Anda di halaman 1dari 17

Learning Issue : Siklus Menstruasi dan Menarche

 Fisiologi Menstruasi
o Fisiologi Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan
peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang
berasal dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche
sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan laktasi. Lama perdarahan
pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari masih
dianggap fisiologis.
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron
secara tiba-tiba, terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan.
Dengan mekanisme yang ditimbulkan oleh kedua hormon di atas terhadap
sel endometrium, maka lapisan endometrium yang nekrotik dapat
dikeluarkan disertai dengan perdarahan yang normal.
Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesterone
yang dihasilkan oleh ovarium berubah. Bagian pertama siklus menstruasi
yang dihasilkan oleh ovarium adalah sebagian estrogen. Estrogen ini yang
akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan jaringan yang tebal
diseputar endometrium. Di pertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel
telur yang dinamakan ovulasi. Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara
pertengahan sampai datang menstruasi berikutnya, tubuh wanita
menghasilkan hormon progesteron yang menyiapkan uterus untuk
kehamilan.
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus
endometrium. Di ovarium terdapat tiga fase, yaitu fase folikuler, fase
ovulasi dan fase luteal. Di endometrium juga dibagi menjadi tiga fase yang
terdiri dari fase menstruasi, fase proliferasi dan fase ekskresi.

o Hormon yang mengontrol siklus menstruasi


Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi dan baku dari
hypothalamus-pituitary-ovarian endocrine axis. Hipotalamus memacu
kelenjar hipofisis dengan mensekresi gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara pulsatif oleh
hipotalamus. Pulsasi sekitar 90 menit, mensekresi GnRH melalui pembuluh
darah kecil di sistem portal kelenjar hipofisis anterior, gonadotropin
hipofsis memacu sintesis dan pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing-hormone (LH).

FSH adalah hormon glikoprotein yang memacu pematangan folikel


selama fase folikuler dari siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi
hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang.
LH berperan dalam steridogenesis dalam folikel dan penting dalam ovulasi
yang tergantung pada mi-cycle surge dari LH. Aktivitas siklik dalam
ovarium atau siklus ovarium dipertahankan oleh mekanisme umpan balik
yang bekerja antara ovarium, hipotalamus, dan hipofisis.

Gambar 1.1. Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi.13

o Menstruasi dan Ovulasi


Pada masa pubertas, tiap ovarium mengandung 200.000 oogonia,
setiap bulan sebanyak 15-20 folikel dirangsang untuk tumbuh oleh follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang disekresi
oleh kelenjar hipofise anterior. Jika satu ovum dilepaskan dan tidak terjadi
kehamilan maka selanjutnya akan terjadi menstruasi.
Pengaturan sistem ini kompleks dan saling umpan balik. Stimulus awal
berasal dari hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic-releasing
hormone (GnRH) ke dalam pembuluh darah portal hipofisis. GnRH
merangasang pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang mensekresi FSH
dan LH. FSH bekerja pada 10-20 folikel primer terpilih, dengan berikatan
dengan sel granulose teka yang mengelilinginya. Efek meningginya jumlah
FSH adalah sekresi cairan ke dalam rongga folikel, salah satu di antaranya
tumbuh lebih cepat daripada yang lain. Pada saat yang sama sel granulose
teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak estradiol,
yang memasuki siklus darah. Efek endokrinologik peningkatan kadar
estradiol ini adalah menimbulkan umpan balik negatif pada hipofisis
anterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH menurun sedangkan
sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Sekitar 24 jam kemudian
terjadi lonjakan besar sekresi dari LH (LH surge) dan lonjakan sekresi FSH
yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu
ovum dari folikel yang paling besar, sehingga terjadi ovulasi.
Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel
granulose teka berproliferasi dan warnanya menjadi kuning disebut sel
lutein- teka. Folikel yang kolaps menjadi korpus luteum. Sel-sel lutein
korpus luteum menghasilkan progesterone dan estrogen. Sekresi
progesterone mencapai puncak datar (plateau) sekitar empat hari setelah
ovulasi, kemudian meningkat secara progresif apabila ovum yang dibuahi
mengadakan implantasi ke dalam endometrium. Sel-sel trofoblastik embrio
yang telah tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin
(HCG) yang memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan
progesterone terus berlanjut. Sebaliknya, jika tidak terjadi kehamilan, sel
lutein teka berdegenerasi sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron
yang lebih sedikit, sehingga mengurangi umpan balik negatif pada
gonadotrof yang disertai dengan meningkatnya sekresi FSH. Penurunan
kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah menyebabkan
perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya
menstruasi.

