Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PENELITIAN

TIPOLOGI EKSPRESI FILOSOFIS PADA RUMAH


DI PERUMAHAN GRIYA HARAPAN RSS A SUBSIDI
PALEMBANG

Oleh:
Diki Ariansyah (142018005)
Qoyyimah Primanisa (142018010)
Fipi Alpionita (142018001)

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. H. Zuber Angkasa, M.T., IAI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Usulan “Tipologi Ekspresi Filosofis Pada Rumah di Perumahan Griya
Harapan RSS A Subsidi Palembang”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing Bpk. Dr. Ir. H. Zuber
Angkasa, M.T., IAI yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi dan
semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu persatu yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini.

Akhir kalimat, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan laporan di
masa mendatang. Harapan kami semoga laporan ini bermanfaat dan memenuhi
harapan berbagai pihak, serta dapat digunakan untuk tujuan yang baik di masa
mendatang. Aamiin.

Palembang, Oktober 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................1

1.4 Manfaat penelitian.............................................................................................................

1.5 Ruang Lingkup................................................................................................................2

1.6 Metode Penelitian.............................................................................................................

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3

2.1 Definisi Rumah...............................................................................................................

2.2 Fungsi Rumah...................................................................................................................

BAB 3 : METODELOGI PENELITIAN.....................................................................

3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................................

3.2 Lokasi Penelitian............................................................................................................

3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................

3.4 Sumber Data...................................................................................................................

3.5 Analisa Data..................................................................................................................

BAB 4 : METODE ANALISIS .....................................................................................

BAB 5 : HASIL PENELITIAN.....................................................................................

5.1 Filosofi berkaitan dengan Islam.......................................................................................

5.2 Filosofi berkaitan dengan Budha......................................................................................

5.3 Data Filosofis Perumahan Griya Harapan Berkaitan Agama Islam..............................

LAMPIRAN.....................................................................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan


tipe atau jenis (wikipedia.org). Tipologi merupakan suatu bidang studi yang
mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan kesamaan
sifat dasar ke dalam jenis-jenis tertentu dengan cara memilah elemen-elemen yang
mempengaruhi jenis tersebut. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
tipologi adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan
menurut corak watak masing-masing.

Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tipologi


merupakan suatu ilmu yang mempelajari tipe-tipe, dengan cara mengelompokkan
suatu objek berdasarkan kriteria tertentu.

1.2. Tujuan

Tujuan penelitian ini yakni mencari tahu adakah simbol-simbol filosofis


keagamaan (agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu) pada rumah penduduk
perumahan subsidi.

1.3. Manfaat Penelitian

Ingin mengetahui simbol-simbol filosofis keagamaan pada perumahan subsidi.


Selain itu, dengan meneliti perumahan subsidi ini diharapkan penelitian ini akan
berguna nantinya.

1.4. Rumusan Masalah

Dilihat dari deskripsi latar bekang, tujuan , dan manfaat penelitian, dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1) Bagaimana kaitanya simbol-simbol filosofis keagamaan di perumahan Griya Harapan RSS
A?
2) Apa saja jenis-jenis simbol – simbol filosofis keagamaan di perumahan Griya Harapan
RSS A ?
3) Dimana saja letak simbol-simbol filosofis keagamaan di perumhan Griya Harapan RSS A?
1
1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini mengambil lokasi di Jl. Sematang Borang, kelurahan Sako Baru,
kecamatan Sako, kota Palembang, Sumatera Selatan yang tepatnya di Perumahan
Griya Harapan RSS A. Kami meneliti setidaknya 200 sampai 300 rumah penduduk
untuk dilihat adakah simbol-simbol yang digunakan pada bangunan rumah.

