Anda di halaman 1dari 7

JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol 4, No 3, Tahun 2019 Hal.

145-151
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2503-4146
https://jurnal.uns.ac.id/jkpk ISSN 2503-4154 (online)

SINTESIS TIMAH(II) OKSIDA (SnO) NANOPARTIKEL


MENGGUNAKAN METODE HIDROTERMAL

Synthesis of Tin(II) Oxide (SnO) Nanoparticle by Hydrothermal Method

Saddam Husein1,2,*, Endang Tri Wahyuni1, dan Mudasir1

1Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada


Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia

2Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata
Jl. Brawijaya 99, Yogyakarta 55183, Indonesia

* Untuk korespondensi: Tel. +6281938487444, email: saddamhusein0701@gmail.com

Received: May 07, 2019 Accepted: October 26, 2019 Online Published: December 31, 2019
DOI : 10.20961/jkpk.v4i3.29898

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan nanomaterial timah(II) oksida (SnO) dengan
mengunakan metode hidrotermal sederhana pada temperatur rendah. Prekursor yang di gunakan
adalah timah(II) kloro dihidrat dan pelet natrium hidroksida. Sampel padatan timah(II) kloro dihidrat
dan pelet natrum hidroksida dilarutkan terlebih dahulu dalam pelarut etanol secara terpisah.
Masing-masing sampel dilakukan pengadukan selama 3 jam pada temperatur konstan 26oC.
Analisis dan karakterisasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan difraksi sinar-x (XRD) dan
Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDX). Hasil analisis
dengan difraksi sinar-x menunjukan bahwa sampel SnO nanopartikel sesuai dengan struktur SnO
standar JCPDS. SnO nanopartikel memiliki struktur kristal tetragonal dan grup PSC: tp4. Penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa struktur tetragonal SnO nanopartikel dapat dihasilkan melalui metode
hidrotermal sederhana pada temperatur rendah dengan mengoptimalkan beberapa parameter
sintesis. Struktur SnO ini juga memiliki beberapa potensi aplikasi di berbagai bidang, seperti untuk
penyerapan logam berat, optik, dan sebagai katalis pada fotodegradasi zat warna.
Kata Kunci: struktur nano, Timah(II) oksida, hidrotermal, difraksi sinar-x

ABSTRACT
This study aims to prepare nanomaterial tin(II) oxide (SnO) by using a simple hydrothermal
method at low temperatures. The precursors used were tin(II) chloride dihydrate and sodium
hydroxide pellets. Solid tin(II) chloride dihydrate and natrium hydroxide pellets are firstly dissolved
in ethanol solvents separately and stirred for 3 h for each solution at a constant temperature 26oC.
Characterization in this study were carried out by using X-ray diffraction (XRD) and Scanning
Electron Microscopy-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDX). The results of the XRD
analysis shows that the sample of SnO nanoparticle is in accordance with the standard JCPDS
SnO structure. SnO nanoparticle has tetragonal crystal structures and PSC: tp4 groups. It can be
concluded that the tetragonal SnO nanostructure can be produced by a simple hydrothermal
method at low temperatures by optimizing several synthesis parameters. The structure of SnO
nanostructure has several potential applications i.e the absorption of heavy metals, optics, and
as a catalyst for dye photodegradation.
Keywords: nano structure, Tin(II) oxide, hydrothermal, x-ray diffraction

145
146 S. Husein dkk., Sintesis Timah(II) Oksida (SnO) Nanopartikel ……….

