Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alifia Hanna Susmita

Absen : 11
NIM : 203141914111073
MATERI : Penggunaan ejaan dalam Bahasa Indonesia, penggunaan diksi dan
istilah dalam ragam ilmiah

Penggunaan ejaan Bahasa Indonesia dalam ragam Bahasa ilmiah

1. PENULISAN HURUF KAPITAL

SALAH                                                                      BENAR

gubernur Jawa Barat                                                     Gubernur Jawa Barat

para Gubernur                                                              para gubernur

kepala desa Suka Maju                                                Kepala Desa Suka Maju

para Kepala Desa                                                         para kepala desa

di museum Geologi                                                       di Museum Geologi

di sebuah Museum                                                        di sebuah museum

2. PENULISAN HURUF MIRING

SALAH
1. Buku tersebut berjudul “Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia”.
2. Artikel Bahasa Indonesia dalam Bacaan Anak-anak dimuat pada majalah
BAHASA DAN SASTRA.
3. Alwi Hasan. 2000. “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai
Pustaka.

BENAR

1. Buku tersebut berjudul Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.


2. Artikel “Bahasa Indonesia dalam Bacaan Anak-anak” dimuat pada majalah
Bahasa dan Sastra.
3. Alwi, Hasan. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

3. PENULISAN KATA
SALAH                                               BENAR
di lampirkan                                        dilampirkan
di bahas                                                dibahas
Maha Tinggi                                        Mahatinggi
Mahapenyayang                                 Maha Penyayang

4. PENULISAN UNSUR SERAPAN


(Kata serapan (kata pinjam atau kata pungutan) merupakan kata yang berasal dari
bahasa asing yang telah diintegrasikan ke bentuk bahasa yang telah diterima
pemakaiannya secara umum.

SALAH                                   BENAR
Pebruari                                   Februari
Nopember                                November
komplek                                   kompleks
tex                                            teks

5. PEMAKAIAN TANDA BACA

SALAH                                               BENAR
A Zainudin S H (nama)                        A. Zainudin S.H. (nama)
Sugono, SE. (nama)                              Sugono S.E. (nama)
seIndonesia                                           se-Indonesia
diPHKkan                                              di-PHK-kan
tahun 80an                                            tahun 80-an
pentacklean                                           pen-tackle-an
s/d                                                         s.d.
………….tetapi………….                  ……………, tetapi………….
…………, jika…………….                Jika………….., ……………
…………, walaupun………                Walaupun……., …………..

Penggunaan Diksi dalam Ragam Bahasa Ilmiah


1. Ketepatan Pilihan Kata
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi-imajinasi pembaca atau
pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
Sebab itu, persoalan ketepatan pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna
kata dan kosa kata seseorang. Kosa kata yang kaya raya akan memungkinkan penulis
atau pembicara lebih bebas memilih-milih kata yang dianggapnya paling tepat
mewakili pikirannya.Persyaratan ketepatan diksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai pilihan kata yaitu:
a. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi atau makna umum ialah makna yang sebenarnya atau makna
yang memang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut.
Contohnya pada kata “makan” yang berarti memasukkan sesuatu kedalam
mulut, dikunyah, ditelan. Arti kata makan tersebut adalah makna denotasi.
Konotasi ialah bukan makna yang sebenarnya, makna kias, makna
tambahan. Contohnya pada kata “putih” bisa bermakna suci atau tulus tapi juga
dapat bermakna menyerah atau polos.

b. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.


c. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaan.
d. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
e. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang
mengandung akhiran asing tersebut.
f. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunaakn secara idiomatis.
g. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis ataau pembicara harus membedakan
kata umum dan kata khusus.
Kata umum yaitu sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus yaitu sebuah
kata yang mengacu pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkret.

h. Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi yang khusus.