o Siklus Endometrium
Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan,
dan debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah yang bervariasi.
Biasanya menstruasi terjadi selang waktu 22-35 hari dan pengeluaran darah
menstruasi berlangsung 1-8 hari.
 Fase Proliferatif
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif,
setelah endometrium mengelupas sewaktu menstruasi. Permukaan
endometrium dibentuk kembali dengan metaplasia sel-sel stroma dan
pertumbuhan keluar sel-sel epitel kelenjar endometrium dan dalam tiga
hari setelah menstruasi berhenti, perbaikan seluruh endometrium sudah
selesai. Pada fase proliferatif dini, endomentrium tipis, kelenjarnya
sedikit, sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid, dan stromanya padat.
Fase regeneratif dini berlangsung dari hari ke tiga siklus menstruasi
hingga hari ke tujuh, ketika proliferasi semakin cepat. Kelenjar-
kelenjar epitel bertambah besar dan tumbuh ke bawah tegak lurus
terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi kolumner dengan nukleus di
basal sel-sel stroma berploriferasi, tetap padat dan berbentuk
kumparan. Pembelahan sel terjadi pada kelenjar dan stroma. Pada saat
menembus endometrium basal, masing-masing arteri berjalan lurus,
tetapi pada lapisan superfisial dan media arteri berubah menjadi spiral.
 Fase Luteal
Pada fase luteal, jika terjadi ovulasi maka endometrium akan
mengalami perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa
reproduksi.

Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir fase proliferatif, tetapi


meningkat secara signifikan setelah ovulasi. Vakuol-vakuol sekretorik
yang kaya glikogen tampak di dalam sel-sel yang melapisi kelenjar
endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol tersebut terdapat di bagian
basal dan menggeser inti sel ke arah superfisial. Jumlahnya cepat
meningkat dan kelenjar menjadi berkelok-kelok. Pada hari ke enam
setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah
melewati nukleus. Beberapa di antaranya telah mengeluarkan mukus ke
dalam rongga kelenjar. Arteri spiral bertambah panjang dengan
meluruskan gulungan. Apabila tidak ada kehamilan, sekresi estrogen dan
progesteron menurun karena korpus luteum menjadi tua. Penuaan ini
menyebabkan peningkatan asam arakidonat dan endoperoksidase bebas di
dalam endometrium. Enzim-enzim ini menginduksi lisosom sel stroma
untuk mensintesis dan mensekresi prostaglandin (PGF2α dan PGE2) dan
prostasiklin. PGF2α merupakan suatu vasokonstriktor yang kuat dan
menyebabkan kontraksi uterus, PGE2 menyebabkan kontraksi uterus dan
vasodilatasi, sedangkan prostasiklin adalah suatu vasodilator, yang
menyebabkan relaksasi otot dan menghambat agregasi trombosit.
Perbandingan PGF2α dengan kedua prostaglandin meningkat selama
menstruasi. Perubahan ini mengurangi aliran darah melalui kapiler
endometrium dan menyebabkan pergeseran cairan dari jaringan
endometrium ke kapiler, sehingga mengurangi ketebalan endometrium.
Hal ini tersebut menyebabkan bertambahnya kelokan arteri spiral
bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah. Daerah
endometrium yang disuplai oleh arteri spiral menjadi hipoksik, sehingga
terjadi nekrosis iskemik. Daerah nikrotik dari endometrium mengelupas
ke dalam rongga uterus disertai dengan darah dan cairan jaringan,
sehingga menstruasi terjadi.14
 Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan
media dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium
dipertahankan. Endometrium yang lepas bersama dengan cairan
jaringan dan darah membentuk koagulum di dalam uterus. Koagulum
ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan cairan, yang tidak
berkoagulasi yang dikeluarkan melalui serviks dengan kontraksi
uterus. Jika jumlah darah yang dikeluarkan pada proses ini sangat
banyak mungkin fibrinolisin tidak mencukupi sehingga wanita in
mengeluarkan bekuan darah dari serviks.
Gambar 1.2. Siklus Menstruasi

 Menarche
a. Pengertian Menarche
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang
usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas sebelum
memasuki masa reproduksi. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik
dari uterus disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endometrium. Menarche
merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang wanita yang menunjukkan
adanya produksi hormon yang normal yang dibuat oleh hipotalamus dan
kemudian diteruskan pada ovarium dan uterus. Selama sekitar dua tahun hormon-
hormon ini akan merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder seperti
pertumbuhan payudara, perubahan-perubahan kulit, perubahan siklus,
pertumbuhan rambut ketiak, dan rambut pubis serta bentuk tubuh menjadi bentuk
tubuh wanita yang ideal.
b. Fisiologis Menarche
Menarche merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada
seorang gadis yang sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena
serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh. Pusat pengendalian
yang utama adalah bagian otak, disebut hypothalamus, yang bekerja sama dengan
kelenjar bawah otak untuk mengendalikan urutan-urutan rangkaian perubahan itu.
Hypothalamus merupakan zat yang disebut faktor pencetus. Faktor pencetus
bergerak melalui pembuluh darah kelenjar bawah otak, dan menyebabkan kelenjar
itu mengeluarkan hormon-hormon tertentu. Salah satu hormon tersebut ialah
hormon pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan lebih cepat menjelang
gadis.
Pertumbuhan yang cepat ini dimulai kira-kira 4 tahun sebelum menarche,
terutama dalam dua tahun pertama, dan melambat saat datangnya menarche.
Sekitar usia 12 tahun, hormon pencetus yang lain, hormon pencetus
gonadotrophin (GnRH) mulai dihasilkan oleh kelenjar pituitary secara
bergelombang, yang terjadi setiap 90 menit. Gelombang GnRH mempunyai efek
sangat besar pada kematangan seksual seorang gadis remaja. Hormon itu
mencapai kelenjar pituitary dan menyebabkan sel-sel istimewa tertentu dan
menghasilkan dua hormon yang mempengaruhi indung telur berisi cairan yang
dinamai folikel.
Satu diantara dua hormon itu bertugas mempengaruhi folikel, dengan
merangsang pertumbuhannya, sehingga diberi nama hormon perangsang folikel
(Follicle Stimulating Hormone atau FSH). Pada mulanya folikel yang tumbuh
sedikit. Sementara itu, sel-sel yang mengelilinginya membuat seorang anak
perempuan memiliki sifat wanita setelah remaja. Folikel-folikel yang terangsang
tadi selama sebulan menghasilkan hormon estrogen, dan kemudian mati. Tetapi
pada saat folikel rombongan pertama mati, sejumlah folikel lain sudah mulai
dirangsang FSH dan memproduksi estrogen.
Folikel yang dirangsang oleh FSH dalam tiap bulannya semakin lama semakin
benyak (kira-kira antara 12-20 folikel), sehingga jumlah estrogen yang terbentuk
semakin banyak. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan saluran susu dipayudara,
sehingga payudara membesar.
Selain itu estrogen juga dapat merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga
rahim, dan vagina, sehingga membesar. Di vagina, estrogen membuat dinding
semakin tebal dan cairan vagina bertambah banyak. Estrogen juga dapat
mengakibatkan timbulnya lemak di daerah pinggul wanita dan dapat
memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah dirangsang oleh kelenjar
bawah otak. Itu sebenarnya mengapa remaja putri tidak setinggi anak laki- laki
yang sama umur.
Kadar estrogen yang beredar bersama darah semakin lama semakin banyak.
Masa menarche pun semakin dekat, kenaikan estrogen merangsang lapisan dalam
rongga Rahim yang disebut endometrium sehingga menebal. Selain itu kenaikan
estrogen juga menyebabkan kelenjar bawah otak tertekan sehingga memproduksi
FSH berkurang. Dengan kadar hormone perangsang folikel (FSH) mulai menurun,
pertumbuhan folikel melambat. Akibatnya produksi estrogen pun menurun.
Pembuluh darah yang mengaliri lapisan dalam Rahim mengerut dan putus,
sehingga terjadi perdarahan di dalam rahim. Hal tersebut juga menyebabkan
endometrium runtuh, berbentuk cairan berupa darah dan sel-sel endometrium yang
terkumpul di rahim kemudian mengalir melalui vagina dan mulailah terjadi haid
pertama, yaitu menarche.
c. Macam-macam menarche
Macam-macam menarche dibedakan menjadi:
1) Menarche dini
Menarche dini merupakan mestruasi pertama yang di alami seorang wanita
subur pada usia dibawah 12 tahun. Kondisi menarche dini karena mendapat
produksi hormon estrogen lebih banyak dibanding wanita lain pada umumnya.
Menarche dini adalah terjadinya menstruasi sebelum umur 10 tahun yang
dikarenakan pubertas dini dimana hormon gonadotrophin diproduksi sebelum
anak usia 8 tahun. Hormon ini merangsang ovarium yang memberikan ciri-ciri
kelamin sekunder. Disamping itu hormon gonadotrophin juga mempercepat
terjadinya menstruasi dini dan fungsi dari organ reproduksi itu sendiri.
2) Menarche tarda
Menarche tarda adalah menarche yang baru datang setelah umur 14 tahun
yang disebabkan oleh faktor keturunan, gangguan kesehatan, dan kurang gizi
(Proverawati, 2009).
Menurut Marmi (2013) usia terjadinya menarche dikategorikan menjadi :
1) Menarche cepat : usia <11 tahun
2) Menarche normal : usia 11-13 tahun
3) Menarche lambat : usia > 13 tahun
d. Gejala yang menyertai menarche
Gejala yang menyertai menarche adalah rasa tidak nyaman disebabkan karena
selama menstruasi volume air di dalam tubuh kita berkurang. Gejala lain yang
dirasakan, yaitu sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk beberapa
jam, kram perut, dan sakit perut. Sebelum periode ini terjadi biasanya ada
perubahan emosional. Perasaan suntuk, marah, dan sedih yang disebabkan oleh
adanya pelepasan beberapa hormon.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche
a. Nutrisi dan status gizi
Usia menarche berhubungan dengan kenaikan berat badan dan lemak
tubuh. Secara etiologi hal tersebut berhubungan dengan hormon mileu yang
berfungsi mempengaruhi pubertas dan dapat mengubah berat dan komposisi
tubuh. Anak yang mengalami malnutrisi mayoritas badannya lebih kecil,
kurus, pubertasnya lambat dan mengalami menarche lebih lambat.
b. Genetik
Faktor keturunan dapat mempengaruhi maturitas. Hal tersebut
dipelajari dari anak kembar. Anak kembar monozigot akan mengalami
menarche dalam rentang usia yang hampir sama (antara 2-3 bulan), ketika
kembar dizigote akan selisih 9 bulan. Waktu maturitas juga berhubungan
dengan usia menarche ibu dan anak (r=0,4).
c. Status sosial ekonomi
Perkembangan maturitas anak-anak yang berstatus sosial ekonomi
tinggi akan lebih cepat daripada anak-anak yang bersetatus sosial ekonomi
rendah (Goldman dkk, 2012). Menarche terlambat terjadi pada kelompok
sosial ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan.
Hal tersebut telah diteliti di India berdasarkan pendapatan perkapita.
Standar kehidupan yang semakin maju berhubungan dengan perbaikan
nutrisi dan kesehatan. Hal tersebut terlihat dari percepatan pertumbuhan anak-
anak. Namun, hal tersebut tidak sebanding dengan kenaikan tingkat
kedewasaan, pubertas dan kematangan seksual. Kematangan seksual dan usia
menarche anak perempuan lebih cepat berkembang daripada pertumbuhannya.
Penelitian menunjukkan anak perempuan India mengalami menarche
rata-rata pada usia 11,6 tahun, saat 1 tahun setelah kemajuan India dan 2-3
tahun sebeum adanya kelas sosial pada wanita muda. Menarche dini
berhubungan dengan berkurangnya status kedewasaan.
d. Rangsangan audiovisual
Faktor penyebab menstruasi dini disebabkan oleh rangsangan
audiovisual, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari film-film atau
internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas. Rangsangan
dari telinga dan mata tersebut kemudian merangsang sistem reproduksi dan
genetalia untuk lebih cepat matang. Bahkan rangsangan audiovisual ini
merupakan faktor penyebab utama menstruasi dini.
e. Aktivitas fisik
Fakta menunjukkan anak perempuan yang aktif melakukan aktivitas
fisik mengalami menarche lebih lambat daripada yang tidak aktif. Penelitian
menunjukkan bahwa wanita olahragawan/penari seperti pelari dan pelompat
mengalami menarche pada usia 13,5-14 tahun, atlet senam 13,7-15 tahun, dan
penari balet 15,4 tahun. Fakta tersebut menunjukkan bahwa penari balet dan
beberapa olahragawan seperti atlet senam dan penari mengalami menarche
lebih lambat.

 Histologi dan Fisiologi Serviks


1. Histologi Serviks
Saat lahir, leher rahim biasanya ditutupi oleh epitel skuamosa atau epitel
berlapis gepeng. Namun seiring berjalannya waktu, karena faktor hormon steroid
ovarium maka akan menyebabkan terjadinya penambahan, pematangan, dan
pelepasan sel epitel tersebut secara terus menerus yang menyebabkan terbentuknya
epitel baru. Dengan demikian seluruh ketebalan epitel yang biasanya hanya 0,20-0,32
mm dalam keadaan normal akan digantikan seluruhnya dalam 4-5 hari.

Secara histologi, serviks uteri terdiri atas epitel skuamosa berlapis, epitel
kolumnar selapis bersilia dan area peralihan antara dua epitel tersebut yang disebut
sambungan skuamo-kolumnar (SSK) atau zona transformasi (Gambar II.4).

a. Epitel Skuamosa Berlapis


Epitel skuamosa berlapis adalah epitel yang melapisi bagian ektoserviks.
Epitel ektoserviks mempunyai beberapa lapisan. Pada lapisan bawah terdapat lapisan
basal yang berbatasan dengan jaringan ikat (stroma) disebut dengan lapisan basal atau
lapisan germinal. Lapisan basal ini memegang peranan penting karena fungsinya
sebagai regenerasi sel yang akan tumbuh ke atas kemudian menjadi sel-sel epitel
skuamosa yang matang. Diatas lapisan basal, secara berurut dari bawah sampai keatas
terdapat lapisan sel parabasal dimana fungsinya untuk pertumbuhan sel, pada lapisan
ini terlihat banyak desmosoma, tonofilamen dan permulaan pembentukan glikogen,
selanjutnya lapisan sel menengah, lapisan ini ditempati oleh sel-sel yang mengalami
pematangan. Semakin keluar, sel semakin matang, sitoplasma semakin banyak dan
mengandung banyak glikogen, sedangkan inti sel tetap besarnya. Dibagian terluar
adalah lapisan sel superfisial terdiri dari sel-sel yang paling matang dengan inti
piknotik, agak meninggi di tengah sel, sitoplasma banyak dan mengandung banyak
glikogen dan ditutupi oleh lapisan yang terkelupas (Gambar II.5)