Gambar 1.1 Lingkup perumahan Griya Harapan


sumber : Google Maps

Perumahan Griya Harapan ini bertipe 36 dan memiliki fasilitas pendukung


seperti masjid, lapangan bermain, serta lapangan parkir mobil; hal ini dikarenakan
lahan untuk parkir di area rumah tidak memungkinan untuk memarkirkan kendaraan,
dan dikareakan pula karena akses jalan yaang sempit di setiap blok perumahan.
Perumahan ini juga bersifat KPR(Kredit Pemilikan Rumah) subsidi yang bekerjasama
dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Tinggal

Secara umum, rumah tinggal merupakan bangunan tempat berlindung,


melakukan aktivitas, dan berkumpulnya anggota keluarga dalam jangka waktu
tertentu atau tidak ditentukan. Turner (Jenie, 2001), mendefinisikan tiga fungsi utama
yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :

 Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada


kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan
tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh
guna melindungi diri dari iklim setempat.
 Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga untuk
berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi
pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam
pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna
mendapatkan sumber penghasilan.
 Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya.
keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan
keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan
berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).

Doxiadis (Dian, 2009) mengatakan bahwa secara garis besar, rumah haruslah
memiliki fungsi sebagai berikut.

 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.


 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
 Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
 Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
 Rumah menunjukan tempat tinggal.
 Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
 Rumah merupakan arsenal, yaitu tempat manusia mendapatkan kekuatan
kembali.

3
4

2.2. Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disingkat dengan KBBI,
agama merupakan suatu sistem yang mampu mengatur tata keimanan dan
kepercayaan serta ibadah pada Tuhan Yang Maha Kuasa disertai dengan tata kaidah
yang berkaitan langsung dengan ciri pergaulan manusia dengan manusia lainnya
ataupun manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Daradjat (Bulan Bintang, 2005) agama adalah proses hubungan


manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih
tinggi dari pada manusia. Sedangkan Glock dan Stark mendefinisikan agama sebagai
system symbol, keyakinan, system nilai, dam system perilaku yang terlembaga, yang
kesemuanya terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling
maknawi (ultimate mean hipotetiking)

Cliffort Geertz (Kanisius,1992) mengistilahkan agama sebagai (1) sebuah


system symbol-simbol yang berlaku untuk (2) menetapakn suasana hati dan motivasi-
motivasi yang kuat, yang meresapi dan yang tahan lama dalam diri manusia dengan
(3) merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi dan (4)
membungkus konsep-konsep ini dengan semacam pancaran faktualitas, sehingga (5)
suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak realistis.

Hadikusuma (Bustanuddin Agus, 2006) menyebutkan agama sebagai ajaran


yang diturunkan oleh Tuhan untuk petunjuk bagi umat dalam menjalani
kehidupannya.

Di Indonesia sendiri, ada setidaknya 6 agama yang dikenal di masyarakat,


seperti agama Islam, agama Kristen, agama Hindu, agama Budha, dan agama
Konghucu. Awalnya, Konghucu sempat dilarang menunjukkan secara terang-terangan
kegiatan beribadah mereka, namun pada akhirnya diperbolehkan dan agama konghucu
mulai banyak dikenal.

2.3. Simbol

Simbol dalam kamus Webster (1997) dijelaskan sebagai berikut.

 Sesuatu yang menunjukkan, mewakili atau memberi kesan mengenai sesuatu


yang lain; sebuah obyek digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak;
lambang, contoh merpati adalah lambang dari perdamaian.
 Tanda yang tertulis, tercetak, huruf, singkatan dan lain-lain, mewakil sebuah
obyek, kualitas, proses, kuantitas dan lain-lain, baik di dalam musik,
matematika atau kimia.

Simbol berasal dari kata dalam bahasa Yunani symballo yang artinya melempar
bersama-sama, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau gagasan
objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol dapat
mengantarkan seseorang ke dalam gagasan masa depan maupun masa lalu. Simbol
diwujudkan dalam gambar, bentuk, gerakan, atau benda yang mewakili suatu gagasan.
Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, tetapi simbol sangatlah diperlukan untuk
kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan
untuk keperluan apa saja, semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga
keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasatmata, tetapi juga melalui
gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa,
yang dikenal dengan bahasa simbol. (Wikipedia.org)

Simbol paling umum ialah tulisan, yang merupakan simbol kata-kata dan suara.
Lambang dapat merupakan benda sesungguhnya, seperti salib (lambang Kristen) dan
tongkat (yang melambangkan kekayaan dan kekuasaan). Lambang dapat berupa
warna atau pola. Lambang sering digunakan dalam puisi dan jenis sastra lain,
kebanyakan digunakan sebagai metafora atau perumpamaan. Lambang nasional
adalah simbol untuk negara tertentu. (Wikipedia.org)

2.4. Analisa Filosofis

Filosofis merupakan kerangka berpikir kritis yang berguna untuk mencari solusi
dalam berbagai masalah. filosofis mencakup seluruh yang umum namun tidak secara
langsung disadari. Dalam hal ini, penelitian filosofis yang dilakukan berkaitan dengan
agama. Agama yang dimaksud di sini yakni agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Penelitian dapat juga dilakukan dengan logika, yakni berpikir kritis
dengan memberikan argumen yang tentunya rasional. (

Unsur-unsur keagamaan yang dapat dilihat berupa adanya kaligrafi, lukisan,


gapura, batung, sesajen, padma, dupa, tempat ibadah, dan sebagainya. Kemudian
mencari tahu apa maksud dari penempatan hal-hal tersebut pada bangunan luar tempat
tinggal, dan mencari tahu tujuan adanya objek-objek terkait keagamaan tersebut.
Setelah mendapatkan jawaban yang jelas, akan didapatkan jawaban serta kesimpulan
dari penelitian yang dilakukan.
BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan 4 jenis data, sebagai berikut.

 Data kualintatif, merupakan data berupa gambar dan tulisan.


 Data kuantitatif, merupakan data berupa angka.
 Data primer, merupakan data yang didapat langsung oleh penulis.
 Data sekunder, merupakan data yang didapatkan melalui pihak ketiga
misalnya saja dari internet.

Metode penelitian yang juga digunakan pada penelitian ini berupa metode
deskriptif, yang mana mendeskripsikan atau menjelaskan beberapa fenomena. Metode
survey, yang mana peneliti turun tangan mengunjungi lapangan sumber penelitian.
Dan metode observasi, yang mana melakukan pengamatan terhadap objek namun
secara tertutup (covert).

Objek dari penelitian kali ini yakni bangunan rumah masyarakat di perumahan
subsidi, secara khusus perumahan Griya Harapan yang berlokasi di Jl. Sematang
Borang, kelurahan Sako Baru, kecamatan Sako, kota Palembang, Sumatera Selatan.

Tahapan yang dilakukan dalam meneliti yakni :

 Tahap perencanaan, yang mana peneliti harus mengidentifikasi masalah,


dan mempelajari literatur atau pedoman yang ada dalam meneliti. Hal ini
juga dibarengi dengan mengatur rencana penelitian.
 Tahap pelaksanaan, yang mana peneliti mulai mengumpulkan data, dan
menganalisis data yang ada.
 Tahap pembuatan laporan, yang mana merupakan tahapan terakhir, berisi
hasil dari penelitian yang dilakukan, baik berupa gambar, angka, maupun
tulisan.

Dalam melakukan penelitian, tentunya ada yang diteliti. Dalam kasus kali ini
kami memutuskan untuk meneliti perumahan Griya Harapan yang berlokasi di Jl.
Sematang Borang, kelurahan Sako Baru, kecamatan Sako, kota Palembang, Sumatera
Selatan.

7
8

Ada setidaknya 200 sampai 300 rumah yang akan kami teliti apakah terdapat simbol-
simbol keagamaan terpasang. Baik Islam, Kristen, Buddha, Hindu, maupun
Konghucu.

