Anda di halaman 1dari 5

Pemicu 1

3. Pengaruh diabetes pada malformasi ?

http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-What-is-Gestational-Diabetes-
(Indonesian).aspx§

Diabetes Gestasional
Diabetes melitus jenis ini adalah diabetes mellitus yang timbul selama kehamilan.
Klasifikasi ini digunakan untuk ibu yang mengalami gangguan toleransi glukosa selama
kehamilan tanpa melihat dipakai/tidaknya insulin atau apakah si ibu telah mengidap diabetes/
tidak sebelumnya. Diagnosis diabetes sangat penting untuk dilakukan karena dampak dari kadar
glukosa tak terkendali pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan tepat.
Secara sederhana terdapat berbagai klasifikasi untuk mengelompokkan penderita diabetes
yang berasal dari kalangan ibu hamil salah satunya klasifikasi Pyke. Klasifikasi Pyke untuk DM
gestasional:
1. Diabetes gestasional, dimana DM terjadi hanya pada waktu hamil.
2. Diabetes pregestasional, dimana DM sudah ada sebelum hamil dan berlanjut sesudah
kehamilan.
3. Diabetes pregestasional yang disertai dengan komplikasi angiopati.
Munculnya diabetes pada ibuhamil diyakini bermula dari meningkatnya kebutuhan
metabolisme karbohidrat dalam tubuh sehingga wanita hamil akan membutuhkan lebih banyak
insulin untuk mempertahankan metabolisme karbohidrat yang normal. Jika tidak mampu
menghasilkan lebih banyak insulin seiring meningkatnya glukosa darah maka ia dapat
mengalami diabetes. Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan sejalan dengan
bertambahnya usia kehamilan. Hormon-hormon ini , seperti progesteron, estrogen, dan
laktogen plasenta, bertanggung jawab secara langsung maupun tidak langsung, menginduksi
resistensi insulin perifer dan mengkontribusi terhadap perubahan sel beta pankreas. Singkatnya,
diabetes akan menunjukkan kecenderungan lebih berat dalam kehamilan dan keperluan akan
insulin meningkat.

http://webkesehatan.com/diabetes-gestasional/#

Gejala Diabetes Gestasional


Biasanya diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika memang ada, maka
gejala tersebut sangat ringan dan sering dihubungkan dengan situasi alamiah selama kehamilan.
Level gula darah/glukosa pun akan kembali normal setelah melahirkan.

Gejala yang mungkin timbul adalah:

 Pandangan kabur
 Kelelahan

 Sering mengalami infeksi pada daerah luka, kulit dan juga vagina

 Sering buang air kecil

 Mual hingga muntah

 Merasa kehausan

 Berat badan menurun, walaupun nafsu makan meningkat

Seperti disebutkan di atas, bahwa umumnya diabetes gestasional tidak menunjukkan gejala
sama sekali, sehingga dibutuhkan proses tes dan screening pada setiap wanita hamil untuk
mendeteksi penyakit ini.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat
temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat
disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan
kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia
(berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat,
dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan
janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi
akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat
terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan
vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi
sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko
luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

http://www.persify.com/§

http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/diabetes-gestasional-_-
951000103497§

Diabetes Gestasional adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan gula darah
tintinggi yang menetap sewaktu kehamilan pada wanita yang sebelumnya tidak menderita
diabetes sebelum hamil. Pada normal, kadar gula darah diatur oleh suatu hormon, insulin yang
membuat glukosa didalam aliran darah dapat masuk kedalam sel. Namun, sewaktu hamil, tubuh
wwanita memproduksi lebih banyak hormon, seperti progesteron dan estrogen yang
memyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap kerja dari insulin. Oleh karena itu glukosa tidak
dapat lagi masuk ke dalam sel dan kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
lebih banyak glukosa yang mengalir ke janin dalam menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Biasanya tubuh wanita hamil akan memproduksi lebih banyak insulin untuk
mengatasi peningkatan kadar glukosa di dalam darah. Namun, pada beberapa wanita tubuh
mereka tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup, sehingga menyebabkan kadar glukosa
darah tetap tinggi yang mana hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi menyebabkan
diabetes gestasional. Orang yang obesitas sebelum dan sewakktu kehamilan memiliki riwayat
keluarga diabetes atau keturunan asia tenggara dan timur tengah memiliki resiko tinggi untuk
terjadinya diabetes gestasional. Kebanyakan wanita dengan diabetes gestasional tidak
menunjukan gejala. Untungnya sebagian besar kasus diabetes gestasional dapat diatasi dengan
perubahan pola makan dan olahraga. Hanya pada sebagian kecil kasus dimana terapi insulin
diperlukan untuk mngatasi kondisi ini.

http://www.mitrakeluarga.com/depok/diabetes-melitus-gestasional-diabetes-dalam-
kehamilan/§

Efek yang ditimbulkan akibat diabetes melitus gestasional

Preeklamsia( naiknya tekanan darah dalam kehamilan)

Polihidramnion ( jumlah air ketuban banyak)

Meningkatnya persalinan dengan bedah cesar akibat bayi besar

Bayi kuning akibat perusakan sel darah merah yang berlebihan

Bayi lahir premature

3. Bagaimana patofisiologi sistem saraf ?

www.scribd.com/kelainan-pada-sistem-saraf/

/Kelainan dan penyakit pada sistem saraf manusia

1. Neuritis : peradangan pada saraf, melibatkan satu atau sekumpulan saraf yang
disebabkan kelebihan asam tubuh kronis, dimana asam pada darah dan
cairan tubuh lain berlebih. Semua cairan tubuh seharusnya basa pada
setiap reaksi. Bisa juga karena kekurangan gizi, atau gangguan
metabolisme seperti kesalahan metabolisme kalsium, kekurangan
beberapa vitamin B seperti B12, B6, B1, asam pantotenik dan B2.
Gejala : rasa kesemutan/terbakar/tertusuk pada saraf yang
terpengaruh, pada beberapa kasus menyebabkan mati rasa, lumpuh,
dan kesulitan berjalan.

2. Parkinson : penyakit kemunduran otak akibat kerusakan bagian otak yang


mengendalikan otot. Gejala: tubuh selalu gemetar, sakit dalam berjalan
dan bergerak, dan berkoordinasi.

3. Stroke : kerusakan pada otak akibat pecah/tersumbatnya pembuluh darah pada


bagian kepala. Gejala: Biasanya terjadi secara tiba-tiba, beberapa detik
sampai menit, dan pada kebanyakan kasus tidak berlanjut lebih jauh.
Gejala yang terlihat sesuai dengan daerah otak yang terpengaruh.
Semakin lebar luas daerah yang terpengaruh, semakin banyak juga
fungsi yang hilang.

4. Meningitis : peradangan pada selaput pembungkus otak yaitu meninges yang


disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitis atau virus lainnya.

5. Epilepsi : kelainan pada neuron-neuron di otak akibat kelainan metebolisme, infeksi,


toksin, atau kecelakaan sehingga penderita tidak dapat merespon
rangsang saat kambuh.

6. Alzheimer : gangguan saraf berupa penurunan kemampuan mengingat.

7. Afasia : kehilangan daya ingat karena kerusakan pada otak besar bagian tengah

8. Ataksia : penyakit degeneratif akibat mengecilnya otak kecil. Gejala: kesulitan


mengontrol gerak tubuh.

9. Transeksi : gangguan pada sistem saraf terutama medulla spinalis karena jatuh atau
tertembak sehingga penderita akan kehilangan segala rasa.

10. Multiple schlerosis : penyakit saraf kronis yang mempengaruhi SSP sehingga dapat
menyebabkan gangguan organ seperti rasa sakit, masalah penglihatan,
sampai kelumpuhan.

11. Hidrocephalus : pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang terkumpul di otak
akibat peradangan serebrospinal.

Anda mungkin juga menyukai