PENDAHULUAN Penelitian terkait SnO digunakan


sebagai nanopartikel menggunakan metode
Metode hidrotermal adalah suatu
hidrotermal dengan cara menambahkan dan
proses yang menggunakan reaksi–reaksi fasa
memvariasikan larutan TX-100, dan meng-
tunggal atau heterogen di dalam larutan air
gunakan metode soft chemistry telah terbukti
pada temperatur tinggi (T > 25 ºC) dan tekanan
menghasilkan nanopartikel SnO [7-8]. Sintesis
>100 kPa untuk mengkristalisasi material
SnO nanopartikel dengan metode hidrotermal
keramik langsung dari larutan. Metode
menjadi penting dilakukan agar proses
hidrotermal dapat mensintesis hidroksiapatit
sintesis dilakukan lebih sederhana dan dapat
dengan tingkat kristalinitas yang tinggi, relatif
terjadi pada temperatur rendah.
stabil, homogen, sinterable serta rasio molar
SnO nanopartikel dimanfaatkan untuk
Ca/P mendekati nilai stoikiometri [1].
meningkatkan laju proses degradasi. SnO
Prinsip teknik hidrotermal yaitu pema-
nanopartikel memiliki rasio permukaan dan
nasan reaktan dalam wadah tertutup dengan
volume yang besar, perbandingan antara
menggunakan medium air dimana sistem
rasio permukaan dan volume merupakan sifat
yang tertutup ini memungkinkan tekanan dan
fisik material yang dapat dimanfaatkan untuk
suhu yang meningkat dengan cepat. Sintesis
proses fotokatalisis [8].
hidrotermal secara umum dapat diartikan
sebagai sintesis kristal atau pertumbuhan
METODE PENELITIAN
kristal pada temparatur dan tekanan tinggi.
Sintesis hidrotermal dilakukan pada suhu Penelitian yang dilakukan yaitu dimana
dibawah 300 °C. Sehingga memperoleh hasil timah ditambahkan dengan basa lemah seperti
kemurnian dan kristalinitas yang tinggi. NaOH supaya membentuk padatan kristal
Penelitian terkait sintesis zeolit yang disebut dengan metode sederhana yaitu
mordenit sebelumnya telah dilakukan dengan metode hidrotermal, sehingga terbentuk katalis
menggunkan teknik sintesis hidrotermal pada bentuk kristal berwarna putih membentuk
suhu 170 °C menunjukkan hasil kristalinitas (SnO) nanopartikel, adapun reaksi yang terjadi
yang tinggi hasil karakterisasi menggunakan yaitu :
XRD. Hasil pengamatan SEM menunjukkan
SnCl2(s)+NaOH(aq) Sn(OH)2(l)+ 2NaCl(s) (1)
bentuk zeolit yang terdiri atas tidak reguler dan
partikel kecil berbentuk bola masing-masing
1. Larutan SnCl2.2H2O 0,1 M sebanyak
berukuran 500-100 nm[2].
100 mL
Beberapa penelitian lain yang dilaku-
Larutan SnCl2.2H2O dibuat dengan
kan dengan metode hidrotermal berhasil
cara menimbang 2,26 gram SnCl2.2H2O,
mensintesis nanopartikel seng oksida (ZnO)
langkah berikutnya dilarutkan SnCl2.2H2O
[3], timah (IV) oksida (SnO2) [4-5], titanium
dengan etanol pro analisis (p.a), kemudian
dioksida (TiO2) [6], dan timah (II) oksida (SnO)
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan
[7-8], namun proses sintesis SnO nanopartikel
ditambah etanol pro analisis (p.a) sampai
masih sangat jarang dilakukan.
tanda batas. Larutan tersebut kemudian
JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 4, No. 3, Tahun 2019, hal. 145-151 147

diaduk dengan pengaduk magnetik (stirrer) HASIL DAN PEMBAHASAN


selama 3 jam dengan tempratur 26 °C.
Penelitian sintesis SnO nanopartikel
2. Larutan NaOH 0,4 M sebanyak 100 mL telah berhasil disintesis sampel serbuk nano-
Pembuatan larutan NaOH 0,4 molar partikel timah oksida dengan mengunakan
dengan cara menimbang pelet NaOH perkusor tin (II) chloride dehydrate (SnCl2.-
konsentari 95% seberat 1,6 gram, kemudian 2H2O) dan pelet natrium hidroksida (NaOH).
dilarutan hingga homogen dengan etanol pro Penelitian sintesis nanopartikel ini meng-
analisis (p.a), kemuadian dimasukan ke gunakan metode hidrotermal, karena per-
dalam labu ukur 100 mL dan ditambah etanol siapan alat dan bahan yang sangat mudah,
pro analisis (p.a) sampai tanda batas. murah dan sederhana.
Larutan terebut kemudian diaduk dengan Metode hidrotermal dilakukan karena
pengggaduk magnetik (stirrer) selama 3 jam metode ini efektif untuk mendapatkan partikel
dengan tempratur 26 °C. dengan ukuran nano [3,9], pada penelitian ini
mengunakan pelarut etanol pro analis (p.a)
3. Pembuatan Katalis SnO Nanopartikel
dengan konsentrasi 99% karena mampu
Pembuatan katalis SnO Nanopartikel
menghasilkan kristal SnO yang berukuran
dengan cara memasukan larutan SnCl2.-
nano. Mekanisme reaksi pada proses pem-
2H2O dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak
buatan SnO dengan proses hidrotermal
100 mL, kemudian larutan SnCl2.2H2O
adalah sebagai berikut:
dicampur dengan larutan NaOH 0,4 M
secara pertetes sebanyak 100 mL, kemudian +2
SnCl2.2H2O+2C2H5OH Sn +2ClC2H5+3H2O (2)
diaduk dengan pengaduk magnetik (stirrer)
SnCl2.2H2O+2NaOH⇌2NaCl+Sn(OH)2+Sn(OH)4 (3)
pada tempratur 26 °C, hasilnya berbentuk
Sn2+ + HO- ⇌ Sn(OH)2 (4)
larutan koloid putih.
Sn+2 + ½ O2(g) SnO(s) (5)
4. Preparasi Katalis SnO Nanopartikel
Larutan koloid putih dari hasil pen- Reaksi 2 terlihat bahwa prekursor
campuran SnCl2.2H2O dan NaOH kemudian SnCl2.2H2O dilarutkan dalam etanol pada
direfluks selama 4 jam pada tempratur 140 temperatur 26 oC mengunakan magnetic
°C dengan menjaga pH 12, larutan koloid stirrer akan kelihatan berwana bening dan
hasil proses refluks selama 4 jam kemudian bersifat tembus pandang. Reaksi 3 untuk
dituangkan kedalam cawan petri dan di mendapatkan endapan garam NaCl, maka
diamkan pada temperatur kamar selama 3 pada larutan prekursor tersebut ditambah-
hari, kemudian larutan koloid di oven selama kan tetes demi tetes secara perlahan larutan
3 jam pada tempratur 105 °C. Larutan koloid natrium hidroksida, dalam reaksi 3 akan
menjadi serbuk kasar dan kering, kemudian terlihat jelas dan terbentuk larutan koloidal
serbuk kasar ditumbuk dengan mengguna- berwarna putih.
kan mortal-alu, sehingga terbentuk serbuk Sampel padatan serbuk prekursor dan
halus berwarna putih dan dikaraterisasi padatan natrum hidroksida dilarutkan terlebih
dengan XRD dan SEM-EDX. dahulu dalam pelarut etanol secara terpisah.
148 S. Husein dkk., Sintesis Timah(II) Oksida (SnO) Nanopartikel ……….

Masing-masing sampel dilakukan pengadu- Karakterisasi Struktur Katalis SnO Nano-


kan selama 3 jam pada temperatur konstan partikel
26 oC dilakukan agar kedua sampel tersebut
1. Difraksi Sinar-X (XRD)
larut secara homogen, sehingga pada
Stuktur kristalinitas dan ukuran partikel
saatnya penambahan setetes demi setetes
katalis hasil sintesis sangat berpengeruh
(dropwise) larutan basa NaOH akan bersifat
pada kinerja fotokatalisis. Mengindentifikasi
miscible.
stuktur, kristalinitas dan ukuran partikel SnO
Perkusor SnCl2.2H2O pada saat
nanopartikel dilakukan karakterisasi meng-
pengadukan dengan mengunakan magnetic
gunakan XRD pada X-ray tube: Cu (1,5405
stirrer pada temperatur 26 oC, berbentuk
Å), voltage: 40 Kv, current: 30 mÅ, konfigu-
larutan bening (transparan), dimana perkusor
rasi 2Ɵ dengan range 10-80o.
SnCl2.2H2O ini larut sempurna, pada saat
Gambar 1 menunjukkan pola difraksi
perkusor ini larut sempurna kemudian ditam-
dari katalis SnO yang disintesis dengan
bahkan setetes demi setetes dan sambil
metode hidrotermal. Tampak bahwa pada
dilakukan pengadukan dan pemanasan
difraktogram SnO nanopartikel muncul pun-
untuk mendapatkan disperse nanopartikel
cak-puncak pada sudut 2Ɵ: 18,14o; 30,17o;
yang merata semakin bertambahnya larutan
33,910o; 37,32o; dan 48,12o yang merupakan
natrum hidroksida akan terbentuk larutan
puncak karakteristik dari SnO sesuai dengan
jenuh (koloid) yang lebih kental dan warna
data JCPDS card no.06-0395.
larutannya lebih pekat, sehingga akan
Ukuran partikel pada katalis semi-
mengalami pengendapan yang lebih cepat
konduktor yang disintesis dengan metode
dan larutan bersifat jenuh (koloid).
hidrotermal memiliki partikel dengan ukuran
Perlakuan hidrotermal berfungsi untuk
nano, berdasarkan hasil karakterisasi XRD
meningkatkan ukuran kristal pada marerial
ukuran partikel kristal yang dihasilkan dapat
nanokristalin. Prinsip hidrotermal adalah
dihitung dengan persamaan Debye-Scherrer
pemanasan reaktan dalam wadah tertutup.
dibawah ini:
Sistem yang tertutup ini memungkinkan
menurunkan nilai tegangan pada material (𝑲𝝀)
D= (6)
dengan cara memecahkan ikatan-ikatan (𝜷 𝐜𝐨𝐬 𝜽)
senyawa amorf pada material dengan uap air
pada temperatur tertentu sehingga terjadinya Keterangan D adalah ukuran partikel

