Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bima Sakti Biiznillah

NPM : 1801001
Mata Kuliah : Hukum dan Peraturan Kemairiman
Dosen : Tora Yuliana

Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Mairim ?
2. Apa yang dimaksud dengan Laut bebas ZEE?
3. Apa yang dimaksud dengan lintas damai, jelaskan!
4. Sebutkan sumber – sumber hukum!
5. Sebutkan sumber hukum maritime!

Jawaban :

1. Hukum maritim (Maritime Law ) adalah hukum yang mengatur tentang pelayaran dalam arti
transportasi laut dan kegiatan yang terkait dengan pelayaran atau kenavigasian, baik yang
termasuk hukum perdata maupun hukum publik. Sesuai dengan kamus hukum “Black’s Law
Dictionary”, bahwa maritime law itu adalah the body of law governing marine commerce and
navigation, the transportation of persons ad property and marine affairs in general; the rules
governing contract, tort and workers’ compensation claims arising out of commerce on or
over water. Also termed admiralty law ( Black’s Law Dictionary, Seventh Edtion / Bryan A.
Garner, Editor In Chief halaman 982). Bahwa dalam pengertian ini tidak termasuk hukum
laut dalam arti tthe Law of the Sea.
2. Zona Ekonomi Eksklusif adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai, yang
mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di
dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di
atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa. Konsep dari ZEE muncul dari
kebutuhan yang mendesak. Sementara akar sejarahnya berdasarkan pada kebutuhan yang
berkembang semenjak tahun 1945 untuk memperluas batas jurisdiksi negara pantai atas
lautnya, sumbernya mengacu pada persiapan untuk UNCLOS III. Ketentuan utama dalam
Konvensi Hukum Laut yang berkaitan dengan ZEE terdapat dalam bagian ke-5 konvensi
tersebut. Sekitar tahun 1976 ide dari ZEE diterima dengan antusias oleh sebsagian besar

Quiz Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Kemaritiman – Bima Sakti B


1
anggota UNCLOS, mereka telah secara universal mengakui adanya ZEE tanpa perlu
menunggu UNCLOS untuk mengakhiri atau memaksakan konvensi. Penetapan universal
wilayah ZEE seluas 200 mil laut akan memberikan setidaknya 36% dari seluruh total area
laut. Walaupun ini porsi yang relatif kecil, di dalam area 200 mil laut yang diberikan
menampilkan sekitar 90% dari seluruh simpanan ikan komersial, 87% dari simpanan minyak
dunia, dan 10% simpanan mangan. Lebih jauhnya, sebuah porsi besar dari penelitian
scientific kelautan mengambil tempat di jarak 200 mil laut dari pantai, dan hampir seluruh
dari rute utama perkapalan di dunia melalui ZEE negara pantai lain untuk mencapai
tujuannya. Melihat begitu banyaknya aktivitas di zona ZEE, keberadaan rezim legal dari ZEE
dalam Konvensi Hukum Laut sangat penting adanya.
3. Terdapat tiga istilah Hak Lintas dalam UNCLOS 1982, yaitu Hak Lintas Damai (Right of
innocent passage), Hak Lintas Transit (Right of transit passage), dan Hak Lintas Alur Laut
Kepulauan (Right of archipelagic sea lanes passage).Istilah Hak Lintas Damai digunakan
pada rezim Laut Teritorial. Pasal 17 menyatakan: “kapal semua Negara, baik berpantai
maupun tak berpantai, menikmati hak lintas damai melalui laut teritorial. Pasal 19 (ayat 1)
menjelaskan tentang apa yang dimaksud “Hak Lintas Damai”, yaitu: Lintas adalah damai
sepanjang tidak merugikan bagi kedamaian, ketertiban atau keamanan Negara pantai. Lintas
tersebut harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Konvensi ini dan peraturan hukum
internasional lainnya.
4. Sumber Hukum formil dalam Tata Hukum Indonesia
 Peraturan Perundang-undangan Kebiasaan
 Yurisprudensi
 Traktat
 Doktrin
5. Hukum Maritim Nasional adalah Hukum Maritim yang diberlakukan secara Nasional dalam
suatu Negara. Untuk di Indonesia contohnya adalah:
 Buku kedua KUHD tentang Hak dan Kewajiban yang timbul dari Pelayaran
 Buku kedua Bab XXIX KUH Pidana tentang Kejahatan Pelayaran
 Buku ketiga Bab IX KUH Pidana tentang Pelanggaran Pelayaran
 Undang-Undang No.21 Tahun 2001 tentang Pelayaran
 Peraturan Pemerintah (PP) No.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan

Quiz Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Kemaritiman – Bima Sakti B


2
 Keputusan Menteri (KM) Menteri Perhubungan RI No.70 Tentang Pengawakan Kapal
Niaga

Hukum Maritim Internasional adalah Hukum maritim yang diberlakukan secara internasional
sebagai bagian dari hukum antara Bangsa/Negara. Contoh Hukum Maritim Internasional:

 Internastional Convention on Regulation for Preventing Collision at Sea. 1972 (Konvensi


Internasional tentang Peraturan untuk mencegah terjadinya tubrukan di laut Tahun 1972).
 International Convention on Standard if Training Certification and Watchkeeping for
Seafarars 1978, Code 1995. (Konvensi Internasional tentang standar Pelatihan, Sertifikasi
dan Tugas Jaga pelaut Tahun 1978 dengan amandemen tahun 1995)
 International Convention of Safety of Life At Sea 1974 (Konvensi Internasional tentang
Keselamatan Jiwa di Laut tahun 1974).
 International Convention for the Prevention if Pollution from Ship 1973/1978 (Konvensi
Internasional tentang Pencegahan Pencemaran di Laut dari kapal tahun 1973/1978).
 Convention on the International Maritime Satellite Organization 1976 (Konvensi tentang
Organisasi Satelit Maritim Internasional/INMARSAT 1976).
 International Convention on Maritime Search and Rescue 1979 (Konvensi Internasional
tentang S.A.R Maritim tahun 1979).

Quiz Mata Kuliah Hukum dan Peraturan Kemaritiman – Bima Sakti B


3

Anda mungkin juga menyukai