching Router
(LSR) dimana l a b e l i n i bertindak sebagai penghubung jaringan
MPLS dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya
kemana paket harus dikirim seperti pada Gambar 2.8. Kemudian paket diteruskan
ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru
yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket ini diteruskan dalam path yang disebut
LSP (Label Switching Path). Mekanisme prinsip kerja Jaringan MPLS sangat
bergantung pada label swapping (pertukaran label). Label ditukar sesuai informasi
yang dimiliki router sebelumnya untuk keperluaan transfer paket data dari
pengirim menuju penerima [8].

Gambar 2.8 Prinsip Kerja Jaringan MPLS

Dengan label switching, paket dianalisa secara menyeluruh dari header


lapisan 3 dan dilakukan hanya sekali, yakni pada label switch router (LSR) di
edge, yang dialokasikan bagi setiap edge dari jaringan [7].
2.6 MPLS over ATM
MPLS dapat dikonfigurasikan diberbagai platform, salah satunya adalah
ATM. MPLS yang dikonfigurasikan di platform ATM disebut MPLS over ATM.
MPLS over ATM merupakan cara untuk menyediakan layanan IP/MPLS dan
ATM dalam satu jaringan. Untuk melakukan konfigurasi MPLS pada jaringan
ATM, dibutuhkan LC-ATM interface. LC-ATM interface adalah Label-
Controlled interface yang dibutuhkan melakukan proses label. Perangkat interface
ini dipasang di ATM switch [3].
Paket-paket IP dapat dilewatkan pada jaringan ATM, ini disebut IP over
ATM. Hal ini terjadi dikarenakan pengguna atau end-user menggunakan
teknologi Internet Protocol (IP). Ketika paket yang memiliki header IP melaui
jaringan ATM, akan terjadi banyak proses untuk mentransfer paket tersebut. Salah
satu proses tersebut adalah sistem harus memetakan alamat IP dan routing ke
ATM. Akan tetapi jika MPLS dikonfigurasikan pada ATM, proses pemetaan
alamat IP dan routing tidak jadi masalah lagi dikarenakan MPLS dapat
menterjemahkan pengalamatan IP maupun pengalamatan ATM (VPI/VCI) [3].
Dalam proses konfigurasi MPLS dengan ATM, MPLS membutuhkan
enkapsulasi ATM Adaption Layer 5 Subnetwork Access Protocol (AAL5 SNAP).
Hal ini diperlukan agar MPLS dapat membaca pengalamatan pada ATM
(VPI/VCI). Saat proses transfer data, label teratas dari label stack MPLS
diterjemahkan ke dalam VCI atau ke dalam VPI/VCI. Setelah itu alokasi label dan
prosedur lainnya dimodifikasi sehingga ATM LSR dapat mencari data VCI atau
nilai label VPI/VCI. Sehingga dapat menentukan interface dan label yang akan
keluar. Teknik enkapsulasi ATM dengan MPLS ditunjukkan pada Gambar 2.9
[3].

Label Over VPI/VCI

Cell ATM

Gambar 2.9 Teknik Enkapsulasi MPLS ATM [3]


2.7 Graphical Network Simulator 3 (GNS3)
Graphical Network Simulator 3 (GNS3) merupakan salah satu aplikasi
emulator yang dapat mensimulasikan network yang kompleks. Dalam proses
simulasinya dapat menggunakan banyak perangkat seperti ATM, router,
komputer, Server Mikrotik, dan lain-lain. Bahkan, GNS3 mampu untuk
dikombinasikan dengan jaringan luar seperti Local Area Network (LAN) dan
Internet. GNS3 ini dapat di download pada http://gns3.net/download. Gambar
2.10 menampilkan bentuk tampilan dari GNS3.

Gambar 2.10 Tampilan GNS3

GNS3 sebagai aplikasi simulasi grafis yang memungkinkan untuk


menjalankan Cisco IOS (Internetworking Operating System). Dengan begitu bisa
mengakses seluruh fitur yang ada pada sebuah router Cisco secara penuh dan
tidak dibatasi seperti pada Packet Tracer. Pada Packet Tracer tidak bisa
menggunakan semua fitur seperti pada router Cisco yang asli (seperti konfigurasi
ipv6 atau perangkat ATM). Adapun kelebihan GNS3 dibandingkan Paket Tracer
adalah:
1. Memungkinkan akses penuh ke Cisco IOS karena menggunakan IOS
yang sebenarnya.
2. Memungkinkan disain topologi yang lebih riil dengan interaksi ke sistem
lain seperti Operating System (OS) yang ada di VirtualBox, komputer
host (tempat dimana GNS3 di install) ataupun koneksi ke internet.
3. Memungkinkan menjalankan layanan sebenarnya (video streaming, radio
internet, dll) di jaringan GNS3 yang berupa simulasi.

2.8 Wireshark
Wireshark adalah sebuah Network Packet Analyzer. Network Packet
Analyzer akan “menangkap” paket-paket jaringan dan menampilkan informasi di
paket tersebut selengkap mungkin. Sebuah Network Packet Analyzer sebagai alat
untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam kabel, seperti
halnya voltmeter atau tespen yang digunakan untuk memeriksa apa yang
sebenarnya sedang terjadi di dalam sebuah kabel listrik. WireShark adalah salah
satu tool open source terbaik untuk menganalisa paket jaringan.

