Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK DOSEN PEMBIMBING

Tafsir Dan Hadist Tarbawi Nurcahaya,S.Ag,M.Pd.I

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

OLEH :

LULU SYAFITRI

11911323163

JURUSAN TADRIS IPS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SULTAN SYARIF KASIM RIAU TAHUN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, yang telah berhasil membuat makalah tentang”TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
”.

Shalawat serta salam tidak lupanya kita hadiahkan buat junjungan kita yakninya Nabi
Muhammad SAW. Para keluarga, sahabat, tabi’in dan para pengikutnya sampai di hari kiamat
kelak.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kami berharap para pembaca mau memberikan kritik dan sarannya. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua. AMIIIIIIN.

Pekanbaru,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan penulisan 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bertaqwa Kepada Allah 3
2. Pengertian Beriman Dan Berilmu 5
3. Pengertian Berakhlak Yang Mulia 8

PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kaedah ushul di kenal “Al-Umur Bi Maqasihidiha” artinya setiap perbuatan atau
aktivitas harus berorientasi kepada tujuan. Tujuan dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
arah atau haluan1. Dengan demikian maka pendidikan yang dirancang sebagai alat untuk
mendewasakan peserta didik harus berorientasi kepada tujuan yang jelas, apa yang hendak
dicapai. Tujuan pendidikan merupakan salah satu dari komponen pendidikan,oleh karena itu
harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum merumuskan komponen-komponen yang lain.

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, dan mengarahkan usaha yang
akan dilalui..Disamping itu, tujuan juga dapat membatasi obyek yang lain, agar usaha atau
kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan. Dan yang terpenting lagi adalah bahwa
tujuan dapat memberikan penilaian atau evaluasi terhadap usaha-usaha yang lain. (Mujib dan
Mudzakir,2008) Perumusan tujuan pendidikan Islam harus berorientasi kepada hakekat
pendidikan Islam itu sendiri yang meliputi: Pertama; tentang tujuan dan tugas hidup manusia,
penekannannya adalah bahwa manusia hidup bukan kebetulan dan sia-sia, sehingga peserta didik
bisa melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk mengabdi kepada Tuhan sebaik-baiknya.

Kedua, rumusan tujuan tersebut hatus sejalan dan memperhatikan sifat-sifat dasar (fitrah)
manusia tentang nilai, bakat, minat dan sebagainya yang akan membentuk karakter peserta didik.
Ketiga, tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tuntutan masyarakat dengan tidak menghilangkan
nilai-nilai lokal yang bersumber dari budaya dan nilai-nilai ilahiyah yang bersumber dari wahyu
Tuhan demi menjaga keselamatan dan peradaban umat manusia. Keempat, tujuan pendidikan
Islam harus sejalan dengan keinginan manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup. Yakni
pendidikan Islam tidak semata-mata mementingkan urusan dunia tetapi adanya keselaran antara
kehidupan dunia dan dan kehidupan akhirat dikemudian hari.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian bertaqwa kepada allah ?

1
2. Bagaimana hakikat dan makna taqwa ?

3. Apa ciri-ciri orang bertaqwa ?

4. Apa ruang lingkup bertaqwa ?

5. Apa pengertian beriman dan berilmu ?

6. Apakah hubungan antara beriman dan berilmu dalam islam ?

7. Apa pengertian berakhlak mulia ?

8. Apa metode pembinaan akhlak ?

9. Apa factor-faktot yang mempengaruhi pembentukan akhlak ?

10. Apakah manfaat akhlak yang mulia?

11. Apa macam-macam akhlak mulia ?

C. Tujuan

1. Dapat memahami pengertian bertaqwa kepada allah !

2. Dapat memahami hakikat dan makna taqwa !

3. Dapat memahami ciri-ciri orang bertaqwa !

4. Dapat mengetahui ruang lingkup bertaqwa !

5. Dapat mengetahui pengertian beriman dan berilmu !

6. Dapat mengetahui hubungan antara beriman dan berilmu dalam islam!

7. Dapat mengetahui pengertian berakhlak mulia !

8. Dapat mengetahui metode pembinaan akhlak !


9. Dapat mengetahui factor-faktot yang mempengaruhi pembentukan akhlak!
10. Dapat mengetahui manfaat akhlak yang mulia !
11. Dapat mengetahui macam-macam akhlak mulia !

