PENELITIAN TERDAHULU
mengacu pada penggunaan teknologi untuk memberikan solusi keuangan. Asal usul istilah ini dapat
dilacak hingga awal 1990-an dan dirujuk ke "Konsorsium Layanan Teknologi Finansial", sebuah proyek
yang digagas oleh Citigroup untuk memfasilitasi upaya kerja sama teknologi. Namun, baru sejak 2014
sektor ini menarik perhatian para regulator, pelaku industri, dan konsumen (D. W. Arner, 2015:3).
Layanan keuangan yang dapat kita nikmati berupa transfer, peminjaman uang, multipayment, investasi,
rencana keuangan, hingga sebagai pembanding produk keuangan. Hingga tulisan ini dibuat terdapat 113
perusahaan penyelenggara fintech yang terdaftar oleh OJK per 31 Mei 2019.
layanan perbankan melalui perusahaan financial technology (D. W. Arner, 2016:22- 24). Layanan Pinjam
Meminjam Berbasis Teknologi Menurut regulasi OJK Nomor 77Tahun 2016 disebutkan bahwa penyedia
layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi dinyatakan sebagai Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya yang diawasi oleh OJK. Lembaga ini merupakan penyedia jasa keuangan yang
bertujuan untuk menghubungkan pemberi modal dengan individu yang membutuhkan dana dalam
rangka melakukan kesepakatan pinjam meminjam dalam mata uang Rupiah menggunakan sistem
elektronik berbasis online. Layanan pinjam meminjam uang berbasis online ini sangat memudahkan
produk jasa keuangan agar di akses secara mudah dan terjangkau oleh berbagai pihak manapun tanpa
bertatap muka.
berbasis teknologi ini bagi pihak yang membutuhkan dana mereka dapat memenuhi kebutuhan dana
tunai, sedangkan bagi para investor dapat menginvestasikan dananya. Hal tersebut dapat dilakukan
secara cepat, mudah dan efisien serta menaikkan daya saing. Keunggulan dari layanan pinjam
meminjam uang berbasis digital yaitu tersedianya berbagai keperluan pihak secara online untuk
memenuhi, antara lain:
f. Pengadaan escrow account dan virtual account di perbankan untuk semua pihak, sehingga setiap
kegiatan pembayaran dana dapat berlangsung dalam sistem perbankan.
Menurut Ridwan dan Donny (2015) menjelaskan bahwa pembiayaan mud-harabah merupakan
pembiayaan yang dipromosikan dalam Al-Quran dan Al- Hadist. Fatwa DSN MUI (2000) menimbang
pembiayaan mudharabah yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama
(malik,shahib al-maal, lembagakeuangan Islam) menyediakanseluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil,
mudharib,nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai
yang dituangkan dalam kontrak. Hal itu dilandaskan dari:
Firman Allah QS. Al-Nisa (4):29: “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil)
harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
antaramu…”
Firman Allah QS. al-Maidah (4):1: “Hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…”
Mudharabah mirip dengan konsep kemitraan di mana modal keuangan disediakan oleh satu atau lebih
(shahibul maal) dan pekerjaan dilakukan oleh mudharib. Dana yang digunakan dalam beberapa aktivitas
dan kegiatan untuk jangka waktu yang tetap. Pemodal dan manajer proyek berbagi keuntungan dalam
yang telah disetujui berdasarkan akad (Ahmed, 2014). Menurut Kartiko A. Wibowo (2016) Mudharabah
adalah suatu perjanjian usaha antara pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan
pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan
kesepakatan pada waktu akad pembiayaan dituangkan dalam bentuk nisbah bagi hasil misalnya 70:30
atau 60:40.
Murabahah
Secara terminologis Murabahah berarti pembiayaan yang saling menguntungkan yang dilakukan oleh
shahib al-mal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa
harga pengadaan barang dan harga jual memiliki nilai lebih yang merupakan profit bagi shahib al-mal
dan dikembalikan secara angsuran. Murabahah sendiri diambil dari kata ribhu yang berarti keuntungan,
sehingga Murabahah berarti saling menguntungkan. Murabahah merupakan pembelian oleh suatu pihak
untuk kemudian dijual ke pihak lain yang telah mengajukan permohonan pembelian terhadap suatu
barang dengan tambahan Muamalah harga secara transparan.
penelitian dengan variabl murabahah yang mempengaruhi perkembangan UMKM pernah dilakukan
oleh(Medias, Janah, and Kurniasih Pratiwi 2017)(SELLA ANJARSARI 2019)(AMALIYA 2019)(Marlina 2021)
(MAYA SARI 2019)(SULISTIO 2018)
muamalah
musyarakah
Tolong menolong merupakan satu bentuk perserikatan, dan harapan bahwa semua pribadi muslim
adalah sosok yang bisa berguna / menjadi partner bersama-sama dengan muslim lainnya Agar manusia
saling tolong menolong dan bersama-sama berusaha untuk suatu tujuan yang baik, dengan kata lain
Musyarakah adalah sebuah bentuk usaha atas dasar saling tolong-menolong antara sesama manusia
dengan tujuan mendapatkan profit/laba, oleh sebab itu Prinsip dari musyarakah ini sangat dianjurkan
dalam agama Islam Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara bank Syariah dan nasabah
untuk usaha tertentu di mana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Komposisi permodalan
antara bank dan nasabah bisa 70%:30%, atau 60%:40%, atau sesuai kesepakatan bersama. Perbedaan
komposisi akan menentukan perbedaan nisbah bagi hasil. Semakin besar share dana yang diberikan,
maka akan semakin besar pula nisbah bagi hasil yang diterima.41 PSAK 106 mendefinisikan Musyarakah
sebagai akad Kerjasama antara 2 pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana.
a. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak secara tertulis untuk menunjukkan tujuan
kontrak (akad), kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad) dan Penerimaan dari penawaran
dilakukan pada saat kontrak.
b. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset, harus menyediakan dana dan pekerjaan, memberi
wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dengan memperhatikan kepentingan mitranya,
tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja dan tidak diizinkan untuk mencairkan atau
menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri
c. Modal diberikan dapat berupa uang tunai, emas, perak atau terdiri dari aset perdagangan, seperti
barang-barang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai
dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
d. Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau menghadiahkan modal
musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
e. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan, seorang mitra boleh
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian
keuntungan tambahan bagi dirinya.
f. Setiap mitra dalam melaksanakan kerja kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus
dijelaskan dalam kontrak.
g. Sistem pembagian keuntungan dan kerugian harus tertuang dengan jelas dalam akad, Setiap
keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan43 Pembagian
keuntungan bagi tiap mitra harus dilakukan berdasarkan
perbandingan persentase tertentu, bukan di tentukan dalam jumlah yang pasti. Adapun cara membagi
keuntungan atau kerugian adalah tergantung pada besar kecilnya modal yang mereka tanamkan.
Aini, Qurrotul. 2019. “Pengaruh Modal Dan Pembiayaan Bank Wakaf Mikro Syariah Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada Bank Wakaf Mikro Syariah Berkah
Rizqy Lirboyo Kediri.” Skripsi. http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/15465.
AMALIYA, JUNAINI. 2019. “ANALISIS PEMBERDAYAAN UMKM DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
MELALUI PEMBIAYAAN MURABAHAH BANK SYARIAH MANDIRI.”
Damanhur 1 & T. M. Riski Maulana2. 2020. “EMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN
USAHA MIKRO DI TINJAU DARI ISLAMIC FINANCE DI KOTA LHOKSEUMAWE Damanhur.” 1(1): 44–
58.
Dewi, Ernanda Kusuma, and Widiyanto. 2018. “Peran Pembiayaan Mudharabah Dalam Pengembangan
Kinerja Usaha Mikro.” Ekobis 19(1): 16–34.
Hidayati, Nifti. 2017. “PENGARUH PEMBIAYAAN SYARIAH KEPADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM) TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DI JAWA TIMUR.”
Indrarini, Rachma. 2017. “Pembiayaan Bpr Syariah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Umkm :
Bedasarkan Maqashid Sharia.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (Journal of Islamic Economics and
Business) 3(1): 49.
Karim, Abdul. 2020. “Http://Ejournal.Unibba.Ac.Id/Index.Php/AKURAT.” 11(April): 7–18.
Mariana, Mariana, and Syafrudin Syafrudin. 2017. “‘Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Dan Peningkatan Pendapatan Nasabah.’” Al-Amwal : Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syari’ah 9(2): 272–86.
Marlina, Syerli. 2021. “EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH ( UMKM ) ( Studi Kasus BMT Al Mujahidin
Cilacap ).”
MAYA SARI. 2019. “PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BMT SEPAKAT TANJUNG KARAT BARAT.”
Medias, Fahmi, Nasitotul Janah, and Eko Kurniasih Pratiwi. 2017. “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah ( UMKM ) Melalui Baitul Maal Wa Tamwil Di Kabupaten Magelang.” The 6th University
Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang: 37–43.
SELLA ANJARSARI. 2019. “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA
USAHA MIKRO.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
SULISTIO. 2018. “PENGARUH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN MURABAHAH TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM).”
TANJUNG, NUR AISYAH. 2019. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Upaya Meningkatkan
Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Di Bmt Syariah Anugrah Batang Kuis Medan.
Tri Irawan, Febrian, and Ratna Mulyany. 2020. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
Sebelum Dan Sesudah Menerima Pembiayaan Syariah (Studi Pada Pt. Bprs Hikmah Wakilah Banda
Aceh).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi 5(3): 314–27.
Wardhana, Bayu. 2019. “Integrasi Permodalan Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ) Melalui Fintech
Syariah Ijabqobul.Id.” Journal Faculty of Islamic Studies Umsida: 85–91.
Yahya, A, A Affandy, and U Narimawati. 2020. “Pengembangan UMKM Melalui Pemanfaatan Model
Layanan Fintech Syariah Ammana. Id.” @ is The Best: Accounting … 5: 3–11.
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/aisthebest/article/view/3049.
Yulia Lestari. 2020. “PENGARUH PEMBIAYAAN MIKRO 75 IB, LAMA USAHA, DAN LOKASI TERHADAP
PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) PADA BRI SYARIAH KANTOR CABANG
JOMBANG.” Malaysian Palm Oil Council (MPOC) 21(1): 1–9. http://mpoc.org.my/malaysian-palm-
oil-industry/.