Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Syahdaffa.Y.Z.

XII IPA 4
26

TUGAS BAHASA INDONESIA

1. Judul tulisan yang saya baca yaitu “Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina”.
2. Yang dapat saya pahami dari judul tersebut tersebut adalah kado tahun baru 2014 dari
pertamina untuk masyarakat Indonesia.
3. Kata kunci dalam paragraf pertama yaitu pertamina menaikkan harga tabung elpiji tahun
2014 lebih dari 50%.
4. Berdasarkan kata kunci yang saya temukan, pertamina menaikkan harga tabung elpiji
lebih dari 50% pada awal tahun 2014.
5. Kata kunci dalam paragraf kedua adalah kenaikan harga yang merupakan kado tidak
simpatik yang menyebabkan masyarakat terkaget-kaget.
6. Kenaikan harga merupakan kado yang tidak bijak, karena masyarakat sebagai kosumen
terkaget-kaget dengan kenaikan tanpa sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak
dengan alasan yang tidak logis, yaitu merugi 22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak
kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS.
7. Kata kunci dalam paragraph ketiga yaitu kenaikan harga yang menyebabkan Presiden
Republik Indonesia meminta Wakil Presiden Republik Indonesia untuk menggelar rapat
dadakan dengan para Menteri terkait masalah kenaikan harga tabung elpiji.
8. Kenaikan harga itu megharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan
kunjungan kerja di Jawa timur, meminta wakil Presiden Republik Indonesia mengadakan
rapat dengan para menteri. Berdasarkan kesimpulan Direksi Pertamina dan Menko Ekuin,
Presiden mengumumkan harga elpiji 12 kg Minggu Kemarin.
9. Kata kunci dalam paragraph keempat adalah langkah cekatan pemerintah, mengapresiasi,
kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg, pertanyaan, rencana Pertamina, Menko Ekuin,
Menteri BUMN, tidak tahu, pendapat..
10. Argumentasi dalam paragraf keempat berdasarkan kata kunci yang saya temukan adalah
Langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12
kg tetap menimbulkan pertanyaan apakah rencana Pertamina ini tidak ketahui Menko
Ekuin dan Menteri BUMN serta tidak dimintai pendapat?.
11. Kata kunci paragraph kelima adalah dugaan, langkah pemerintah, reaksi semu,
kekagetan, reaksi keras, pimpinan DPR RI, DPD RI, masyarakat luas, politisi, pencitraan,
kesan, melindungi kebutuhan rakyat.
12. Argumentasi dalam paragraf kelima berdasarkan kata kunci yang saya temukan adalah
Dugaan atas langkah pemerintah ini merupakan reaksi semu karena kekagetan atas reaksi
keras pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Politisi menunjukkan pencitraan
yang berkesan melindungi kebutuhan rakyat.
13. Kata kunci dalam paragraf keenam adalah tidak bisa menerima, alasan, merugi, Rp22
triliun, 6 tahun, regulator elpiji, Pertamina, harga pasar dunia, kiblat keputusan,
perusahaan, keuntungan besar, tambang minyak dan gas.
14. Argumentasi dalam paragraf keenam berdasarkan kata kunci yang saya temukan adalah
Kita tidak bisa menerima alasan merugi Rp22 triliun dalam 6 tahun menjadi regulator
elpiji. Pertamina tidak seharusnya menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat keputusan
padahal perusahaan memperoleh keuntungan besar dari tambang minyak dan gas.
15. Fakta-fakta yang disajikan dalam tulisan tersebut :
 Kenaikan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50%.
 Harga di tingkat konsumen menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di
lokasi yang relatif jauh dari pangkalan mencapai Rp150.000,- Rp300.000,00.
 Pertamina merugi Rp22 triliun selama 6 tahun dampak kenaikan harga di pasar
internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
 Presiden RI sedang mengadakan kunjungan kerja ke Jawa Timur meminta Wakil
Presiden RI mengadakan rapat mendadak dengan menteri terkait.

16. Opini redaktur atas fakta tersebut adalah kenaikan harga elpiji merupakan kado yang
tidak simpatik, tidak logis, dan tidak bijak.
17. Menurut saya, tanggapan redaktur tersebut ditujukan untuk pemerintah dan khusunya
ditujukan kepada pertamina.
18. Menurut saya, sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut adalah menolak. Penolakan
redaksi tampak jelas pada opininya di paragraf keenam.
19. Saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju adalah keuntungan besar yang
diperoleh tersebut seharusnya dipergunakan untuk memakmurkan dan menyejahterakan
rakyat dengan cara mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk
menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.
20. Berdasarkan kata kunci yang saya temukan, pertamina menaikkan harga tabung elpiji
lebih dari 50% pada awal tahun 2014. Kenaikan harga merupakan kado yang tidak bijak,
karena masyarakat sebagai kosumen terkaget-kaget dengan kenaikan tanpa sosialisasi.
Pertamina memutuskan secara sepihak dengan alasan yang tidak logis, yaitu merugi 22
triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kenaikan harga itu megharuskan
Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa timur,
meminta wakil Presiden Republik Indonesia mengadakan rapat dengan para menteri.
Berdasarkan kesimpulan Direksi Pertamina dan Menko Ekuin, Presiden mengumumkan
harga elpiji 12 kg Minggu Kemarin. Langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi
kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg tetap menimbulkan pertanyaan apakah rencana
Pertamina ini tidak ketahui Menko Ekuin dan Menteri BUMN serta tidak dimintai
pendapat?. Dugaan atas langkah pemerintah ini merupakan reaksi semu karena kekagetan
atas reaksi keras pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Politisi menunjukkan
pencitraan yang berkesan melindungi kebutuhan rakyat. Kita tidak bisa menerima alasan
merugi Rp22 triliun dalam 6 tahun menjadi regulator elpiji. Pertamina tidak seharusnya
menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat keputusan padahal perusahaan memperoleh
keuntungan besar dari tambang minyak dan gas. Saran atau rekomendasi redaksi terhadap
pihak yang dituju adalah keuntungan besar yang diperoleh tersebut seharusnya
dipergunakan untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat dengan cara mengambil
atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan
bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Anda mungkin juga menyukai