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. BERTAQWA KEPADA ALLAH

1. Pengertian dan Kedudukan Taqwa

Secara etimologi kata “taqwa” berasal dari bahasa arab taqwa. Kata taqwa memiliki kata
dasar waqa bearti menjaga,melindungi,hati- hati,waspada,memperhatikan, dan menjahui.
Adapun secara terminology “taqwa” bearti menjalankan apa yang diperintahkan oleh allah dan
menjahui segala apa yang dilarangnya. Para penerjemah al-qur’an mengartikan “taqwa” sebagai
kepatuhan,keshalihan, kelurusan,prilaku baik, teguh melawan kejahatan, dan takut kepada allah.
Allah swt berfirmannya dalam surah q.s ali Imran ayat (102) yang artinya : “ wahai orang-orang
beriman bertaqwalah kepada allah sebenar-benar taqwa kepada nya dan janganlah kamu mati
kecuali dalam keadaan muslim.

Kedudukan taqwa sangat penting dalam ajaran agama islam dan kehidupan manusia. Hal
ini dapat dilihat dalam hadist, rasulullah menasehati al-gifari , “ supaya ia bertaqwa kepada
allah, karena taqwa adala pokok segala pekerjaan. Jadi kesimpulannya taqwa itu adalah pokok
atau pangkal dari segela pekerjaan muslim.

2. Hakikat dan Makna Taqwa

Dalam al-qur’an hanya terdapat satu ayat yang secara eksplisit menyebut kata haqiq
(haqiqat) ,tapi ada 227 ayat yang tafsirnya lain,akan tetapi memiliki hakikat nya yang sama
dengan hakikatnya taqwa diantaranya :

a Wahai-wahai orang beriman, bertaqwalah kepada allah dengan sebenar-benarnya taqwa


kepadanya dan jangan sekali-kali kamu mati ,melainkan dalam keadaan beragama islam.

b Apa yang telh kami ciptakan itulah benar, yang dating dari tuhanmu, karena itu janganlah
kamu termasuk orang-orag ragu.

c Sesungguhnya manusia betul-betul berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang


beriman dan beramal shaleh dan saling manesehati tentang haq (kebenaran) dan kesabaran.

3
Makna taqwa sendiri terhimpun dalam pokok-pokok kebijakan yang terkandung dalam q.s.
al-baqaroh ayat 177 yang artinya “ bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu
suatu kebijakan, akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah beriman kepada allah, hari
kemudian malaikat-malaikat, kitab-kitab,nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya dan anak yatim,orang-orang miskin,musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat,
dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji., dan orang-
orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperengan.

3. Ciri-Ciri Orang Bertaqwa

Di antara tanda-tanda orang bertaqwa dalam q.s al-baqarah ayat 1-5 adalah :

a Beriman kepada yang gaib, termasuk beriman kepada yang gaib iman kepada allah,
kepada malaikat, dan kepada hari kiamat.

b Mendirikan sholat yaitu mengerjakan sholat dengan menyempurnakan rukun dan


syaratnya sesuai dengan cara yang diperintahkan allah dan rasulnya.

c Menafkahkan sebagai rizki yang dianugerahkan oleh allah swt kepada orang yang
ditentukan oleh agama.

d Beriman kepada kitab-kitab allah, yang bearti beriman pula kepada rasul-rasul allah
yang membawa kitab-kitab.

e Beriman kepada hari akhir, yaitu meyakini adanya hidup setalah mati.

4. Ruang Lingkup Taqwa

Berpendapat bahwa ruang lingkup taqwa dalam rangka memelihara meliputi empat jalur
hubungan manusia yang hubungan manusia dengan allah, manusia dengan hati nurani atau
dirinya sendiri, hubungan manusia dengan sesame manusia, serta hubungan manusia dengan
lingkungan hidup.

a. Hubungan manusia dengan allah (Hablumminallah)

4
Hubungan manusia dengan tuhan yang maha esa sebagi dimensi taqwa yang pertama,
sebagai prima cuasa hubungan-hubungan yang lain. Karena itu seharusnya hubungan ini di
utamakan,diatur dan dipelihara.

b. Hubungan manusia dengan hati nurani atau dirinya sendiri

Hubungan manusia dengan hati nurani atau dirinya sendiri sebagai dimensi taqwa yang
kedua dapat dipelihara dengan jalan menghayati benar patokan-patokan akhlak, yang disebutkan
tuhan dalam berbagai ayat al-qur’an.

c. Hubungan manusia dengan manusia lain.

1. Mendahulukan kepentingan orang lain.

2. Berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan.

3. Menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang lain


mengurangi takaran termasuk korupsi kecil-kecilan.

4. Berinfak atau memberi sebagian rizki kepada orang lain.

5. Tolong menolong dan kasih sayang.

d. Hubungan manusia dengan lingkungan hidup

Manusia dengan lingkungan dapat dikembangkan antara lain dengan menyayangi binatang
dan tumbuh-tumbuhan, tanah,air dan udara serta semua alam semesta yang sengaja di ciptakan
allah untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.

B. BERILMU DAN BERIMAN

1. Pengertian Beriman Dan Berilmu

a) Pengertian Iman
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah
membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
5
kesempurnaan Nya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin
yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tidak dapat dipisahkan
b) Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu,
mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah
memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu
merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan
perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut
menjadi sia-sia. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa
penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu
Ilmu Sebagai Upaya Pendekatan yang Koheren dengan Kebenaran Bahwa ilmu akan
mengangkat derajat manusia pada tingkat yang lebih tinggi, sudah menjadi suatu kenyataan yang
koheren, karena seorang yang berilmu secara bersamaan akan berada pada kedekatannya kepada
kebenaran. Ilmu menjadi alat. Kebenaran adalah sumber nilai, ia menjadi fondasi untuk
peradaban, maka ilmu disini bersifat implikatif. Ilmu adalah pengembangan nilai, karena nilai
bersifat tetap, maka implikasi bersifat untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang mengalami
perkembangan sesuai dengan arus yang selalu mengalami perubahan. Upaya pendekatan pada
nilai, juga menjadi upaya pendekatan pada implikasi. Maka dari itu ilmu tidak bersifat inheren,
ilmu koheren dengan kebenaran karena sumber kebenaran adalah penopang peradaban.
2. Hubungan Antara Iman Dan Ilmu Dalam Islam
Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan
penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT dan
Rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang
dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama

6
(Islam). Iman dan ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan
ilmu keimanan kita akan lebih mantap, sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat
terkontroldari sifat sombongdan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk
membuat kerusakan. Kebodohan adalah salah satufaktor yang meghalangi masuknya cahaya
Islam. Oleh karena itu, manusia butuh sesuatu yakni iman dan ilmu agar menjadi makhluk yang
mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugrahi Allah SWT. Akal ini digunakan
untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah
kepada-Nya dengan benar. Beriman dan berilmu, dua kondisi yang harus bersatu. Tidak boleh
hanya beriman atau berilmu saja. Sebab, jika manusai hanya beriman tanpa ilmu, maka manusia
tidak akan tahu bagaimana memakmurkan bumi. Jika tidak memiliki ilmu, maka tidak akan ada
peradabanseperti yang sudah tercapai saat ini. Demikian juga sebaliknya jika berilmu saja tanpa
beriman, maka kerika manusiasudah mencapai tingkat peradaban dan kemajuan teknologi yang
tinggi , maka manusia akan cenderung melakukan kerusakan . kehancuran terjadi dimana-mana,
peperangan yang terus memakan korban setiap waktu, kejahatan diberbagai kehidupan.
Diberbagai instansi korupsi menjadisemakin banyak dan berkembang sangat subur, padahal para
pelakunya adalah orang-orang yang memiliki ilmu dan berpendidikan yang tinggi. Itu terjadi
karena mereka hanyan memiliki ilmu saja tanpa memeiliki keimanan dalam dirinya . dengan
demikian, maka keberadaan iman dan ilmu dalam diri manusia adalah kewajiban.
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu
keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol
dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat
kerusakan.
Menurut Nurcholis Madjid antara iman dan ilmu dalam Islam tak bisa dipisahkan.
Menurutnya, ilmu adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan untuk memperhatikan dan
memahami alam raya ciptaan-Nya. Ibnu Rusyd menerangkan bahwa antara iman dan ilmu tidak
terpisahkan, meskipun dapat dibedakan. Tidak dapat dipisahkan dalam arti iman semestinya
menghasilkan ilmu dan ia berfungsi membimbing ilmu dengan pertimbangan moral dan etis
dalam penggunaannya. Ilmu berbeda dari iman  karena ilmu berdasar pada observasi terhadap
alam dan disususn melalui proses penalaran rasional atau berpikir sedangkan iman bersandar
pada sikap pembenaran berita yang dibawah oleh Nabi. Kata ilmu seakar kata dengan kata ‘alam

