Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elisa Alemina Br Ginting

NIM : 193020504030
Jurusan/ Prodi : Teknik Pertambangan
Mata Kuliah : Teknik Peledakan

Peraturan Perundang-undangan Tentang Bahan Peledak

 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5


TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BAHAN PELEDAK

1. Bab 1, pasal 1 ayat 6 :Bahan Peledak Komersial adalah berbagai produk bahan
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan peledak untuk kepentingan pekerjaan
tambang, pekerjaan umum, aplikasi khusus atau digunakan dalam proses produksi
industri tertentu.
2. Bab 2, pasal 6 ayat 2 dan 3, :Bahan Peledak kuat (high explosive) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil
(komersial) dengan tujuan sebagai penghancur, pembelah, pemotong, keperluan
geologi, dan lain-lain. Bahan Peledak kuat (high explosive) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) meliputi amatol, ammona, Ammonium Nitrat Fuel Oil
(ANFO), siklotol, dinamit, oktol, pentolit, pikratol, torpeks, tritonal dan C4.
3. Bab 2, pasal 7 bagian a : Bahan Peledak berdasarkan kegunaannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dikelompokkan dalam: a. Bahan Peledak
blasting, merupakan Bahan Peledak yang digunakan untuk pertambangan,
konstruksi, dan sejenisnya; dan
 PENJELASAN: Dari beberapa pasal diatas dapat kita simpulkan bahwa
bahan peledak adalah suatu produk kimia yang dapat digunakan sebagai
bahan peledak untuk kepentingan industri termasuk industry
pertambangan. Bahan peledak terbagi atas bahan peledak kuat ( high
explosive) dan bahan peldak lemah ( low explosive), dan berdasarkan
kegunaannya bahan peledak terbagi atas dua yaitu bahan peledak blasting
yang digunakan dalam bidang pertambangan dan bahan peledak bursting.

 PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK


INDONESIA TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH
PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN MINERAL DAN
BATUBARA
1. Bab II, pasal 13 ayat 5 bagian f : Keselamatan bahan peledak dan peledakan;
 PENJELASAN : Dalam melakukan proses peledakan perusahaan harus
memperhatikan keselamatan bahan peledak yang akan digunakan maupun
dalam keberlangsungan peledakan.

 KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Nomor :


555.K/26/M.PE/1995 Ditetapkan tanggal 22 Mei 1995
Ayat 14 sampai dengan 28
14. Bahan Peledak adalah semua senyawa kimia, campuran, atau alat yang dibuat,
diproduksi atau digunakan untuk membuat bahan peledak dengan reaksi kimia
yang berkesinambungan di dalam bahan-bahannya. Bahan peledak dalam hal ini
termasuk mesiu, nitrogliserin, dinamit, gelatin, sumbu ledak, sumbu bakar,
detonator, amonium nitrat, apabila dicampur dengan hydrokarbon dan bahan
ramuan lainnya.
15. Detonator adalah suatu benda yang mengandung isian bahan peledak yang
digunakan sebagai penyala awal ledakan dan dalam hal ini termasuk detonator
listrik, detonator biasa, bukan listrik (nonel) atau detonator tunda.
16. Gudang adalah suatu bangunan atau kontener yang secara teknis mampu
menyimpan bahan peledak secara aman.
17. Juru ledak adalah seseorang yang diangkat oleh perusahaan pertambangan
atau Kepala Teknis Tambang untuk melaksanakan pekerjaan peledakan dan orang
tersebut harus memiliki Kartu Izin Meledakkan (KIM).
18. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang terdiri dari meramu bahan
peledak, membuat primer, mengisi dan menyumbat lubang ledak, merangkai, dan
menyambung suatu pola peledakan, menyambung suatu sirkit peledakan kesebuah
sirkit detonator, sirkit alat penguji atau mesin peledak, menetapkan daerah
bahaya, menyuruh orang menyingkir, dan berlindung, menguji sirkit peledakan,
meledakkan lubang ledak, menangani kegagalan peledakan, dan mengendalikan
akibat peledakan yang merugikan seperti lontaran batu, getaran tanah, kebisingan,
dan tertekannya udara yang mengakibatkan efek ledakan (air blast).
19. Calon juru ledak adalah seseorang yang disetujui oleh Kepala Teknik
Tambang untuk mengikuti pelatihan dalam pekerjaan peledakan dengan
pengawasan yang ketat dari seorang juru ledak.
20. Ledakan adalah suatu ledakan tunggal atau seri yang diledakkan sebagai
bagian dari suatu peledakan.
21. Jarak aman gudang adalah jarak minimum dimana gudang bahan peledak
harus terpisah dari gudang-gudang yang lain, bangunan yang dihuni orang, jalan
kereta api serta jalan umum dan yang tergantung pada jenis dan jumlah bahan
peledak yang disimpan didalamnya.
22. Bahan peledak peka detonator adalah bahan peledak yang dapat meledak
dengan detonator No. 8.
23. Bahan peledak peka primer adalah bahan peledak yang hanya dapat meledak
dengan menggunakan primer atau booster dengan detonator No. 8.
24. Bahan ramuan bahan peledak adalah bahan baku yang apabila dicampur
dengan bahan tertentu akan menjadi bahan peledak peka primer.
25. Gudang bahan peledak utama adalah gudang yang digunakan sebagai tempat
penyimpan bahan peledak yang letaknya tidak terlalu jauh dari tambang dan dari
gudang ini bahan peledak dipakai untuk keperluan peledakan.
26. Gudang bahan peledak transit adalah gudang yang dipergunakan sebagai
tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut/dipindahkan ke gudang bahan
peledak utama.
27. Gudang bahan peledak sementara adalah gudang yang dipergunakan untuk
kegiatan pertambangan pada tahap eksplorasi atau persiapan penambangan.
28. Kontener adalah gudang bahan peledak yang berbentuk peti kemas yang
terbuat dari plat logam.
 12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan;
 13. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial;
 14. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.
 B. Pengertian
1. Peledakan adalah proses pembongkaran atau pemberaian batuan dari massa batuan
induknya menjadi fragmentasi yang berukuran butir tertentu.
2. Lubang Ledak adalah lubang bor pada batuan dengan diameter dan kedalaman tertentu
yang sudah terisi bahan peledak dan siap untuk diledakkan.
3. Detonator adalah suatu benda (umumnya berbentuk tabung terbuat dari alumunium
atau tembaga berdiameter sekitar 7 mm dan tinggi antara 60 – 90 mm) yang mengandung
bahan peledak kuat, berfungsi sebagai penggalak awal ledakan dan dalam hal ini
termasuk detonator biasa, detonator listrik, detonator bukan listrik (non-electric) dan
detonator elektronik.
4. Bahan peledak peka detonator adalah bahan peledak kuat (high explosives) berbentuk
kartrij atau booster yang bisa diledakkan oleh detonator nomor 8.
5. Bahan peledak peka primer (disebut juga bahan peledak utama) adalah bahan peledak
kuat (high explosives) yang bisa diledakkan oleh primer.
6. Primer adalah bahan peledak peka detonator berbentuk kartrij atau booster yang sudah
dilengkapi atau diisi detonator di dalamnya.
7. Bahan ramuan bahan peledak adalah bahan baku yang apabila dicampur dengan
perbandingan tertentu akan menjadi bahan peledak peka primer.
8. Material penyumbat (stemming) adalah bahan padat untuk menutupi rongga sebuah
lubang bor yang tidak terisi bahan peledak.
9. Fumes adalah asap yang terbentuk oleh proses peledakan yang pada umumnya bersifat
racun atau berbahaya.
10. Peledakan sekunder adalah peledakan tahap kedua untuk pengecilan bongkahan batu
hasil peledakan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai