Anda di halaman 1dari 2

Dasar-dasar Ushul Fikih

A. Substansi, Target dan Kedudukan Ushul Fikih


1. Substansi Ushul Fikih
 Menggali hukum dari ayat-ayat Al-Qur’an, seperti makna dan ketentuan hukum dalam ayat
riba, ayat sedekah dan ayat mudayanah.
 Menetapkan hukum berdasarkan rujukan ayat, hadis dan sumber hukum yang lain. Misalnya
menetapkan hukum bahwa jual beli uang itu dilarang dan haram hukumnya berdasarkan
ijma' ulama yang menjadi sandaran karena hadis tentang jual beli.
2. Target Ushul Fikih

Target Ushul Fikih adalah adanya ketentuan hukum satu perkara atau masalah.

Target yang hendak dicapai oleh ushul fiqih ialah tercapainya kemampuan seorang untuk
mengetahui hukum syara yang bersifat furu dan kemampuannya untuk mengetahui metode
istinbath hukum dari dalil-dalilnya dengan jalan yang benar. Dengan demikian, orang yang
mengistinbath hukum dapat terhindar dari kekeliruan.

3. Kedudukan Ushul Fikih

Kedudukan Ushul Fikih adalah sebagai dasar dari hukum Islam. Artinya Ushul fikih merupakan
sumber-sumber/dalil-dalil dan bagaimana cara menunjukan dalil-dalil tersebut kepada hukum syara'
secara ijmal/garis besar.

B. Unsur-unsur Penting dalam Ushul Fikih


1. Mujtahid sebagai pelaku/subjek ijtihad yaitu setiap orang memiliki kompetensi
ijtihad
2. Sumber hukum sebagai acuan dan rujukan, yaitu Al-Qur’an dan al-Hadis
3. Alat ijtihad sebagai metode istinbath yaitu kaidah-kaidah dibuat oleh para ilmu
Ushul fikih sebagai panduan untuk menggali hukum dari nash atau menetapkan
hukum berdasarkan nash tersebut
4. Maqashid syari’ah sebagai target ijtihad
C. Ruang Lingkup dan Hubungan Ushul Fikih dan Fikih Muamalah
 Ruang lingkup ushul fiqih secara global adalah sumber dan dalil hukum dengan berbagai
permasalahannya, bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut dan lain-lain.
 Al-Baidhawi dalam kitab Nihayah al-Sul, yang menjadi ruang lingkup kajian
(maudhu’). Ushul fiqh, secara global adalah sebagai berikut :
1.Sumber dan dalil hukum dengan berbagai permasalahannya.
2.Bagaimana memanfaatkan sumber dan dalil hukum tersebut.
3.Metode atau cara penggalian hukum dari sumber dan dalilnya.
4.Syarat – syarat orang yang berwenang melakukan istinbat ( mujtahid ) dengan berbagai
permasalahannya.
 Menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Mustashfa ( tanpa tahun, 1 : 8 ) ruang lingkup
kajian Ushul fiqh ada 4, yaitu :
1.Hukum-hukum syara’, karena hukum syara’ adalah tsamarah (buah / hasil ) yang dicari
oleh ushul fiqh.
2.Dalil-dalil hukum syara’, seperti al-kitab, sunnah dan ijma’, karena semuanya ini adalah
mutsmir (pohon).
3.Sisi penunjukkan dalil-dalil ( wujuh dalalah al-adillah ), karena ini adalah thariq al-istitsmar
( jalan / proses pembuahan ).
4.Mustamtsir (yang membuahkan) yaitu mujtahid yang menetapkan hukum berdasarkan
dugaan kuatnya (zhan). Lawan mujtahid adalah muqallid yang wajib mengikuti mujtahid,
sehingga harus menyebutkan syarat-syarat muqallid dan mujtahid serta sifat-sifat keduanya.
 Hubungan Ushul fikih dan fikih muamalah adalah cara menggali hukum dari ayat-ayat dan
hadits-hadits yang terkait dengan ekonomi Islam.
D. Karakteristik Target Pembelajaran Ushul Fikih

Target pembelajaran Ushul fikih adalah mampu melakukan istinbath (menggali hukum), fatwa dan
ijtihad sebagai kemampuan ulama-ulama salaf dalam berijtihad.

Anda mungkin juga menyukai