Anda di halaman 1dari 21

VIROLOGI

"RESISTENSI VIRUS"

Kelompok I
D4 Analis Kesehatan
Semester 6
2021
DISUSUN OLEH :
1. ZAHROTUN NISA' (P27834118001)

2. SYAFIRA DWI OKTAVIANI (P27834118002)

3. SITI KHOFIFAH (P27834118003)

4. NADIA EKA SRIPUSPITA (P27834118004)

5. GUSTI NAILA RACHMAWATI G. (P27834118005)

6. FAUZAN RIZQI AMRULLAH (P27834118006)

7. ARDIANYNG NUR MAGHFIRANY (P27834118007)

8. DEVAYANTI EKA SAFITRI (P27834118008)

9. SALMA MARDHIYAH (P27834118009)


Membahas tentang :
1. PENGERTIAN RESISTENSI

2. PENTINGNYA ANTI MIKROBIAL RESISTEN (AMR)

3. PENGGOLONGAN RESISTENSI

4. PENYEBAB RESISTENSI

5. FAKTOR YANG MENDUKUNG TERJADINYA RESISTENSI

6. MEKANISME RESISTENSI

7. PENCEGAHAN RESISTENSI

8. CONTOH RESISTENSI VIRUS


Pengertian Resistensi
Resistensi Sel :
Resistensi sel mikroba merupakan suatu sifat
Resistensi antimikroba (disebut dengan tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh
Anti Microbial Resistence (AMR) antimikroba.
adalah resistensi yang terjadi oleh Pada umum resistensi, suatu organisme yang
mikroorganisme terhadap obat-obat mempunyai kemampuan untuk menjangkau
antimikroba yang sebelumnya sensitif. agen di sekitarnya yang dapat mempengaruhi
Organisme yang resisten (termasuk di pertumbuhan dan perkembangannya secara
antaranya adalah bakteri, virus dan alamiah.
beberapa parasit) yang mampu melawan Pada keadaan tertentu, interaksi antara obat
serangan obat-obatan antimikroba,
dengan mikroba yang tidak baik atau tidak
seperti antibiotik, anti-virus, dan anti-
terjadi sama sekali, maka dinyatakan bahwa
malaria, sehingga pengobatan standar
menjadi tidak efektif lagi. antibiotik tersebut telah menolak terhadap
mikroba tertentu.
Mengapa AMR (Anti Microbial
Resistence) menjadi penting?

Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme


yang resisten sering kali tidak berhasil diobati
menggunakan pengobatan standar antimikroba.
Dengan demikian durasi dan angka kesakitan
serta meningkatkan angka kematian.
AMR akan menurunkan efektifitas pengobatan
dan peluang infeksi kepada orang lain. Beberapa
infeksi menjadi tidak dapat dikendalikan. AMR
akan meningkatkan biaya kesehatan. Dengan
semakin mudahnya transportasi, maka AMR juga
akan semakin mempercepat penyebaran infeksi
ke hampir seluruh dunia.
Akibat hal tersebut AMR menjadi penting dalam
dunia kesehatan.
Penggolongan Resistensi
A. Resistensi primer (bawaan)
Resistensi primer merupakan resistensi yang menjadi sifa alami mikroorganisme. Hal ini misalnya
dapat disebabkan oleh adanya enzym pengurai antibiotik pada mikroorganisme sehingga secara
alami mikroorganisme dapat menguraikan antibiotik.

B. Resistensi Sekunder
Mekanisme resistensi sekunder (dapatan) diperoleh akibat kontak dengan agen antimikroba dalam
waktu yang cukup lama dengan frekuensi yang tinggi, sehingga memungkinkan terjadinya
mutasi pada mikroorganisme. Terbentuknya mutan yang resisten terhadap obat antimikroba
dapat secara cepat (resistensi satu tingkat) dan dapat pula terjadi dalam kurun waktu yang lama
(resistensi multi tingkat).
C. Resistensi Episomal
Resistensi episomal disebabkan oleh faktor genetik diluar kromosom
(episom=plasmid) pada plasmidnya yang dapat menular pada bakteri lain
yang memiliki kaitan spesies melalui kontak sel secara konjugasi maupun
transduksi.
Contoh Resistensi
A. Resistensi Primer (Bawaan)
Staphylococcus dan bakteri lainnya yang mempunyai enzym penisilinase yang dapat
menguraikan penisilin dan sefalosporin.

B. Resistensi Sekunder
1. Reistensi satu tingkat adalah pada Isoniazide, streptomisin dan tifampisin
2. Resisten multi tingkat adalah resistensi pada penisillin, eritromisin dan
tetrasiklin.

