ID Perubahan Sifat Kimia Entisol Krueng Ray
ID Perubahan Sifat Kimia Entisol Krueng Ray
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh jenis dan dosis kompos organik terhadap
sifat kimia Inceptisol. Percobaan berlangsung April sampai Juli 2010 di Desa Ie Seuum Krueng
Raya Aceh Besar. Rancangan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial.
Perlakuan terdiri atas komposisi jenis bahan baku kompos organik dan dosisnya dengan variabel
respon beberapa sifat kimia tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompoisi jenis dan dosis
bahan organik secara tunggal maupun interaksi nyata merubah sifat-sifat kimia tanah kearah yang
lebih baik. Kompos berupa campuran pupuk kandang dengan sisa tanaman kedelai dan jerami padi
lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang secara tunggal. Kompos campuran
pupuk kandang dengan sisa tanaman kedelai dan jerami padi dapat meningkatkan status kesuburan
tanah dari rendah menjadi sedang. Penggunaan pupuk kandang secara tunggal sampai 45 ton per ha
belum dapat meningkatkan status kesuburan tanah, sedangkan bila dicampur dengan bahan kompos
lainnya dapat meningkatkan status kesuburan tanah pada takaran 15 ton per ha.
Kata kunci : Kompos, Inceptisol, Krueng Raya
PENDAHULUAN langsung dalam bentuk cepat larut sehingga
diserap dengan takaran dan waktu
Paradigma pembangunan berkelanjutan
pemberian yang sesuai dengan kebutuhan
telah diterima sebagai agenda politik
tanaman.
pembangunan di seluruh dunia pada tahun
Salah satu ordo tanah yang paling luas
1992 dalam even KTT bumi di Rio de
sebarannya di Indonesia dan telah dikelola
Janeiro, Brasil. Pembangunan pertanian
secara intensif adalah Inceptisol yaitu
berkelanjutan dalam bidang pertanian
sekitar 20,75 juta ha atau 37,5 % dari
diterapkan melalui pendekatan
wilayah daratan Indonesia. Inceptisol
pembangunan pertanian berwawasan
dikenal mempunyai kadar hara esensial
lingkungan. Praktek system pertanian ini
rendah terutama nitrogen (N), fosfor (P),
lebih mengandalkan pada pemberdayaan
dan kalium (K). Pengelolaan tanah intensif
sumberdaya yang ada dengan masukan
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
rendah sehingga termasuk dalam kategori
tanah baik sifat, fisika, kimia, maupun
pertanian organik. Strategi pertanian
biologi tanah. Kerusakan sifat kimia tanah
organik salah satunya terlihat dalam
dapat terjadi karena proses pemasaman
transformasi hara dari sisa tanaman,
yanga diakibatkan penggunaan pupuk
kompos dan pupuk kandang menjadi
nitrogen buatan secara terus menerus dalam
biomassa tanah yang selanjutnya setelah
jumlah besar (Brady, 1990; Buckman &
mengalami proses mineralisasi akan
Brady. 1982). Kerusakan tanah secara fisik
menjadi hara dalam larutan tanah. Menurut
dapat berupa kerusakan struktur tanah yang
Sutanto, (2002) unsur hara didaur ulang
menyebabkan kompoksi akibat penggunaan
melalui satu atau lebih tahapan sehingga
alat mekanisasi pertanian yang tidak tepat
bentuk senyawa organik mengalami
atau penggunaan pupuk kimia secara terus
dokomposisi dan mineralisasi yang berguna
menerus. Kerusakan biologi ditandai oleh
sebagai hara tanaman. Hal ini berbeda sama
penyusutan populasi maupun berkurangnya
sekali dengan pertanian konvensional yang
biodiversitas organisme tanah yang
memberikan unsur hara secara cepat dan
biasanya akibat dari kerusakan sifat fisika
Tabel 4. Rata-rata P tersedia (ppm) akibat pengaruh interaksi jenis kompos berbeda
jenis dan takarannya
Komposisi Kompos
Pupuk
Pupuk Pupuk
Takaran kandang +
Sisa kandang + kandan
Kompos Pupuk Jerami sisa
-1 tanaman sisa g+
(t ha ) kandang padi tanaman
kedelai tanaman jerami
kedelai +
kedelai padi
Jerami padi
6,75 a 6,75 a 6,69 a 6,72 a 6,76 a 6,83 a
15
A A A A A A
7,00 a 7,09 a 7,22 a 6,83 a 7,15 a 7,22 a
30
A A B AB AB AB
7,14 a 7,15 a 7,16 a 7,24 ab 7,58 ab 7,65 b
45
A A B B B B
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama sama berbeda tidak nyata pada uji BNJ 0,05.
Huruf kecil dibaca mendatar, sedangkan huruf besar dibaca vertikal
Tabel 5. Rata-rata K-dd tanah akibat perlakuan bahan organik berbeda jenis dan dosis.
Komposisi Kompos
Pupuk
Pupuk kandang
Takaran Pupuk
Sisa kandang + + sisa
Kompos Pupuk Jerami kandang
-1 tanaman sisa tanaman
(t ha ) kandang padi + jerami
kedelai tanaman kedelai +
padi
kedelai Jerami
padi
15 0,24 a 0,25 ab 0,26 ab 0,29 ab 0,32 b 0,31 b
A A A A A A
30 0,26 a 0,26 a 0,27 a 0,28 ab 0,31 ab 0,34 b
A A A A A A
45 0,27 a 0,29 ab 0,28 ab 0,33 ab 0,34 b 0,41 c
A A A A A B
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama sama berbeda tidak nyata pada uji BNJ 0,05.
Huruf kecil dibaca mendatar, sedangkan huruf besar dibaca vertikal.
Komposisi Kompos
Pupuk
Pupuk kandang
Pupuk
Takaran Sisa kandang + sisa
-1 Pupuk Jerami kandang
(t ha ) tanaman + sisa tanaman
kandang padi + jerami
kedelai tanaman kedelai +
padi
kedelai Jerami
padi
15 18,40 a 18,66 a 18,62 a 20,26 b 21,22 bc 21,67 c
A A A A A A
30 18,91 a 19,45 ab 19,88 ab 20,82 a 21,26 a 22,91 ab
A AB AB A A AB
45 20,62 b 20,37 b 21,00 b 21,15 a 23,54 b 23,69 b
B B B A B B
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama sama berbeda tidak nyata pada uji BNJ 0,05.
Huruf kecil dibaca mendatar, sedangkan huruf besar dibaca vertikal
Hal ini diduga lebih baiknya kualitas mempertukarkan kation yang tinggi. Hal
bahan organik yang komposisinya berupa ini disebabkan oleh semakin banyak
campuran pupuk kandang, sisa tanaman humus hasil dekomposis akhir bahan
kedelai, dan jerami padi bila organik yang terdapat dalam tanah
dibandingkan dengan bahan organik jenis. tersebut. Soepardi (1983), menyatakan
Soepardi (1983), menyatakan bahwa hasil bahwa kapasitas tukar kation tanah sangat
akhir sederhana dari perombakan bahan beragam, karena jumlah humus dan liat
organik antara lain kation-kation basa serta macam liat yang dijumpai dalam tanah
seperti Ca, Mg, K dan Na. Semakin rendah berbeda-beda pula. Penambahan bahan
dosis bahan organik yang diberikan terlihat organik juga menyebabkan penambahan
semakin rendah pula peningkatan KB tanah. muatan negatif dalam kompleks koloid
Hal ini juga menunjukkan bahwa rendahnya tanah sehingga secara otomatis
kadar bahan organik di dalam tanah dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam
menurunkan kualitas tanah baik dari segi mempertukarkan kation. Stevenson (1992),
sifat fisika, kimia dan biologi tanah. menyatakan bahwa sekitar 20-70 %
Penurunan kadar bahan organik di dalam kapasitas pertukaran kation tanah pada
tanah dapat menurunkan sifat fisika, kimia umumnya bersumber pada koloid humus,
dan biologi tanah, sehingga dapat sehingga terdapat korelasi antara bahan
menyebabkan degradasi lahan. Selanjtnya organik dengan KTK tanah. Dekomposisi
Simanungkalit (2006), menyatakan bahan bahan organik yang dihasilkan oleh bahan
organik memiliki fungsi kimia di dalam organik yang dicobakan menghasilkan
tanah seperti; (1) penyediaan hara makro humus shingga diduga ikut berperan dalam
(N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro (Zn, meningkatkan kemampuan tanah dalam
Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe), (2) menukarkan kation. Hal ini sejalan dengan
meningkatkan kapasitas tukar kation pendapat Duxbury et al., (1989) bahwa
(KTK) tanah dan (3) membentuk senyawa dekomposisi bahan organik juga
kompleks dengan ion logam beracun (Al, menghasilkan residu berupa humus, fraksi
Fe, Mn). koloid organik ini mampu menggabungkan
Peningkatan KTK tanah diduga akibat mineral-mineral tanah menjadi agregat,
humus yang terbentuk hasil dekomposisi memiliki daya jerap kation lebih besar
bahan organik. Humus merupakan bahan daripada koloid liat, sehingga penambahan
aktif dalam tanah lmempunyai permukaan bahan organik pada tanah akan
yang besar mampu penyerap dan meningkatkan nilai KTK.
Tabel 7. Rata-rata KB tanah akibat perlakuan bahan organik berbeda jenis dan dosis
Komposisi Kompos
Pupuk
Pupuk kandang
Pupuk
Takaran Sisa kandang + sisa
-1 Pupuk Jerami kandang
(t ha ) tanaman + sisa tanaman
kandang padi + jerami
kedelai tanaman kedelai +
padi
kedelai Jerami
padi
15 42,56 a 43,39 a 42,40 a 42,40 a 55,43 a 52,57 a
A A A A A A
30 44,48 a 50,24 ab 48,14 ab 54,53 a 54,75 a 54,34 a
A AB AB B A A
45 46,13 a 52,91 b 54,79b 55,79 a 53,45 a 57,86 a
A AB B B A A
Ket : Angka yang diikuti huruf yang sama berbeda tidak nyata uji BNJ 0,05. Huruf kecil
dibaca mendatar, sedangkan huruf besar dibaca vertikal.