b. Epitel Kolumnar Selapis Bersilia


Bagian endoserviks dilapisi oleh epitel kolumnar selapis bersilia yang salah
satu fungsi utamanya adalah menghasilkan sekret. Sekret akan dihasilkan dari
pengaruh hormon esterogen. Sekret akan banyak di produksi pada saat fase ovulasi,
sedangkan pada saat fase luteal produksinya akan berkurang. Epitel endoserviks
mempunyai lapisan yaitu jaringan ikat (stroma), membran basal, dan epitel kolumnar
yang tersusun dari satu lapis musin (Gambar II.6). Di antara epitel skuamosa dan
epitel kolumnar terdapat suatu jembatan atau sambungan yang disebut sambungan
skuamokulumnar (SSK).
c. Peralihan/ Sambungan Skuamo-Kolumnar (SSK) atau Zona Transformasi
SSK ialah bidang atau garis yang menjadi penyatuan antara lapisan epitel skuamosa
dengan epitel kolumnar. Secara morfogenetik, terdapat 2 macam SSK yaitu SSK asli
dan SSK palsu. Hal tersebut disebabkan karena epitel serviks akan mengalami
perubahan seiring dengan proses kehidupan pada wanita. Epitel kolumnar akan
digantikan oleh epitel skuamosa. Proses pergantian epitel disebut metaplasia.
Aktivitas metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa pubertas karena pengaruh
pH vagina yang rendah.

SSK asli yang menjadi tempat pertemuan antara epitel skuamosa asli dengan
epitel kolumnar, sedangkan SSK palsu merupakan tempat pertemuan epitel skuamosa
metaplastik dan epitel kolumna.

Di SSK inilah sering timbul karsinoma serviks dimana 90% dari kanker servix
ini berasal dari metaplasia sel epitel skuamosa (karsinoma sel skuamosa) di cervix
pars vaginalis atau 10% dari kejadian kanker servix berasal dari sel epitel kolumnar
glandular (adenokarsinoma) di kanalis servikalis atau bisa juga memiliki kedua jenis
gambaran di atas disebut karsinoma campuran, walaupun jarang terjadi.

Zona transformasi atau zona transisi adalah daerah di antara kedua SSK.
Sekitar 85-90% kanker serviks dan lesi pra kanker terjadi pada sel-sel basal zona
transformasi. Efek samping dan proses metaplasia ialah pembentukan kista Nabothi
sebagai akibat tertutupnya muara kelenjar endoserviks.

Pada masa reproduksi dimana terjadi haid dan kehamilan atau masa
menopause sel-sel di zona ini berubah, saat peningkatan kadar estrogen
mengakibatkan volume epitel kolumner endoserviks dan pembuluh darah kapiler yang
berada di bawahnya atau di daerah transformasi meningkat sehingga menjorok ke
porsio mengelilingi OUE sehingga kedua bibir porsio menguak dan berwarna merah
disebut eversion/ ektropion/ ektopia atau menurut Herbeck dan Menken adalah
eritroplakia.

Istilah erosi vera masih digunakan pada keadaan-keadaan yang secara


kolposkopik terlihat perlepasan epitel. Secara histologik terlihat papil-papil tumpul
yang dilapisi epitel selapis kolumner dan dibawahnya terdapat stroma yang biasanya
meradang kronik. Untuk melindungi stroma endoserviks di daerah eversion pH vagina
menjadi rendah sekali untuk memungkinkan sel-sel cadangan di bawah epitel
kolumner menjadi sangat aktif sehingga terjadi perubahan lapisan epitel dari selapis
kolumner menjadi berlapis skuamosa yang disebut metaplasia.

2. Fisiologi Serviks
Serviks merupakan bagian bawah dari uterus, serviks akan menonjol ke dalam
vagina dan memiliki lubang sempit ditengahnya yang disebut kanalis servikalis.
Fungsi dari kanalis servikalis ialah sebagai jalan lahir untuk keluarnya bayi dari uterus
karena kanalis ini dapat berdilatasi saat melahirkan serta berfungsi sebagai jalur untuk
sperma melintasi uterus agar dapat melakukan pembuahan di tuba fallopii, dibantu
dengan sekret yang di produksi oleh kelenjar serviks.