C. Resistensi Episomal
Salmonella, E coli, Yersinia, Klebsiela, Serratia, Proteus.
PENYEBAB RESISTENSI
NON GENETIK

Suatu keadaan virus pada stadium istirahat, sehingga virus tidak


peka terhadap antibiotik atau dengan kata lain, antibiotik yang
bekerja untuk membunuh virus pada saat aktif pembelahan maka
populasi virus yang tidak berada pada fase pembelahan akan
relatif resisten terhadap antibiotik tersebut. Resistensi non-
genetik umumnya terjadi karena perubahan pada pertahanan
tubuh bakteri itu sendiri atau perubahan struktur bakteri sehingga
tidak sesuai lagi sebagai target.
PENYEBAB RESISTENSI
GENETIK

Suatu keadaan mikroorganisme yang semula suatu kerentanan


terhadap suatu antibiotik pada suatu saat yang dapat berubah
sifat genetiknya menjadi tidak peka atau memerlukan
konsentrasi yang lebih besar. Perubahan ini karena gen virus
mendapatkan elemen genetik yang sifatnya resistensi. Yaitu
resistensi virus yang terjadi karena perubahan genetik termasuk
kromosom maupun ekstra kromosom. Perubahan genetik dapat
ditransfer atau dipindahkan dari satu spesies virus ke spesies
lainnya melalui berbagai macam mekanisme.
PENYEBAB RESISTENSI
SILANG
Fenomena dimana resistensi terhadap satu obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit mendorong resistensi terhadap obat lain dalam
kelas obat yang sama. Berlainan dengan kedua jenis diatas, pada tipe
resistensi ini pembawa faktor genetis berada di luar kromosom. Faktor
R (resistensi) ini disebut episom atau plasmid yang terdiri atas DNA dan
dapat “ditulari” pada virus lainnya dengan penggabungan atau kontak
sel dengan sel. Resistensi antibiotik ini dapat disebabkan karena
penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Pengobatan rasional itu
meliputi : tepat indikasi, tepat pasien, tepat cara pemberian, dan tepat
lama pemberia obat.
Faktor Pendukung Terjadinya Resistensi

1. Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional): terlalu singkat, dalam dosis yang
terlalu rendah, diagnosa awal yang salah, dalam potensi yang tidak adekuat.

2. Pasien dengan pengetahuan yang kurang tentang penggunaan antibiotika akan


cenderung menganggap wajib diberikan antibiotik dalam penanganan penyakit
meskipun disebabkan oleh virus, misalnya flu, batuk-pilek, demam yang banyak
dijumpai di masyarakat.

3. Peresepan dalam jumlah besar ketika diagnose awal belum pasti meningkatkan
unnecessary health care expenditure dan seleksi resistensi terhadap obat-obatan
baru.
4. Perilaku hidup sehat, terutama bagi tenaga kesehatan, misalnya mencuci
tangan etika diagnose awal belum pasti.

5. Promosi komersial dan penjualan besar-besaran oleh perusahaan farmasi


serta didukung pengaruh globalisasi

6. Penggunaannya untuk hewan dan binatang ternak, dalam jumlah besar


antibiotik digunakan sebagai suplemen rutin untuk profilaksis atau merangsang
pertumbuhan hewan ternak. Bila dipakai dengan dosis subterapeutik, akan
meningkatkan terjadinya resistensi.
7. Kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk
menukan antibiotika baru (Bisht et al, 2009)

8. Pengawasan, lemahnya pengawasan yang dilakukan


pemerintah dalam distribusi dan pemakaian obat antimikroba.
Mekanisme Resistensi Virus
Mekanisme Resistensi Alamiah (Innate Resistant)
Mekanisme Resistensi alamiah adalah Mekanisme resistensi yang disebabkan oleh
perubahan materi genetik secara spontan

Mekanisme Resistensi Didapat (Acquired Resistant)


