THE EFFECTOF STOCK PRICE AND TRADING FREQUENCY OF THE BID-ASK SPREAD
(EMPIRICAL STUDY ON A MANUFACTURING COMPANY DOING STOCK SPLIT IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE DURING 2009-2014)
A. Patoni, A. Lasmana
Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No.1, Kotak Pos 35, Kode Pos 16720, Telp/Fax: (0251) 8245155
Email: ahmadpatoni92@yahoo.co.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of stock prices and trading frequency of the
bid-ask spread on a manufacturing company doing stock split. The population in this study is a
manufacturing company doing stock split which consists of 28 companies. Determination of the
study sample consists of 24 companies conducted using purposive sampling method.As for
hypothesis testing and research instruments using multiple regression analysis SPSS 20.0. Results
of this study prove that the stock price does not affect the bid-ask spread. While the frequency stock
trading affect the bid-ask spread.
Keywords: Stock Price, Frequency and Bid-ask spreads
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh harga saham dan frekuensi perdagangan
saham terhadap bid-ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split yang terdiri dari 28
perusahaan. Penentuan sampel penelitian yang berjumlah 24 perusahaan dilakukan menggunakan
metode purposive sampling.Sedangkan untuk pengujian hipotesis dan instrumen penelitian
menggunakan alat analisis regresi berganda SPSS 20.0. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa:
harga saham tidak berpengaruh terhadap bid-ask spread. Sedangkan frekuensi perdagangan saham
berpengaruh terhadap bid-ask spread.
Kata Kunci: Harga Saham, Frekuensi dan Bid-ask Spread
2 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham
saham melakukan transaksi perdagangan return itulah nantinya yang akan dihitung
dengan membuat penawaran jual dan keuntungannya.Pada perusahaan yang
penawaran beli sehingga kedua penawaran berusaha meningkatkan profitabilitas
tersebut memunculkan perbedaan atau (keuntungan) maka kebijakan yang dilakukan
selisih yang disebut dengan bid-ask spread oleh spekulator dengan melakukan tindakan
atau spread. Mubarak (2002:20) profit taking atau capital gain seperti diatas
mendefinisikan bid-ask spread merupakan bisa dipahami sebagai suatu kesulitan atau
selisih harga beli tertinggi bagi dealer persoalan bagi perusahaan. Contohnya pada
bersedia membeli suatu saham dan harga jual perusahaan yang melakukan seasoned equity
dimana dealer bersedia untuk menjual saham offering (SEO).
tersebut. Dealer disini diartikan sama dengan Penjualan SEO ini dapat dilakukan
Perantara Pedagang Efek (PPE), tetapi istilah dengan cara menjual hak (right) kepada
yang lebih tepat untuk PPE adalah pemegang saham lama untuk membeli saham
broker/dealer. baru dengan harga tertentu atau disebut right
Pengetahuan tentang bid-ask spread issue yang dijual kepada setiap para investor
sangat perlu diketahui bagi investor terutama (hanya diperuntukkan kepada pemilik saham
yang mengharapkan memperoleh capital lama) yang ingin membeli sekuritas baru
gain, karena hal tersebut dipandang sebagai tersebut malaui second offering, third
salah satu komponen biaya dalam offerings dan seterusnya, namun perusahaan
perdagangan saham. Mubarak (2002:23) dengan kepemilikan yang terkonsentrasi
mendefinisikan tentang bid-ask spread yaitu akan cenderung menggunakan right issue
selisih harga beli tertinggi bagi dealer yang untuk menambah ekuitas barunya (Ecbo dan
