Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Florence Nightingale, pendiri keperawatan modern, lahir pada


tanggal 12 Mei 1820, di Florence, Italia. Florence Nightingale
dibesarkan dalam keluarga yang berada, Namanya diambil dari kota
tempat ia lahir. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea hurst sebuah rumah
besar dan mewah milik ayahnya yang bernama William Nightingale
yang merupakan seorang tuan tanah terkaya di Derbishire dan ibunya
adalah keturunan ningrat dan terpandang. Florence Nightingale
memiliki seorang saudara perempuan yang bernama Parthepone. Saat ia
kecil ayahnya mengajari ia matematika, bahasa, agama dan filosofi.
Saat itu ia berpikir bahwa ia harus menjadi orang yang berguna.

1
Sebagaimana dicatat, pendidikan Nightingale adalah salah satu yang
tidak biasa untuk seorang gadis Victoria. Pengawasan oleh ayahnya
yang terdidik dan intelektual dalam mata pelajaran seperti matematika
dan filsafat memberinya pengetahuan dan kemampuan berpikir
konseptual yang unik untuk pada zamannya. Meskipun orang tuanya
awalnya menentang keinginannya untuk belajar matematika, mereka
berubah dan memperbolehkannya menerima bimbingan tambahan dari
matematikawan yang terhormat. Masih belum diketahui apakah
Nightingale adalah seorang jenius atau tidak yang akan menjadi
pemimpin dan pemikir besar dalam keadaan apapun, atau apakah
keunikan, pendidikan formal, dan status sosialnya diperlukan untuk hal
ini bisa terjadi pada saat itu. Akankah Nightingale menjadi pemimpin
seperti itu jika lahir hari ini? Apa yang akan terjadi pada keperawatan
hari ini jika dia tidak lahir pada waktu itu dan di tempat itu?

Status sosial bangsawan keluarga Nightingale memberinya


kemudahan akses kepada orang-orang yang memiliki kekuasaan dan
pengaruh. Banyak diantara mereka adalah teman-teman keluarga,
seperti Stanley Herbert, yang tetap sebagai sahabat dan pendukung
setia sampai kematiannya. Nightingale belajar untuk memahami proses
politik Inggris Victoria melalui pengalaman ayahnya selama karir
politik singkat dan lewat perannya yang berkelanjutan sebagai seorang
bangsawan yang terlibat dalam kegiatan politik dan sosial dalam
komunitasnya. Dia kemungkinan besar mengandalkan kondisi ini dan
pengalaman pribadinya saat ia melancarkan pertempuran politik untuk
mencapai maksud-maksudnya.

Nightingale juga mengakui perubahan sosial pada zamannya


serta dampaknya terhadap status kesehatan individu. Era industri telah
terjadi di Inggris, menciptakan kelas sosial baru, penyakit baru, dan
masalah sosial baru. Komentar sosial dari novel Dickens telah

2
menyajikan untuk masyarakat Inggris dengan komentar-komentar
pedas pada perawatan kesehatan dan kebutuhan untuk kesehatan serta
reformasi sosial di Inggris.

Dalam novel serial (1843-1844), Martin Chuzzlewit (Dickens,


1987), penggambaran Dickens tentang Sairey Gamp sebagai seorang
perawat pemabuk dan tidak terlatih, menyajikan gambar kengerian
praktik keperawatan Victoria kepada masyarakat. Kesamaan visi
Nightingale dengan Dickens tidak diragukan lagi, hal ini telah
memengaruhi definisinya tentang keperawatan dan perawatan
kesehatan serta teorinya untuk keperawatan; hubungan itu juga
memberinya forum untuk mengekspresikan pandangannya tentang isu-
isu kepedulian sosial dan kesehatan (Dossey,2000; Kalisch &
Kalisch,1983a; Woodham-Smith, 1951). Pada tahun 1837 Nigtingale
menulis di diary nya “tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku
untuk melayaninya" (holliday dan parker, 1997 hal. 491). Setelah dia
mengerti bahwa dia di panggil untuk menjadi perawat, dia bisa
menyelesaikan pelatihan perawatnya pada tahun 1851 di kaiserwerth,
jerman, sebuah komunitas agama protestan dengan fasilitas rumah
sakit.