7
(bendera atau lambang), alamah (alamat/pertanda) dan alam (jagad raya). Tiga kata ini, alam,
alamah, dan ‘alam harus diketahui (dima’lumi), yakni menjadi objek pengetahuan. Jagad raya
disebut swbagai alam karena fungsinya sebagai tanda kebesaran sang maha pencipta.
C. BERAKHLAK MULIA
1. Arti Pembentukan Akhlak
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan,
karena banyak sekali di jumpai para ahli yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah
pembentukan akhlak. Muhammad athiyah al-abrasyi misalnya mengatakan bahwa pendidikan
budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Tujuan utama pendidikan islam
adalah identic dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba allah, yaitu hamba
yang percaya dan menyerahkan diri kepadanya dengan memeluk agama islam.
Menurut sebagian ulama bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah insting
(garizah)yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah
pembawaan dari manusia sendiri ,dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu
cenderung kepada kebenaran. Dengan demikian pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai
usaha sesungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana
pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sesungguhnya
.
2. Metode Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam islam. Hal ini di dapat
dilihat dari salah satu misi kerasulan nabi Muhammad SAW. Yang utama adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.
Perhatin islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari
perhatian islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada pembinaan fisik,
karena dari jiwa yang baik lah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap
selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagian pada seluruh kehidupan
manusia, lahir dan bathin.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhui Pembentukan Akhlak
Menurut aliran nativisme bahwa factor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan
diri seseorang adalah factor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan,
bakat, akal, dan lain-lain.
8
Aliran ini tampak begitu yakin terhadap potensi batin yag ada di dalam diri manusia, dan
hal ini kelihatan erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam hal penentuan baik dan
buruk sebagaimana telah di uraikan di atas.
Selanjutnya aliran emperisme bahwa factor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri
seseorang adalah factor dari luar yaitu lingkungan sosial termasuk pembinaan dan pendidikan
yang di berikan.
4. Manfaat Akhlak Yang Mulia
a Memperkuat dan menyempurnakan agama
b Mempermudah perhitungan amal di akhirat
c Menghilakan kesulitan
d Selamat hidup di dunia dan di akhirat
5. Macam-Macam Akhlak Mulia
Akhlak al-kharimah akhlak al-kharimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya,
namun di lihat dari segi hubungan manusia dengan tuhan dan manusia dengan manusia , akhlak
yang mulia itu di bagi menjadi tiga bagian yaitu :
 Akhlak terhadap allah
 Akhlak terhadap diri sendiri
 Akhlak terhadap sesame manusia

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Bertaqwa kepada allah
9
Berarti menjalankan apa yang diperintahkan oleh allah dan menjahui segala apa yang
dilarangnya.

 Berilmu Dan Beriman

Berilmu memahami sesuatu dengan hakikatnya,dan beriman adalah membenarkan


dengan hati, diucapkan dengan lisan.

 Berakhlak Mulia
karena akhlak adalah insting (garizah)yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan
ini bahwa masalah akhlak adalah pembawaan dari manusia sendiri ,dan dapat juga
berupa kata hati atau intuisi yang selalu cenderung kepada kebenaran
B. Saran
kita sebagai insan yang beragama islam harus berusaha meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada allah sehingga kita menjadi umat islam yang bangga dengan keislaman kita.
Dan kita harus berilmu dan beriman serta berakhlak mulia.

DAFTAR PUSTAKA

Https://Www.Academia.Edu/29699437/Makalah_Takwa_Docx

Https://Www.Academia.Edu/34818347/Makalah_Akhlak_Mulia

10
Http://Sangkancil22.Blogspot.Com/2017/05/Makalah-Hubungan-Antara-Iman-Dan-Ilmu.Html

11

Anda mungkin juga menyukai