( ( (Laporan Hasil Penelitian Lulu Baru
( ( (Laporan Hasil Penelitian Lulu Baru
LATAR BELAKANG
pelayanan yang konsumen inginkan dan persepsi atau kenyataan fasilitas pelayanan yang
konsumen lebih besar daripada kinerja dari staf pelayanan dan kualitas pelayanan yang
dirasakan kurang memuaskan. Grøroos mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai fungsi dari
harapan, hasil dan citra. Sebagian besar penelitian tentang kualitas pelayanan dilakukan di
negara maju karena kesadaran awal mereka tentang pentingnya sektor jasa dalam
perekonomian negara.1
Dalam hal ini pelayanan kesehatan, sebagai salah satu faktor yang ikut berperan
pelayanan. fasilitas kesehatan yang ada, antara lain yaitu rumah sakit, puskesmas, dan praktik
dokter gigi. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sesuai Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), pemerintah dalam hal ini DEPKES RI telah mengembangkan konsep yang
bahwa program kesehatan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,
kualitas berarti kepuasan konsumen (pasien) yang sangat erat hubungannya dengan mutu
1
pelayanan kesehatan.2 Penelitian tentang penilaian perawatan kesehatan gigi semakin menarik
perhatian masyarakat ilmiah, terutama karena adanya kenaikan biaya perawatan gigi dan
faktor utama yang dapat mencapai dan memberikan kehidupan sehat bagi masyarakat.
Terutama pelayanan masalah kesehatan gigi. Riskesdas terbaru Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%,
Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 36,2% yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. 5
Sulawesi Selatan.4
derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utama pembangunan di bidang
kesehatan serta bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan
Tahun 1999 jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Bantaeng berjumlah 9 buah ,
tahun 2003 bertambah 1 buah yaitu Puskesmas Baruga , pada tahun 2007 bertambah 2 buah
yakni Puskesmas Dampang & Puskesmas Sinoa dan pada tahun 2015 bertambah lagi 1
puskesmas menjadi alasan timbulnya harapan dan persepsi masyarakat mengenai perawatan
yang pasien terima. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi
harapan dan persepsi pelayanan kesehatan yang pasien terima di kabupaten bantaeng.5
Oleh karena itu, komitmen untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi dan
mencapai kepuasan pasien menjadi isu penting bagi penyedia pelayanan kesehatan gigi.
Kualitas perawatan dari sudut pandang pasien dan kepuasan pasien adalah dua konsep
multidimensi utama yang digunakan beberapa kali secara bergantian. Kualitas perawatan
2
memiliki profil subjektif, karena melibatkan proses evaluasi kognitif atau ukuran struktural.
Di sisi lain, kepuasan pasien cenderung memiliki profil objektif dan determinan, yaitu
ketundukan pasien.6
yang dihasilkan dari membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan produk, dan
Jumlah penelitian yang terbatas telah memeriksa pemenuhan harapan pasien dengan
membandingkan pandangan pasien tentang perilaku ideal dan perilaku aktual dokter gigi.8
Studi ini dengan jelas menunjukkan adanya kesenjangan antara jenis layanan yang
diharapkan pasien untuk menerima dan layanan yang benar-benar mereka dapatkan.Sebagian
terhadap berbagai atribut kualitas layanan. Dimensi kualitas layanan dengan model kualitas
Assurance, yang sangat berguna dalam hal ini. Maka dari itu diperlukannya evaluasi harapan
pelayanan kesehatan yang pasien harapkan dan evaluasi persepsi atau kenyataan mengenai
3
TINJAUAN PUSTAKA
KUALITAS PELAYANAN