Dialog-dialog serupa dengan para pemimpin politik, intelektual,


dan reformis sosial pada masa itu (John Stuart Mill, Benjamin Jowett,
Edwin Chadwick dan Harriet Marineau) memajukan pemikiran
filosofis dan logis Nightingale, yang terlihat jelas dalam filsafat dan
teori keperawatannya (Dossey, 2000; Kalisch & Kalisch, 1983a;
Woodham-Smith, 1951). Dialog-dialog ini menginspirasinya untuk
berusaha mengubah hal-hal yang dipandangnya sebagai tidak dapat
diterima dalam masyarakat dimana dia tinggal.

Dalam tulisannya Notes on Nursing; What I Is and What It Is


Not, Florence Nightingale mendirikan filosofi keperawatan pertama

3
berdasarkan keperawatan dan perbaikan kesehatan (Nightingale, 1860).
Pandangan beliau mengenai keperawatan timbul dari filosofi spiritual
yang tumbuh pada masa remaja dan dewasanya (MacRae, 1995), dan
menggambarkan perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Beliau
memandang peran keperawatan sebagai “tugas menjaga kesehatan
seseorang" berdasarkan pengetahuan “bagaimana membuat tubuh
berada dalam keadaan yang bebas penyakit atau sembuh dari penyakit"
(Nightingale, 1860). Pada tahun yang sama, beliau mendirikan program
pertama yang terorganisasi untuk melatih perawat yaitu Nightingale
Training School for Nurses di Rumah Sakit St. Thomas di kota
London.

Nightingale merupakan perawat ahli epidemiologi pertama yang


melakukan praktik (Cohen, 1984). Analisis statistiknya menunjukkan
hubungan antara sanitasi yang buruk dengan kolera dan disentri. Beliau
memandang keperawatan sebagai pencarian kebenaran dalam
menemukan jawaban dari persoalan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan hukum kesehatan milik Tuhan dalam praktik
keperawatan (Macrae, 1995).

Pada masa remajanya Florence Nightingale lebih banyak keluar


rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Ia jatuh cinta
pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga akhirnya pada usianya yang
cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk merawat orang-orang
yang sakit, Florence Nightingale menghidupkan konsep penjagaan
kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Kemudian, pada tahun
1853 Nightungale menuju Paris untuk belajar Bersama dengan Sisters
of Charity dan selanjutnya ditunjuk sebagai pengawas rumah sakit
umum Inggris di Turki. Pada periode ini Nigtingale membuat
perubahan dalam praktik hygiene, sanitasi, dan praktik keperawatan.

4
Beliau menjadi relawan saat perang Crimean pada tahun 1853
dan mengunjungi rumah sakit di medan perang pada malam hari
dengan membawa lampu pada malam hari dengan membawa lampu,
lalu Florence Nightingale dikenal dengan nama “Bidadari Berlampu
(The Lady With The Lamp)”. Fasilitas dasar, sanitasi, dan nutrisi pada
rumah sakit di medan perang sangat buruk. Akhirnya beliau ditugaskan
untuk mengatur dan memperbaiki kualitas dari fasilitas.

Setelah perang, Nigtingale kembali ke Inggris untuk menerima


penghargaan yang besar. Dia dianugerahi sejumlah dana sebagai
pengakuan terhadap hasil kerjanya ini. Pada tahun 1860, beliau
mendirikan program pertama yang terorganisasi untuk melatih program
pertama yang terorganisasiuntuk melatih perawat yaitu Nightingale
Training School For Nurses di rumah sakit St. Thomas dan kings
college hospital di kota London. Dalam tulisannya Notes on Nursing,
what it is and what it is not, Florence Nightingale mendirikan filosofi
keperawatan pertama berdasarkan perawatan dan perbaikan kesehatan.
Pandangan beliau mengenai keperawatan timbul dari filosofi spiritual
yang tumbuh pada masa remaja dan dewasanya, dan menggambarkan
perubahan dalam kebutuhan masyarakat. Florence Nightingale
merupakan perawat ahli epidemiologi pertama yang melakukan praktik.
Analisis statistiknya menunjukan hubungan antara sanitasi buruk
dengan kolera dan disentri.

