Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Alimaturrosidah

Nim : 171340071 (BKI 6B)

Mantuk : Konseling Kemasyarakatan

Kecemasan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19

Di tengah pandemi yang sedang marak-maraknya diperbincangkan di sosial


media ini dapat menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat di penjuru
Indonesia. Saya tertarik untuk melakukan konseling tentang ini dan menggunakan
teori REBT.

Teori REBT dikembangkan oleh Albert Ellis pertama kalinya pada tahun
1955 yang mulanya dikenal sebagai Terapi Rasional lalu ia mengubahnya menjadi
rational emotive therapy (RET), namun Pada 1993, Ellis mengubah nama rational
emotive therapy (RET) menjadi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).

Rational Emotive Behavior adalah pemecahan masalah yang fokus pada


aspek berpikir, menilai, memutuskan, direktif tanpa lebih banyak berurusan
dengan dimensi-dimensi pikiran ketimbang dengan dimensi-dimensi perasaan.
Yang dimaksud dengan “rasional” adalah kognisi yang efektif dalam membantu
diri daripada kognisi yang sekedar valid secara empiris maupun logis.

Disini proses konselingnya itu, berfokus pada tingkah laku individu, akan
tetapi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) menekankan bahwa tingkah
laku yang bermasalah disebabkan oleh pemikiran yang irasional sehingga fokus
penanganan pada penekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah
pemikiran individu. Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) pendekatan
yang membelajarkan kembali konseli untuk memahami input kognitif yang
menyebabkan gangguan emosional, mencoba mengubah pikiran konseli agar
membiarkan pikiran irasionalnya atau belajar mengantisipasi manfaat atau
konsekuensi dari tingkah laku.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan guna melayani klien sepert :


1. Bekerjasama dengan klien
Disini konselor membangun hubungan dan pendekatan dengan klien agar
klien dapat berpartisipasi secara efektif dalam pendekatan terapeutik ini yang
dapat dicapai dengan mengembangkan empati, kehangatan dan penghargaan,
untuk membantu klien mencapai tujuan konseling.
Ditahap ini, klien sepakat bekerjasama dalam mengikuti proses
konseling. Dan juga menerima bantuan dari konselor atas masalahnya yaitu
kecemasan selama Covid-19.
2. Melakukan Asesmen
Langkah ini proses pencarian pemahaman masalah-masalah yang di
alami klien dan seberapa parah masalah yang dihadapinya. Konselor mulai
dengan mengidentifikasi pandangan-pandangan tentang apa yang menurut
klien salah, kemudian memperhatikan bagaimana perasaan konseli mengenai
masalah kecemasannya terhadap Covid-19.
3. Mempersiapkan Klien Untuk Terapi
Disini konselor mengklarifikasi dan menyetujui tujuan konseling,
motivasi konseli untuk berubah, serta mendiskusikan pendekatan dan
implikasinya. Pendekatan konseling ini dengan cara diskusi dan tanya jawab
dengan klien dan memberikan masukan-masukan yang positif untuk
menghilangkan kecemasan klien dan membantu agar merubah pikirannya
yang negativ dengan memberikan pengertian yang baik.
4. Mengimplementasikan Program Penanganan
Di pertemuan kedua, Konselor menganalisis dimana inti masalah terjadi.
Dan disini konselor menemukan keyakinan-keyakinan yang terlibat dalam
masalah klien. Serta konselor mengembangkan teknik yang di pakai dalam
pendekatan REBT yaitu teknik behavioral (homework assignment), Konselor
menggunakan homework assignments pada klien dengan tugas mencari dan
membaca pengetahuan mengenai virus Covid-19 (penyebarannya,
pencegahannya, penanganannya) dengan mandiri, dari sumber-sumber yang
terpercaya, agar klien bisa menghilangkan rasa takutnya karena faktor yang
menyebabkan kecemasan terhadap Covid-19 adalah kurangnya pengetahuan
tentang Covid-19 sehingga timbulah keyakinan-keyakinan yang membuatnya
takut.
5. Mengevaluasi kemajuan
Pada pertemuan akhir,. konselor memastikan apakah konseli mencapai
perubahan yang signifikan dalam berpikir. Maka untuk mengevalusai
kemajuan klien serta memastikan apakah klien mengerjakan homework
assignments yang diberikan maka konselor bertemu dengan klien sekitar 3
minggu kemudian setelah proses konseling. Jika kemajuan seperti klien mulai
merasa ada perubahan pada dirinya, dan mulai merasa lebih terbuka saat
menceritakan perubahannya tersebut setelah melakukan konseling. Maka
konselor dan klien bersiap untuk akhir proses konseling.

Setelah melakukan konseling dengan menggunakan teknik REBT sebanyak 3


kali pertemuan, akan ada perubahan pada klien. setelah melakukan konseling,
klien mulai paham mengenai Covid-19, penyebarannya, pencegahannya, serta
cara menjaga kebersihan yang benar, dan mulai menghilangkan kecemasannya
saat beraktivitas diluar, saat berinteraksi dengan orang lain tidak lagi cemas yang
berlebihan. Karena klien juga sudah melakukan homework assignments yaitu
mencari informasi-informasi mengenai Covid-19 yang memberikan pengetahuan
baru bagi klien dan memberikan informasi yang benar dan bukan informasi yang
salah dan tidak riil. Seperti sebelumnya.

(Pertemuan dilakukan 3 kali)

Anda mungkin juga menyukai