4.bab 1 Perkembangan Ekonomi Global PEKKI II 2019
4.bab 1 Perkembangan Ekonomi Global PEKKI II 2019
4.bab 1 Perkembangan Ekonomi Global PEKKI II 2019
Global
BAB
1
PERKEMBANGAN
EKONOMI GLOBAL
Pertumbuhan ekonomi dunia emerging, terutama Tiongkok dan India.
melemah pada TW1-19. Pelemahan Pelemahan ekonomi
ekonomi dunia dipicu oleh penurunan
aktivitas konsumsi dan investasi seiring
melemahnya sentimen konsumen dan
bisnis akibat masih berlanjutnya
ketidakpastian global. Selain itu, eskalasi
konflik perdagangan semakin menekan
aktivitas perdagangan global sehingga
memengaruhi kinerja ekspor dan
menurunkan permintaan global.
Pelemahan permintaan global tersebut
menyebabkan harga komoditas secara
umum masih rendah, meski harga minyak
dan logam cenderung membaik seiring
penurunan pasokan.
1
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2019
Tiongkok antara lain disebabkan oleh
menurunnya aktivitas konsumsi dan investasi
swasta –akibat perlambatan ekonomi global
dan ketidakpastian penyelesaian konflik
perdagangan dengan AS, serta kondisi
likuiditas yang relatif masih ketat. Sementara
itu, kinerja AS, Inggris, dan Jepang
menunjukkan perbaikan –meskipun ditopang
oleh faktor temporer. Kinerja ekonomi AS di
luar dugaan tumbuh membaik. Namun,
kinerja positif tersebut belum mencerminkan
perbaikan fundamental karena pertumbuhan
ekonomi AS lebih ditopang oleh inventori dan
penurunan impor.
2
negara ASEAN-5 seperti Filipina, Vietnam,
moneter akomodatif guna merespons
dan Malaysia cenderung menurun dan relatif
perlambatan pertumbuhan ekonomi dan
stabil pada level yang rendah. Sementara
pelemahan inflasi. The Fed mempertahankan
inflasi di Tiongkok dan India bergerak naik
suku bunga Fed Fund Rate (FFR),
akibat kendala pasokan makanan.
memberikan sinyal akan lebih bersabar
Sentimen terhadap negosiasi dalam menetapkan FFR, dan mengurangi
perdagangan antara AS-Tiongkok yang nominal penurunan balance sheet. Sejalan
sempat membaik, dan sinyal kebijakan dengan langkah the Fed, ECB dan BOJ
sejumlah bank sentral utama yang juga mempertahankan kebijakan
cenderung dovish mendorong perilaku risk akomodatif untuk mendukung aktivitas
on investor. Hal tersebut menyebabkan pasar ekonomi dan memberikan sinyal akan
saham global TW1-19 berhasil pulih dari mempertahankan tingkat suku bunga
koreksi tajam pada triwulan sebelumnya. rendah dalam jangka waktu tertentu. ECB
Sementara itu, sinyal pelonggaran menambahkan rencana penerapan kembali
kebijakan sejumlah bank sentral utama kebijakan Targeted Long-Term Refinancing
juga mendorong peningkatan harga obligasi Operations (TLTRO) pada September 2019
(dan penurunan yield), meski terdapat hingga Maret 2021 sebagai respons
kekhawatiran perlambatan pertumbuhan kebijakan.
ekonomi global. Penurunan yield terjadi
Sementara itu, the People’s Bank of
serempak pada obligasi negara maju
China (PBC) mempertahankan suku bunga
maupun berkembang.
kebijakan dan menurunkan kembali Giro
Di tengah perlambatan ekonomi Wajib Minimum (GWM), serta berupaya
global, harga komoditas dunia mulai menambah likuiditas melalui fasilitas Targeted
membaik terutama sejalan dengan Medium-term Lending Facility (TMLF) bagi
peningkatan harga minyak dan logam. perbankan. Reserve Bank of India (RBI)
Harga minyak meningkat dipicu oleh juga memilih untuk menurunkan suku
kesepakatan penurunan produksi oleh bunga acuan untuk mendorong perbaikan
negara-negara penghasil minyak dunia, ekonomi dan inflasi.
sedangkan harga logam membaik sejalan
Pertumbuhan ekonomi global
dengan peningkatan permintaan dari
pada 2019 diprakirakan melambat. IMF
Tiongkok dan menurunnya pasokan akibat
memprediksi ekonomi dunia pada 2019
gangguan produksi di beberapa negara
tumbuh sebesar 3,3% yoy1, lebih rendah
penghasil logam. Sementara itu, harga
dibandingkan pertumbuhan ekonomi
komoditas pertanian masih lemah seiring
2018 sebesar 3,6% yoy. Pada 2020, IMF
masih memadainya pasokan.
memproyeksikan ekonomi dunia tumbuh
Bank sentral di negara maju maupun membaik mencapai 3,6%. Perbaikan prospek
negara berkembang menerapkan kebijakan
1 World Economic Outlook – IMF Juli 2019.
ekonomi global 2020 tersebut didasarkan konsumen dan bisnis yang pada
asumsi bahwa kondisi ekonomi dari negara
emerging dan developing yang mengalami
tekanan, seperti Argentina dan Turki, akan
mengalami perbaikan.