bersedia membeli suatu saham dan harga jual Masulis, 1992:293). Para spekulator yang
dimana dealer bersedia untuk menjual saham bermain di pasar modal akan melihat
tersebut. tindakan perusahaan melakukan right issue
Investor di pasar modal akan selalu sebagai bentuk bahwa perusahaan tersebut
berusaha mencari keuntungan yang sebesar- mengalami kekurangan dana. Bisa dikatakan
besarnya. Keuntungan investor berasal dari perusahaan tengah mengalami persoalan
deviden dan capital gain. Investor di pasar likuiditas, sehingga dibutuhkan suntikan dana
modal akan berusaha menjual pada harga segar guna menggerakkan kembali proyek
yang tinggi dan membeli pada harga yang yang direncanakan dan memenuhi
rendah. Bid ask spread merupakan selisih kewajiban-kewajibannya. Artinya dana yang
antara harga beli tertinggi yang investor diterima oleh perusahaan sangat mungkin
bersedia membeli suatu saham dengan harga dipergunakan untuk membiayai investasi
jual yang investor bersedia jual. Pelaku yang hasilnya tidak bisa memberi
saham atau investor perlu memiliki sejumlah keuntungan secara tepat. Keadaan seperti ini
informasi yang berkaitan dengan dinamika akan ditanggapi oleh spekulator sebagai
harga saham agar bisa mengambil keputusan informasi yang mengandung sinyal negatif
tentang saham perusahaan yang layak untuk atau bad news atau keadaan yang mungkin
dipilih. Pengetahuan tentang bid ask spread terjadi adalah saham perusahaan akan naik
sangat perlu bagi investor terutama yang karena mendapat pemasukan dana dari
mengharapkan memperoleh capital gain, penjualan right issue kemudian akan kembali
karena hai ini dipandang sebagai salah satu turun.
komponen dalam perdagangan saham Spekulator merupakan pihak yang
(Ambarwati, 2008). paling jeli dalam melihat kecenderungan yang
Fahmi (2013:25) menyatakan bahwa terjadi di pasar modal. Analisisnya tentu
investasi di pasar modal adalah investasi keuntungan yang akan diperoleh dari
yang bersifat jangka pendek. Ini dilihat pada perdagangan saham di capital market adalah
return (pengembalian) yang diukur dengan bersifat jangka panjang, sehingga keputusan
capital gain. Bagi para spekulator yang untuk melepas saham pada saat harga tinggi
menyukai capital gain, maka pasar modal bisa karena prediksi akan turun adalah menjadi
menjadi tempat yang menarik, dimana alasan yang riil. Investor akan bisa dengan
investor bisa membeli pada saat harga turun cepat memperbaiki keputusan investasinya
dan menjual kembali pada saat harga naik, jika mereka mempelajari dan memperhatikan
dan selisih yang dilihat secara abnormal dengan teliti faktor-faktor yang
4 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham
Indonesia (BEI) pada periode tahun2009 kecil. Howe dan Lin (1992) dalam
sampai dengan tahun 2014. Peusahaan yang Ciptaningsih (2010:10) untuk menghitung
melakukan stock split selama periode besarnya spread digunakan rumus sebagai
penelitian 2009 sampai 2014 sebanyak 28 berikut:
perusahaan. Pengambilan sampel (Ask − Bid)
menggunakan teknik purposive sampling, 𝐵𝑖𝑑 − 𝑎𝑠𝑘 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 =
1⁄ (𝐴𝑠𝑘 + 𝐵𝑖𝑑)
sehingga sampel akhir yang didapat sebanyak 2
Variabel independen pertama dalam
24 perusahaan.
penelitian ini adalah harga saham yaitu harga
Pengumpulan data dapat dilakukan
penutupan (closing price) perdagangan
dengan menggunakan sumber data
tahunan saham selama periode penelitian
sekunder.Penelitian ini merupakan studi
berdasarkan event window.Penelitian ini
empiris dan merupakan event study, yaitu
menggunakan harga penutupan tahunan.
penelitian yang dilakukan terhadap suatu
Variabel ini dapat dirumuskan sebagai
objek pada waktu tertentu hanya perusahaan
berikut:
yang melakukan stock split dengan kriteria Kapitalisasi pasar
yang ditentukan oleh penulis.Sumber data 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
diperoleh secara tidak langsung melalui Jumlah saham terdaftar
media perantara dan pengumpulan data Variabel independen kedua dalam
sekunder dilakukan secara manual (jurnal, penelitian ini adalah frekuensi perdagangan
bentuk publikasi lain yang diterbitkan, saham yaitu berapa kali transaksi jual beli
laporan keuangan tahunan dan lain-lain). terjadi pada saham yang bersangkutan pada
Dalam penelitian ini pemilihan bid-ask waktu tertentu. (Margaretha, 2003:179)
spread sebagai dependent variable. Likuiditas
(spread) dalam penelitian ini diukur dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
besarnya bid-ask spread. Besarnya bid-ask Statistik Deskriptif
spread sebagai proksi tingkat likuiditas
menunjukkan bahwa semakin tinggi
spreadmaka likuiditas saham akan semakin
Tabel 01Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
CP 24 150 9500 2232.79 2576.338
FREK 24 1340 17546 6628.92 4463.850
SPREAD 24 .01058 .09009 .0342552 .02378200
Valid N
24
(listwise)
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasarkan tabel 01 terlihat bahwa spread sebesar 0,09009 dan terendah
dengan jumlah sampel 24 perusahaan maka 0,01058.
dapat disimpulkan nilai rata-rata harga
saham sebesar Rp.2.232,79; dengan standar
deviasi 2.576,338.Nilai tertinggi untuk harga Uji Asumsi Klasik
saham sebesar Rp.9.500; dan terendah Uji asumsi klasik merupakan pengujian
sebesar Rp.150. Nilai rata-rata untuk kuantifikasi yang menggunakan regresi
frekuensi perdagangan saham sebesar berganda sebagai alat analisanya.Kriteria
6.628,92 dengan standar deviasi tersebut tercapai apabila model regresi lolos
4.463,850.Nilai tertinggi frekuensi dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan
perdagangan saham sebesar 17.546 dan uji heterokedastisitas.
terendah sebesar 1340.Nilai rata-rata untuk
Uji Normalitas
spread sebesar 0,0342552 dengan standar
Pengujian normalitas data bertujuan
deviasi 0,02378200. Nilai tertinggi untuk
untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi, variabel independen, variabel
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 7
Dengan menggunakan tingkat 2. Jika t hitung> t tabel dan probabilitas < 0,05
keyakinan 95% pada signifikansi 0,05 df 1 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang
(jumlah variabel – 1) = k-1 atau 3–1 = 2, df 2 berarti hipotesis yang diajukan diterima.
= n- k atau 24-3= 21 ( n adalah jumlah 3. Jika -t hitung ≥ -t tabel dan probabilitas >
responden dan k jumlah variabel), hasil 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
diperoleh untuk F tabel adalah yang berarti hipotesis yang diajukan
3,47.Berdasarkan tabel diatas tersebut ditolak.
diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,220 dan 4. Jika -t hitung ≤ -t tabel dan probabilitas <
nilai Ftabel 3,47 dimana Fhitung lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
Ftabel (4,220 > 3,47) dengan tingkat yang berarti hipotesis yang diajukan
signifikansi 0,029 atau lebih kecil dari 0,05 diterima.
maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 =
harga saham dan frekuensi perdagangan 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
saham secara simultan berpengaruh (df) = n-k-1 atau 24-2-1 = 21 (n adalah jumlah
signifikan terhadap Bid-ask Spread. responden dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi
Uji t (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk
Uji t digunakan untuk mengetahui ttabel sebesar 2,079
seberapa besar pengaruh variabel Hasil uji t yang menguji pengaruh
independen terhadap variabel dependen parsial kedua variabel terhadap bid-ask
secara parsial. Kriteria pengambilan spread ditunjukkan dengan Tabel 06 berikut
keputusan sebagai berikut: ini:
1. Jika t hitung≤ t tabel dan probabilitas > 0,05
maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang
berarti hipotesis yang diajukan ditolak.
Tabel 03 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Un-std Coefficients StdCoefficients t Sig.