Umumnya sekresi kelenjar serviks uteri adalah encer berair selama fase
proliferasi siklus menstruasi. Sekret encer berair ini mempunyai fungsi mempermudah
sperma masuk melalui kanalis servikalis untuk masuk ke dalam uterus. Sebaliknya
selama fase luteal, siklus menstruasi dan kehamilan, sekresi kelenjar serviks menjadi
kental dan akan membentuk sumbatan mukus di kanalis servikalis uteri yang
bertujuan untuk menghambat jalan sperma ataupun mikroorganisme yang berasal dari
vagina ke dalam uterus.

Referensi:
Hafidha, Mega. 2020. Gambaran Kejadian Menarche pada Siswi Kelas IV, V, Dan VI SD
Negeri Beji Wates Kulon Progo Tahun 2020. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Kurniawan, Aldo Febriananto, Yuli Trisetiyono dan Dodik Pramono. 2016. Pengaruh
Olahraga Terhadap Keteraturan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Tahun 2016.(dalam
http://eprints.undip.ac.id/50372/3/ALDO_FEBRIANANTO_KURNIAWAN_220101
12140205_Lap.KTI_BAB_II.pdf diakses pada 16 Maret 2021)

Sholicha, Marlyn, Nanik Setiyawati, dan Marlyn Munica Rita Hernayanti. 2020. Gambaran
Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Menarche pada Siswi SMP Negeri 1 Depok.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
No. Identifikasi masalah
Riwayat Tambahan:
Ny. S telah menikah sebanyak dua kali, suaminya saat ini adalah perokok aktif. Ny. S
belum pernah mendapat imunisasi HPV. Ny. S telah memiliki 5 orang anak, riwayat
menggunakan kontrasepsi pil kombinasi 1 bulan selama 4 tahun.
 Status Sosial ekonomi dan gizi : Cukup

 Status Perkawinan : Nikah sebanyak 2x

 Pernikahan pertama selama 10 tahun, suami bekerja sebagai supir luar kota, cerai
hidup.

 Pernikahan kedua selama 6 tahun, suami kedua bekerja sebagai nelayan

 Status Persalinan : P5A0 (semua lahir normal tanpa penyulit)

 Status Reproduksi : Menarche usia 15 tahun, siklus tidak teratur, 4-6 hari,
HPHT : lupa

3. Jenis kontrasepsi apa yang lebih disarankan pada kasus?


3..
Jawab:

Terdapat informasi bahwa kejadian kanker serviks termasuk stadium


prakanker sedikit meningkat dibawah pengaruh pil kontrasepsi.ada korelasi
lamanya penggunaan pil dengan kejadian kanker serviks. Namun ada juga
yang menemukan progresivitas displasia serviks ke arah adenokarsinoma
selama penggunaan pil kontrasepsi jangka panjang. Meskipun demikian,
kebanyakan para ahli berpendapat bahwa pil kontrasepsi tidak meningkatkan
resiko kanker serviks, kecuali bagi wanita dengan faktor resiko seperti
aktivitas seks yag tinggi, usia muda telah berhubungan seks, paritas tinggi
dan status sosio ekonomi rendah (Baziad, 2008)

Bidan perlu mensosialisasikan kontrasepsi dan lama pemakaian alat


kontraseosi yang aman bagi wanita, contohnya KB non hormonal.

Pada pemakaian kontrasepsi hormonal, perlu dilakukan pemeriksaan pap


smear atau IVA setiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali. Bila dalam pemeriksaan
terdapat gangguan atau masalah, maka pemakaian dapat dihentikan untuk
memberikan kesempatan sel yang mengalami gangguan untuk memperbaiki
dirinya dan dapat normal kembali.

4. Bagaimana fisiologi dari siklus menstruasi?

Jawab:

5. Bagaimana usia fisiologis dari menarche seorang perempuan? (lebih ka arah


usia dan rentangnya)

Jawab: 10-16 tahun, tapi bila pada kasus menunjukkan menarche terlambat
dan juga dapat diklasifikasikan sebagai Menarche tarda adalah menarche
yang baru datang setelah umur 14 tahun yang disebabkan oleh faktor
keturunan, gangguan kesehatan, dan kurang gizi

Anda mungkin juga menyukai