Pada era persaingan global seperti pada saat ini, kualitas pelayanan yang diberikan
memiliki peran penting terhadap kepuasan pelanggan, terlepas dari jenis pelayanan yang
diberikan. Kualitas pelayanan yang memuaskan dapat tercapai ketika layanan yang diberikan
dapat memenuhi atau melebihi harapan pelanggan tentang layanan tersebut. (Measuring
Kualitas pelayanan telah menjadi topik penting mengingat hubungan yang signifikan
kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien mengemukakan bahwa persepsi pasien terhadap
kualitas layanan merupakan penentu utama keberhasilan sebuah penyedia layanan kesehatan
karena merupakan faktor utama dalam mencapai kepuasan pasien dan memberikan profit
kepada rumah sakit. (Service Quality Perception and Behavioural Intention: A Studyof
Indian Private Hospitals) Kualitas pelayanan sangat erat hubungannya dengan kepuasan
konsumen atau pasien, sehingga dalam program pengembangan infrastruktur kesehatan kini
Keterampilan dalam hal interaksi dan komunikasi m erupakan dua hal penting dala
membangun karir dokter gigi. Pemahaman tentang faktor dan unsur yang mempengaruhi
tingkat kepuasan dapat membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan
oleh tim penyedia layanan kesehatan dalam hal ini adalah tim dokter gigi, meningkatkan
tingkat kepercayaan antara dokter gigi dan pasien, sehingga dapat eningkatkan kualitas
kesehatan gigi dan mulut pasien. Hubungan dokter gigi dan pasien ini mencakup kepercayaan
4
dari pasien terhadap dokter gigi yang akan sangat mepengaruhi kepatuhan dari pasien. Faktor
ini juga kemudian akan mempengaruhi kepatuhan kunjungan pasien ke klinik yang akan
diikuti dengan kenyamanan dan kepuasan dari pasien itu sendiri. (Perception and Level of
Kepuasan pasien sebenarnya mmerupakan hal yang mudah dimengerti teteapi sulit
untuk didefenisikan, namun menurut Keegan kepuasan pasien merupakan cerminan dari
seluruh persepsi pelayanan kesehatan yang diterima. Kepuasan ini dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya faktor intelektual, faktor emosional, faktor psikologi dan pengelaman yang
sebelumnya telah dirasakn juga harapan yang diinginkan dari pasien terhadap pelayanan
Mengukur kualitas layanan kesehatan merupakan langkah pertama dan paling penting
unttuk memperbaiki perawatan dan kualitas layanan yang diberikan kepada pasien, dan hal
ini memiliki peran penting terhadap kepuasan yang dirasakan oleh pasien. Selain itu adanya
peningkatan kompleksitas pelayanan kesehatan dan meningkatnya tuntutan pasien utnuk tetap
merasa aman menyebabkan kualitas pelayanan menjadi penting untuk terus dijaga. (Factors
affecting dental service quality) Kepuasan pasien terhadap perawatn gigi yang diberikan
merupakan hal penting dari kualitas pelayanan dan dapat mempengaruhi pemanfaatan layann
kesehatan yang diberikan dimasa yang akan datang. Selama 10 tahun terkahir di banyak
layanan sektor publik, kepuasan pasien ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan.
Kepuasan pasien merupakan bagian yang sangat penting dalam perawatan,, karena erupakan
penentu tingkat kualitas pelayanan yang diberikan. (Factors affecting dental service
quality)
5
Kualitas pelayanan dapat dinilai dari perbandingan ketidaksesuaian harapan yang
diinginkan oleh pasien terhadap persepsi dari fasilitas pelayanan yang diterima pasien setelah
dialkukan perawatan. Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan dapat terjadi ketika harapan
atau ekspekktasi pasien tidak sesuai atau dalam hal ini lebih besar dibanding dengan
perseppsi yang diterima dari kinerja dokter dan staf yang memberikan pelayana kesehatan.