Nightingale mencurahkan tenaganya tidak hanya untuk


pengembangan keperawatan sebagai suatu kejuruan (profesi), bahkan
lebih dari itu untuk mengatasi masalah sosial pada tingkat lokal,
nasional, dan internasional, dalam upaya meningkatkan lingkungan
hidup masyarakat miskin dan untuk menciptakan perbaikan sosial.
Florence Nightingale adalah perawat yang pertama kali ada di dunia
dan beliau dikenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam

5
merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan
penting dalam perkembangan ilmu keperawatan.

Tak lama setelah dia kembali ke inggris, Nightingale membatasi


diri di kediamannya di London, akibat sakitnya yang berlanjut. Hingga
usia 80 tahun, dia menulis antara 15.000 sampai dengan 20.000 surat
kepada teman, kenalan, sahabat dan lawan. Kekuatannya, kata yang
tertulis dengan jelas menyampaikan keyakinan, pengamatan, dan
keinginannya untuk perubahan dalam perawatan kesehatan dan dalam
masyarakat. Melalui tulisan ini, dia bisa memengaruhi masalah di dunia
yang menjadi perhatiannya.

Selama hidupnya, karya Nightingale diakui melalui berbagai


penghargaan yang dia terima dari negaranya sendiri dan dari banyak
orang lain. Dia mampu bekerja hingga usian80-an hingga dia
kehilangan penglihatannya, dia meninggal dalam tidurnya pada 13
Agustus 1910, di London, Inggris pada usia 90 tahun.

B. Tujuan
1. Mengetahui teori dan model konseptual Florence Nightingale
2.Mengetahui hubungan teori Florence dengan paradigma
keperawatan
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teori Florence Nightingale

6
BAB II

MODEL KONSEP FLORENCE NIGHTINGALE

A. Teori Umum Florence Nightingale

Klien

Perawat Kesehatan

Lingkungan

Teori environmental Nightingale yang dicetuskan oleh Florence


Nightingale meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk
dipenuhi oleh seorang wanita. Teorinya difokuskan pada lingkungan
keperawatan. Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai
teori keperawatan modern. Titik berat teori ini adalah pada aspek
lingkungan. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat
penting untuk penanganan perawatan. Komponen lingkungan yang
berpengaruh pada kesehatan, antara lain :

1. Udara segar

Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara


terus menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh
sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup
klien tetap bersih.

7
2. Air bersih

Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan


suatu penyakit pada pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus
berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.

3. Saluran pembuangan yang efisien

Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan


keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi
pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.

4. Kebersihan

Kebersihan merupakan hal terpenting dalam merawat pasien.


Perawat memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat
proses penyembuhan. Kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi
oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat, maupun
lingkungan.

5. Cahaya

Sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi


kesehatan klien. Oleh karena itu, perawat juga perlu membawa klien
berjalan – jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak
terdapat kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).

Nightingale percaya bahwa lingkungan merupakan factor utama


yang menimbulkan penyakit pada pasien. Nightingale mengakui potensi
berbahaya sebuah lingkungan, dan dia menekankan manfaat dari
lingkungan yang baik dalam pencegahan penyakit. Praktik perawat
termasuk menata lingkungan dengan sejumlah cara untuk meningkatkan
pemulihan pasien.

