Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

KIMIA FISIK

HUKUM TERMODINAMIKA 1 ( SATU)

Disusun Oleh:

Nama : ELISA ALEMINA BR GINTING

Nim : 193020504030

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2020
Hukum Termodinamika 1

Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi.

“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja”

Terdapat persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

Q = W X ∆U

Dimana :

    : Adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J)

W : Adalah energi/usaha (J),

∆ U : Adalah perubahan energi (J).

Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau dilepas oleh
benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan perubahan energi.

A. SISTEM DAN LINGKUNGAN

  Sistem ialah bagian dari alam yang dijadikan pusat perhatian di dalam penyelidikan.
Lingkungan ialah bagian lain dari alam yang tidak termasuk sistem. (antara sistem dan
sekeliling dibatasi dengan batas).

Jenis sistem dan lingkungan ini dapat mempengaruhi termokimia suatu reaksi. Menurut
interaksi nya sendiri bersama lingkungan, sistem itu dapat dijadikan 3 macam, antara lain :
1. Sistem Terbuka

Sistem terbuka ialah sebuah sistem yang bisa saja terjadi karena adanya perpindahan
energi dan juga zat (materi) diantara lingkungan dan sistem. Perubahan tempat suatu
materi disebut dengan reaksi yang bisa pergi dari tempatnya atau wadah reaksi.

Contoh dari sistem terbuka yaitu ketika merebus air menggunakan panci tanpa tutup
atau keadaan terbuka. Dalam kondisi tersebut, energi dan zat sangat mudah untuk
berpindah ke lingkungan. Seperti halnya dalam hal ini adanya energi panas  yang dapat
mengalir ke lingkungan serta jenis zat kimia yang berwujud uap air, energi panas tersebut
tentusaja akan berpindah dari sistem yang ada di dalam panci ke lingkungan.

2. Sistem tertutup

Sebuah sistem yang diantaranya terdapat sistem dan juga lingkungan yang bisa
melakukan suatu pergantian energi, namun tidak bergantian materi.

Contoh soal termokimia dari sistem tertutup terjadi ketika merebus air menggunakan
panci dengan kondisi tertutup. Pada kondisi itu, panas memmungkinkan dapat bertukar
dari sistem didalam panci ke lingkungan. Akan tetapi, materi atau zat yang berasal dari
sistem tidak dapat keluar, sehingga sistem ini dinamakan dengan sistem tertutup.

3. Sistem Terisolasi

Sebuah sistem yang mungkin saja bisa berubah tempat energi dengan materi yaitu
antara sistem dan juga lingkungan.

Contoh dari sistem terisolasi yaitu pada termos yang biasa digunakan untuk
menyimpan air panas. Materi yang ada di dalam termos tidak dapat pindah ke
lingkungan, hal ini juga berlaku pada energi atau kalor sistem yang terisolasi atau tidak
memungkinkan untuk pindah ke lingkungan.
B. KEADAAN SISTEM, VARIABEL SISTEM, PERUBAHAN SISTEM, dan FUNGSI
SISTEM

Keadaan sistem dan fungsi keadaan Keadaan sistem ditentukan oleh variabel-
variabel sistem seperti tekanan, volum, suhu, komposisi, massa dst.

1. Keadaan Sistem

Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini
disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan
termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Keadaan
sistem termodinamika ada 4 yaitu;

a. Isobarik
Proses isobarik ngejelasin kalo suatu sistem yang memiliki tekanan
konstan, nilai usaha yang bekerja pada sistem mengikuti besaran volume
benda. Jadi kalo volume benda mengalami pemuaian maka usaha bakalan
bernilai positif dan kalo volume benda mengalami penyusutan, maka
usaha bernilai negatif.

b. Isokhorik
Proses isokhorik ngejelasin kalo suatu sistem yang nggak ada
perubahan volume atau volumenya konstan, maka nilai usahanya bakalan
bernilai nol. Hal ini disebabkan karena rumus usaha adalah perkalian
antara tekanan dan perubahan volume.

W = P x ΔV
C. Isotermal

Proses isotermal ngejelasin kalo suatu sistem nggak mengalami


perubahan suhu atau suhu konstan. Dikarenakan suhunya konstan
sehingga volume pada sistem bakalan menurun secara eksponen sial dari
tekanan awal menuju tekanan finalnya sehingga berlaku rumus berikut ini.

W = n x R x T x ln (Vf / Vi)

. d. Adiabatik

Sistem adiabatik agak berbeda dengan proses lainnya karena pada sistem
ini nggak ada perubahan kalor pada sistem atau nilai kalor konstan (Q=0). Secara
grafik adiabatik dengan isotermal punya kemiripin sih terutama dalam kecuraman
tapi adiabatik lebih curam dibandingkan isotermal.
2. Variabel Sistem

Variabel sistem juga disebut sifat sistem. Jika dua sistem memiliki sifat
yang sama maka keduanya dikatakan memiliki keadaan yang sama. Variabel
terbagi dua yaitu:

a. Variable intensip

Variabel yang tidak bergantung pada ukuran sistem. Contoh : Tekanan


, Suhu, Medan Listrik, Rapat Massa, Dsb.

b. Variabel ekstensip

Variabel yang bergantung pada ukuran sistem. Contoh: Massa,


volume, Energi Dalam, Entropi, Dsb.

3. Perubahan Sistem

Jika suatu sistem mengalami perubahan keadaan, maka perubahan ini


sudah tertentu jika keadaan awal dan keadaan akhir sisten diketahui.
4. Fungsi Sistem

Fungsi sistem adalah setiap variabel yang harganya hanya bergantung pada
keadaan sistem dan tidak bergantung pada bagaimana mencapai keadaan itu.
Contoh : Suhu, Tekanan, Volume, Energi dalam, Entropi.

C. KALOR DAN ENERGI

A. Kalor

Kalor yaitu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan. Kalor dapat  menaikkan
atau menurunkan  suhu.Semakin besar kenaikan suhu maka kalor yang diterima
semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu maka kalor yang diterima semakin
sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan kenaikan
suhu (∆ T) jika massa  (m) dan kalor jenis zat (c) tetap. Semakin besar massa zat (m)
maka kalor (Q) yang diterimasemakin banyak. Semakin kecil massa zat (m) maka
kalor (Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q)berbanding lurus
atau sebanding dengan massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T) dan kalor jenis zat (c)
tetap.

Q = m c ∆T

Keterangan  :

Q = banyaknya kalor satuan joule (J)

c = kalor jenis zat satuan  J / kg °C

m = massa zat satuan kg

∆ T = perubahan suhu satuan  °C


B. Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor merupakan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan


temperatur suatu zat sebesar satu kelvin atau satu derajat celcius. Secara matematis, dapat
dituliskan:
C. Energi

Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul pada sistem.
Apabila usaha dilakukan pada sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan,
maka energi dalam pada sistem akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang
apabila sistem melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada
lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup
merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh
sistem.Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negatif jika usaha dilakukan
pada sistem. Kalor Q positif jika sistem menerima kalor dan negatif jika sistem melepas
kalor. 

∆U= Q–W
Keterangan :

∆ U : Energi Dalam ( J)

Q : Kalor ( J )

W : Usaha ( J)

Contoh Soal

1. Gas yang berada didalam sistem di beri kalor sebesar 200  joule.  Setelah itu gas diberi
usaha sebesar 125 joule. Berapakah perubahan energi dalam gas?

Penyelesaian
Diketahui: Q  =  200 joule (menyerap)

W =  -125 joule (dikenai kerja)

Ditanyakan: ∆U…?

Jawab:

∆U = Q-W

∆U= 200- (-125) = 325 joule

Terjadi kenaikan energi didalam sistem sehingga perubahan enegi tersebut menjadi 325
joule.

2. Didalam ruang tertutup terdapat gas yang memuai dengan menyerap kalor sebesar 350 J
dan melakukan usaha sebesar 250 Joule. Berapa kenaikan energi dalam gas?

Penyelesaian:
Diketahui: W = 250 J (melakukan usaha)

Q = 350 J (kalor ditambahkan)


Ditanyakan: ∆U = … ?

Jawab:

∆U = Q – W

∆U=  350 J – 250 J = 100J

Kenaikan energi dalam gas tertutup tersebuat adalah sebesar 100 J.

3. Perhatikan gambar di bawah ini.

Volume awal dalam tabung mula-mula sebesar 500 cm3. Setelah piston diberi
beban 1 kg volume berubah menjadi 400 cm3. Pada piston tersebut terjadi penyusutan dan
dibebaskan kalor sebanyak 2 kalori, dan luas permukaan piston 10 cm2, Berapa
perubahan energi dalam gas?

Penyelesaian :
Diketahui:

V1 = 500 cm3 = 5 x 10-4 m3 → (1 cm3 = 10-6 m3)

V2 = 400 cm3 = 4 x 10-4 m3

mbeban = 1 kg

Q = -2 kal = -4,8 J (kalor keluar) → (1 kal = 2,4 J)

A = 10 cm2= 10-3 m2 → (1 cm2 = 10-4 m2)

Ditanyakan: W= … ?
Jawab:

W = P x ∆V

Dan besarnya tekanan dicari dengan persamaan

P = F/A = (m.g)/A = (1)(10)/ 10-3 = 104 N/m


(jika g tidak tertulis maka g diasumsikan bernilai 10 m.s-2)

Sehingga

W = P x ∆V = P x (V2 – V1) = 104 (4 x 10-4 – 5 x 10-4) = -100 = -1 J

Hasilnya negatif artinya sistem menerima usaha yaitu sebesar 1 J.

4. Grafik tekanan (P) – volume (V) gas yang mengalami proses isobarik. Usaha yang
dilakukan oleh gas pada proses AB adalah…

Pembahasan :
Diketahui :
Tekanan (P)   = 5 x 105 N/m2
Volume awal (V1) = 2 m3
Volume akhir (V2)  = 6 m3
Ditanya : usaha yang dilakukan pada proses AB
Jawab :
W  = P (V2 –V1)
W  = (5 x 105)(6 – 2)
W = (5 x 105) (4)
W = 20 x 105 = 2 x 106 Joule.

5. Sejumlah gas pada mulanya mempunyai tekanan P dan suhu T. Jika gas tersebut
mengalami proses isokhorik sehingga tekanannya menjadi 4 kali tekanan semula maka
suhu gas berubah menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 4P
Suhu awal (T1) = T
Ditanya : suhu akhir (T2)
Jawab :

Suhu gas berubah menjadi 4 kali suhu awal.


6. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai tekanan P dan volume V. Jika gas tersebut
mengalami proses isotermal sehingga tekanannya menjadi 4 kali tekanan semula maka
volume gas berubah menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Tekanan awal (P1)  = P
Tekanan akhir (P2)  = 4P
Volume awal (V1)  = V
Ditanya : volume akhir gas (V2)
Jawab :
Hukum Boyle (proses isothermal atau suhu konstan) :
P V  = konstan
P1 V1  = P2 V2
(P)(V)  = (4P)(V2)
V  = 4 V2
V2  = V / 4 = ¼ V
Volume gas berubah menjadi ¼ kali volume awal.

7. Volume awal dari suatu gas adalah 3 m3 akan dipanaskan secara isobarik agar volume
nya berubah menjadi 6 m3. Jika diketahui tekanan gas adalah 2 atm, berpakah usaha luar
gas tersebut!
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Penyelesaian:
V2 = 6 m3 
V1 = 3 m3 
P = 2 atm = 2,02 × 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap

W = P (ΔV)

W = P(V2 − V1)
W = 2,02 × 105 × (6 − 3)
W = 2,02 × 105 × 3
W = 6,06 × 105 Joule
Jadi, usaha luar gas tersebut adalah 6,06 × 105 Joule.

8. Suatu gas di dalam ruang tertutup memiliki tekanan 1 atm dan volume 4 L. Jika suhu gas
dijaga tetap dan tekanan diubah menjadi 2 atm, berapakah volume gas?
Pembahasan :
Diketahui : P1 = 1 atm, V1= 2 L, P2 = 2 atm
Ditanya : V2?
Jawab :
P1.V1 = P2.V2
1 atm . 4L = 2 atm . V2
V2 = 4L . 1 atm/2 atm
V2 = 2L
Jadi Volume gasnya menjadi 2L.

9.  Suatu gas dalam ruang tertutup melepaskan kalor ke lingkungan sebesar 1.000 kalori dan
melakukan usaha 2.000 joule. Berapakah perubahan energy dalam gas? (1 kalori = 4,2 J)

Penyelesaian:

Diketahui :
Q = -1.000 kalori = -4.200 J
W = +2.000 J

Ditanyakan : ∆U

Jawab:
∆U = Q –W
= -4.200 J – (+2.000 J)
= -6.200 J

10. Gas hydrogen dipanaskan dari suhu 300 K sampai 312 K dalam bejana yang bebas
hingga memuai. Kalor yang dibutuhkan dalam proses itu 24kJ. Tentukan kapasitas kalor
hydrogen!

Penyelesaian:

Diketahui :
∆T = 312 K – 300 K = 12 K
Qp = 24 kJ = 24.000 J

Ditanyakan : Cp ?

11. 1 mol gas ideal monoatomik (Cp = 5/2 R) dalam kondisi isobarik mengalami perubahan
pada tekanan 105 pa sehingga volumenya menjadi 3 kali lipat dari volume awal. Jika
diketahui volume awalnya adalah 20 liter, maka kalor yang diserap gas adalah…
Penyelesaian :
V1 = 20 l = 2 × 10-2 m3
V2 = 2 V1 = 2 × 2 × 10-2 m3  = 4 × 10-2 m3
p = 105 pa
Q = ΔU + W

Q = 3/2 nRΔT + pΔV
Q = 3/2 pΔV + pΔV
Q = 5/2 pΔV
Q = 5/2 × 105 pa × (4 × 10-2 m3 – 2 × 10-2 m3)
Q = 5/2 × 105 pa × 2 × 10-2 m3
Q = 5000 J
Jadi, kalor yang diserap gas adalah sebanyak 5000 Joule.

12. Air sebanyak 3 kg bersuhu 10oC dipanaskan hingga bersuhu 35oC. Jika kalor jenis air
4.186 J/kgoC, tentukan kalor yang diserap air tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
c = 4.186 J/kgoC
∆T = (35 – 10)oC = 25oC
Ditanyakan: Q = …?
Jawab:
Q = mc∆T
Q = 3 kg × 4.186 J/kgoC × 25oC
Q = 313.950 J
13. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan energi
sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/goC, tentukanlah temperatur air setelah
pemanasan tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 100 gram
T0 = 25oC
cair = 1 kal/goC
Q = 1.000 kal
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan (3), diperoleh:
Q = mc∆T

Q
∆T =
mc
1.000 kal
∆T =
100 gram × 1 kal/goC
∆T = 10oC
Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air setelah
pemanasan terhadap temperatur awal, atau secara matematis dituliskan sebagai
berikut.
ΔT = T – T0
10°C = T – 25°C
T = 35°C
Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35oC.

14.  Kalor yang dibutuhkan oleh 3 kg zat untuk menaikkan suhunya dari 10oC sampai 80oC
adalah 9,45 kJ. Berapakah kalor jenis zat tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
∆T = 80oC – 10oC = 70oC
Q = 9,45 kJ = 94.500 J
Ditanyakan: c
Jawab:

94.500 J
c =
210 kgoC

c = 450 J/kgoC
Jadi kalor jenis zat tersebut adalah 450 J/kgoC.

17. Berapakah kalori kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 liter air dari 30oC menjadi
80oC jika massa jenis air = 1 gram/cm3 dan kalor jenis air = 1 kal/goC?
Penyelesaian:
Diketahui:
V = 2 liter = 2 × 103 cm3
∆T = 80oC – 30oC = 50oC
ρ = 1 g/cm3
c = 1 kal/goC
Ditanyakan: Q
Jawab:
m = ρ × V = 1 × 2 × 103 = 2 × 103 gram
Q = mc∆T
Q = (2 × 103 g)(1 kal/goC)(50oC)
Q = 105 kalori

Anda mungkin juga menyukai