Harapan pasien yang terpenuhi merupakan hal yang baik terhadap pasien yang dapat
engatasi kebingungan dan keraguan dari pasien, dapat membersikan kepuasan yang lebih baik
dan sehingga mempermudah dokter gigi untuk memastikan pasien akan kebali dimasa yang
akan datang untuk kembali melaukan perawatan yang sesuai. Dari beberapa penelitian yang
telah dilakukan hanya sedikit studi yang telah mengevaluasi terpenuhinya harpaan pasien
dengan cara membandingkan harapan pasien tentang perilaku ideal dan perilaku
Satisfaction with Dental Health Care Services) Pada penelitian sebelumya jelas terihat
adanya kesenjangan yang terjadai antara harapan layanan yang mereka inginkan dan layanan
yang benar-benar mereka terima. Harapan dan tuntutan pasien meyangkut tngkat empati,
asuransi dan tingkat responsif dari para pemberi pelayanan kesehatan menajdi prioritas dalam
harapan pasien. (Patient satisfaction analysis on service quality of dental health care
Persepsi dan harapan merupakan dua hal utama dalam menentukan kepuasan pasien.
kesehatan ditentukan oleh variabel seperti hubungan dokter gigi yang baik, ketersediaan
6
infrastruktur dasar, waktu yang dihabiskan untuk konsultasi, informasi yang diberikan selama
konsultasi dan waktu tunggu. Juga, ketika ada beberapa perbedaan antara harapan dan
persepsi pasien yanng dirasakan pasien. (The importance of the evaluation of expectations
Persepsi yang dirasakan oleh pasien, sikap dan kepuasam terhadap pelayanan
kesehatan gigi telah diakui sebagai faktor yang mempengaruhi dan merupakan komponen
utama penjaminan kualitas. Pemenuhan kebutuhan dan harapan pada perawtan gigi pasien
pembatalan kunjungan ke klinik, mengurangi rasa sakit dan juga kecemasan. (Factors
affecting dental service quality) Dalam perawatan kesehatan, persepsi pasien terhadap
kualitas layanan merupakan penentu utama pertumbuhan rumah sakit, karena kualitas
memiliki peran penting dalam memperoleh kepuasan pasien. Seorang pelanggan dapat
merasa puas atau tidak puas hanya dengan merasakan layanan yang diberikan. Hal ini
mengarah pada fakta bahwa evaluasi kualitas layanan diikuti oleh kepuasan pelanggan. Oleh
karena itu, persepsi kualitas layanan merupakan penentu bagi kepuasan pelanggan. Dalam
literatur beberapa metode telah diadopsi untuk mengukur kualitas layanan di sektor
Penilai harpan dan persepsi dari pasien dilakukan untuk melihat kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Kunci dalam mencapai pelyanan kesehatan
yang baik dan memuaskan adalah dengan memetakan harapan pasien tentang pelayanan yang
akan diberikan. Untuk melakukan penilaian itu instrumen penilaian SERVQUAL digunakan.
Intrumen ini diketahui telah relevan dan mampu menilai kualitas palayanan, selain itu juga
teknik ini telah umum digunakan dalam berbagai penelitian untuk meniai layanan kesehatan.
Sebagai sebuah metode survey, SERVQUAL juga memungkinkan tim pemberi pelayanan
7
kesehatan untuk emngaluasi pengalaman pasien, memperhitungkan variasi harapan dan
prioritas harapan dari pasien. (The importance of the evaluation of expectations and
Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa cara yang telah diterapkan untuk
mengevalluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu penyedia layanan. Salah satu
cara yang paling populer adalah analisis gap atau kesenjangan, yang secara sederhana
menghitung jarak antara tingkat harapan dan perssepsi. Berdasar dari cara tersebut
Parasuraman, Zeithamml dan Berry pada tahun 1985 dan 1990 mengembankan suatu model
yang disebut SERVQUAL (singkatan dari Service dan Quality) untuk mengukur kualitas
pelayanan. Secara khusus model ini adalah ukuran tentang pandangan pelanggan terhadap
kualitas pelayanan yang mereka terima dari suatu penyedia pelayanan.( Using the
SERVQUAL model to evaluate the quality of services for a farm school store) (A
dikebangkan untuk digunakan dalam industri pemasaran. alat ini menilai kualitas pelayanan
dengan cara melakukan analisis gap berdasar atas perbedaan antara harapan dan persepsi dari
sebuah pelayanan yang diberikan. SERVQUAL dianggap sesuai dan dapat diadaptasikan
dalam berbagai sutuasi yang diinginkan, dan alat ini telah digunakan untuk menilai kualitas
pelayanan dalam berbagai bidang diantaranya hotel, biro perjalanan, akuntansi, arsitektur,
konstruksi, rumah sakit dan juga bidang kedokteran gigi. (Measuring Service Quality of
prioritas pasien. Informasi ini bisa digunakan untuk mendorong perubahan pelayanan lebih
8
lanjut, sesuai dengan respon yang diterima . (The importance of the evaluation of
expectations and perceptions to improve the dental service quality )Dalam model
SERVQUAL, kualitas pelayanan dievaluasi dengan membagi kedalam 5 dimensi dan 22 item
Carman melakukan penelitian yang sama dalam 3 kondisi yang berbeda dan menyimpulkan
bahwa item pada SERVQUAL dapat dilakukan penyesusaian berupa penambahan dan
pengurangan item jika item yang ada tdak relevan dengan layanan tertentu. Babakus dan
Mogold memodifikasi quisioner SERVQUAL dari 22 item pertanyaan menjadi 15 item yang
sesuai dengan layanan rumah sakit yang ingin diukur.( Measuring Service Quality
Defenisi dari kelima dimensi yang ada dalam SERVQUAL adalah sebagai berikut: . (The
service quality ) (The measurement of service quality by using SERVQUAL and quality gap
model)
personil).
dependably dan akurat, merujuk ke dokter gigi atau dokter spesialis lain bila
diperlukan.
9
4. Jaminan: bebas dari risiko (yaitu dari kemungkinan kerusakan atau infeksi dengan
cara sterilisasi, sarung tangan sekali pakai dan masker dan juga penggunaan
antiseptik), memiliki efek positif dalam keamanan, kepercayaan diri dan konsistensi.
5. Empati: usaha untuk mengetahui tentang kebutuhan pasien akan pemahaman dan
10
METODE PENELITIAN
Jenis survei
Populasi pada survei ini adalah mayarakat dewasa di Kecamatan Bantaeng dan
menggunakan metode survei. subjek yang diambil adalah pasien yang memenuhi kriteria
inklusi.
Kriteria sampel
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
Variabel penelitian
11
Definisi Operasional Variabel
SERVQUAL yang terdiri dari 5 dimensi yakni dimensi Tampilan yang meliputi
Karakteristik fisik bangunan (fasilitas fisik, peralatan dan tampilan personil), dimensi
secara dependably dan akurat, merujuk ke dokter gigi atau dokter spesialis lain bila
pemberian perawatan segera dan informasi yang memadai tentang kesehatan mulut
dan kebersihan), dimensi Jaminan meliputi bebas dari risiko (yaitu dari kemungkinan
kerusakan atau infeksi dengan cara sterilisasi, sarung tangan sekali pakai dan masker
dan juga penggunaan antiseptik), dan dimensi Empati (usaha untuk mengetahui
1. Kuesioner (angket)
12
dan terdiri dari beberapa dimensi untuk mendapatkan informasi dari para responden.
Kriteria penilaian
Indikator kualitas pelayanan yang digunakan saat ini di bidang kedokteran gigi
1. Tampilan : Karakteristik fisik bangunan (fasilitas fisik, peralatan dan tampilan personil).
dan akurat, merujuk ke dokter gigi atau dokter spesialis lain bila diperlukan.
3. Responsif: keaktivan untuk membantu pasien, pemberian perawatan segera dan informasi
4. Jaminan: bebas dari risiko (yaitu dari kemungkinan kerusakan atau infeksi dengan cara
sterilisasi, sarung tangan sekali pakai dan masker dan juga penggunaan antiseptik),
5. Empati: usaha untuk mengetahui tentang kebutuhan pasien akan pemahaman dan
5 : sangat setuju
4 : setuju
3 : Ragu – ragu
13
2 : tidak setuju
Alur survei
Data survei
4. Analisis data:
a. Uji T merupakan uji beda atau uji statistic yang digunakan untuk membadingkan
antara dua variabel. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk membandingkan
antara harapan dan persepsi pelayanan kesehatan gigi yang diterima oleh pasien.