B Std. Beta
Error
(Constant) .020 .009 2.166 .042
1 CP -1.382E06 .000 -.150 -.800 .433
FREK 2.602E006 .000 .488 2.609 .016
a. Dependent Variable: SPREAD
Sumber: Data Diolah (2015)
frekuensi perdagangan saham mempunyai dengan kata lain dealer tidak perlu
pengaruh signigikan negatif terhadap bid-ask memegang saham terlalu lama sehingga
spread. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai t hitung menurunkan biaya kepemilikan dan
2,609> nilai t tabel 2,079. Jadi hipotesis nol menurunkan spread.Dengan demikian untuk
ditolak, dengan tingkat probabilitas sebesar para investor di Bursa Efek Indonesia
0,016 lebih kecil dari 0,05 maka sebelum mengambil keputusan dalam
kesimpulanya yaitu Frekuensi perdagangan membeli saham disarankan untuk
saham berpengaruh negatif terhadap Bid-ask mempertimbangkan frekuensi perdagangan
Spread.Hasil penelitian ini mendukung saham yang mempunyai pengaruh signifikan
penelitian yang telah dilakukan oleh Chadijah terhadap bid-ask spread, karena hal ini
(2010).Alasannya karena frekuensi berpengaruh kepada saham tersebut aktif
perdagangan saham adalah berapa kali diperdagangkan atau tidak.
transaksi saham diperjualbelikan.Hal ini Penelitian selanjutnya diharapkan
menunjukkan bahwa semakin besar dapat menambah dan mengembangkan
frekuensi perdagangan maka semakin variabel bebas mengenai faktor-faktor yang
semakin tinggi volume perdagangan yang mempengaruhi bid-ask spread dan
dihasilkan.Sehingga dapat dikatakan bahwa memperluas objek penelitian, tidak hanya
saham tersebut diminati oleh para investor. terfokus pada perusahaan manufaktur akan
Pada saat frekuensi meningkat, kemungkinan tetapi dapat dilakukan pada semua bidang
dealer akan mengubah posisi kepemilikan industri yang terdaftar di BEI yang
sahamnya atau dengan kata lain dealer tidak melakukan stock split.
perlu memegang saham terlalu lama sehingga
menurunkan biaya kepemilikan dan Daftar Pustaka
menurunkan spread.
Ahman dan Indriani, 2007,
MembinaKompetensi Ekonomi,
KESIMPULAN
Grafindo Media Pratama, Bandung
Simpulan yang dapat diambil dari
Algifari, 1997, Analisis Regresi Teori,
penelitian ini adalah harga saham tidak
Kasus, dan Solusi, BPFE, Yogyakarta
berpengaruh terhadap bid-ask spread
Ambarwati, Dwi Ari, 2008, Pengaruh
sedangkan frekuensi perdagangan saham
Return Saham, Volume
mempunyai pengaruh terhadap bid-ask
Perdagangan Saham dan Varian
spread pada perusahaan yang melakukan
Return Saham Terhadap Bid-Ask
stock split sebesar 28,7% dan sisanya 71,3%
Spread Saham pada Perusahaan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Manufaktur yang Tergabung dalam
diteliti atau dipengaruhi oleh faktor-faktor
Indeks Lq 45 Periode Tahun 2003-
lain diluar model.
2005, Skripsi, Yogyakarta
Kenaikan harga saham yang terlalu
Anggraini et all. 2012, Pengaruh Harga
tinggi akan menyebabkan permintaan
Saham, Volume Perdagangan dan
terhadap pembelian saham tersebut
Ukuran Perusahaan terhadap bid-
mengalami penurunan begitupun sebaliknya.
ask spread pada Perusahaan Food
Penurunan permintaan tersebut dapat
and Beverage yang terdaftar di
disebabkan karena tidak semua investor
Bursa Efek Indonesia. Jurnal
tertarik untuk membeli saham dengan harga
manajemen STIE MDP.
yang terlalu tinggi, terutama bagi investor
Bodie, Z, A. Kane and A.J. Marcus, 2006,
yang memiliki tingkat dana terbatas
investment, Buku 1 Mc GrawHill
(perorangan), hal tersebut akan
Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital
mengakibatkan investor akan beralih untuk
Market Directory2013.
membeli saham perusahaan lain.
Chadijah, siti, 2010, analisis pengaruh
Semakin besar frekuensi perdagangan
harga, volume perdagangan,
maka semakin semakin tinggi volume
return, frekuensi perdagangan dan
perdagangan yang dihasilkan.Sehingga dapat
volatilitas harga saham terhadap
dikatakan bahwa saham tersebut diminati
bid-ask spread perusahaan yang
oleh para investor. Pada saat frekuensi
melakukan stock split periode
meningkat, kemungkinan dealer akan
mengubah posisi kepemilikan sahamnya atau
10 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham
Murtanto dan Harkivent, 2000, Analisis Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan
Pengaruh Informasi Laba, Media Investasi, Kanisius, Yogyakarta
Ekonomi, Vol.6, No.3, hal. 992-1021. Tika, Edy dan Pradana,2014,Pengaruh
Permatasari, Ika, 2009,Pengaruh Kinerja Likuiditas Perdagangan Saham dan
Keuangan Pemerintahan Daerah kapitalisasi pasar Terhadap Return
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Saham Perusahaan yang Berada
Kota Bogor, Skripsi Sarjana, Pada Indeks LQ45 di Bursa Efek
Universitas Djuanda, Bogor Indonesia Periode Tahun 2009-
Purwanto, Agus, 2004, Pengaruh Harga 2013 (Studi empiris Pada
Saham, Volume Perdagangan dan Perusahaan LQ45 di bursa Efek
Varian Return Terhadap Bid-Ask Indonesia), e-Journal S1 Ak
Spread pada Masa Sebelum dan Universitas Pendidikan Ganesha
Sesudah Right Issued di Bursa Efek Akuntansi SI, Volume: 2 No.1
Jakarta Periode 2000-2002, Skripsi, Umar, Husein, 2009, Metode Riset Bisnis,
Semarang. Jakarta: Gramedia
Raharjo, Sapto, 2006, Kiat Membangun Aset Umar, Husein, 1997, Riset Akuntansi, PT.
kekayaan, PT Elex Media Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Komputindo, Jakarta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8,
Riduwan dan Sunarto, 2011, Pengantar 1995, Tentang Pasar Modal
Statistika untuk Penelitian: Widoatmodjo, Swawidji, 2007, Cara Cepat
Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Memulai Investasi, PT Elex Media
Ekonomi, dan Bisnis, Alfabeta, Komputindo, Jakarta
Bandung www.britama.com (diakses pada tanggal 16
Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin, 2003, Februari 2015)
Analisis Faktor -Faktor Yang www.investorword.com (diakses pada
Mempengaruhi Stock Split dan tanggal 15 Januari 2015)
Dampak Yang Ditimbulkannya, www.idx.go.id (diakses pada tanggal 22
SimposiumNasional Akuntansi VI, Januari 2015)
Jakarta www.hargasahamok.com (diakses pada
Samsul, Mohammad, 2006, Pasar Modal dan tanggal 8 Januari 2015)
Manajemen Portofolio, Erlangga, http//:equityindonesia.blogspot.com/2014/0
Jakarta 4/perkembangan-pasar-modal-
Siagian, Dergibson dan Sugiarto, 2002, indonesia-2014.html?m=1(diakses
Metode Statistika untuk Bisnis dan pada tanggal 13 Januari 2015)
Ekonomi, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta, Bandung
Sukardi, 2000, Reaksi Pasar Terhadap
Stock Split,. Aplikasi Bisnis, Vol.1,
No.1, Juni: 24-29.
Sulistyanto, dan Susilawati, 2000, Pedoman
Penulisan Skripsi, UNIKA, Semarang
Suliyanto, 2009, Metode Riset Bisnis,
Penerbit Andi, Yogyakarta
Sunariyah, 2000, Pengantar Pengetahuan
Pasar Modal, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta
Susanti, M.F. Arozzy dan I.R. Setyawan, 2005,
Pengaruh Harga, Volume
Perdagangan, dan Volatilitas Harga
Saham pada Bid-Ask Spread
Perusahaan yang Melakukan Stock
Split, Fakultas Ekonomi, No:10. Hal
36-46
12 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham