Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
kehidupan pada waktu lampau geologi, berdasarkan fosil tumbuhan dan binatang
lingkungan yang ada, serta kronologi sejarah bumi. Paleontologi adalah disiplin
ilmu yang mempelajari mengenai sejarah kehidupan di bumi pada masa lampau.
Fosil adalah jejak atau sisa kehidupan masa lampau yang terawetkan dalam
lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur geologi di atas
10.000 tahun (kala Holosen). Diambil dari kata latin Fodere yang berarti
Paleontologi dan Mikropaleontologi, yang diambil dari Bahasa Yunani kuno yaitu
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Protozoa
(eukariota). Sedangkan Brozoa berasal dari kata bryoon yang berarti lumut dan
Oleh karena itu, guna memahami lebih jauh tentang filum Protozoa dengan
praktikum ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari diadakan praktikum ini adalah untuk mengetahui lebih
2.1 Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak
memiliki dinding sel. Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan
zoon yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Protozoa
merupakan salah satu kelompok (sub kingdom) dari anggota protista eukariotik.
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan.Jadi, Protozoa adalah hewan pertama atau mudahnya hewan tingkat
Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang kaya zat organic contohnya
Amoeba proteus, baik air tawar maupun air asin, ada yang hidup solitaire bebas
berenang di air, menempel di suatu tempat, parasite pada tanaman dan hewan
merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak memiliki
dinding sel.
heterotrofik dalam bentuk parasit dan autotrofik yang hidup bebas, mereka
memiliki siklus hidup yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup bebas
dan parasit, dan dalam banyak kasus, bentuk vegetatif (trophozoite) dan bentuk
2. Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik dapat
membentuk lapisan pelindung yang tebal disebut kista atau cysta setelah
6. Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan ternak.
7. Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada setiap fase dalam siklus hidupnya.
8. Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut
tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari
cysta.
9. Cysta merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal
mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa
10. Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara
konjugasi.
11. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(silia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
12. Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain),
saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof (dapat
2.1.3.1 Rhizopoda
hidup sebagai massa kecil yang jernih dan bersifat amorf atau dapat berubah –
ubah bentuknya.
1. Ordo Lobosa, yaitu mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat
2.1.3.2 Flagellata
Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk. Jadi,
fillum flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk dan phoros :
membawa). Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak juga berfungsi
untuk alat peraba dan alat penangkap makanan. Flagel juga berfungsi sebagai alat
indera.
dan zooflagellata.
Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap
dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm.Memiliki inti dan pada beberapa species
2.1.3.3 Sporozoa
sebuah nukleus.Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu sendiri)
maupun vakuola kontraktil.Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam
Memiliki inti dan pada waktu melakukan pembelahan ganda, inti membelah
individu anak yang cukup banyak. Sporozoa tersebut melakukan respirasi dan
fase vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara
2.1.3.4 Siliata
Memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar atau disebut
cilia.Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh
tanah berair dan banyak mengandung bahan organik.Bagi yang hidup bebas
terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.Saat itulah bersamaan dengan air
adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus ovalis dan Balantidium
coli.
atau membola, ada yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai
seperti Amoeba proteus, berukuran 600 µm atau lebih. Beberapa siliata yang
umum mencapai ukuran 2000 µm atau 2 mm, jadi dapat dilihat dengan mudah
tanpa perbesaran.
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan
osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
2. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif atau bentuk istirahat yang disebut
vegetatifnya.
3. Pada Protozoa tidak memiliki dinding sel dan tidak mengandung selulosa atau
skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.
9. Protozoa merupakan sel tunggal yang dapat bergerak secara khas menggunakan
pseudopodia “kaki palsu”, flagela atau silia namun ada yang tidak bisa bergerak
aktif. Yang berdasarkan alat gerak yang dimiliki dan mekanisme gerakan inilah,
Ciliophora dan yang tidak dapat bergerak serta merupakan parasit hewan
Sporozoa yang anggotanya sangat beragam maka dipecah lagi menjadi 5 sub
kelas.
2.2 Bryozoa
dari Bryozoa menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih lanjut
berbulu, menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal yang
hewan. Filum Bryozoa dinamakan juga Polyzoa atau Ectoprocta, berasal dari kata
ectos berarti di luar dan proctos berarti anus, maksudnya anus terletak di luar
lophophore. Lophophore ialah lipatan dinding tubuh atau calyx yang mengelilingi
mulut, dan mengandung tentakel bercilia. Bryozoa adalah hewan yang berkoloni
dan sessile. Tiap individu terbungkus oleh zooecium yaitu selubung dari khitin
atau lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin. Bryozoa hidup di laut
dan beberapa hidup di air tawar. Beberapa jenis mengeluarkan benda berkapur
1. Hewan berkoloni.
2.2.3.1 Phylactoplaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding berotot;
zooid polymorpism; tidak ada proses pengerasan asam kapur. Dalam kelas
2.2.3.2 Gymnolaemata
1. Ctenostomata Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama
dengan diameter zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang
molusca atau ganggang. Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium (di
air laut).
2. Cheilostomata Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai
2.2.3.3 Stenolaemata
berkapur dan menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di erami dalam ovicell
2. Ordo Cystoporata.
3. Ordo Stomatopora.
4. Ordo Cryptostomata.
5. Ordo Treopostomata.
6. Ordo Fenestrata.
7. Ordo Cystoporata, Stomatopora dan Cryptostomata telah punah pada akhir era
Paleozoikum.
Bryozoa atau lumut laut adalah bintang kecil yang hidup berkoloni, masing-
masing hewan atau zooid hidup bebas di laut dangkal secara berkoloni. Mereka
umumnya membangun kerangka yang membatu dari kalsium karbonat dan dapat
tumbuh dalam berbagai macam bentuk tubuh seperti renda (e.g. Smittina
tipis atau berupa gundukan pada batu (e.g. Buffonellodes spA). Mempunyai
ranting dan cabang yang mirip tumbuhan. Pada umumnya memiliki banyak
lubang-lubang kecil pada rangkanya. Lophophore ialah lipatan dinding tubuh atau
ramping, perut luas, dan usus ramping yang dibuang melalui anus terletak di luar
lophophore tersebut.
Bryozoa juga memangsa bulu babi dan ikan. Hewan ini dapat ditemukan di
berbagai substrat keras termasuk batu-batuan, karang, maupun melilit pada spons.
Akan tetapi ada beberapa bryozoa yang tidak dapat tumbuh dan berkembang
disubstrat padat, melainkan membentuk koloni pada sidemen. Jika dilihat dari luar
permukaan tubuhnya banyak orang yang salah dalam membedakan antara bryozoa
Dalam bidang geologi, fosil ini kelompok filum Bryozoa dapat dimanfaatkan
untuk menganalisa kondisi laut di masa lampau. Kondisi arus laut, asupan nutrisi,
dan suhu laut, sangat mempengaruhi bentuk tubuh, ukuran, serta tingkat
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode
1. Tahap Pendahuluan
ini pula dibahas juga hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti
praktikum tersebut seperti alat dan bahan yang digunakan serta pemberian
tugas pendahuluan.
2. Tahap Praktikum
3. Analisis Data
Pada tahapan ini, praktikan melakukan analisis data yang telah diambil
4. Pembuatan Laporan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
5. HCl 0,1 M
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Nummulities millecaput BOUBEE
Fosil ini terfosilkan secara mineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, mineral
menggantikan bagian tubuh fosil dimana ini merupakan proses pemfosilan, yakni
proses mineralisasi.
Fosil ini berbentuk Plate atau pipih dengan komposisi kimia CaCO3 karena
setelah ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan menghasilkan busa atau
lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di laut dangkal sekitar 50-
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
Odontobelus triparitus gracilis (A.) berasal dari filum Protozoa pada kelas
Fosil ini terfosilkan secara permineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, mineral
CaCO3 karena setelah ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan
inilah dapat diketahui lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di
laut dangkal sekitar 195-177 juta tahun yang lalu yaitu pada Jura Bawah.
Kegunaan fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lalu
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
Fosil ini terfosilkan secara permineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, mineral
CaCO3 karena setelah ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan
inilah dapat diketahui lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di
laut dangkal sekitar 500-451 juta tahun yang lalu yaitu pada Ordovisium Tengah.
Kegunaan fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lalu
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
Fosil ini terfosilkan secara permineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, mineral
CaCO3 karena setelah ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan
inilah dapat diketahui lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di
laut dangkal sekitar 500-451 juta tahun yang lalu yaitu pada Ordovisium Tengah.
Kegunaan fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lalu
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
Fusulina alpina berasal dari filum Protozoa pada kelas Sarcodina dalam ordo
Fusulina.
Fosil ini terfosilkan secara karbonisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, bagian-bagian
Fosil ini berbentuk Tabular dengan komposisi kimia CaCO3 karena setelah
ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan menghasilkan busa atau
lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di laut dangkal sekitar
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
Parafsulina japonica berasal dari filum Protozoa pada kelas Sarcodina dalam
genus Parafusulina.
Fosil ini terfosilkan secara permineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, bagian-bagian
Fosil ini berbentuk Globular dengan komposisi kimia CaCO3 karena setelah
ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan menghasilkan busa atau
lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di laut dangkal sekitar
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
pada kelas Sarcodina dalam ordo Foraminifera. Fosil ini termasuk ke dalam
Fosil ini terfosilkan secara permineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, mineral
Fosil ini berbentuk Globular atau bercabang dengan komposisi kimia CaCO3
karena setelah ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan menghasilkan busa
lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di laut dangkal sekitar
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
Anthozoa dalam ordo Rugosa. Fosil ini termasuk ke dalam famili Halloporamidae
Fosil ini terfosilkan secara mineralisasi dimana ketika organisme ini mati,
seperti air lalu terendapkan dan terakumulasikan pada cekungan yang relatif stabil
ini. Seiring berjalannya waktu, material sedimen yang menimbun akan semakin
tebal dan pendapatkan tekanan yang besar. Pada saat yang sama, mineral
menggantikan seluruh tubuh fosil dimana ini merupakan proses pemfosilan, yakni
proses mineralisasi.
CaCO3 karena setelah ditetesi oleh HCl, fosil tersebut bereaksi dengan
inilah dapat diketahui lingkungan pengendapan fosil ini. Fosil ini terendapkan di
laut dangkal sekitar 450-436 juta tahun yang lalu yaitu pada Ordovisium atas.
Kegunaan fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lalu
yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan,
5.1 Kesimpulan
Dari rangkaian kegiatan praktikum acara II Broyozoa dan Protozoa ini, dapat
1. Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoon yang berarti
bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak memiliki dinding sel.
berbulu, menempel pada batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal
yang subur dan jernih. Adapun contoh fosilnya adalah Hallopora rugosa
(EDW.&H.)
3. Adapun kegunaan dari kedua fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lalu yakni pada zaman Eosen tengah, untuk menentukan umur
paleoklimatologi.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram: Duta Pustaka
Ilmu.