b. Uji regresi logistik multivariat adalah uji statistik yang digunakan untuk melihat
pengaruh dari beberapa variabel. Dalam penelitian ini uji regresi logistic
14
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan survei mengenai harapan dan persepsi pada pasien penerima
Bantaeng Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan pada tanggal 29 – 30 Januari 2018. Total
sampel secara keseluruhan berjumlah 114 sampel. Sampel perempuan berjumlah 83 sampel
Tabel 1 karakteristik demografi dari sampel survei di Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan
Pa’jukukang
Harapan dan persepsi
Variabel Frekuensi %
Total 114
Usia
< 40 tahun 85 74.6
41-60 tahun 24 21.1
> 60 tahun 5 4.4
Jenis Kelamin
Laki - laki 31 27.2
Perempuan 83 72.8
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 49 43.0
Pns/Polri/Pensiun 18 15.8
Pegawai Swasta 7 6.1
Wiraswasta 21 18.4
IRT 14 12.3
Lainnya 5 4.4
Pendidikan
Tidak Sekolah 2 1.8
Tamat SD 13 11.4
Tidak Tamat SD 0 0.0
Tamat SMP 43 37.7
Tidak Tamat SMP 1 0.9
Tamat SMA 34 29.8
Tidak Tamat SMA 2 1.8
D3 6 5.3
S1 13 11.4
Lokasi
15
Urban 88 77,2
Rural 26 22,8
dan Kecamatan Pa’jukukang. Pada tabel 1 frekuensi harapan dan persepsi tertinggi berada
pada usia <40 tahun dengan frekuensi harapan sebesar 85 dengan persentasi 74,6 %. Pada
jenis kelamin, frekuensi harapan dan persepsi tertinggi yakni pada jenis kelamin perempuan
dibandingkan pria. Dengan frekuensi harapan dan persepsi sebesar 83 dengan persentasi 72,8
bandingkan dengan status pekerjaan yang lain,dengan frekuensi harapan dan persepsi sebesar
49 dengan persentasi 43,0 %. Pada status pendidikan, sampel yang status pendidikannya
tamat SMP memiliki frekuensi harapan dan persepsi tertinggi yakni sebesar 43 dengan
persentasi 37,7 %. Dan Pada lokasi urban atau di kecamatan bantaeng memiliki frekuensi
Harapan Persepsi
Nilai
Dimensi Rata-Rata SD Rata-Rata SD GAP
Tampilan
4.59 0.5 3.75 0.70 -0.83
Memiliki Peralatan lengkap dan terbaru 3
4.81 0.4 4.07 0.73 -0.74
Dokter gigi selalu Berpakaian Rapih 4
4.80 0.4 4.03 0.67 -0.77
Staf pelayanan kesehatan selalu berpakaian rapih 0
14.19 1.1 11.85 1.69 -2.34
2
Kehandalan
Tindakan perawatan dilakukan secara teliti dan benar oleh penyedia 4.62 0.6 3.88 0.81 -0.75
layanan 0
Menginformasikan kepada pasien dengan tepat kapan pelayanan 4.63 0.5 3.81 0.74 -0.82
akan dilakukan 8
4.76 0.4 4.04 0.74 -0.73
Ketulusan staf Klinik Dalam memecahkan Masalah Pasien 9
14.02 1.3 11.72 1.89 -2.30
8
Responsif
4.67 0.5 3.88 0.79 -0.79
Menerima pelayanan dengan cepat dari staf klinik 7
4.71 0.4 3.95 0.68 -0.76
Staf selalu bersedia membantu pasien 6
Respon yang segera terhadap permintaan dan masalah pasien 4.70 0.4 4.02 0.79 -0.68
16
8
14.08 1.2 11.84 1.86 -2.24
3
Jaminan
Saya percaya penyedia layanan saya akan memberi perawatan yang 4.69 0.5 4.01 0.85 -0.68
baik 3
4.75 0.5 4.10 0.79 -0.65
Staf sopan 1
4.78 0.4 4.12 0.81 -0.66
Staf bekerja sama dalam kepentingan terbaik pasien 9
4.73 0.4 3.96 0.71 -0.77
Merasa Aman dan nyaman dalam menerima pelayanan dari staf 7
18.95 1.6 16.18 2.64 -2.76
0
Empati
4.72 0.4 4.00 0.73 -0.72
Staf tahu apa kebutuhan anda 5
4.67 0.5 3.86 0.75 -0.81
Jam kerja yang nyaman untuk kebutuhan pasien 3
4.69 0.5 3.97 0.84 -0.72
Staf perhatian kepada saya 3
14.08 1.2 11.83 1.98 -2.25
3
Tabel 2 menunjukkan rata-rata harapan dan persepsi pada masing – masing dimensi untuk
setiap item SERVQUAL disertai nilai GAPnya
Pada Tabel 2 menunjukkan rata-rata harapan dan persepsi pada masing – masing
dimensi untuk setiap item SERVQUAL. Untuk dimensi tampilan nilai harapan 14,19 dan
persepsi 11,85 dengan niai GAP -2,34, pada dimensi tampilan ini item “memiiki peralatan
lengkap dan terbaru” memiliki nilai GAP paling tinggi yaitu -0,83 dan menjadi item dengan
kepuasan paling rendah pada dimensi tampilan. Pada dimensi kehandalan nilai harapan 14,02
dan persepsi11,72 dengan nilai GAP -2.30, pada dimensi kehandalan ini item
“menginformasikan dengan tepat kapan pelayanan akan dilakukan” memiliki nilai GAP
tertinggi yaitu 0,82 dan menjadi item dengan kepuasan paing rendah pada dimensi
kehandalan. Pada dimensi responsif nilai harapan 14,08 dan persepsi 11,84 dengan nilai GAP
-2.24, pada dimensi responsif ini item “menerima pelayanan dengan cepat dari staf klnik”
memiliki nilai GAP tertinggi yaitu 0,79 dan menjadi item dengan kepuasan paling rendah
pada dimensi responsif. Pada dimensi jaminan nilai harapan 18,95 dan persepsi 16,18 dengan
nilai GAP yang paling tinggi diantara dimensi lainnya yaitu -2.76, dimensi ini menjadi
dimensi dengan kepuasan terendah selain itu pada dimensi jaminan ini item “merasa aman
dan nyaman dalam mmenerima pelayanan dari staf” memiliki nilai GAP tertinggi yaitu 0,77
dan menjadi item dengan kepuasan paing rendah pada dimensi jaminan. Pada dimensi empati
nilai harapan 14,08 dan persepsi 11,83 dengan nilai GAP -2.25, pada dimensi empati ini item
“Jam kerja yang nyaman untuk kebutuhan pasien” memiliki nilai GAP tertinggi yaitu 0,81
dan menjadi item dengan kepuasan paing rendah pada dimensi empati.
17
Dimensi jaminan memiliki nilai rata – rata tertinggi dalam harapan dan persepsi, saat
dimensi ini dinilai secara terpisah. Bila kita mempertimbangkan nilai GAP (selisih antara
harapan dan persepsi), dimensi Jaminan memiliki skor terkecil (-2,76). Hasil terbaik yang
berkaitan dengan nilai GAP adalah dalam dimensi Responsif (-2,24), hal ini menunjukkan
bahwa respon staf klinik yang cepat menghasilkan perbedaan yang sedikit antara harapan dan
persepsi yang dirasakan oleh pasien
Tabel 3
Harapan dan persepsi pasien mengenai kualitas layanan menggunakan SERVQUAL
Harapan Persepsi
Dimensi Rata-Rata SD Rata-Rata SD Nilai P*
Tabel 3 menunjukkan harapan dan persepsi pasien mengenai kualitas pelayanan. Uji-t
menunjukkan bahwa semua dimensi memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik
dalam perbandingan distribusi harapan dan persepsi dilihat dari nilai (p<0,05). Pada dimensi
Tampilan, Kehandalan, Responsif, Jaminan, dan Empati memiliki nilai (p<0.001) yang
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan dan persepsi pada tiap – tiap
dimensi. Dimensi jaminan dan dimensi tampilan memiliki skor rata – rata tertinggi. Pada
dimensi jaminan rata – rata harapannya sebesar 18,95 dengan persepsi rata – rata 16,18 dan
pada dimensi tampilan harapan rata – rata 14,19 dengan persepsi rata – rata sebesar 11,85.
Pada dimensi kehandalan rata – rata harapannya sebesar 14,02 dengan persepsi rata – rata
11,72. Dan Pada dimensi Responsif dan dimensi empati rata – rata harapannya sebesar 14,08
dengan persepsi rata-rata 11,84.
18
Tabel 4
Analisis regresi logistik multivariat antara sosiodemografi variabel dan masing-masing
dimensi SERVQUAL
Dimensi Kualitas Karakteristik Nilai p OR CI 95%
Tampilan Jenis Kelamin 0.118 2.355 0.805 – 6.886
Pendidikan 0.239 1.126 0.924 – 1.371
Pekerjaan(mahasiswa) 0.049 1.291 1.001 – 1.665
Usia 0.946 0.969 0.396 – 2.372
Kehandalan Jenis Kelamin 0.275 1.745 0.642 – 4.741
Pendidikan(Tamat 0.044 1.227 1.006 – 1.498
SMP)
Pekerjaan 0.643 0.942 0.730 – 1.215
Usia 0.703 1.175 0.512 – 2.694
Responsif Jenis Kelamin 0.656 0.806 0.313 – 2.079
Pendidikan 0.717 1.037 0.852 – 1.262
Pekerjaan 0.490 0.915 0.712 – 1.177
Usia 0.449 0.728 0.319 – 1.658
Jaminan Jenis Kelamin 0.180 0.498 0.180 – 1.379
Pendidikan 0.786 0.973 0.800 – 1.184
Pekerjaan(mahasiswa) 0.022 1.361 1.046 – 1.770
Usia 0.083 0.479 0.208 – 1.102
Empati Jenis Kelamin 0.575 1.318 0.502 – 3.459
Pendidikan(Tamat 0.129 1.159 0.958 – 1.403
SMP)
Tabel 4 menunjukkan hasil analisis regresi logistik mulivariat untuk masing – masing
dimensi dan variabel sosiodemografi. Dimensi responsif adalah satu-satunya yang tidak
terkait secara signifikan dengan variabel sosiodemografi yang dinilai. Pada dimensi tampilan
dan jaminan hanya variabel sosiodemografi pekerjaan yang memiliki nilai (p<0.05) yang
artinya hanya variabel perkerjaan yang signifikan. Begitu pula pada dimensi kehandalan dan
empati hanya variabel sosiodemografi pendidikan yang memiliki nilai (p<0.05) yang artinya
hanya variabel pendidikan yang signifikan.
Pada dimensi tampilan ,subjek yang berprofesi sebagai mahasiswa memiliki resiko 1,291 kali
merasa puas terhadap pelayanan kesehatan dibanding subjek dengan profesi yang lain.
Pada dimensi kehandalan, subjek yang pendidikan terakhirnya tamat smp memiliki resiko
1,227 kali merasa puas terhadap pelayanan kesehatan dibandingkan dengan subjek yang lain.
Pada dimensi jaminan, subjek yang berprofesi sebagai mahasiswa memiliki resiko 1,361 kali
merasa puas terhadap pelayanan kesehatan dibanding subjek dengan profesi yang lain.
19
Dan begitu pula dengan dimensi empati, subjek yang pendidikan terakhirnya tamat smp
memiliki resiko 1,159 kali merasa puas terhadap pelayanan kesehatan dibandingkan dengan
subjek yang lain.
yang memiliki nilai (p<0.05) yakni (0.049) yang artinya hanya variabel perkerjaan yang
signifikan. Variabel pekerjaan 1,291 kali memiliki pengaruh terhadap dimensi tampilan dari
kualitas pelayanan. Pada dimensi kehandalan, variabel pendidikan berpengaruh 1,227 kali
terhadap dimensi kehandalan dari kualitas pelayanan dengan nilai (p 0,044) yang artinya
signifikan. Pada dimensi jaminan, variabel pekerjaan memiliki pengaruh 1,361 kali terhadap
dimensi kehandalan dari kualitas pelayanan dengan nilai (p 0,022) yang artinya signifikan.
Dan pada dimensi empat, variabel pendidikan miliki 1,159 kali berpengaruh terhadap dimensi
empati dari kualitas pelayanan dengan nilai (p 0,129) yang artinya signifikan.
PEMBAHASAN
SERVQUAL merupakan alat umum digunakan dalam berbagai penelitian tentang
pelayanan kesehatan (Butt and Run , 2010; Al-Borie dan Damanhouri, 2013; Garrard dan
Narayan, 2013).(jurnal acc lulu). Indikator kualitas pelayanan yang digunakan saat ini di
bidang kedokteran gigi umunya bersifat normatif (indeks klinis dan produktivitas). Alat
SERVQUAL mengukur kepuasan umum pasien dengan membandingkan ekspektasi dan
persepsi tentang pelayanan gigi (Parasuraman et al., 1993). Kunci untuk mencapai pelayanan
yang baik adalah dengan memetakan harapan pelanggan tentang hal tersebut. Untuk
melakukannya, alat SERVQUAL digunakan (Parasuraman et al., 1985).
Pada penelitian ini jenis kelamin perempuan memilik harapan dan persepsi yang lebih
tinggi terhadap kualitas pelayanan yang mereka terima dibandingkan dengan laki – laki. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gopalkrishna et al., 2008). Yang
menyatakan bahwa alasan harapan dan persepsi pelayanan kesehatan perempuan lebih tinggi
karena perempuan lebih sering mendatangi tempat pelayanan kesehatan gigi. (jurnal lulu) dan
perempuan lebih mementingkan penampilan,kebersihan,dan kesehatan gigi mulut mereka.
20
(belum ada referensi). Dan pada usia <40 memiliki harapan dan persepsi pelayanan kesehatan
yang tertinggi dibandingkan dengan usia yang lain. Hal ini dikarenakan... dan sejalan dengan
penelitian...
Pada penelitian ini Dimensi jaminan memiliki nilai rata – rata tertinggi dalam harapan
dan persepsi, saat dimensi ini dinilai secara terpisah. Bila kita mempertimbangkan nilai GAP
(selisih antara harapan dan persepsi), dimensi Jaminan memiliki skor terkecil (-2,76). Hasil
terbaik yang berkaitan dengan nilai GAP adalah dalam dimensi Responsif (-2,24), hal ini
menunjukkan bahwa respon staf klinik yang cepat menghasilkan perbedaan yang sedikit
antara harapan dan persepsi yang dirasakan oleh pasien. Menurut model SERVQUAL,
semakin kecil "GAP kualitas," semakin tinggi tingkat kepuasan pasien (Kaldenberg et al.,
1997).
Pada penelitian ini Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara harapan
dan persepsi untuk semua dimensi. Ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup
besar antara apa yang orang harapkan dari pelayanan kesehatan dan apa yang sebenarnya
mereka dapatkan. Hal ini juga diamati pada penelitian lain yakni pada penelitian lin dkk
yang menunjukkan hasil signifikan untuk semua dimensi kecuali Diemensi Jaminan (Lin et
al., 2004). Dalam penelitian ini, Jaminan adalah dimensi yang mendapat nilai tertinggi,
diikuti oleh Dimensi Tampilan untuk harapan dan persepsi pelayanan kesehatan yang pasien
dapatkan. Hasil serupa dilaporkan dalam penelitian lain, dengan Jaminan sebagai dimensi
kedua yang paling disukai (Karydis et al., 2001). Hal ini mungkin bisa dibenarkan karena
kekhawatiran akan penularan penyakit menular di tempat perawatan kesehatan dan
penampilan fisik kantor dan staf.
21