Suatu jenis pengkhususan dalam memilih kata-kata yang tepat adalah
penggunaan istilah-istilah yang menyatakan pengalaman-pengalaman yang di
cerap oleh pancaindria, yaitu:
 peraba: dingin, panas, lembab, kering, dan lain-lain.
 Perasa: pedas, pahit, manis, asin, dan lain-lain.
 Penciuman: busuk, basi, anyir, tengik,dan lain-lain.
 Pendengaran: dengung, desing, gemarcik,kicau, dan lain-lain.
 Penglihatan: menyala, cahaya, putih, merah, dan lain-lain.

i. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah


dikenal.
Ketepatan suatu kata untuk mewakili suatu hal, barang atau orang,
tergantung pula dari maknanya, yaitu relasi antar bentuk (istilah) dengan
pengarahannya (referensi). Perubahan makna tidak saja di pengaruhi oleh
waktu, tetapi juga tempatnya.
Macam-macam perubahan makna yang penting adalah :
1) Perluasan arti
2) Penyempitan arti
3) Ameliorasi
4) Peyorasi
5) Metafora
6) Metonimi

j. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.


Yang dimaksud dengan kelangsungan pilihan kata adalah teknik
memilih kata yang sedemikian rupa, sehingga maksud atau pikiran seseorang
dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis. Kelangsungan dapat terganggu
bila seorang pembicara atau pengarang mempergunakan terlalu banyak kata
untuk suatu maksud yang dapat diungkapkan secara singkat,atau yang bisa
menimbulkan ambiguitas (makna ganda).
2. Kesesuaian pilihan kata
Kesesuaian kata maksudnya penggunaan pilihan kata yang disesuaikan dengan
suasananya, seperti formal ataupun nonformal.
Syarat-syarat kesesuaian diksi yaitu, sebagai berikut.
1. Hindari sejauh mungkin bahasa atau unsur nonstandar dalam suatu situasi
yang formal.
Bahasa standar dan substandard. Bahasa standar (bahasa baku) adalah semacam
dialek kelas dan dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam
kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yng cukup dalam suatu
masyarakat.secara kasar kelas ini dianggap sebagai kelas terpelajar. Kelas ini
meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli-ahli bahasa, dokter, guru, penulis, dan
lain-lain. Sedangakan Bahasa nonstandar (bahasa nonbaku) adalah bahasa dari
mereka yang tidak memperoleh kedudukan atau pendidikan yang tinggi.pada
dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak dipakai dalam tulisan-
tulisan.
2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi
yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata
populer.
Kata populer ialah kata-kata yang selalu akan dipakai dalam
komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan bawah dan
lapisan atas. Sedangkan, kata ilmiah adalah kata-kata yang dipakai dalam
pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, ilmiah dan lain-lain.
Contoh kata popular dan ilmiah, yaitu:
Kata Populer Kata Ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan Konklusi
Susunan Formasi
3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
Kata jargon mengandung beberapa pengertian. Jargon adalah suatu
bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah
itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa yang timbul dari percampuran
bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa penghubung. Jargon
juga diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, dan lain-lainnya.
Oleh karena itu, jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan
banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu,
hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.

4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata


slang
Kata-kata slang adalah kata-kata nonstandar yang informal, bertenaga
dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kata-kata slang sebenarnya bukan
saja terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan
masyarakat.
5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
Yang dimaksud dengan kata percakapan adalah kata-kata yang biasa
dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Suatu
bentuk dari bahasa percakapan adalah singkatan-singkatan, misalnya: dok, prof,
kep, karena kata-kata ini bisa meresap ke lapisan-lapisan yang lebih rendah
atau masyarakat biasa.
6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah
bahasa yang umum, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis
dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya. Misalnya
seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak
akan memahami makna seperti makan hati, makan garam, dan lainnya.
7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.
Bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni. Fakta dan
pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana
dan langsung tidak perlu disembunyikan. Contoh artifisial: Ia mendengar kepak
sayap kelelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena pada kemuning.
Biasa: Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di
daun.

Istilah dalam Ragam Bahasa Ilmiah

Karakteristik istilah dalam ragam Bahasa ilmiah :

1. Cendekia

Karakteristik ilmiah yang dituduhkan adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan makalah ilmiah yang mampu mengekspresikan dengan baik hasil pemikiran logis.

Ini dimanifestasikan dalam suatu pengaturan sistematis atau organisasi bahasa, yang berarti
bahwa bahasa itu diorganisasikan dan dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga
menunjukkan logika pemikiran seseorang atau penulis.

2. Lugas Dan Logis

Karakteristik sederhana yang dibahas di sini adalah bahwa bahasa Indonesia yang digunakan
dalam menulis karya ilmiah harus memiliki nilai literal dan bukan makna ganda, sedangkan
karakteristik logis adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam menulis karya ilmiah
sesuai dengan logika, atau dapat diadopsi dalam akal sehat.
Ini membantu penulis mengekspresikan pemikiran atau idenya dan membantu pembaca
memahami ide atau pemikiran penulis.

3. Jelas

Deskripsi yang jelas disebutkan adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
makalah ilmiah, yang dengan jelas mendefinisikan struktur kalimat dan artinya.

Ini sangat membantu penulis untuk menggambarkan ide-idenya atau pola pemikirannya dan
membantu pembaca memahami makna yang dimaksud.

4. Padat Dan Ringkas

Yang dimaksud dengan solid adalah gagasan atau cara berpikir yang akan diekspresikan tidak
bercampur dengan unsur lain yang tidak memiliki kesamaan atau tidak dibutuhkan.

Karakteristik singkat yang disebutkan adalah bahwa bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan makalah ilmiah harus singkat dan tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu
atau kata-kata yang berlebihan (redundan).

Dengan demikian, penulisan karya ilmiah mengungkapkan ide atau pemikiran yang padat dan
terkandung dalam kalimat pendek.

5. Formal Dan Objektif

Referensi formal merujuk pada pendapat bahwa komunikasi ilmiah melalui penulisan ilmiah
adalah komunikasi formal atau resmi, sehingga bahasa Indonesia yang digunakan harus
bahasa Indonesia formal, yang berarti bahwa bahasa Indonesia yang digunakan haruslah
bahasa yang diterapkan dalam situasi formal atau resmi pada struktur bahasa. mencakup
semua tingkatan struktur bahasa.

Penggunaan bahasa semacam itu menunjukkan karakteristik obyektif yang dapat diukur
secara terbuka oleh publik.

6. Gagasan Sebagai Pangkal Tolak

Gagasan sebagai titik awal adalah bahwa bahasa yang digunakan dalam penulisan makalah
ilmiah harus difokuskan pada gagasan atau sikap, dan bukan pada penulis.

Gagasan sebagai titik awal dihubungkan dengan objektivitas penulis, yang berarti bahwa
penggunaan bahasa terutama harus menyangkut objek yang dimaksud, dan bukan penulis itu
sendiri.

Akibatnya, objektivitas harus diperhatikan oleh upaya penulis guna menghindari suatu
penggunaan kata-kata saya, kita dan kami.

Istilah-Istilah Ilmiah, Dalam Arti Luas:

 Akses, Jalan masuk.


 Akomodasi, Penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok manusia
untuk meredakan pertentangan/ ketegangan dan konflik.
 Diktator, Pemimpin yang mempunyai kekuasaan mutlak, biasanya diperoleh melalui
kekerasan atau dengan cara yang tidak demokratis.
 Edukasi, (perihal) pendidikan
 Efisiensi, Kemampuan menj
 Kontuinitas, Suatu hal yang berkelanjutan atau keberlangsungan.
 Kastigasi, Penganiayaan atau penyiksaan.
 Katebelece, Surat sakti (kiasan).

Pertanyaan

1. Coba jelaskan 3 karakteristik istilah dalam ragam ilmiah


2. Jelaskan arti dari Bahasa standart dan nonstandard

Daftar pustaka

https://majalahpendidikan.com/contoh-bahasa-ilmiah/
http://makalah-bahasaindonesia.blogspot.com/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/bahasa-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai