Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FILSAFAT & LOGIKA

GENERALISASI

Kelompok 9
Kelas 1a

Disusun oleh :

Adam Kautzar 1906015003


Herlin Oktaviani 1906015017
Muhammad Umar Syahid 1906015006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat rahmat nya, karunia nya, serta taufik dan hidayah hidayah
nya lah sehingga kita dapat menulis dan menyelesaikan makalah tentang
filsafat&logika yang bertema Generalisasi. Kami berharap makalah ini
dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
filsafat&logika.
Kami juga mohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini dan
jauh dari kata sempurna. Dan juga mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan kedepannya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………….. 2


Daftar Isi ……………………………………………………………. 3
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ………………………………………………….. 4
Rumusan Masalah ………………………………………………. 4
Manfaat ……………………..…………………………………... 4
Bab II Pembahasan
Pengertian Generalisasi ………………………………………… 5
Macam-Macam Generalisasi …………………………………… 5
Penguji atas Generalisasi ………………………………………. 6
Generalisasi yang Salah ………………………………………… 6
Generalisasi empirik dan
generalisasi dengan penjelasan …………………………………6
Generalisasi ilmiah ……………………………………………..7
Syarar-Syarat Generalisasi …………………………………......7
Bab III Penutup
Kesimpulan ……………………………………………………. 8
Saran …………………………………………………………... 8
Daftar Pustaka …………………………………………………….. 9
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah kehidupan, Khususnya kehidupan manusia
bermasyarakat mau tidak mau, sadar ataupun tidak sadar pasti
seseorang itu sering melakukan sebuah analisa. Analisa ini
mungkin dilakukan ketika mengamati sesuatu atau Cuma sekedar
ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Sering kali manusia melakukan sebuah tatanan ilmu
pengetahuan, akan tetapi tidak menyadarinya. Ketika seseorang
melakukan sebuah analisa, yang mana analisa-analisa sebuah
fenomena tersebut menjurus pada suatu kesimpulan umum. Maka
tahapan-tahapan tersebut dalam sebuah kajian logika disebut
generalisasi.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu Generalisasi ?
b. Macam-Macam Generalisasi ?
c. Pengujian atas Generalisasi ?
d. Generalisasi yang salah ?
e. Generalisasi empirik dan generalisasi dengan penjelasan ?
f. Generalisasi ilmiah ?

C. MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN GENERALISASI

mengenai generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang
diselidiki Dengan begitu, hukum yang disimpulkan dari fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki, oleh karena itu, hukum yang dihasilkan oleh penalaran generalisasi tidak
pernah sampai kepada kebenaran pasti tetapi hanya sampai kepada kebenaran kemungkinan besar.
Kebanyakan generalisasi didasarkan pada pemeriksaan atas suatu sample atau contoh dari seluruh
golongan yang diselidiki. Oleh karena itu, generalisasi juga biasa disebut induksi tidak sempurna atau
tidak lengkap. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang
menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya.
Contoh dari generalisasi :
- aluminium jika dipanaskan akan memuai
- besi jika dipanaskan akan memuai
- tembaga jika dipanaskan akan memuai
- nikel jika dipanaskan akan memuai
Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.

2. MACAM-MACAM GENERALISASI

mengacu kepada kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: Generalisasi Sempurna dan Generalisasi Sebagian.

1. Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki semua, contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari. Dalam
penyimpulan ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu tahun diselidiki
tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat dan
tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis dan tidak ekonomis.

2. Generalisasi Sebagian, yaitu generalisasi dimana kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian


fenomena yang kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki, misalnya.
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka
penyimpulan ini adalah generalisasi sebagian (probabilitas).

Meskipun macam generalisasi ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ketingkat pasti tetapi proses
generalisasi ini jauh lebih praktis dan ekonomis, seperti halnya ilmu.
Jika kita berbicara mengenai generalisasi, maka generalisasi yang dimaksud adalah generalisasi tidak
sempurna. Menurut para ahli, generalisasi ini disebut sebagai induksi tidak sempurna dan teknik inilah
yang paling banyak digunakan dalam menyusun ilmu pengetahuan.
3. PENGUJIAN ATAS GENERALISASI

Untuk menguji apakah generalisasi yang dihasilkan cukup kuat untuk dipercaya dapat kita
pergunakan evaluasi berikut:

a. Apakah sampel yang digunakan secara kuantitatif cukup mewakili. Semakin banyak jumlah
fenomena yang digunakan semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan, meskipun kita tidak boleh
menyatakan bahwa dua kali jumlah fenomena individual akan menghasilkan dua kali kadar
keterpercayaan.
b. Apakah sampel yang digunakan cukup bervariasi, Semakin banyak variasi sampel, semakin kuat
kesimpulan yang dihasilkan.
c. Apakah dalam generalisasi itu diperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan fenomena umum
atau tidak. Kekecualian-kekecualian harus diperhitungkan juga, terutama jika kekecualian cukup
besar jumlahnya. Dalam hal kekecualian cukup besar tidak mungkin diadakan generalisasi.
d. Apakah yang dirumuskan konsisten dengan fenomena individual, tidak boleh memberikan
tafsiran menyimpang dari data yang ada.

4. GENERALISASI YANG SALAH

Kita telah mengetahui bahwa tingkat keterpercayaan suatu generalisasi tergantung bagaimana tingkat
terpenuhnya jawaban atas evaluasi sebagaimana tersebut di atas. Semakin terpenuhnya syarat-syarat
tersebut semakin tinggi tingkat keterpercayaan generalisasi dan begitu pula sebaliknya. Bagaimana juga
ada kecenderungan umum untuk membuat generalisasi berdasarkan fenomena yang sangat sedikit
sehingga tidak mencukupi syarat untuk dibuat generalisasi.

5. GENERALISASI EMPIRIK DAN GENERALISASI DENGAN PENJELASAN

Sebagaimana telah disebutkan bahwa generalisasi (sudah barang tentu generalisasi tidak sempurna)
tidak pernah mencapai tingkat keterpercayaan,Apabila generalisasi ini disertai dengan penjelasan
‘mengapa’ maka kebenaran yang dihasilkan akan lebih kuat lagi.
Generalisasi yang tidak disertai dengan penjalasan mengapa-nya atau generalisasi berdasarkan
fenomenanya semata-mata disebut generalisasi empirik. Perbedaan diantara berbagai generailisasi
emperis ini, dimana teori penjelas yang tepat ternyata belum ada dan di mana teori demikian telah ada.
Taruhlah kita mempercayai generalisasi Darwin “semua kucing berbulu putih dan bermata biru adalah
tuli”. Pernyataan ini didasarkan atas generalisasi yang benar dan terpercaya, sehingga kita semua
mengakui kebenaran pernyataan ini. Tetapi sejauh itu, pernyataan serupa ini hanya mendasarkan kepada
fenomenanya, maka hal ini adalah generalisasi empirik.Kebayakan generalisasi pada kehidupan kita
adalah generalisasi empirik, yang berjalan bertahun-tahun bahkan berabad-abad sampai akhirnya dapat
diterangkan.
Jadi benarlah bahwa semua hukum alam mula-mula dirumuskan melalui generalisasi empirik
kemudian setelah diketahui hubungan kausalnya, maka lahirlah generalisasi dengan penjelasn dan inilah
yang melahirkan penjelasan ilmiah.
6. GENERALISASI ILMIAH

Generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam bentuk maupun permaslahannya.
Perbedaan yang paling mendasar adalah terletak pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam
perumusannya. Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam observasi
sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu yang tidak diobsevasi.
Tanda-tanda penting dari generalisasi ilmiah dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi yang cermat.
2. Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur serta mendapatkan ketepatan serta menghindari
kekeliruan sejauh mungkin.
3. Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta.
4. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh dinyatakan dengan istilah yang padat dan
tematik.
5. Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan kondisi
yang bervariasi, misalnya waktu, tempat, dan keadaan khusus lainnya.
6. Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian kembali, kritik, dan pengetesan atas
generalisasi yang dibuat

7. SYARAT-SYARAT GENERALISASI

Menurut Soekadijo, generalisasi yang baik harus memenuhi 3 syarat, antara lain :
1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik. Artinya, generalisasi tidak boleh terikat kepada
jumlah tertentu.
2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal.
Artinya, tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi, harus berlaku di mana saja dan kapan
saja.
3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian. Yang dimaksud dengan ’dasar
pengandaian’ di sini adalah dasar dari yang disebut contrary-to-facts conditionals atau
unfulfilled conditionals.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis yang
sama kondisinya.
2. Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Generalisasi sempurna
b. Generalisasi tidak sempurna atau generalisasi sebagian.
3. Untuk menguji generalisasi yang dihasilkan cukup kuat untuk dipercaya dapat kita pergunakan
evaluasi sebagai berikut:
a. Sampel yang digunakan secara kuantitatif harus cukup mewakili. Semakin banyak jumlah
fenomena yang digunakan semakin kuat kesimpulan yang dihasilkan.
b. Sampel yang digunakan cukup bervariasi.
c. Dalam generalisasi itu harus memperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan fenomena umum
atau tidak.
d. Sesuatu yang dirumuskan harus konsisten dengan fenomena individual, tidak boleh memberikan
tafsiran menyimpang dari data yang ada.
4. Generalisasi yang salah adalah ketika membuat generalisasi berdasarkan fenomena yang sangat
sedikit sehingga tidak mencukupi syarat untuk dibuat generalisasi. Hal ini juga bisa disebut sebagai
generalisasi tergesa-gesa.
5. Generalisasi yang tidak disertai dengan penjalasan mengapa-nya atau generalisasi berdasarkan
fenomenanya semata-mata disebut generalisasi empirik.
6. Generalisasi ilmiah adalah suatu pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis
yang sama kondisinya, akan tetapi dari segi metode, kualitas data dan ketepatan dalam perumusanya
sangat ditata rapi dan terperinci demi menghasilkan kesimpulan yang tepat.

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

http://resumehidayat.blogspot.com/2010/06/generalisasi-ilmu-
logika.html

Soekadijo,R.G Logika Dasar, PT Gramedia pustaka utama,


Jakarta, 1991

Anda mungkin juga menyukai