3 0 -8,0
0,8
2 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 -1 -10,0
Q1*
Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar
8,0
Mar
Jul Mei
Sep SepMar
JulJan
Nov
% yoy -10
40 10
-20
30 00
-30
20
2015 2016 2017 2018 2019
AS tumbuh melambat seiring kepercayaan Sumber: Bloomberg
konsumen yang makin lemah –akibat Grafik 1.4 Penjualan Ritel Negara
partial government shutdown dan trade Emerging
tension
% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang penurunan daya beli.
8,0
5,5
0,0 dengan upaya stockpiling, sedangkan
5,0 -2,0 aktivitas produksi di Tiongkok meningkat
Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar
53
dan Kawasan Euro. Penurunan ekspor
51 Jepang terutama untuk produk manufaktur
49
dan produk elektronik. Ke depan,
47
45
perlambatan perdagangan global dapat
Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan
6,0
55
5,0
53
51 4,0
49 3,0
2,0
47
1,0
45
Mei Jul Sep Nov Jan Mar
0,0
2016 2017 2018 2019
Sumber: Bloomberg
pada akhir Desember 2018 belum dapat
Grafik 1.8 PMI Manufacturing mencegah
Negara Emerging
2,0
beberapa negara produsen. Di sisi lain,
1,5
harga komoditas pertanian secara umum 1,0
0,0
permintaan dan pasokan yang relatif
-0,5
memadai. -1,0
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar
2015 2016 2017 2018 2019
% yoy Sumber: Bloomberg
AS Kawasan Euro Inggris Jepang 20
1,5 3,0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Bloomberg 1,0 2,0
0,5 1,0
Grafik 1.10 Ekspor (Nominal) Negara
Maju 0,0 0,0
Jan Mar
Sep Nov
2015 2016 2017 2018 2019
% yoy Jul Nov
Tiongkok India
50 Sumber: Bloomberg
MeiSep
Mar Jul
40
Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May
00
-10
di negara berkembang cenderung variatif.
-20 Di negara maju, melemahnya tekanan
-30
inflasi terutama dialami oleh AS, Kawasan
-40
Euro, dan Inggris. Tekanan inflasi di negara
JanNov
tersebut
SepJul
JulMei
Sumber: Bloomberg
domestik. Pelemahan tekanan inflasi terjadi pada
Mar
2,00
B.1.Respons Kebijakan
1,50
6,5 12,0
bersabar dalam menetapkan FFR, dan 6,0
10,0
mengurangi nominal penurunan balance 5,5
8,0
5,0
sheet. Langkah ini ditempuh karena the 6,0
4,5
Fed memandang terdapat potensi ekonomi 4,0 4,0
3,5
AS akan melemah pada paruh kedua 2019 2,0
3,0
v Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar
bawah target.
2015 2016 2017 2018 2019
Sejalan dengan langkah the Fed, Sumber: Bloomberg
ECB dan BOJ juga mempertahankan Grafik 1.15 Suku Bunga Kebijakan
kebijakan moneter akomodatif. ECB Negara Berkembang
akan mempertahankan suku bunga pada
Bank sentral negara berkembang
level yang sama hingga akhir 2019 dan
juga menempuh kebijakan moneter
berencana menerapkan kembali kebijakan
akomodatif. Di Tiongkok, the People’s
Targeted Long-Term Refinancing Operations
Bank of China (PBC) mempertahankan
suku bunga
kebijakan dan menurunkan kembali Giro
B.2.Outlook Ekonomi Global
Wajib Minimum (GWM) guna mendukung
pertumbuhan ekonomi dan menjaga Pertumbuhan ekonomi global
likuiditas. Selain itu, PBC berupaya pada 2019 diprakirakan melambat. IMF
menambah likuiditas melalui fasilitas memprediksi ekonomi dunia pada 2019
Targeted Medium- term Lending Facility tumbuh sebesar 3,3% yoy2, lebih rendah
(TMLF) bagi perbankan. Sementara itu, RBI dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2018
menurunkan suku bunga acuan untuk sebesar 3,6% yoy. Sementara itu, IMF
mendorong ekonomi India yang melemah memproyeksikan ekonomi dunia pada 2020
cukup signifikan dan inflasi yang masih di tumbuh membaik mencapai 3,6%.
bawah target. Perbaikan prospek ekonomi global 2020
tersebut didasarkan asumsi bahwa kondisi
Sementara itu, Bank Indonesia
ekonomi dari negara emerging dan
mempertahankan BI 7-day Reverse
developing yang mengalami tekanan,
Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku
seperti Argentina dan Turki, akan
bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, mengalami perbaikan.
dan suku bunga Lending Facility sebesar
6,75%. Keputusan tersebut ditempuh Pertumbuhan ekonomi beberapa