Dalam meneliti kali ini, kami akan menandai posisi rumah yang sudah kami teliti
melalui google maps. Untuk foto-foto yang kami gunakan juga ada 2; bisa didapat
dari hasil screenshoot Google Maps, atau dokumentasi pribadi dengan cara langsung
mendatangi lokasi survei.

Gambar 3.1 Contoh penandaan posisi rumah yang sudah diteliti


Sumber : Google Maps
BAB 4

METODE ANALISIS

Dalam menganalisis objek, kami memakai metode induktif sebagai pendukung


dalam penelitian. Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-
contoh kongkrit dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan
menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui
proses yang berlangsung dari fakta.

Kelebihan dari metode induktif adalah sebagai berikut.

 Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang


terdapat dalam data.
 Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan
responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.
 Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat
membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan
kepada latar lainnya.
 Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan.
 Metode induktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari stuktur analitik.

9
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Filosofis Berkaitan Agama Islam

Agama Islam identik dengan lafaz Allah, Nabi Muhammad, dan kaligrafinya.
Kaligrafi sendiri merupakan seni tulisan indah, dalam agama Islam penggalan ayat
Al- Qur’an atau nama-nama Allah lah yang dijadikan kaligrafi. Kaligrafi dalam islam
terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya :

5.1.1. Kufi

Kufi adalah jenis tulisan kaligrafi tertua yang di kenal dalam ajaran Islam.
Alqur’an pertama kali ditulis dengan gaya tulisan kufi. Ciri utama dari jenis ini
yakni torehannya kaku bersudut. Nama kufi sendiri diambil dari nama kota
Kufah di Irak. Kaligrafi kufi kemudian berkembang menjadi kaligrafi yang
sangat indah pada masa Daulah Abbasiyah, yang dilakukan dengan
memasukkan unsur-unsur hiasan dan ornament khas ke dalamnya.

Gambar 5.1 Kaligrafi bergaya kufi


Sumber : wordpress.com

Kufi asli berciri-ciri tidak bertitik dan tidak bersyakal, serta dibiarkan asli
tanpa hiasan. Sedangkan Kufi yang sudah berkembang banyak mengambil
bentuk-bentuk yang lebih beragam, dan banyak digunakan dalam karya-karya
arsitektur untuk menghiasi masjid, makam, dan istana raja.

10
11

5.1.2. Naskhi

Kaligrafi Nnaskhi muncul pada akhir ke-5 Hijriyah. Kaligrafi ini


merupakan modifikasi dari jenis kufi dengan bentuknya yang lebih lentur.
Muncul ketika maraknya penulisan buku dan Al-Qur’an. Nama naskhi sendiri
diambil dari ‘naskh’ yang berarti naskah karena secara luas digunakan untuk
menulis naskah Al-Qur’an.

Kaligrafi Naskhi memiliki karakteristik lembut, dan jelas dibaca. Naskhi


tidak digunakan dalam bentuk ‘tarkib’ (bertumpuk-tumpuk seperti halnya
tsuluts), melainkan datar mengikuti garis. Pada masa lalu, gaya naskhi menjadi
tulisan baku untuk buku-buku dan karya-karya ilmiah (termasuk untuk
penulisan menggunakan mesin cetak dan komputer).

5.1.3. Farisi / Nastaliq

Gambar 5.3 Kaligrafi nastaliq


Sumber : suka-suka.web.id

Kaligrafi jenis ini popular di negeri Persia (asal mula disebut Farisi).
Disebut Ta’liq karena cara penulisannya seperti gaya penulisan catatan kaki
yang lazimnya miring ke bawah dari kanan ke kiri. Nama Nastaliq sendiri
disebabkan karena fungsinya yang mirip dengan naskhi, yaitu sebagai tulisan
standar bagi buku-buku pengetahuan, jadi, nastaliq merupakan gabungan antara
naskhi dan ta’liq.
12

5.1.4. Tsuluts

Merupakan jenis kaligrafi yang paling gagah, mewah, dan elegan


disbanding yang lain. Kaligrafi tsuluts dibagi menjadi 2 :

 Tsuluts ‘aady atau tsuluts biasa. Ditulis menggunakan pena berukuran


minimal 4 mm, ditulis dengan gaya biasa, jarang dibuat menjadi bentuk
bentuk yang rumit.
 Tsuluts jaliy ditulis dengan pena berukuran dua kali lipat tsuluts biasa,
dan sering dikreasikan dalam bentuk bentuk yang rumit. Misalnya
bentuk murokkab (bersusun susun), model ma’kus atau mutanadzir
(berpantulan), dan bentuk bentuk binatang.

Gambar 5.4 Kaligrafi tsuluts


Sumber : 99.co

Antara tsuluts ‘aady dan tsuluts jaliy tidak memiliki banyak perbedaan.
Hanya ukuran pena saja yang membedakan keduanya. Karena itulah tsuluts
jali masih dianggap bagian dari tsuluts.

5.1.5. Diwany

Kaligrafi jenis ini awalnya sempat dirahasiakan oleh Daulah Usmaniyah


karena keindahannya. Namun setelah Sultahn Muhammad Al-Fatih
menaklukkan Konstantinopel pada 857 Hijriyah, penggunaan diwany mulai
digunakan. Diwany kemudian digunakan untuk menulis diwan-diwan
(dokumen) resmi kerajaan, dari sinilah kaligrafi ini memperoleh Namanya.
Gambar 5.5 Kaligrafi diwany
Sumber : kaligrafikita

Diwany memiliki tiga aliran gaya yaitu : gaya Turki, gaya Mesir, dan
gaya Baghdad. Keindahan Diwany terletak pada keluwesannya dan banyak
menggunakan huruf-huruf yang memutar. Diwany memiliki kreasi selanjutnya
yang disebut diwany jaliy. Sebagian besar bentuk hurufnya mirip dengan
diwany biasa, hanya saja hiasannya lebih ‘ramai’. Dibedakan pula dengan
adanya mahkota di kepala-kepala hurufnya. Penulisannya juga menggunakan
pena berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan 2 mata pena; pena
besar untuk tulisan dan pena kecil untuk hiasan.

5.1.6. Riq’ah

Riq’ah atau ruq’ah adalah tulisan yang sangat indah, tetapi sangat
sederhana dan mudah dipelajari. Hanya saja, karena watak tulisannya yang
bisa ditorehkan dengan cepat, kaligrafi ini jarang benar benar diberikan roh
sebagai sebuah karya seni.

Gambar 5.6 Kaligrafi Riq’ah


Sumber : cikimm.com
5.2. Data Filosofis Perumahan Griya Harapan Berkaitan Agama Islam

Gambar 5.7 Titik rumah tinggal


Sumber : Google Maps

5.2.1. Rumah Tinggal 1


Bangunan ini menempatkan lafadz Allah yang terbuat dari semen dan
kaca pada tengah bangunan di dinding lantai dua bangunan. Hal ini
memungkinkan siapapun dapat melihatnya dengan jelas. Jika dilihat dari
bentuk kaligrafi yang digunakan, kaligrafinya termasuk jenis

Gambar 5.7 dan 5.8 Tampak depan rumah dan detail symbol
Sumber : penulis
Pemasangan ornamen Islam pada bangunan dalam pandangan Islam
menurut Ustadz Ainul Yaqin, selaku wakil ketua Majelis Dakwah dan
Pendidikan Islam (Madani); "Kalau niatnya untuk mengingat Allah,
mengagungkan kebesaran Allah, menanamkan nilai-nilai yang terkandung
dalam ayat-ayat tersebut sebagai tarbiyah, sebagai pengingat dan pendalaman
makna ayat terkandung tersebut untuk tujuan kemaslahatan itu boleh," katanya
saat dihubungi oleh Okezone, Rabu (8/1/2020). Tentu pemilik pada bangunan
ini merupakan seorang muslim yang terlihat dari simbol pada bangunan rumah
yang dimilikinya.

5.2.2. Rumah Tinggal 2

Bingkai kaligrafi nama Allah, Nabi Muhammad, dan kalimat syahadat


yang terbuat dari bahan metal yang diletakkan di samping pintu masuk pada
tampak depan rumah. Di samping itu, pagar rumah juga dicat warna hijau,
yang mana dalam Islam, warna hijau memberikan kesansejuk dan ketenangan.
Jika dilihat dari jenis kaligrafinya, kaligrafi yang dipajang merupakan jenis
kaligrafi tsuluts.

Gambar 5.9 dan 5.10 Tampak depan rumah dan detail ornamen
Sumber : penulis

5.2.3. Rumah Tinggal 3

Pada rumah ini diletakkan bingkai kaligrafi tepat di pintu masuk utama,
hal ini akan sangat terlihat jelas ketika seseorang bertamu. Dengan melihatnya
saja, orang lain akan langsung tahu bahwa pemiliknya beragama Islam.
Gambar 5.11 dan 5.12 Tampak depan rumah dan detail ornamen
Sumber : penulis

Pintu dan jendela juga dicat warna hijau yang mana dalam Islam, hijau
memberikan kesan sejuk dan tenang.

5.2.4. Rumah Tinggal 4

Pada rumah ini di atas pintu masuknya terdapat stiker yang berbunyi
“Assalamu’alaikum”. Dari jauh tidak terlalu jelas, namun jika dilihat dari
dekat maka akan terlihat jelas. Stiker sendiri terbuat dari kertas stiker
waterproof berwarna hitam dengan tinta kaligrafi emas.

Gambar 5.13 dan 5.14 Tampak depan rumah dan detail ornament
Sumber : penulis
5.2.5. Rumah Tinggal 5

Pada rumah tinggal ini terdapat lafadz Allah yang terbuat dari bahan
kaca dengan warna emas kecoklatan yang diletakkan di tengah bangunan. Hal
ini akan terlihat jelas oleh siapapun yang melewati rumah tinggal ini dan dapat
menebak agama pemilik rumah dengan mudah.

Gambar 5.15 dan 5.17 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : Google Maps

5.2.6. Rumah Tinggal 6

Bangunan ini menempatkan lafadz Allah dan Muhammad pada tengah


bangunan. Hal ini memungkinkan siapapun dapat melihatnya dengan jelas.
Berbentuk lingkaran dan ditengah nya terdapat symbol islam yang siapa saja
yang melihatnya pasti orang yang menghuni rumah tersebut adalah beragama
islam.

Gambar 5.18 dan 5.19 Perspektif dan detail simbol


Sumber : Google Maps
5.2.7. Rumah Tinggal 7

Bangunan ini menggantung bingkai yang berisikan kaligrafi bertuliskan


ayat-ayat suci al-quran. Jika dilihat dari jenis kaligrafinya, kaligrafi yang
dipajang merupakan jenis kaligrafi yang tulisannya timbul keluar. Hanya saja,
karena ukuran bingkai yang tidak terlalu besar, harus dibaca dari dekat baru
orang bisa menebak agama yang dianut oleh pemilik rumah.

Gambar 5.20 dan 5.21 Tampak depan rumah dan detail ornamen
Sumber : penulis

5.2.8. Rumah Tinggal 8

Bangunan rumah tinggal ini menggunakan simbol islam yaitu stiker ayat
kursi yang ditempatkan pada pintu bangunan utama, posisi stiker ayat kursi itu
sendiri berada di sudut kiri atas pintu. Hanya saja karena ukuran stiker yang
kecil, harus dilihat dari dekat terlebih dahulu baru bisa terbaca.

Gambar 5.22 dan 5.23 Tampak depan rumah dan detail stiker
Sumber : penulis
5.2.9. Rumah Tinggal 9

Bangunan ini meletakkan simbol islam yaitu ukiran kayu bertuliskan


“bismillahirrahmanirrahim” yang ditempatkan pada teras bangunan, berada
persis di depan bangunan, memungkinkan orang berjalan kaki yang lewat
melihatnya.

Gambar 5.24 dan 5.25 Perspektif rumah dan detail ukiran kayu
Sumber : Google Maps

5.2.10. Rumah Tinggal 10

Rumah tinggal ini menaruh simbol Islam yaitu stiker ayat kursi yang
ditempatkan pada pintu bangunan utama, posisi stiker ayat kursi itu sendiri
berada di sudut kiri atas pintu. Namun ukuran stiker sangat kecil,
memungkinkan orang yang melihat sepintas tidak akan menyadarinya.

Gambar 5.26 dan 5.27 Tampak depan dan detail stiker


Sumber : penulis
5.2.11. Rumah Tinggal 11
Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu sticker assalamualaikum
yang ditempatkan pada pintu bangunan utama, posisi sticker assalamualaikum
itu sendiri berada di sudut atas pintu.

Gambar 5.28 dan 5.29 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis

5.2.12. Rumah Tinggal 12


Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker ayat kursi yang
ditempatkan pada pintu samping bangunan salon, posisi stiker ayat kursi itu
sendiri berada di atas pintu sebelah kanan salon.

Gambar 5.30 dan 5.31 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis
21
5.2.13 Rumah Tinggal 13
Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker ayat kursi yang
ditempatkan pada pintu depan bangunan, posisi stiker ayat kursi itu sendiri
berada di tengah atas pintu bangunan.

Gambar 5.32 dan 5.33 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis

5.2.14 Rumah Tinggal 14


Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker Allah yang
ditempatkan pada pintu samping kanan bangunan, posisi stiker Allah itu sendiri
berada di tengah pintu bangunan.

Gambar 5.34 dan 5.35 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis
5.2.15 Rumah Tinggal 15
Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker assalamu’alaikum
yang ditempatkan pada pintu bangunan, posisi stiker assalamu’alaikum itu sendiri
berada di atas pintu bangunan.

Gambar 5.36 dan 5.37 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis

5.2.16 Rumah Tinggal 16


Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker assalamualaikum
yang ditempatkan pada pintu bangunan, posisi stiker assalamualaikum itu sendiri
berada di atas pintu bangunan.

Gambar 5.38 dan 5.39 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis
5.2.17 Rumah Tinggal 17
Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu gantungan kayu basmalah
yang ditempatkan pada pintu bangunan, posisi gantungan basmalah itu sendiri
berada di tengah pintu bangunan.

Gambar 5.40 dan 5.41 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis

5.2.18 Rumah Tinggal 18


Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker assalamualaikum
yang ditempatkan pada jendela depan bangunan, posisi sticker assalamualaikum
itu sendiri berada jendela kanan bangunan.

Gambar 5.41 dan 5.42 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis
5.2.19 Rumah Tinggal 19
Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker assalamu’alaikum
yang ditempatkan pada jendela depan bangunan, posisi sticker assalamu’alaikum
itu sendiri berada jendela kanan bangunan.

Gambar 5.43 dan 5.44 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : penulis

5.2.20 Rumah Tinggal 20


Bangunan ini menggunakan simbol Islam yaitu stiker
assalamu’alaikum yang ditempatkan pada pintu depan bangunan, posisi stiker
assalamu’alaikum itu sendiri berada di pintu depan bangunan yang
menghadap langsung ke arah jalan.

Gambar 5.45 dan 5.46 Detail simbol dan perspektif rumah


Sumber : Google Maps
25

5.3. Hasil Keseluruhan untuk Simbol Agama Islam

Tabel 5.1 Hasil Keseluruhan

Jenis Simbol Bahan Jumlah


Nama Allah Kaca, metal, kertas stiker 5
Nama Rasulullah Kaca, metal 3
Salam Kayu, Kertas stiker
Basmalah Kayu, kertas stiker
Ayat suci Metal, kertas stiker

Anda mungkin juga menyukai