2.9 VirtualBox
Oracle VirtualBox atau sering disebut dengan VirtualBox merupakan
sebuah software yang berfungsi untuk melakukan virtualisasi sistem operasi.
Komputer yang di install virtualbox dapat memiliki komputer virtual yang dapat
di install OS sehingga dapat menjalankan OS di dalam OS. Selain itu komputer
asli dan komputer virtual dapat saling terhubung membentuk jaringan. Pada
Gambar 2.11 menunjukkan tampilan VirtualBox yang telah diinstal di komputer
untuk membuat virtual operating system Windows XP. Penggunaan VirtualBox
ditargetkan untuk server dan desktop. Berdasarkan jenis, Oracle VM VirtualBox
adalah perangkat lunak virtualisasi, yang dapat digunakan untuk mengeksekusi
sistem operasi “tambahan” di dalam sistem operasi “utama”. Sebagai contoh, jika
seseorang mempunyai sistem operasi MS Windows yang terpasang di
komputernya, maka pengguna dapat pula menjalankan sistem operasi lain yang
diinginkan di dalam sistem operasi MS Windows tersebut. Fungsi ini sangat
penting jika seseorang ingin melakukan uji coba dan simulasi instalasi suatu
sistem tanpa harus kehilangan sistem yang ada.
Dengan adanya perangkat lunak mesin virtual seperti VirtualBox, tentunya
sangat membantu dan berguna sekali bagi pengguna yang ingin melakukan sebuah
ujicoba dan simulasi instalasi sistem operasi tertentu tanpa harus mengganggu dan
kehilangan sistem operasi utama yang sudah ada. Selain itu VirtualBox juga
sangat cocok digunakan untuk yang gemar bereksperimen dengan sistem operasi
lain tanpa harus khawatir pada sistem operasi utama.

Gambar 2.11 Tampilan VirtualBox

2.10 Microsoft Loopback


Microsoft Loopback merupakan software buatan Microsoft corporation
yang digunakan sebagai virtual Adapter untuk menjalankan komunikasi data pada
suatu jaringan seperti terlihat pada Gambar 2.12. Software ini dapat diinstal pada
sistem operasi milik Microsoft seperti Windows 8.
Pada awalnya software ini tidak terdapat pada menu default windows,
namun bisa ditambah jika ingin digunakan. Caranya, dengan memilih manage
pada menu Computer di starup menu, kemudian add hardware legacy dan pilih
Microsoft Loopback. Software ini sering digunakan untuk kebutuhan penelitian
jaringan. Hal ini dikarenakan pengguna tidak harus menyediakan perangkat
komputer lagi atau menambahkan LAN adapter yang biasa disebut dengan LAN
card. Tetapi, untuk model jaringan yang besar tidak dianjurkan karena akan
membebani komputer tempat Microsoft Loopback ini diinstal.
Gambar 2.12. Tampilan Microsoft Loopback Adapter

2.11 Media Player VLC


Media Player VLC adalah perangkat lunak (software) pemutar beragam
berkas (file) multimedia, baik video maupun audio dalam berbagai format, seperti
MPEG, DivX, Ogg, dan lain-lain. VLC juga dapat digunakan untuk memutar
DVD, VCD, maupun CD. VLC Media Player bersifat open source dan tersedia
untuk berbagai sistem operasi.
Salah satu kelebihan yang paling menonjol dari VLC Media Player adalah
kelengkapan codec yang dimiliki. Dengan kata lain, VLC dapat memutar hampir
seluruh jenis berkas audio maupun video yang ada seperti pada Gambar 2.13.
Program ini juga bisa dijadikan sebagai server untuk melakukan streaming di
jaringan lokal dan internet.

Gambar 2.13 Streaming Video dengan Media Player VLC

2.12 Quality of Service


Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang
memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan. Kinerja jaringan dapat bervariasi akibat beberapa masalah,
seperti halnya masalah delay, packet loss, dan throughput yang dapat membuat
efek yang cukup besar bagi banyak aplikasi.

2.12.1 Packet Loss


Packet Loss adalah suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi
yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Nilai packet loss didapatkan
menggunakan Persamaan berikut [9]:

Standarisasi packet loss yang dibuat oleh Telecomunication Internet


Protocol Harmonization Over Network (TIPHON) dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Pada standarisasi tersebut diberitahukan mengenai indeks dan kategori packet loss
yang menentukan kualitas layanan.

Tabel 2.1 Standarisasi Packet Loss oleh TIPHON [9]


Kategori Besar Delay Indeks
Sangat Bagus 0% 4
Bagus 3% 3
Sedang 15 % 2
Jelek 25 % 1

2.12.2 Throughput
Throughput adalah kecepatan transfer efektif yang diukur dalam bps.
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada
tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
Nilai throughput didapatkan menggunakan Persamaan berikut [9]:
Standarisasi throughput yang dibuat oleh TIPHON dapat dilihat pada
Tabel 2.2. Pada standarisasi tersebut diberitahukan mengenai indeks dan kategori
throuhput yang menentukan kualitas layanan.

Tabel 2.2 Standarisasi Throughput oleh TIPHON [9]


Kategori Throughput Indeks
Sangat Bagus 100 % 4
Bagus 75 % 3
Sedang 50 % 2
Jelek < 25 % 1

2.12.3 Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal
ke tujuan. Nilai delay didapatkan menggunakan Persamaan berikut [9]:

Delay merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada
tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
Standarisasi Delay yang dibuat oleh TIPHON dapat dilihat pada Tabel 2.3. Pada
standarisasi tersebut diberitahukan mengenai indeks dan kategori delay yang
menentukan kualitas layanan.

Tabel 2.3 Standarisasi Delay oleh TIPHON [9]


Kategori Besar Delay Indeks
Sangat Bagus < 150 ms 4
Bagus 150 s/d 300 ms 3
Sedang 300 s/d 450 ms 2
Jelek > 450ms 1

Anda mungkin juga menyukai