peningkatan ukuran Kristal. Penelitian ini (nm), K adalah konstanta (0,9-1), λ adalah

dilakukan dengan hidrotermal pada tempe- panjang gelombang radiasi Cu (nm), dan β

ratur 140 oC dalam waktu 3 jam. adalah integrasi luas puncak refleksi (FWHM,

Hasil sintesis katalis SnO nanopartikel radian). Hasil dari karakteriasi ukuran partikel

dengan metode hidrotermal didapatkan SnO yang disintesis adalah 91,2 nm maka

katalis SnO nanopartikel seberat 3,792 gram, dapat disimpulkan bahwa katalis yang disin-

kemudian katalis SnO nanopartikel dikarak- tesis berukuran nanopartikel sesuai dengan

terisasi dengan XRD dan SEM-EDX. referensi [10].


JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 4, No. 3, Tahun 2019, hal. 145-151 149

Gambar 1. Difraktogram sintesis SnO nano-


partikel

Gambar 2. Foto SnO nanopartikel dengan


Hasil data difraktogram pada Gambar
menggunakan Scanning Electron
1 menunjukan tidak adanya pergeseran Microscope (SEM)
secara signifikan dengan JCPDS card no. 60-
Gambar 2 menunjukkan hasil analisis
0395, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dengan instrumen SEM yang menghasilkan
pada sampel tersebut telah berhasil di-
struktur morfologi dari SnO nanopartikel.
sintesis dengan membandingkan hasil
Gambar 2 menunjukkan struktur morfologi
sintesis dengan standar JCPDS SnO.
dari SnO nanopartikel dengan perbesaran
2. Scanning Electron Microscope-Energy
1500x, 3000x, 5000x dan 7000x. Hasil dari
Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-
EDX) pembesaran dimana yang berwarna cerah
atau putih adalah oksida yang bercampur
SEM-EDX merupakan alat yang digu-
dengan garam sedangkan yang berwarna
nakan untuk mengetahui struktur morfologi
gelap atau hitam adalah logam Sn.
dan kandungan unsur didalam katalis SnO
Berdasarkan foto-foto tersebut pada
nanopartikel secara kuantitatif dan kualitatif.
perbesaran 1500x terlihat seperti batu karang
Keunggulan dari analisis kimia mengguna-
dan perbesaran 3000x, 5000x dan 7000x kali
kan SEM-EDX adalah kemampuan untuk
terlihat seperti serpihan.
mengamati daerah yang sangat sempit.
Data yang diperoleh dari EDX ber-
Hasil analisis SEM-EDX diperoleh
tujuan untuk mengetahui jenis-jenis atom
hasil gambar berwarna hitam putih, hasil dari
disuatu permukaan katalis Gambar 3 men-
gambar hitam putih tersebut dipengaruhi oleh
jelaskan banyaknya jumlah kandungan unsur
unsur penyusunnya. Unsur logam yang
yang terdapat pada katalis SnO nanopartikel
memiliki nomor atom yang lebih tinggi akan
hasil tersebut diketahui mengandung atom.
menghasilkan warna yang putih atau terang,
Dapat diketahui juga bahwa sampel mengan-
sedangkan unsur logam yang memiliki nomor
dung Timah (Sn), Oksigen (O), Natrium (Na),
atom yang lebih rendah akan menghasilkan
Karbon (C), Klorida (Cl), dan almunium (Al)
warna yang hitam atau gelap.
sehingga dari hasil element tersebut akan
150 S. Husein dkk., Sintesis Timah(II) Oksida (SnO) Nanopartikel ……….

terbentuk senyawa penyusun katalis SnO diperoleh kesimpulan bahwa katalis SnO
nanopartikel. nanopartikel telah berhasil disintesis dengan
metode hidrotermal dengan ukuran katalis
yang dihasilkan yaitu 91,27 nm dan memiliki
bentuk morfologi serpihan atau seperti batu
karang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih


kepada FMIPA S2 Kimia Universitas Gadjah
Mada (UGM) dan FMIPA Kimia Universitas

Gambar 3. Hasil analisis komposisi katalis Islam Indonesia (UII) yang telah memfasilitasi
SnO nanopartikel dengan mengguna- penelitian ini.
kan EDX

Tabel 1 didapatkan persentase kom- DAFTAR RUJUKAN


posisi atom-atom penyusun dari senyawa [1] M. Sadat-Shojai, M. Atai, and A.
SnO nanopartikel memiliki persentase masing Nodehi, “Design of Experiments (DOE)
for the Optimization of Hydrothermal
-masing yang berbeda. Persentase kandung- Synthesis of Hydroxyapatite Nano-
an unsur pada sampel SnO nanoparikel particle,” J. Braz. Chem. Soc., vol. 22,
no. 3, pp. 571-582, 2011.
adalah Al 0,38%; Cl 1,71%; C 11,85%; Na
17,69%; dan Sn 68,37%. [2] S. Wustoni, R. Mukti, A. Wahyudi, dan
Ismunandar, “Sintesis Zeolit Mordenit
dengan Bantuan Benih Mineral Alam
Tabel 1. komposisi atom dari SnO nano- Indonesia,” Jurnal Matematika & Sains¸
partikel vol.16, no. 3, pp. 158-160, 2011.
Konsentrasi Konsentrasi Oxide Stoich. wt. [3] E. Maryanti, D. Damayanti, I. Gustian,
Unsur
Atom Berat Symbol Conc.
& S. Yudha. S., “Synthesis of ZnO
O 67,20 43,97 nanoparticles by hydrothermal method
Sn 7,89 38,31 Sn 68,37 in aqueous rinds extracts of Sapindus
Na 10,54 9,91 Na 17,69 rarak DC,” Materials Latters, vol. 118,
C 13,51 6,64 C 11,85 pp. 96-98, 2014.
Cl 0,66 0,96 Cl 1,71
Al 0,19 0,21 Al 0,38 [4] Y. Li, Y. Guo, R. Tan, P. Cui, Y. Li, &
W. Song, “Synthesis of SnO2 nano-
sheets by a template-free hydrother-
Hasil komposisi tersebut dapat disim- mal method,” Materials Letters, vol. 63,
pulkan bahwa dalam analisis yang dilakukan pp. 2085-2088, 2009.

berhasil mensintesis SnO nanopartikel. [5] N. Talebian & F. Jafarinezhad, “Mor-


phology-controlled synthesis of SnO2
nanostructures using hydrothermal
KESIMPULAN method and their photocatalytic appli-
cations,” Ceramics International, vol.
Berdasarkan hasil penelitian dan 39, no. 7, pp. 8311-8317, 2013.
pembahasan yang telah dijelaskan dapat
JKPK (JURNAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA), Vol. 4, No. 3, Tahun 2019, hal. 145-151 151

[6] R. Tussa'adah & Astuti, “Sintesis [9] I. Khan, K. Saeed & I. Khan, “Nano-
material fotokatalisis TiO2 untuk pen- particles: Properties, applications and
jernihan limbah tekstil,” Jurnal Fisika toxicities. Arabian J. Chem, vol.12, no.
Unand, vol. 4, no. 1, pp. 91-96, 2015. 7, pp. 908-931, 2017.

[7] B. Haspulat, M. Saribel, & H. Kamis, [10] M. Hosokawa, M. Naito, K. Nogi, & T.
“Surfactant Assisted Hydrothermal Yokohama, Nanoparticle Technology
Synthesis of SnO Nanoparticle with Handbook. USA: Elsevier, 2007.
Enhanced Photocatalytic Activity,”
Arab. J. of Chem., pp. 1-13, 2017.

[8] S. Kaizra, B. Bellal, Y. Louafi, & M.


Trari, “Improved Activity of SnO for the
Photocatalytic Oxygen Evolution,” J.
of. Saud. Chem. Soc, vol. 22, no. 1, pp.
76-83, 2018.

Anda mungkin juga menyukai