Anda di halaman 1dari 78

K3

PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
• BIO DATA
• Nama : GUMILANG MOHAMAD YANI, ST, MT

• Jabatan : Pengawas K3 & PPNS Ketenagakerjaan.


• Sp. K3 Listrik &
Sp. K3 Penanggulangan
Kebakaran Kemenaker R.I
• Alamat : Jl.Jend.GatSu Kav 51 Jaksel

• Tlp.0215255733 ex 654 - 0215268045


• Lahir : 23 Agustus 1974

• Status ; 3 in 1
• Rmh : Perumahan Sapta Pesona Blok BB No 6, Bekasi,
HP.085220970047
• E-mail : gmyani2011@gmail.com
PENGERTIAN

Kebakaran – adalah api yang tidak


dikehendaki. Boleh jadi api itu kecil, tetapi
apabila keberadaannya tidak dikehendaki
adalah termasuk kebakaran. Hampir
terbakarpun artinya adalah kebakaran
PENGERTIAN

Penanggulangan Kebakaran – adalah


segala upaya untuk mencegah timbulnya
kabakaran dengan berbagai upaya
pengendalan setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran
dan sarana penyelamatan serta
pembentukan organisasi tanggap darurat
untuk memberantas kebakaran
PENGERTIAN

Unit penanggulangan kebakaran – ialah


unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk
menangani masalah penanggulangan
kebakaran di tempat kerja yang meliputi
kegiatan administrasi, identifikasi
sumber-sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi
kebakaran
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran aktif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik
manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa
tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus.
Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis
Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran pasif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan
bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap bukaan.

Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis


Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
DASAR HUKUM
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2)
dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan

a mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan


atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan;

dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,

b diperdagangkan, diangkut, atau disimpan


bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)

b mencegah, mengurangi dan


memadamkan kebakaran

c Mencegah dan mengurangi bahaya


peledakan
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)

memberi kesempatan atau jalan

d menyelamatkan diri pada waktu kebakaran


atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

g mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebar luasnya suhu, asap, uap dan gas
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 9 ayat (3)

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan


pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
RUANG LINGKUP

1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan


atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan sarana
proteksi kebakaran.
2. Personil yang bertanggung jawab dalam
K3 penanggulangan kebakaran.
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 12/2015, K3 LISTRIK

PENGENDALIAN PERMENAKER 02/89, PROTEKSI PETIR


ENERGI
KEP. MENAKER KEP. 187/1999,
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 04/80, APAR

PERMENAKER 02/83,
SARANA ALARM KEBAKARAN
PROTEKSI
KEBAKARAN INSTRUKSI MENAKER 11/1997
Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran :
•Pedoman Fire Rating
•Pedoman Springkler
•Standar Bangunan Indonesia
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 04/87, P2K3

PERATURAN PEMERINTAH
NO. 50/2012, SMK3
MANAJEMEN
K3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (1)

Pengurus atau pengusaha wajib


mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, latihan
penanggulanggan kebakaran di
tempat kerja.
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

a. Pengendalian setiap bentuk


energi
b. Penyediaan sarana deteksi,
alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran
asap, panas dan gas
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

d. Pembentukan unit
penanggulangan kebakaran di
tempat kerja.
e. Penyelenggaraan latihan dan
gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999
Pasal 2 ayat (2)

f. Memiliki buku rencana


penanggulangan keadaan
darurat kebakaran bagi tempat
kerja yang mempekerjakan lebih
dari 50 (lima puluh )orang tenaga
kerja dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran
sedang dan berat
Pembentukan Unit Penanggulangan
Kebakaran Memperhatikan :

Jumlah Tenaga Kerja

Klasifikasi Tingkat Bahaya


Kebakaran (ringan, sedang I, II, III
dan berat)

Ref. lampiran Kepmen 186/Men 1999


a PENGENDALIAN SEGALA BENTUK ENERGI

??? SOURCE ENERGY ???

PRINSIP K3 Data Penyebab Kebakaran


• Listrik
PENANGGULANGAN
• Sambaran petir
KEBAKARAN
• Listrik Statis
UU NO 1 TH 1970 • puntung Rokok yang
masih menyala
mencegah, • Api terbuka
• Pemotongan/ pengelasan
mengurangi, dan • Permukaan panas
memadamkan • Bunga api pembakaran
kebakaran, • Bunga api Mekanik
• Reaksi kimia
PENGENDALIAN RESIKO
PRINSIP KERUGIAN

????????

K3 Data KERUGIAN Kebakaran


20% HABIS TOTAL
PENANGGULANGAN
Kendala :
KEBAKARAN ? Sistem proteksi;
? Kesiapan personel;
UU NO 1 TH 1970 ? Manajemen
? Akses bantuan
mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran, FIRE PROTECTION
- PASSIVE
- ACTIVE
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

1. Passive Protection:
❖ Untuk Mengendalikan Kemungkinan
Terjadinya Kebakaran Dengan Cara
Menghalangi pergerakan nyala Api /
Kebakaran ( Mis: Band Wall )
❖ Untuk Membuat Agar Struktur / Bangunan
Lebih Tahan Lama Bila Terjadi Kebakaran
( Mis: Fire Proofing )
2. Active Fire Protection:
❖ Alat Yang Secara Fisik Lansung Dipakai
Untuk Memadamkan Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran :

AKTIF :
1. APAR

2. ALARM

3. Sprinkler

4. Hydrant

5. detektor
b PENYEDIAAN SARANA DETEKSI, ALARM,
PEMADAM KEBAKARAN & SARANA
EVAKUASI

ALAT PEMADAM API


RINGAN
Portable Fire
Extinguisher

Permenaker
No Per-04/Men/1980
Sistem proteksi kebakaran :

PASIF :

1. Tangga darurat 8.Pengendalian asap

2.Sarana evakuasi

3. Kompartemen

4. Pintu tahan api

5. Pemilihan bahan

6.Rambu evakuasi

7. Master point/assembly point


Isilah titik titik pada kolom klas kebakaran dengan V bila
sesuai dan tanda X bila tidak sesuai!
Dan isilah pula bagaimana cara pemadamannya!
Klas Cara
Media
Kebakaran A B C D Pemadaman
pemadaman
Selimut/kain/karung V V X X Isolasi Oksigen /
Smothering
Tepung kimia V V V V Memutuskan

rantai kimia

AIR V X X X cooling

Pasir X V X X smothering

Gas CO2 V X V V smothering


Jangka Waktu Pengujian Hidrostatik APAR

Media Pemadam Jangka waktu


pengujian
Air bertekanan tersimpan 5 th

Media basah 5 th

AFFF (Aqueous Film Forming Foam) 5 th

FFFP (Film Forming Fluoroprotein Foam) 5 th

Kimia kering dengan kerangka baja tahan karat 5 th

Karbon dioksida. 5 th

Kimia basah 5 th
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
Jangka Waktu Pengujian Hidrostatik APAR
Media Pemadam Jangka waktu
pengujian
Kimia kering, disimpan bertekanan, dengan 12 th
kerangka baja ringan, kerangka perunggu
kuningan, atau kerangka alumunium
Kimia kering, cartridge atau silinder, dengan 12 th
kerangka dari baja ringan.
Zat halogen 12 th
Bubuk kering, disimpan bertekanan, cartridge 12 th
atau silinder, dengan kerangka baja ringan.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis


Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK
MENDETEKSI KEBAKARAN SEAWAL
MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN
PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT
SEGERA DILAKUKAN.

Tindakan dalam keadaan Emergency Kebakaran


harus sudah berhasil diatasi.
sebelum 10 menit sejak penyalaan
DASAR HUKUM

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI


NO. PER-02/MEN/1983
TENTANG
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK

Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
HYDRAN

1 1/2 Inc

2 1/2 Inc

2 1/2 Inc
Out door

SNI 03-1745-2000, Tata Cara


RESERVOAR Perencanaan dan Pemasangan
Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan gedung.
PERENCANAAN HYDRANT

KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran

Resiko Ringan Resiko Sedang Resiko Berat

Luas Luas Luas


1000-2000 m² 800-1600 m² 600-1200 m²
2 titik hydran, 2 titik hydran,
2 titik hydran,
tambahan 1 titik tambahan 1 titik
tambahan 1 titik Tiap 800 m² Tiap 600 m²
Tiap 1000 m²
SISTEM PIPA TEGAK DAN SLANG KEBAKARAN
(standpipe & hose)
Tekanan Laju aliran Ukuran
minimum minimum minimum
► Tujuan : Menyediakan air
Bar / psi Liter/mnt pipa tegak
bertekanan yang digunakan secara
manual untuk memadamkan Klas II 6,9 bar 1893 liter 102 mm
kebakaran dengan prinsip (2,5 inch) (100 psi) per menit (4 inch)
pendinginan (water cooling) di titik (500 gpm)
► Jenis sistem : Klas II (dengan terjauh
ukuran sambungan selang 2,5 inch; Klas I 4,5 bar 379 liter
Klas II (uk.samb.selang 1,5 inch) (1,5 inch) (65 psi) per menit
dan Klas III (gabungan) di titik (100 gpm)
► Tekanan dan laju aliran minimum terjauh
lihat tabel berikut
► Laju aliran minimum untuk pipa
tegak tambahan untuk Klas I dan Klas III Gabu-nga 1893 liter 102 mm
Klas III harus 946 //menit (250 (2,5 dan n per menit (4 inch
gpm) untuk setiap pipa tegak yg 1,5 inch) keduanya (500 gpm)
jumlahnya tidak melampaui 4731
l/mnt 91250 gpm)
KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


nozle teringgi & terjauh :
m

1 mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2


2
H=

3 min. (H3) = 4.5 kg/cm 2

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
1. Nozle terjauh
Q = US 2. Nozle pertengahan
GPM 3. Nozleterdekat

38
Tim Pemadam Lokal Zona
Berhasil menguasai Flash
kebakaran Over

Spingkler
APAR
Alarm

Deteksi

Start

0 1 2 3 4
SISTEM PROTEKSI AKTIF JIKA GAGAL !!!!
Lengkap, memenuhi syarat Membesar dan MELUAS
Responses cepat ……………………….. Tak terkendali

Alarm Flash
Detektor Over

Start
Spingkler
HYDRAN
APAR

0 1 2 3 4 5 6 7 8
FIRE MAN

RESPONSE TIME ???


Kesiapan petugas ? Alarm
Data input :
Klasifikasi hunian : Ringan
Sedang I, II, III,
Berat
Khusus

Variabel : Peruntukan bangunan


Jumlah dan sifat penghuni
Konstruksi bangunan
Flammability dan Quantity Material
(Fire loads)

Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler


41
Kepadatan pancaran
High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOAR
42
Sistem sprinkler otomatis :
6/10/2020 Created by ganjar budiarto 44
6/10/2020 Created by ganjar budiarto 45
Standar Kode warna dan suhu kerja
kepala springkler

NFPA
13
atau = 57 oC – 77 oC

atau = 79 oC – 107 oC

= 121 oC – 149 oC

= 163 oC – 192 oC = 204 oC – 343 oC


KONSEP DESAIN SPRINKLER

Q = a x V (l/men)

Dasar perencanaan sprinkler


Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh
Kepadatan pancaran Yaitu :
Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler
dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api)
yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler
Kepadatan Pancaran =

Kepadatan Pancaran = mm/menit

Dalam table 3, “Panduan Pemasangan Sistem


Springkler untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung“, 1987,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta,
untuk bahaya kebakaran ringan Q = 300 lt/menit
PERENCANAAN SPRINGKLER
Kepadatan pancaran

Resiko Ringan 2,25 mm/men


Luas mak. 84 m2

Resiko Sedang 5 mm/men


I 72 m2
II 144 m2
III 360 m2

Resiko Berat 7,5 - 12,5 mm/men


Luas mak. 260 m2
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
• Ringan : 10 mm - 3/8 in
• Sedang : 15 mm - ½ in
• Berat : 20 mm - 17/32 in

Kapasitas aliran
Q , gpm

Tekanan
Kepala Springkler
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
EVAKUASI

EXIT
EMERGENC EXIT
Y EXIT
SYARAT SARANA EVAKUASI a.l :

1 Aman sementara, terjamin kedap asap &


panas;
2 Tidak dikunci, tidak terhalang oleh benda
apapun;
3
3 Memiliki lampu darurat;
4
4 Bukaan pintu kearah pelarian;
5 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
SYARAT SARANA EVAKUASI a.l
:

6 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat


dalam keadaan gelap.

7
3 Panjang jarak tempuh mencapai pintu
keluar tidak melebihi 36 meter untuk risiko
ringan, 30 meter untuk risiko sedang dan
24 meter untuk risiko berat.
LATIHAN
EVAKUASI
C PENGENDALIAN PENYEBARAN
ASAP, PANAS DAN GAS

NFPA 204
Standard for
Smoke and Heat
Venting

edisi 2000
d PEMBENTUKAN UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Petugas Peran Kebakaran 1

Regu Penanggulangan Kebakaran 2

Koordinator Unit Penanggulangan 3


Kebakaran

Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran 4


sebagai penanggungjawab teknis
Ref. Kepmennaker No 186/1999

A TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


UTAMANYA

TUGAS:
membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang penanggulangan
kebakaran;
memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan atau instansi yang didapat
berhubungan dengan jabatannya;;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

A TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


UTAMANYA

TUGAS:

memimpin penanggulangan kebakaran sebelum


mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN

B UTAMANYA

TUGAS:

memimpin penanggulangan kebakaran


sebelum mendapat bantuan dari instansi yang
berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN

C UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang


adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi
kebakaran;
c. memberikan penyuluhan tentang
penanggulangan kebakaran pada tahap awal;
d. membantu menyusun buku rencana tanggap
darurat penanggulangan kebakaran;
Ref. Kepmennaker No 186/1999

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN

C UTAMANYA

TUGAS:

e. memadamkan kebakaran;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
g. mengadakan koordinasi dengan instansi
terkait;
h. memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan;
i. mengamankan seluruh lokasi tempet kerja;
j. melakukan koordinasi seluruh petugas
peran kebakaran.
Ref. Kepmennaker No 186/1999

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN

D UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang


adanya faktor yang dapat menimbulkan
bahaya kebakaran;
b. memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d. mengadakan koordinasi dengan instansi
terkait;
e. mengamankan lokasi kebakaran.
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

1/300(ringan/sedang I)
DIVISI FIRE
1/<300(sedang II,III, berat)
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100
1/100(ringan/sedang I)
PERAN 1/<100(sedang II,III, berat)
KEBAKARAN
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
STRUKTUR
PENANGGUNG JAWAB UMUM ORGANISASI K3
(PENGURUS/MANAJEMEN)

DEPARTEMEN K3/P2K3
(Ahli K3)

PENANGGUNG JAWAB (Klas A)


UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN (C)
KOORDINATOR SUB UNIT (B)
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS (D)
PERAN KEBAKARAN

Ref. Kepmennaker No 186/1999


PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

A PENANGGUNG JAWAB
TEKNIK K3 PK
Tingkat Ahli
B Madya
KOORDINATOR UNIT PK
Tingkat Ahli
C Pratama
REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN

D Tingkat Dasar II
PETUGAS PERAN KEBAKARAN
Tingkat Dasar I

Ref. Kepmennaker No 186/1999


e PENYELENGGARAAN LATIHAN DAN GLADI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN SECARA BERKALA
Sosialisasi
EMERGENC EXIT
Y EXIT
Company Logo www.themegallery.c
om
Company Logo www.themegallery.c
om
Company Logo www.themegallery.c
om
BUKU RENCANA
f PENANGGULANGAN KEADAAN
DARURAT KEBAKARAN
Berisi Mengenai :
1• Informasi tentang sumber potensi bahaya
kebakaran & cara penanggulanganya/
pencegahannya.
2 • Jenis, cara pemeliharaan & penggunaan.
sarana proteksi kebakaran di tempat kerja
3• Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan
dengan pencegahan bahaya kebakaran.
4 • Prosedur dalam menghadapi keadaan
darurat kebakaran.
STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGULANGAN SITUASI DARURAT
Penanggung
Jawab

KOORDINATOR
WAKIL

KT
K Unit Inti
WKL WKTI

KP3 TPK TPD TRS TP3


KPK KPD KE TME TPL UU
K K

Keterangan :
Keterangan : KTInti : Koordinator Tim Inti
WKTI : Wakil Koordinator Tim Inti
K Unit : Kepala Peran Unit
TPK : Tim Pemadam Kebakaran
WKL : Wakil K. Unit TPD : Tim Pengaman Dokumen
KPK : Kelompok Pemadam TRS : Tim Rescue
Kebakaran TP3K : Tim P3K
KPD : Kelompok Pengaman TME : Unit Mecanical, Electrical &
Dokumen Plumbing
Contoh skema keadaan darurat

60
SYARAT SARANA EVAKUASI

1 Aman sementara, terjamin kedap asap & panas;


2 Tidak dikunci, tidak terhalang oleh benda apapun;
3 Memiliki lampu darurat;
4 Bukaan pintu kearah pelarian;
5 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh sependek
mungkin)
6 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan
gelap.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai