Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
adanya aterioklerosis, spasme arteri koroner, anemia berat, artritis, dan aorta
Insufisiensi. Faktor resiko pada SKA (Muttaqin, 2009) dibagi menjadi :
1. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah:
a. Usia
Angka morbiditas dan mortalitas penyakit SKA meningkat seiring
pertambahan usia. Sekitar 55% korban serangan jantung berusia 65
tahun atau lebih dan yang meninggal empat dari lima orang berusia di
atas 65 tahun. Mayoritas berada dalam resiko pada masa kini
merupakan refleksi dari pemeliharaan kesehatan yang buruk di masa
lalu.
b. Jenis kelamin
Pria memiliki resiko yang lebih untuk terserang SKA, sedangkan pada
wanita resiko lebih besar setelah masa menopause. Peningkatan pada
wanita setelah menopause terjadi akibat penurunan kadar estrogen dan
peningkatan lipid dalam darah.
c. Riwayat keluarga
Tingkat faktor genetika dan lingkungan membantu terbentuknya
atherosklerosis belum diketahui secara pasti. Tendensi atherosklerosis
pada orang tua atau anak dibawah usia 50 tahun ada hubungan
terjadinya sama dengan anggota keluarga lain.
d. Suku bangsa
Orang Amerika kulit hitam memiliki resiko lebih tinggi dibandinkan
dengan kulit putih, hal ini dikaitkan dengan penemuan bahwa 33%
orang Amerika kulit hitam menderita hipertensi dibandingkan dengan
kulit putih.
C. Patofisiologi
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau
peningkatan. Kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
koroner. NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner.
Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang
tak stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar,
densitas otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor
jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai
konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang
tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan limposit T
yang menunjukkan adanya proses imflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan
sel sitokin proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang
pengeluaran hsCRP di hati. (Harun, 2006, cit Sudoyo, 2006)
Gejala yang di temukan :
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di
epigastrium dengan ciri
Seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan
b. Tidak khas seperti: Dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri di
lengan, epigastrium, bahu atas atau leher Analisis berdasarkan
gambaran klinis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala
dengan onsetbaru angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik
dibandingkan dengan yang memiliki nyeri padawaktu istirahat
Kemampuan sintesa ATP scr
D. PATHWAY NON STEMI
Blok sebagian aerob berkurang
Modified Risk c.
Factor STEMI Infark Miokard
Blok total
Non-Modified Risk Factor Produksi ATP Anaerob
Blok pada arteri
koroner jantung
Penimbunan trombosit
Inflamasi Sel pecah (lisis) Sel terisi ion Pompa natrium, ATP yg dihasilkan As. Laktat
dan faktor pembekuan
natrium dan air kalium berhenti sangat sedikit meningkat
Komplikasi: Gagal
Hipoksia meluas,
jantung, kematian.
Aktivasi saraf simpatis, sistem Parasimpatis iskemia meluas,
renin-angiotensin, peningkatan berkurang infark meluas
Aliran darah ke perifer CRT di ekstremitas > 2 dt,
ADH, pelepasan hormon stress
semakin menurun pucat bahkan sianosis
(ACTH, Kortisol), peningkatan
HR dan TPR Beban jantung
prod. glukosa
Meningkat meningkat
Dx: Insufisiensi
Darah ke ginjal Produksi urin Volume plasma Aliran balik vena Perfusi Perifer
menurun menurun meningkat meningkat
E. Manifestasi Klinis
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2013), terdapat
perbedaan secara bermakna antara kadar glukosa darah sewaktu yang
diperiksa saat masuk rumah sakit. Di mana lebih tinggi pada penderita STEMI
dibandingkan dengan Non - ST Elevasi Miokard Infark (NSTEMI)
(205,8±112,3 vs 145±98,3; p=0,003). Ditinjau dari patofisiologi STEMI dan
NSTEMI, terdapat perbedaan sumbatan. Di mana pada STEMI terjadi
sumbatan total di arteri koroner sedangkan pada NSTEMI hanya terjadi
sumbatan sebagian. Selain sumbatan total terdapat pula perbedaan di mana
kadar Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) dan inflamasi yang terjadi pada
STEMI lebih tinggi dibandingkan dengan NSTEMI (Priscillah, 2017).
a. Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa
terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir,
tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit, tidak berkurang dengan pemberian
nitrat, gejala yang menyertai : berkeringat, pucat dan mual, sulit bernapas,
cemas, dan lemas.
b. Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat nitrat.
c. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung akut.
d. Bisa atipik:
1) Pada manula: bisa kolaps atau bingung.
2) Pada pasien diabetes: perburukan status metabolik atau atau gagal
jantung bisa tanpa disertai nyeri dada.
F. Penatalaksanaan
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan
segmen ST
dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus
dipertimbangkan pada setiap pasien NSTEMI yaitu :
a. Terapi antiiskemia
b. Terapi anti platelet/antikoagulan
c. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)
d. Perawatan sebelum meninggalkan RS daDn sudah perawatan RS
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada
pasien. Pada Trombolysis inMyocardial (TIMI) III Registry, adanya
depresi segmen ST baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor
outcome yang buruk. Kaul et al. menunjukkan peningkatan resiko
outcome yang buruk meningkat secara progresif dengan memberatnya
depresi segmen ST maupun perubahan troponin T keduanya
memberikan tambahan informasi prognosis pasien-pasien dengan
NSTEMI.
b. Pemeriksaan laboratorium
Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard
lebih spesifik dari
pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin pada
darah perifer setelah 3-4 jam dan dapatmenetap sampai 2 minggu
(Anderson Jeffry L, 2007)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Subjektif Objektif
1. Perubahan irama jantung 1. Perubahan irama jantung
1).Palpitasi 1). Brankikardia/Takikardia
2). Gambaran EKG aritmia atau
gangguan konduksi
Subjektif Objektif
1. Perubahan preload 1. Perubahan preload
1) Murmur jantung
2) Berat badan bertambah
3) Pulmonary artery wedge
pressure (PAWP)
Meningkat/menurun
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :
a. Agen pencedera fisiologi (mis. Infamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif Objektif
1. Mengeluh nyeri 1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis.
Waspada posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor :
Subjektif Objektif
- 1. Tekanan darah meningkat
2.Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Kondisi Klinis Terkait :
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glukoma
3. Intolenrasi aktivitas
Definisi : Ketidak cukupan energi melakukan aktifitas sehari hari
Penyebab :
1) Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
Subjektif Objektif
Mengeluh lelah Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat
Subjektif Objektif
1. Dispnea saat/ setelah 1. tekanan darah berubah >20% Dari
aktivitas kondisi istirahat
2. Merasa tidak nyaman 2. gambaran ekg menunjukan aritmia
setelah beraktifitas saat / setelah aktivitas
3. Merasa lelah 3. Gambaran Ekg menunjukan iskemia
4. Sianosis
Kondisi klinis terkait
1) Anemia
2) Gagal jantung kongesif
3) Penyakit jantung coroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) PPOK
7) Gangguan metabolic
8) Gangguan muskolusskelental
SIKI
1. Perawatan Jantung
Definisi : Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat
ketidak seimbangan antara suplai dan konsumsi oksigen miokard
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi tanda / gejala primer penururnan curah jantung
( Meliputi dyspnea, kelelahan, ortopnea,paroxysmal nocturnal
dyspnea, Peningkatan CVP )
- Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri pada dada
- Monitor ekg 12 sadapan
- Monitor aritmia ( kelainan irama dan frekuensi )
- Monitor nilai laborium jantung
- Monitor fungsi alat pacu jantung
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat
Terapeutik
- Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk gaya hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress , jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Edukasi
Kolaborasi
2. Nyeri akut
Manajemen nyeri
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konstan
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap hidup
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
3. Intoleransi aktivitas
Manjemen energy
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunan energy untuk
mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses
pemulihan
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monito lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan aktivitas
Teraputik
Edukasi
Kolaborasi
SLKI
1. Curah jantung
Definisi : Keadekuatan jantung mempompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh
Ekspentasi meningkat
Kriteria hasil
2. Tingkat nyeri
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional , dengan onset mendadak atau
lambat
Ekspentasi Menurun
Kriteria hasil :
3. Tolenrasi Aktivitas
Definisi : Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga
Ekspentasi Meningkat
Kriteria hasil
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh nyeri pada ulu hati menyebar ke dada pundak dan punggung
P : Pasien mengatakan nyeri timbul ketika beraktivitas
Q : skala nyeri 8 dari 10
R : Keluhan nyeri pada ulu hati menyebar ke dada, pundak dan punggung
S : GCS E:4 M:6 V:5
T : Nyeri di rasakan ketika kelien beraktivitas berlebihan
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien datang ke IGD pada tanggal 7 juli 2017 jam 11.00 dengan keluhan nyeri pada
ulu hati menyebar ke dada, pundak, dan punggung. Klien merasa nyeri sejak pukul
09.00 lalu klien dibawa ke puskesmas sebelum akhirnya klien meminta dirujuk ke
RSG.
4. RIWAYAT PENYAKIT YANG LALU
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang lalu
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada
6. GENOGRAM
x x
Keterangan :
x Perempuan meninggal
x Laki-laki meninggal
Garis keturunan
Tinggal serumah
Klien
7.4 Eliminasi
Hidung : hidung normal tidak ada sumbata, pertumbuhan bulu hidung merata,
respon terhadap bau
Telinga : tidak ada cairan pada telinga, bentuk normal pada telinga, tidak ada
lesi
Jantung : Ictus cordis tidak tampak , perkusi pekak, Konfigurasi jantung dalam
batas normal
5. Pemeriksaan abdomen
Tidak ada benjolan, tidak ada lesi atau pembengkakan
7. Pemeriksaan musculoskeletal
Ekstremitas kanan atas 5
Ekstremitas kanan bawah 5
Ekstremitas kiri atas 5
Ekstremitas kiri bawah 5
Pasien ingin cepat sembuh dan bisa cepat pulang kerumah dan berkumpul kembali
dengan keluarganya
14. PERENCANAAN PULANG
Pasien segera pulang sehingga bisa melanjutkan aktivitas lagi. Dan akan menjalani
terapi obat untuk penyakitnya.
ANALISIS DATA
Do :
P : Pasien mengatakan nyeri Terjadi sumbatan
timbul ketika beraktivitas
Q : skala nyeri 8 dari 10
R : Keluhan nyeri pada ulu
Suplai O2 menurun
hati menyebar ke dada,
pundak dan punggung
S : GCS E:4 M:6 V:5
T : Nyeri di rasakan ketika Nyeri angina
kelien beraktivitas
berlebihan
Suplai o2 menurun
- Tekanan darah Tinggi
- Pernafasaan tinggi
- Tekanan darah 158/90
- Nadi 70x/menit
- Pernafasan 38x/menit
Penurunan kemampuan
tubuh untuk menyimpan
enerrgi
Intoleransi aktivitas
DAFTAR PRIORITAS MASALAH
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredaka nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologs
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgeti, jika
perlu
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
5 1 9 juli S : pasien mengatakan sudah agak mendingan nyeri sudah
2017 berkurang
10.00 O:
- Tekanan darah meningkat 130/80 mmHg
- Frekuensi nad 80x/menit
- Px tampak sudah tidak kesakitan
- Diaphoresis(berkeringat) berkurang