Mekanisme Resistensi didapat adalah Mekanisme resistensi yang diperoleh dari rangsangan
lingkungan sekitar virus.
Mekanisme Resistensi Alamiah
(Innate Resistant)
Mekanisme Resistensi Alamiah (Innate Resistant) terbagi atas 2
jenis:
1. Mekanisme Resistensi kromosomal
Resistensi kromosomal terjadi akibat mutasi spontan pada lokus
DNA virus yang mengontrol kerentanan terhadap antiviral tertentu.
Lokus tersebut dalam keadaan normal merupakan target bagi
antiviral, namun karena mutasi, maka terjadi perubahan pada lokus
yang mengakibatkan efektivitas antiviral terganggu.
Mekanisme Resistensi Alamiah
(Innate Resistant)
2. Mekanisme Resistensi ekstrakromosomal
Resistensi ekstrakromosomal terjadi akibat perpindahan plasmid (materi genetik di
luar kromosom). Mekanisme Materi genetik dapat berpindah dalam satu spesies
maupun antar spesies mikroorganisme dengan cara berikut:
- Transformasi Plasmid virus mengalami mutasi secara spontan. Hal ini
mengakibatkan perubahan sifat virus.
- Transduksi plasmid virus yang mengandung komponen resistensi akan masuk ke
sel inang sehingga materi genetiknya akan menyatu dengan inangnya.
- Konjugasi plasmid akan berpindah ke sel inang, Ketika virus mulai bereplikasi
pada sel inang, maka materi genetik virus yang mengandung komponen resistensi
akan ikut mengganda sehingga akan memproduksi virus resisten baru yang lebih
banyak.
MEKANISME RESISTENSI DIDAPAT
(ACQUIRED RESISTANT)
Acquired Resistant dapat diperoleh dari pemberian antiviral yang tidak tepat
dan berlebihan sehingga menimbulkan beberapa mekanisme resistensi, yaitu:
- Virus dapat bermutasi membentuk modifikasi reseptor virus yang bervariasi
sehingga ikatan antara antiviral dengan virus tidak berlangsung lama atau ikatan
antara antiviral dengan sel inang yang ditargetkan tidak lagi terjadi.
- Terjadi perubahan struktur dinding sel inang disertai Kemampuan
permeabilitas sel inang menurun sehingga antiviral tidak lagi mudah melewati
membran sel untuk menghambat replikasi dan mencegah pelepasan virus pada
sel inang.
Pencegahan Resistensi Menurut Kemenkes RI
1. Jangan minum antibiotik untuk mengobati infeksi virus, seperti batuk-pilek dan diare
tanpa darah.
2. Jangan memaksa dokter meresepkan antibiotik.
3. Minum antibiotik sesuai diagnosis, dengan dosis yang tepat, habiskan hingga tuntas.
4. Jangan sekali-kali menggunakan resep antibiotik orang lain.
5. Jangan membeli antibiotik tanpa resep dokter
6. Jangan menyimpan antibiotik untuk berjaga-jaga jika suatu saat jatuh sakit.
7. Lakukan imunisasi sesuai jadwal untuk mencegah penyakit infeksi bakteri.
8. Cegah infeksi dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun, cuci bahan makanan mentah
di bawah air mengalir dan masak daging hingga matang, serta jaga kebersihan
lingkungan sekitar.
Resistensi Virus HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome). Infeksi HIV dapat dikontrol karena adanya pengobatan antiretroviral (ARV).
Anti retroviral (ARV) adalah obat yang berfungsi untuk menekan perkembangan HIV
dalam tubuh sehingga supresi HIV akan terjadi secara terus menerus hingga virus tidak
terdeteksi.
Pengobatan ARV harus dijalani seumur hidup. Apabila pemakaiannya dihentikan, HIV
akan bereplikasi dan jumlahnya akan meningkat dalam darah. Penghentian konsumsi
ARV akan beresiko terjadinya resistensi virus.
Resistensi virus yang terjadi pada pasien HIV/AIDS terjadi karena kegagalan terapi
antiretroviral (ARV) yang disertai dengan adanya ketidakpatuhan terapi.
Faktor yang penting dalam keberhasilan terapi ARV adalah kepatuhan penderita HIV
dalam pengobatan ARV.
Kemungkinan adanya gagal terapi terjadi setelah
memulai terapi minimal 6 bulan dengan kepatuhan
yang tinggi tetapi tidak terjadi respon terapi yang
diharapkan. Kriteria gagal terapi menggunakan 3
kriteria , yaitu :
1. Kegagalan klinis ditandai dengan terjadinya keadaan
yang biasa menyertai infeksi HIV seperti oportunistik.
2. Kegagalan imunologis terjadi apabila sistem imun
penderita tidak bereaksi dengan pemberian ARV,
ditandai dengan penurunan jumlah CD4.
3. Kegagalan virologis terjadi apabila ARV tidak dapat
mengurangi jumlah virus atau viral load. Hal ini timbul
bila viral load masih terdeteksi setelah 48 minggu
pengobatan. Viral load yang tidak terdeteksi dapat
diartikan jumlah HIV terlalu rendah.

Anda mungkin juga menyukai