Bahasa Indonesia Ragam Baku Dan Tidak Baku
Bahasa Indonesia Ragam Baku Dan Tidak Baku
2) Huruf besar
(1) Awal kalimat
Kapan dia pulang ke Indonesia?
(2) Ungkapan yang berhubungan dengan agama
Allah, Islam
(3) Nama diri dan gelar
Profesor (Prof.) Widodo
(4) Huruf pertama nama bangsa, bahasa dan peristiwa sejarah
Indonesia, bahasa Jawa, hari Pahlawan
(5) Huruf pertama khas dalam geografi
Gunung Bromo
(6) Huruf pertama nama lembaga resmi atau badan Negara
Dewan Perwakilan Rakyat
(7) Huruf pertama semua kata dalam nama buku, majalah dan judul karangan
Buku Pelajaran untuk Siswa Sekolah Dasar
(8) Kata sapaan
Silakan dibaca, Mas!
C. Pilihan Kata
RESMI TIDAK RESMI
berkata bilang
membuat membikin
hanya cuma
memberi mengasih
bagi buat
biar biarin
masukkan masukin
tertawa ketawa
tertabrak ketabrak
berbicara ngomong
D. Penulisan
BAKU TIDAK BAKU
teknik tehnik
metode metoda
pebruari februari
pikir fikir
fakta pakta
nasihat nasehat
mencuci menyuci
mengkaji mengaji
menerjemahkan menterjemahkan
modern moderen
E. Pembentukan kata
Secara umum dapat dikatakan bahwa kata baku adalah kata-kata yang dibentuk
dengan mengikuti kaidah-kaidah pembentukan kata. Sebaliknya, kata tidak baku
adalah kata-kata yang dibentuk dengan tidak mengindahkan (menyimpang) kaidah-
kaidah pembentukan kata.
1) Kata dasar
kursi
tidur
makan
aman
cantik
2) Kata jadian
(1) Pengimbuhan
Penambahan unsur awalan, akhiran dan sisipan
(2) Pengulangan
Kata ulang penuh
Kata ulang sebagian
Kata ulang berkombinasi dengan imbuhan
Kata ulang berubah bunyi
(3) Pemajemukan
Latihan
1) Tulislah bentuk baku kata-kata berikut ini dan berikan alasannya!
1) merubah
2) mengaji
3) mentik
4) berfikir
5) menraktir
6) utang
7) ecat
8) emang
9) betulin
10) nggak
(1) Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah
sebagian anak-anak mempunyai tugas yang tidak ringan.
(2) Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi
pergeseran niulai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat
yang masuk ke negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-
nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
(3) Penanaman moral di sekolah sebenarnya merupakan kelanjutan dari
penanaman moral di rumah yang dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan
Moral Pancasila yang merupakan mata pelajaran paling strategis karena langsung
menyangkut tentang moral Pancasila, juga diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran-mata pelajaran Agama, Sejarah, dan Kesenian.