Pembersihan kontaminasi dan pencegahan penyakit menular serta


pemaparan terhadap udara segar, cahaya, kehangatan, dan ketenangan
diidentifikasi sebagai elemen-elemen yang dapat dkendalikan dan diatur
dalam lingkungan. Nightingale mulai mengembangkan hubungan antara
beberapa elemen ini dalam diskusinya tentang kontaminasi dan
ventilasi, cahaya dan posisi pasien di dalam ruangan, kebersihan dan
kegelapan, kebisingan serta stimulasi pasien. Begitu juga dengan
hubungan antara kamar sakit dan ruangan lainnya di dalam rumah sakit
serta hubungan antara rumah dan lingkungan sekitarnya.

8
B. Model Konsep Keperawatan Teori Florence Nightingale

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan


sebagai fokus asuhan keeprawatan dan perawat tidak perlu memahami
seluruh proses penyakit. Model konsep ini adalah upaya memisahkan
antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan
keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang adekuat, dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut
dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan
mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan


praktik keperawatan, sehingga akhrinya dikembangkan secara luas. Inti
konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis, dan lingkungan sosial. 

A. Lingkungan Fisik
Merupakan lingkungan dasar atau alami yang berhubungan
dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek
terhadap lingkungan fisik yang bersih yang akan selalu
mempengaruhi pasien dimanapun ia berada di dalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, dan bau. Tempat tidur pasien harus bersih,
udara bersih, tidak lembap, dan bebas dari bau.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi
penempatan tempat tidur harus memberikan keluasaan pasien untuk
beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang
cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien di tempat
tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

9
B. Lingkungan Psikologis

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang


negative dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanaan yang cukup gizinya dan aktivitas manual dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang
dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terbuur-buru atau terputus-putus.

Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dari


keluarganya sebaiknya dilakukan di lingkungan pasien dan kurang
baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu
berlebihan, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung
yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

C. Lingkungan Sosial

Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama


hubungan spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian, setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data uang
ditunjukan pasien pada umumnya.

Seperti pada hubungan komunitas dengan lingkungan sosial,


dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu

10
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan
secara khusus.

C. Hubungan teori Florence Nightingale dengan Proses Keperawatan


a. Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan
pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial).
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan
mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan
dengan lingkungan keseluruhan. Masalah difokuskan pada hubungan
individu dengan lingkungan misalnya:
1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan.
2. Ventilasi merupakan indikasi yang berhubungan dengan
komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat
juga sebagai sumber pemulihan penyakit.
3. Pembuangan sampah.
4. Pencemaran lingkungan.
5. Komunikasi sosial, dll.
c. Diagnosa keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan
dengan lingkungan antara lain:
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
d. Implementasi 
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang
memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang

11
mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
individu.
e. Evaluasi
Mengobservasi (pengamatan) dampak perubahan lingkungan
terhadap kesehatan individu.

12
BAB III

HUBUNGAN TEORI DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

A. Definisi Paradigma

Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan


lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif), Vardiansyah (2010).

B. Paradigma dan Kerangka Konsep

Paradigma keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada


lingkungan. Dia percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk
memungkinkan alam untuk bertindak atas pasien (McKenna, 1997;
Nightingale 1969). Menurut Nightingale ada empat komponen
paradigma keperawatan, yaitu:

1. Manusia

Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind,


dan spirit. Ketiga komponen tersebut saling berpengaruh dan
menjadi satu kesatuan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan
dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi
kebutuhan bio – psiko – sosio – spiritual – kultural (Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Ners, 2012).
Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang
menjadi sasaran utama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal
ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Nightingale mengenai
manusia. Nightingale melihat manusia sama seperti seorang klien.
Konsep manusia menurut Nightingale, yaitu hubungan timbal balik
manusia dengan lingkungannya (Yetti, 2014).
Dalam sebagian besar tulisannya, Nightingale menyebut
person sebagai pasien. Perawat melakukan tugas untuk dan bagi
pasien dan mengendalikan lingkungan pasien untuk meningkatkan
pemulihan. Nightingale menjelaskan seorang pasien bersifat pasif

13
dalam hubungan ini. Namun, referensi khusus dibuat untuk pasien
melakukan perawatan diri sendiri apabila memungkinkan dan
khususnya ketika menyangkut dan substansi makanan.
Keberadaan perawat adalah untuk menanyakan ke pasien
tentang kesukaannya, dan mengungkapkan keyakinannya, disini
Nightingale melihat setiap pasien sebagai individu yang unik.
Namun, Nightingale (1969) menekankan bahwa perawat adalah
pengendali dan bertanggung jawab seputar lingkungan pasien.
Nightingale menghormati orang dari berbagai latar belakang dan
tidak menghakimi berkenaan dengan nilai sosial.

2. Lingkungan
Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin
mempengaruhi klien dan tempatnya berada, dimana terdapat
kebutuhan pelayanan kesehatan. Hubungan antara klien dan
lingkungan dapat berupa pengaruh positif dan negatif pada tingkat
kesehatan manusia dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu,
semua faktor-faktor di rumah, tempat kerja, atau komunitas juga
mempengaruhi tingkat kesehatan klien dan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Konsep Nightingale tentang lingkungan menekankan bahwa
keperawatan adalah “untuk membantu alam dalam penyembuhan
pasien”. Nasihatnya untuk perawat, baik yang menyediakan
perawatan di rumah atau perawat terlatih di rumah sakit, adalah
untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan lingkungan
terapeutik yang akan meningkatkan kenyamanan dan pemulihan
pasien. Ajarannya tentang kebersihan pedesaan memasukkan
deskripsi yang sangat spesifik tentang masalah lingkungan dan hasil-
hasilnya, serta solusi praktis untuk masalah ini bagi rumah tangga
dan masyarakat (Halsall, 1997).

14
Asumsi dan pemahaman Nightingale tentang kondisi
lingkungan pada masa itu adalah yang paling relevan dengan
filosofinya. Dia percaya bahwa orang miskin yang sakit akan
mendapat manfaat dari perbaikan lingkungan yang akan
memengaruhi tubuh mereka dan pikiran mereka. Dia percaya bahwa
perawat bisa berperan dalam meningkatkan kondisi kehidupan fisik
mereka. Pemahaman Nightingale tentang lingkungan fisik dan
efeknya pada kesehatan diperoleh melalui pengamatan langsung dan
pengalaman di luar situasi kehidupannya sendiri yang nyaman.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri,
dipelajari, dilindungi, dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi
dan sekaligus inverstasi serta modal utama untuk berkarya dan
beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup manusia.
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan baik
serta menggunakan setiap kekuatan (sumber daya) untuk sepenuhnya
menjalani hidup. Nightingale juga mendefinisikan kesehatan sebagai
kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang
dimiliki hingga batas maksimal. Selain itu, ia melihat penyakit
(disease) dan sakit (illness) sebagai proses perbaikan yang alam
lakukan di saat seseorang tidak memperhatikan masalah kesehatan.
Nightingale menggambarkan pemeliharaan kesehatan melalui
pencegahan penyakit dan pengendalian lingkungan merupakan
tanggung jawab sosial. Apa yang dia gambarkan tersebut,
membawanya kepada konsep keperawatan kesehatan masyarakat
yang lebih modern dalam promosi kesehatan. Dia membedakan
konsep keperawatan kesehatan masyarakat dari keperawatan pasien
yang sakit untuk meningkatkan pemulihan, dan dari hidup yang lebih
baik sampai kematian yang damai. Konsepnya tentang keperawatan

15
kesehatan adalah model yang digunakan oleh banyak Lembaga dan
departemen kesehatan masyarakat di Amerika Serikat.

4. Keperawatan

Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada suatu waktu


dalam hidupnya, akan menjadi seorang perawat dalam arti bahwa
keperawatan bertanggung jawab untuk kesehatan orang lain. Buku
Nightingale Notes on Nursing awalnya diterbitkan pada tahun 1859,
didedikasikan untuk para wanita sebagai pedoman merawat orang
yang mereka cintai di rumah dan untuk memberikan saran agar
“berpikir seperti seorang perawat” (Nightingale , 1969, hal. 4).
Bagaimanapun, perawat yang terlatih harus belajar prinsip – prinsip
ilmiah tambahan untuk diterapkan dalam pekerjaan mereka dan
menjadi lebih terampil dalam mengamati dan melaporkan status
kesehatan pasien sambal memberikan perawat ketika pasien sembuh.

Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan


dan menguraikan keperawatan sebagai mengarahkan terhadap
peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik, sehingga alam akan
menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan
termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah
tangga dan lingkungan untuk membantu lingkungan sehat bagi
keluarganya dan komunitas yang pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern”


merupakan salah satu pendiri yang meletakan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui model konsep dan teori keperawatan yaitu
dengan mengidentifikasi peran perawat menemukan kebutuhan dasar
rmanusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkunganya.

Dalam teori Florence Nightingale terdapat kelebihan dan


kekurangan. Kelebihannya yaitu salah satu kisah fakta yang
mencestukan teori modern dalam keperawatan, pada zaman
keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam
konteks keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis,
dan sosial, Florence memandang perawat tidak hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan saja tetapi lebih berorientasi
pada pemberian udara, kenyamanan lingkungan, kebersihan, udara,
ketenangan dan nutrisi adekuat, pengkajian yang dilakukan bukan
demi berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan tetapi demi
penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan,
semua tindakan yang dilakukan penuh kasih saying dan bekerja
untuk Tuhan, asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan
semangat untuk kesembuhan pasien.

Kelemahan teori Florence Nightingale yaitu teorinya sempat


diragukan kemampuannya, perawat pada saat itu dianggap pekerjaan
remeh dan disepelekan oleh banyak orang, kurang dukungan dari
perawat lain dalam proses pelayanan dan perkembangan saat ini, dan
kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.

17
B. Saran
Florence Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu
ditiru dalam proses keperawatan dan proses penyembua penyakit.
Dia merupakan Lady With The Lamp bagi klien. Maka kita sebagai
perawat haruslah sebagai penerang bagi klien yang kita rawat.
Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayangi.
Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi,
jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat klien.
Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kita pasti
bisa jika kita gigih dan rajian dalam melakukannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha Raile. Pakar Teori Keperawatan Edisi Indonesia Ke-8


Volume 1. Elsevier

http://www.scribd.com/doc/120266748/model-dan-konsep-keperawatan-
florence-nightingale/

https://cekenricek.com/mobile/florence-nightingale-the-lady-with-the-
lamp/4805

19
Tugas Falsafah dan Teori Keperawatan :
Teori Model Konsep Florence Nightingale

Disusun Oleh :
Dewi Kencana Fitria
Hasna Abida Adzkia
Marliana Nasya
Putri Shafira Azzahra
Shafa Nisa Kamila

Kelas : 1D

Program Studi Sarja Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2019 - 2020

20
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul "Teori model konsep Florence Nigtingale" ini dengan tanpa
halangan apapun.
Kami menyadari bahwa makalah ini tentu masih ada
kekurangan dan kelemahan.Untuk itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan agar makalah ini bisa menjadi
acuan kedepan yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Jakarta serta mendapatkan ridho Allah
SWT. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 10 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Teori.............................................................................. 1


B. Tujuan.................................................................................................... 3

BAB II MODEL KONSEP TEORI.......................................................... 4

A. Teori Umum Florence Nightingale......................................................... 4


B. Model Konsep Keperawatan Teori Florence Nightingale ..................... 7
C. Hubungan teori Florence Nightingale dengan Proses Keperawatan....... 9

BAB III HUBUNGAN TEORI DENGAN PARADIGMA.......................


KEPERAWTAAN........................................................................................

A. Definisi Paradigma................................................................................. 8
B. Paradigm dan Kerangka Konsep............................................................ 8

BAB IV PENUTUP.................................................................................. 15

A. Kesimpulan.......................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 17

ii

Anda mungkin juga menyukai