Anda di halaman 1dari 3

Analisa konflik dari kasus perceraian gading dan gisel

Dampak positif:

1.  Orang tua yang bahagia akan membuat anak bahagia


 

Jika dengan berpisah dapat membuat kedua pasangan hidup lebih bahagia, maka hal ini juga bisa
dilihat oleh anak mereka. Karena, setidaknya setelah bercerai, anak tidak harus selalu berada di
suasana tegang yang biasa dirasakannya ketika orang tua mereka bertengkar.
 
Anak tak lagi perlu khawatir disambut dengan ketus oleh kedua orang tuanya yang sedang
emosional. Mereka pun jadi memiliki pola pikir yang lebih positif. Hal ini juga dapat mengurangi
kemungkinan anak pergi dari rumah dan jatuh ke lingkungan yang salah karena berusaha
menghindari suasana pertengkaran orang tua mereka di rumah.

2. Waktu berkualitas bersama orang tua


 

Pastikan terlebih dahulu bahwa setelah bercerai, hubungan Anda dengan mantan suami baik-baik
saja, sehingga anak tidak dibebani oleh pikiran apapun. Jika anak bebas untuk pergi ke rumah
kedua orang tuanya, maka anak dapat menghabiskan waktu bersama salah satu orang tuanya
dengan lebih berkualitas.
 
Hal ini dikarenakan orang tua akan jadi lebih fokus memberikan perhatian kepada anaknya saat ia
sedang berada di rumahnya. Namun ingat untuk bersikap adil dalam memberikan waktu antara ibu
dan ayahnya.

3.  Lebih besar kemungkinan anak tidak mengulangi kesalahan orang tuanya


 

Ketika memerhatikan pernikahan orang tua hancur, kita mendapatkan  pelajaran hidup dalam
mengatur hubungan percintaan. Menurut penelitian Positive Outcomes of Divorce yang dilakukan
oleh University of Central Florida, anak yang menyaksikan perpisahan kedua orang tuanya menjadi
lebih matang pemikirannya dan sabar selama mengelola konflik hubungan mereka kala dewasa
nanti.

Dampak negatif:

1. Anak akan Merasa Bersalah

Pikiran anak-anak memang kerap kali belum matang, sehingga saat orangtua memutuskan untuk
bercerai mereka akan merasa bahwa hal ini terjadi karenanya. Mereka akan merasa sangat bersalah,
apalagi jika anak masih berusia di bawah 12 tahun. Mereka tergolong sangat rapuh dalam menghadapi
hal ini. Anak akan merasa jika dunia mereka menjadi berantakan setelah kedua orangtua bercerai.

2.  Anak Jadi Paranoid

Saat orangtua memutuskan untuk bercerai, maka anak akan berisiko kehilangan rasa percaya diri,
ketenangan batin, dan kehilangan cita-cita. Mereka tidak lagi memiliki semangat dalam menjalani
kehidupan. Hasilnya, mereka akan berkembang menjadi pribadi yang paranoid. Sifat ini akan
membuatnya menarik diri dari pergaulan di masyarakat dan ia akan memilih untuk bersembunyi dalam
kesendirian atau malah menjadi seorang pribadi yang kasar.

Penyebab Konflik

Diakui oleh Gisel, saat itu mereka tidak punya bekal agama yang cukup untuk
mempertahankan rumah tangga.

Alasan lain yang diakui fatal oleh Gisel adalah ketika dirinya dan Gading sama-sama
memilih lari dari masalah daripada menyelesaikannya. Oleh karena itu tak ada jalan lain
yang bisa mereka lakukan selain bercerai. 

Lebih lanjut, Gisel juga menyadari kalau selama menikah dengan Gading Marten, mereka
jarang bertengkar layaknya sepasang suami istri. Baru ia ketahui kalau hal itu ternyata
penting untuk membangun komunikasi. 

Penanganan Konflik

Gisel mengajukan gugatan perceraian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 19


november 2018, lalu 2 bulan kemudian mereka dinyatakan resmi bercerai pada 23 Januari
2019

Anda mungkin juga menyukai