Anda di halaman 1dari 14

CASE REPORT

SEVERE ANAPHYL ACTI C REACT IO N T O


DICLO FENAC DU RI NG I NTRAV E NO US ANEST HESIA
FOR I N- VIT RO FERTI L I Z ATI ON
Reli Albaro | 17711087 | Tutorial 9
EPIDEMIOLOGI

NSAID merupakan golongan obat kedua


yang paling sering menimbulkan reaksi
hipersensitivitas setelah antibiotik beta
laktam.

Prevalensi menunjukkan angka sebesar 20-


30% kejadian pada pasien dengan riwayat
asma dan urtikaria kronis

pada keseluruhan penduduk dunia


prevalensi berada pada angka 0,1-0,3%

(SAIKHAIN ET AL., 2019)


Idiopatik
ETIOLOGI
Pakaian 5%
5%

Obat
40%
Serangga
25%

Makanan
25%

(PUIJENBROEK ET AL., 2014)


IGOLOISIFOTAP
Penegakan Diagnosis
Manifestasi Klinis Laboratorium
Skin prick test
Serum tryptase level
Allergen-spesific serum IgE level

Kriteria Diagnosis
TATALAKSANA

1. masalah yang mengancam:


airway: edema, stridor
breathing: takipneu, wheezing, fatigue, sianosis,
SpO2<92%
circulation: TD rendah, koma, drowsy, faint
2. Adrenalin
jika berpenglaman IV, jik tidak IM
dosis IM 1:1000 adrenalin -> diulang setiap 5 menit jika
tidka ada perbaikan. max 3 dosis
dewasa: 0,5ml
3. IV fluid challenge
dewasa: 500-1000ml
4. chlorpeniramine
10mg IM/IV perlahan
5. hidrokortison
200mg IM/IV perlahan

(Buku panduan koas ilmu anestesi dan reanimasi FK UDAYANA 2017)


LAPORAN KASUS

ny.x berusia 36 tahun sedang menjalankan proses IVF (in


vitro fertilization). pasien dianestesi dengan pemberian
propofol 2mg dan alfentanil 0,01 mg/kg. kemudian pasien
diberi larutan natrium diklofenak IV sebanyak 75mg dengan
tujuan untuk memperpanjang efek analgesik setelah operasi
karena setelah ditelusuri pasien pasien memiliki folikel
ovarium dalam jumlah yang banyak (>30).
LAPORAN sesaat kemudian keadaan pasien tidak stabil, ditandai dengan
beberapa perubahan pada monitoring keadaan vital pasien, berupa:

KASUS peningkatan HR (>160x/mnt)


penurunan TD (<70/40 mmHg)
penurunan saturasi oksigen (68%)
terdapat juga kelainan pada pemeriksaan fisik berupa:
pengeluaran sekret dari hidung dan mulut
auskultasi dada menunjukan ronkhi kering bilateral
edema bibir, preorbital, kelopak mata, dan wajah
airway resistance
kemudian tim dokter mengambil langkah terapi sebagai berikut:
ventilasi manual menggunakan face mask dan oropharyngeal
tube dengan oksigen 100%
menghentikan pemberian larutan natrium diklofenak
pemberian 0,5mg adrenalin secara IM
pemberian cairan kristaloid (ringer laktat dan NaCl 0,9%)
pemberian kortikostreoid IV (metilprednisolon)
pemberian antihistamin IV (klorfeniramin)
pemberian bronkodilator IV (aminofilin)

setelah stabilisasi, pasien bernafas secara spontan dan sadar 60 menit


kemudian. pasien diambil sampel darah untuk memeriksa kadar
tryptase serum yang menunjukkan peningkatan (31ng/ml) yang
kemudian berkurang ke kadar normal (<11ng/ml)
PEMBAHASAN
reaksi anafilaksis akibat NSAID

Diklofenak adalah obat golongan non-selective


NSAID yang bekerja dengan menghambat COX-1
dan COX-2.
penghambatan jalur COX-1 menyebabkan inhibisi
pembentukan prostaglandin yang semula
berfungsi menjaga homeostasis
penghambatan pathway siklooksigenase akan
menyebabkan bergantinya jalur metabolisme
asam arakhidonat menuju jalur lipooksigenase
(LOP) sehingga memproduksi leukotrien

(LOPEZ ET AL., 2019)


PEMBAHASAN

leukotrien adalah salah satu mediator inflamasi yang bekerja sebagai


rekruitmen neutrofil pada saat inflamasi
memicu ekstravasasi
memicu vascular leakage
memicu bronkokonstriksi
memicu produksi mukus

pasien dengan riwayat alergi, asma, dan kelainan autoimun dilaporkan


memiliki kemungkinan lebih besar untuk bereaksi terhadap NSAID
dan harus digolongkan sebagai population at risk

terdapat beberapa populasi yang rentan terhadap pemberian obat


yang menghambat produksi prostaglandin yang memungkinkan
mereka untuk memiliki kecenderungan untuk muncul reaksi
hipersensitivitas yang parah

(BOHRA ET AL., 2015)


DEOVERS: MARKETING 2020
Pencegahan
anamnesis yang mendalam, termasuk alergi
makanan, riwayat penyakit, dan lainnya.
menggali riwayat pengobatan dahulu dan
reaksinya terhadap pasien lewat anamnesis
melakukan skin prick test sebelum meresepkan
pasien obat-obatan NSAID
memilih obat spesifik selective COX-2

Kesimpulan
Reaksi anafilaktik yang parah sekalipun dapat terjadi
pada obat yang relatif aman dan digunakan secara
luas. Kesigapan dokter saat anamnesis dan early
recognition terhadap reaksi anafilaktik dapat
menurunkan kejadian reaksi anafilaktik yang diinduksi
obat golongan NSAID
REFERENSI
Gonza, A. and Garcı, L. A. (2005) ‘Anaphylaxis epidemiology in patients with and patients without
asthma : A United Kingdom database review’, pp. 1098–1105. doi:
10.1016/j.jaci.2010.02.009.

Shaikhain, T. A., Al-husayni, F. and Elder, K. (2019) ‘Ibuprofen-induced Anaphylactic Shock in Adult
Saudi Patient’, Cureus 11(12), pp. 11–15. doi:
10.7759/cureus.6425.

Soriano, V. et al. (2019) ‘NSAID-induced reactions : classification , prevalence, impact , and


management strategies’. J Asthma Allergy, 2019;12:217-233. https://doi.org/10.2147/JAA.S164806

Videnovic, N. et al. (2019) ‘Case Report Severe Anaphylactic Reaction to Diclofenac during
Intravenous Anesthesia for In Vitro Fertilization’. Hindawi, 2019. doi:
10.1155/2019/8583753.

A. A. Jha, V. Bohra, and V. Behera. (2015) ‘Severe anaphylactic reaction to diclofenac’ Medical
Journal
Armed Forces India, vol. 71, no. 1, pp. S279–S281, 2015.

Puijenbroek, E. P. Van et al. (2002) ‘Different Risks for NSAID-Induced Anaphylaxis'. Ann
Pharmacoter,:, 36, pp. 24–29. doi: 10.1345/aph.1A140. PMID: 11816253.
TERIMAKASIH BANYAK ATAS
PERHATIANNYA,

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai