Anda di halaman 1dari 14

Laporan sementara

Laboratorium Bioproses

PENENTUAN KOLONI MIKROBA


Disusun oleh :

Kelompok B1

Rifqy Nurullah 2004103010082

Muhammad Reza 2004103010083

Wijaya Pratama 2004103010084

Habil Fadhlurrahman 2004103010086

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA


DARUSSALAM, BANDA ACEH

2020
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme adalah makhluk mikroskopis yang biasanya bersifat uniseluler


maupun multiseluler dan tidak bisa dilihat oleh mata sehingga harus memakai alat
khusus seperti mikroskop. Beberapa mikroorganisme membentuk koloni yang
artinya kumpulan-kumpulan mikroorganisme disuatu media yang mempunyai
bentuk bermacam-macam ada yang berbentuk titik lingkaran, bersambung-
sambung seperti akar, dan membentuk kumparan. Selain itu permukaan koloni
mikrooganisme ada yang berbentuk rata dan teratur, bergelombang, timbul
cembung, timbul cekung, dan lain-lain. ( Michelle, 2017)

Pada praktikum kali ini perhitungan jumlah koloni bakteri dilakukan dengan
menggunakan metode Viable count. Seperti yang diketahui, metode viable count
ini adalah metode yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba pada media yang
biasanya dipakai adalah agar sehingga sel tersebut dapat hidup dan membentuk
koloni yang dapat dilihat tanpa harus menggunakan mikroskop. Metode viable
count terbagi 2 yaitu spread plate dan pour plate. Perhitungan koloni
mikrooganisme jika menggunakan metode ini dapat dilakukan dengan cara
membelah agar yang sudah mengeras di petri dish menjadi empat bagian sama
besar tujuannya untuk memudahkan saat melakukan perhitungan. Pada percobaan
kali ini, air keran digunakan sebagai bahan utama. ( Soestyaningsih, 2020)

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana cara menghitung jumlah koloni mikroba?
2. Apa yang dimaksud dengan pengenceran sampel dan bagaimana
metodenya?
3. Apa saja teknik-teknik inokulasi yang dipakai dalam praktikum?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara menghitung mikroba
2. Memahami pengenceran sampel dan cara untuk mengencerkannya
3. Mengetahui macam-macam teknik inokulasi

1.4 Manfaat Praktikum


1. Kita bisa melakukan perhitungan koloni mikroba dengan tepat.
2. Menyadarkan kita untuk selalu memerhatikan air yang akan digunakan.
3. Mendorong kita agar selalu menjaga air agar tetap steril.

BAB II
Tinjauan Pustaka

Bakteri adalah mikroorganisme uniseluler prokaryot yang memiliki panjang


0,5-10 µ dan lebar 0,5-2,5 µ. Karakter bakteri ini berdasarkan bentuknya, seperti
bulat (cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan struktur bakteri yang
terpenting diketahui cambuk (flagella), kapsul (capsule) dan endospora
(endospore). Flagella merupakan struktur tambahan di luar sel yang berbentuk
cabuk halus yang tidak terlihat di bawah miskroskop kecuali menggunakan teknik
diatas seperti viable count. Susunan flagella pada sel yang untuk diidentifikasi dan
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu flagella peitrichous dan flagella
polar. (Badrud, 2017).

Pada hasil pengamatan morfologi koloni bakteri, didapatkan koloni bakteri


berbentuk bulat dengan tepi utuh yang mendominasi namun ada juga beberapa
koloni bakteri dengan tepi bergerigi, warna beragam yaitu putih, kuning, dan
merah serta elevansi tumbuh dipermukaan. Morfologi koloni bakteri perlu
diamati untuk mempermudah dalam proses identifikasi bakteri karena sifat-sifat
koloni bakteri dapat menentukan jenis bakteri tersebut. Koloni sel bakteri
merupakan sekelompok sel yang dapat dilihat secara langsung dengan mata.
Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan
cembung, cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang.
(Michelle, 2017)
Metode hitung cawan memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu
kapasitas untuk menghitung jumlah bakteri jika terlalu banyak ataupun jika terlalu
sedikit dapat menggunakan faktor pengenceran. Selain itu, metode hitung cawan
ini hanya menghitung bakteri yang layak dihitung tidak termasuk bakteri mati
ataupun puing-puing yang ada pada media pertumbuhan. Namun, metodi ini juga
memiliki kekurangan yaitu perhitungan kumpulan sel bakteri dapat salah dihitung
sebagai koloni tunggal sehingga dilaporkan sebagai CFU/mL daripada sel/mL.
Selain itu metode ini membutuhkan waktu yang lama karena hasil hitung cawan
ini biasanya diperoleh setelah 1-3 hari. (Soestyaningsih, 2020)

Metode hitung cawan dibedakan menjadi beberapa cara yaitu metode tuang
(pour plate), metode sebaran (spread plate), dan metode drop plate. Metode hitung
cawan termasuk metode yang digunakan untuk penanaman bakteri dengan
menggunakan media padat, yang prinsip kerjanya berdasarkan pembuatan seri
pengenceran (homogenisasi) sampel dengan kelipatan 10. Hasil perhitungan
dengan menggunakan hitung cawan ini dalam bentuk Colony forming unit (CFU).
CFU ini menunjukkan jumlah koloni yang tumbuh tiap gram atau mililiter sampel
yang dihitung dari jumlah cawan, faktor pengenceran, dan volume yang
digunakan. (Soestyaningsih, 2020).

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang menggunakan metode


deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan dua
kali pengulangan menggunakan teknik pour plate dengan metode tuang yaitu
dengan memaparkan cawan petri berisi media NA (Nutrien Agar) dengan
memberikan media cair selama waktu tertentu. Sedangkan metode yang
digunakan dalam penentuan ruang tempat pengambilan sampel adalah teknik
random sampling. (Ahmad. 2019).
BAB III

Metodologi

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dengan judul “Penentuan Koloni Mikroba” dilaksnakan pada hari


kamis, 15 Oktober 2020 pada pukul 08.00-18.00 WIB di Laboratorium Bioproses
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

1. Gelas ukur 100 ml


2. Erlenmeyer 500 ml
3. Gelas beker 250 ml
4. Gelas ukur 5 ml
5. Gelas ukur 10 ml
6. Cawan petri/ petri dish
7. Pipet tetes
8. Spritus/ Bunsen

Bahan :

1. Nutrien Agar
2. Sampel air keran
3. Akuades

3.3 Prosedur Percobaan

1. Alkohol berfungsi untuk sterilisasi disemprotkan ke clean bench dan


bersihkan dengan kapas secara merata.
2. Nutrien agar ditimbang sebesar 5 gram untuk pembuatan agar setelah itu
masukkan ke erlenmeyer. Pengenceran ini digunakan untuk 2 perobaan
sehingga pembuatan agar dibuat 2.
3. Campur nutrient agar dengan akuades sekitar 20-25 ml, aduk dan
panaskan sampai mendidih dengan alat yang dipakai yaitu hotplate.
4. Autoclave digunakan untuk sterilkan alat-alat. Caranya yaitu bungkus
terlebih dahulu alat-alat tersebut dengan kertas sampul bewarna coklat.
5. persiapan autoclave (hal yang harus diperhatikan : aquades yang berada
didasar autoclave tidak berlebih dan tidak kurang, keran ditutup, selang
tidak terlipat dan air dalam jerrycaen pada batas cukup).
6. Alat tersebut dimasukkan ke dalam rak-rak dan kemudian tutup autoclave
proses sterilisasi dimulai saat suhu mencapai 121˚C dan tekanan 15 psi.
Umumnya dibutuhkan waktu 15-20 menit.
7. Agar yang telah dipanaskan dimasukkan ke petri dish dan tunggu sampai
mengeras.
8. Pengenceran yang dibuat pada praktikum ini ada dua yaitu pengenceran
1:200 (1 ml air keran dicampurkan dengan 199 ml akuades) dan
pengenceran 1:300 (1 ml air keran dicampurkan dengan 299 ml akuades).
9. Bagian atau kuadran agar dibagi 4 untuk inokulasi. Untuk pengenceran
1:200 dan satu lagi untuk pengenceran 1:300. Kemudian teteskan satu
tetes pengenceran di 4 bagian kuadran.
10. Taruh petri dish yang telah ditetesi pengenceran ke dalam inkubator, amati
0, 24, 48, 72, dan 96 jam.

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Menghitung Jumlah Koloni

1. Hitung terlebih dahulu jumlah koloni yang tampak ditiap kuadran yang ada di
petri dish. Namun apabila jumlah koloni terlalu banyak, lubangkan pertas dengan
ukuran 1 cm x 1 cm lalu amati koloni terbanyak dan yang paling sedikit yang
terlihat di petri dish.
2. Pada percobaan kali ini, rumus yang akan digunakan adalah rumus pour plate
yaitu seperempat dikali 5 dikali jumlah koloni per cawan dikali seperfaktor
pengenceran.

Rumus yang digunakan : ¼ x 5 x Jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran

4.2 Data Pengamatan Penentuan Koloni Mikroba

1. Pengenceran 1:200

No Waktu Jumlah Koloni Data Sebenarnya


(Jam) Pengamatan
1 0 0 0
2 24 23 5750
3 48 28 7000
4 72 28 7000
5 96 33 8250

2. Pengenceran 1:300

No Waktu Jumlah Koloni Data Sebenarnya


(Jam) Pengamatan
1 0 0 0
2 24 12 4500
3 48 26 7800
4 72 34 12750
5 96 19 7125

Hasil dari percobaan perhitungan koloni mikroba ini setelah diinkubasi, jumlah
koloni mikrooganisme pada media yang ditetesi pengenceran 1:200 selama 4 hari
mengalami kenaikan jumlah koloni tetapi pada hari kedua dan ketiga jumlah
bakteri pada pengenceran ini sama, sedangkan untuk yang pengenceran 1:300
pada hari pertama sampai hari ketiga mengalami kenaikan jumlah koloni yang
signifikan, tetapi pada hari keempat terjadi penurunan jumlah koloni.
40

35

30

25
Jumlah Koloni

20

15

10

0
0 24 48 72 96

Waktu Inkubasi (jam)

1:200 1:300

Berdasarkan grafik diatas, pertumbuhan koloni mikroba pada pengenceran 1:200


mengalami peningkatan tertinggi pada 96 jam. Sedangkan pada penegnceran
1:300 pertumbuhan koloni mengalami peningkatan tertinggi pada 72 jam setelah
itu mengalami penurunan dikarenakan pengenceran 1:300 mengakibatkan
pertumbuhan bakteri lebih banyak sehingga pada nutrisi pada media pun cepat
habis. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan koloni bakteri pada 96 jam.

BAB V

Kesimpulan

1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa air


keran ternyata mengandung banyak sekali mikroorganisme sehingga kita
harus selalu menjaga kebersihan air yang akan kita gunakan agar tidak
terkena penyakit yang tidak diinginkan.
2. Selain itu, dalam percobaan ini metode pengenceran sangat berpengaruh
pada pertumbuhan suatu mikroba tergantung perbandingannya.
3. Semakin tinggi perbandingan akuades dengan air keran, maka semakin
banyak pula koloni yang terbentuk. Akan tetapi koloni tidak mudah
bertahan lama karena mikroba di media tersebut akan cepat kehabisan
nutrisi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit perbandingan akuades
dengan air keran maka semakin sedikit pula koloni yang terbentuk.

Daftar Pustaka

Tyas, D. E., WIdyorini, N., & Solichin, A. (2018). PERBEDAAN JUMLAH


BAKTERI DALAM SEDIMEN PADA KAWASAN BERMANGROVE
DAN TIDAK BERMANGROVE DI PERAIRAN DESA BEDONO,
DEMAK. Journal of Management of Aquatic Resources, 7(2), 191.

Holderman, M. V., de Queljoe, E., & Rondonuwu, S. B. (2017). Identifikasi


bakteri pada pegangan eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di kota
Manado. Jurnal Ilmiah Sains, 17(1), 15.

Arisandi, A., Tamam, B., & Yuliandari, R. (2017). Jumlah Koloni pada Media
Kultur Bakteri yang Berasal dari Thallus dan Perairan Sentra Budidaya
Kappaphycus alvarezii di Sumenep [Number of Colonies in Bacterial Culture
Media from Thallus and Waters of Cultivation Center of Kappaphycus
alvarezii in Sumenep]. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 9(1), 58.

Soesetyaningsih, E., & Azizah, A. (2020). Akurasi Perhitungan Bakteri pada


Daging Sapi Menggunakan Metode Hitung Cawan. BERKALA
SAINSTEK, 8(3), 75-79.

Walid, A., Novitasari, N., & Wardany, K. (2019). Studi Morfologi Koloni
Bakteri Udara Di Lingkungan Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 3(1), 11.
Lampiran 1. Data Pengamatan

1. Pengenceran 1:200

No Jumlah koloni per kuadran Total jumlah


Waktu (jam) I II III IV
. koloni
1 0 0 0 0 0 0
2 24 8 4 5 6 23
3 48 11 5 6 6 28
4 72 7 8 9 4 28
5 96 8 11 11 3 33

2. Pengenceran 1:300

No Jumlah koloni per kuadran Total jumlah


Waktu (jam) I II III IV
. koloni
1 0 0 0 0 0 0
2 24 4 4 2 2 12
3 48 5 9 9 3 26
4 72 12 10 7 5 34
5 96 6 7 4 2 19

Lampiran 2. Contoh Perhitungan Data

1. Total koloni 0 jam pengenceran 1:200


= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (0+0+0+0) x 1/ 2x10-2
= 0 x 200
=0

2. Total koloni 24 jam pengenceran 1:200


= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (8+4+5+6) x 1/ 2x10-2
= 28,75 x 200
= 5750
3. Total koloni 48 jam pengenceran 1:200
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (11+5+6+6) x 1/ 2x10-2
= 35 x 200
= 7000
4. Total koloni 72 jam pengenceran 1:200
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (7+8+9+4) x 1/ 2x10-2
= 35 x 200
= 7000
5. Total koloni 96 jam pengenceran 1:200
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (8+11+11+3) x 1/ 2x10-2
= 41,25 x 200
= 8250
6. Total koloni 0 jam pengenceran 1:300
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (0+0+0+0) x 1/ 2x10-3
= 0 x 300
=0
7. Total koloni 24 jam pengenceran 1:300
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (4+4+2+2) x 1/ 2x10-3
= 15 x 300
= 4500
8. Total koloni 48 jam pengenceran 1:300
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (5+9+9+3) x 1/ 2x10-3
= 26 x 300
= 7800
9. Total koloni 72 jam pengenceran 1:300
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (12+10+7+5) x 1/ 2x10-3
= 34 x 300
= 12750
10. Total koloni 96 jam pengenceran 1:300
= ¼ x 5 x jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
= ¼ x 5 x (6+7+4+2) x 1/ 2x10-3
= 23,75 x 300
= 7125

Lampiran 3. Gambar

1. Alat dan Bahan

2. Proses Sterilisasi Clean Bench

3. Proses Membuat Nutrien Agar


4. Proses Memindahkan Agar ke Petri Dish

5. Proses Pengenceran

6. Proses Inokulasi Sampel

7. Proses Memasukkan Pretri Dish ke Dalam Inkubator


8. Hasil Percobaan

Anda mungkin juga menyukai