Anda di halaman 1dari 12

JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 1

PENGARUH HARGA SAHAM DAN FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP BID-ASK


SPREAD (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MELAKUKAN STOCK
SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SELAMA PERIODE 2009-2014

THE EFFECTOF STOCK PRICE AND TRADING FREQUENCY OF THE BID-ASK SPREAD
(EMPIRICAL STUDY ON A MANUFACTURING COMPANY DOING STOCK SPLIT IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE DURING 2009-2014)

A. Patoni, A. Lasmana
Program Studi AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No.1, Kotak Pos 35, Kode Pos 16720, Telp/Fax: (0251) 8245155
Email: ahmadpatoni92@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the effect of stock prices and trading frequency of the
bid-ask spread on a manufacturing company doing stock split. The population in this study is a
manufacturing company doing stock split which consists of 28 companies. Determination of the
study sample consists of 24 companies conducted using purposive sampling method.As for
hypothesis testing and research instruments using multiple regression analysis SPSS 20.0. Results
of this study prove that the stock price does not affect the bid-ask spread. While the frequency stock
trading affect the bid-ask spread.
Keywords: Stock Price, Frequency and Bid-ask spreads

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh harga saham dan frekuensi perdagangan
saham terhadap bid-ask spread pada perusahaan manufaktur yang melakukan stock split. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split yang terdiri dari 28
perusahaan. Penentuan sampel penelitian yang berjumlah 24 perusahaan dilakukan menggunakan
metode purposive sampling.Sedangkan untuk pengujian hipotesis dan instrumen penelitian
menggunakan alat analisis regresi berganda SPSS 20.0. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa:
harga saham tidak berpengaruh terhadap bid-ask spread. Sedangkan frekuensi perdagangan saham
berpengaruh terhadap bid-ask spread.
Kata Kunci: Harga Saham, Frekuensi dan Bid-ask Spread
2 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham

PENDAHULUAN banyak, salah satunya adalah mengenai


Perkembangan pasar modal dalam kinerja keuangan perusahaan.
beberapa tahun terakhir ini mengalami Jogiyanto (2005:66) harga saham yang
peningkatan yang cukup pesat. Jumlah emiten terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan
sekitar 494, hanya bertambah 29 emiten atau oleh permintaan dan penawaran saham yang
hanya naik sekitar 1,06% dari 465 emiten bersangkutan di pasar modal. Penurunan
pada bulan April 2011. Masih kalah jauh permintaan saham dapat disebabkan karena
dibanding dengan jumlah emiten di Malaysia investor menilai harga saham terlalu tinggi,
saat ini yang mencapai lebih dari 900 dan sehingga para investor beralih kepada saham
Singapura yang lebih dari 1.000.Nilai seluruh perusahaan lain. Untuk menghidari
saham yang beredar dan diperdagangkan munculnya kejadian tersebut, maka
atau kapitalisasi pasar para emiten di BEI perusahaan harus berupaya mengembalikan
saat ini sekitar 4.700 - 4.800 triliun rupiah harga saham pada jangkauan tertentu.
atau naik sekitar 40 – 43 % dari 3.350 triliun Dengan kata lain perusahaan harus
rupiah pada bulan April 2011. Dari nilai rata- menurunkan harga saham yang dinilai terlalu
rata transaksi perdagangan harian sekitar 6,5 tinggi, salah satu cara yang dapat dilakukan
triliun rupiah pada tahun 2013, diperkirakan ialah dengan melakukan pemecahan saham
porsi investor lokal meningkat menjadi 40%, (stock split).
naik dari sekitar 33% pada tahun 2011. Frekuensi perdagangan adalah berapa
Walaupun investor asing masih kali transaksi jual beli terjadi pada saham
mendominasi, peningkatan porsi investor yang bersangkutan pada waktu
lokal mungkin dapat menjadi pertanda positif tertentu.Dengan melihat berapa kali atau
bahwa investor lokal lebih percaya diri dalam frekuensi jumlah saham yang di
menanamkan dan memutar uangnya di pasar perdagangkan, dapat dilihat bahwa saham
modal Indonesia.Sedangkan dilihat dari tersebut diminati atau tidak oleh investor.
jumlah investornya, jumlah investor lokal di Dengan meningkatnya jumlah frekuensi
BEI saat ini baru sekitar 400.000.tidak transaksi perdagangan, yang biasanya
meningkat secara signifikan dari 3 (tiga) disebabkan permintaan yang tinggi maka
tahun lalu sekitar 330.000. Presentase harga saham akan terdorong naik sehingga
tersebut sangat kecil dari jumlah penduduk return saham juga akan meningkat. Dalam
Indonesia yang sekitar 235 juta jiwa. Jika aktivitas bursa efek ataupun pasar modal,
dibandingkan dengan negara tetangga seperti aktivitas frekuensi perdagangan saham
Malaysia dan Singapura juga sangat kecil merupakan salah satu elemen yang menjadi
secara presentase jumlah penduduknya. salah satu bahan untuk melihat reaksi pasar
Hal ini membuat para pelaku bisnis terhadap sebuah informasi yang masuk pada
menyadari bahwa perdagangan di pasar pasar modal. (Tika, Edy dan Pradana, 2014:2)
modal dapat memberikan keutungan yang Pasar modal atau bursa efek memiliki
cukup baik.Keadaan ini dibuktikan dengan sistem untuk menjalankan proses
bertambahnya perusahaan-perusahaan go perdagangan efek sehingga dapat tercipta
public setiap tahunnya yang terdaftar di bursa suatu perdagangan efek yang tertib dan
saham dan hal tersebut mendorong teratur. Jogiyanto (2005), transaksi
pertumbuhan industri pasar modal nasional. perdagangan pada Bursa Efek Indonesia
Pasar modal merupakan suatu pasar yang (BEI) menggunakan order driven market
dipersiapkan guna memperdagangkan saham, system dan sistem lelang kontinyu
obligasi dan jenis surat berharga lainnya (continuous auction system). Order driven
dengan memakai jasa perantara pedagang market system berarti bahwa pembeli dan
efek (Sunariyah, 2000:4). Dari pengertian penjual sekuritas yang ingin melakukan
tersebut dapat diartikan bahwa pasar modal transaksi harus melalui pialang saham atau
merupakan salah satu cara bagi perusahaan perantara perdagangan saham yang menjadi
dalam upaya mencari dana dengan cara anggota bursa efek.Investor tidak dapat
menjual hak kepemilikannya kepada langsung melakukan transaksi di lantai bursa.
masyarakat (investor). Informasi yang Hanya pialang saham yang dapat melakukan
terdapat dalam pasar modal tentu sangatlah transaksi jual dan beli di lantai bursa
berdasarkan order dari investor.Para pialang
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 3

saham melakukan transaksi perdagangan return itulah nantinya yang akan dihitung
dengan membuat penawaran jual dan keuntungannya.Pada perusahaan yang
penawaran beli sehingga kedua penawaran berusaha meningkatkan profitabilitas
tersebut memunculkan perbedaan atau (keuntungan) maka kebijakan yang dilakukan
selisih yang disebut dengan bid-ask spread oleh spekulator dengan melakukan tindakan
atau spread. Mubarak (2002:20) profit taking atau capital gain seperti diatas
mendefinisikan bid-ask spread merupakan bisa dipahami sebagai suatu kesulitan atau
selisih harga beli tertinggi bagi dealer persoalan bagi perusahaan. Contohnya pada
bersedia membeli suatu saham dan harga jual perusahaan yang melakukan seasoned equity
dimana dealer bersedia untuk menjual saham offering (SEO).
tersebut. Dealer disini diartikan sama dengan Penjualan SEO ini dapat dilakukan
Perantara Pedagang Efek (PPE), tetapi istilah dengan cara menjual hak (right) kepada
yang lebih tepat untuk PPE adalah pemegang saham lama untuk membeli saham
broker/dealer. baru dengan harga tertentu atau disebut right
Pengetahuan tentang bid-ask spread issue yang dijual kepada setiap para investor
sangat perlu diketahui bagi investor terutama (hanya diperuntukkan kepada pemilik saham
yang mengharapkan memperoleh capital lama) yang ingin membeli sekuritas baru
gain, karena hal tersebut dipandang sebagai tersebut malaui second offering, third
salah satu komponen biaya dalam offerings dan seterusnya, namun perusahaan
perdagangan saham. Mubarak (2002:23) dengan kepemilikan yang terkonsentrasi
mendefinisikan tentang bid-ask spread yaitu akan cenderung menggunakan right issue
selisih harga beli tertinggi bagi dealer yang untuk menambah ekuitas barunya (Ecbo dan
bersedia membeli suatu saham dan harga jual Masulis, 1992:293). Para spekulator yang
dimana dealer bersedia untuk menjual saham bermain di pasar modal akan melihat
tersebut. tindakan perusahaan melakukan right issue
Investor di pasar modal akan selalu sebagai bentuk bahwa perusahaan tersebut
berusaha mencari keuntungan yang sebesar- mengalami kekurangan dana. Bisa dikatakan
besarnya. Keuntungan investor berasal dari perusahaan tengah mengalami persoalan
deviden dan capital gain. Investor di pasar likuiditas, sehingga dibutuhkan suntikan dana
modal akan berusaha menjual pada harga segar guna menggerakkan kembali proyek
yang tinggi dan membeli pada harga yang yang direncanakan dan memenuhi
rendah. Bid ask spread merupakan selisih kewajiban-kewajibannya. Artinya dana yang
antara harga beli tertinggi yang investor diterima oleh perusahaan sangat mungkin
bersedia membeli suatu saham dengan harga dipergunakan untuk membiayai investasi
jual yang investor bersedia jual. Pelaku yang hasilnya tidak bisa memberi
saham atau investor perlu memiliki sejumlah keuntungan secara tepat. Keadaan seperti ini
informasi yang berkaitan dengan dinamika akan ditanggapi oleh spekulator sebagai
harga saham agar bisa mengambil keputusan informasi yang mengandung sinyal negatif
tentang saham perusahaan yang layak untuk atau bad news atau keadaan yang mungkin
dipilih. Pengetahuan tentang bid ask spread terjadi adalah saham perusahaan akan naik
sangat perlu bagi investor terutama yang karena mendapat pemasukan dana dari
mengharapkan memperoleh capital gain, penjualan right issue kemudian akan kembali
karena hai ini dipandang sebagai salah satu turun.
komponen dalam perdagangan saham Spekulator merupakan pihak yang
(Ambarwati, 2008). paling jeli dalam melihat kecenderungan yang
Fahmi (2013:25) menyatakan bahwa terjadi di pasar modal. Analisisnya tentu
investasi di pasar modal adalah investasi keuntungan yang akan diperoleh dari
yang bersifat jangka pendek. Ini dilihat pada perdagangan saham di capital market adalah
return (pengembalian) yang diukur dengan bersifat jangka panjang, sehingga keputusan
capital gain. Bagi para spekulator yang untuk melepas saham pada saat harga tinggi
menyukai capital gain, maka pasar modal bisa karena prediksi akan turun adalah menjadi
menjadi tempat yang menarik, dimana alasan yang riil. Investor akan bisa dengan
investor bisa membeli pada saat harga turun cepat memperbaiki keputusan investasinya
dan menjual kembali pada saat harga naik, jika mereka mempelajari dan memperhatikan
dan selisih yang dilihat secara abnormal dengan teliti faktor-faktor yang
4 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham

mempengaruhi harga sekuritas, yaitu 2001:151-164).Pemecahan saham (Stock


harapan investor serta penawaran dan Split) merupakan kebijakan para emiten
permintaan (supply and demand). Bagi (perusahaan go public) untuk meningkatkan
investor perubahan harga merupakan hasil saham yang beredar karena harga saham
dari perubahan dan analisis investor terlalu tinggi (over Valued). Dampak dari
terhadap harga sekuritas di masa depan stock split adalah harga menjadi undervalued
(future). Bahwa perubahan yang terjadi karena peningkatan jumlah lembar saham
mencerminkan tren yang sedang berlangsung yang berlipat ganda.
sedang investor akan menahan perubahan Kieso (2008:2) menyatakan bahwa
yang terjadi dengan harapan akan tetap Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
memperoleh keuntungan. Diantaranya adalah sebuah proses yang berakhir pada
dengan mengontrol dan menekan harga pembuatan laporan keuangan menyangkut
untuk tetap berada pada yang diinginkan atau perusahaan secara keseluruhan untuk
tetap rendah. Pembeli mampunyai harapan digunakan baik oleh pihak-pihak internal
bahwa harga akan bergerak lebih tinggi, maupun pihak eksternal. Pemakai laporan
sedangkan penjual mempunyai harapan keuangan ini meliputi investor, kreditor,
bahwa harga akan bergerak lebih rendah. manajer, serikat pekerja dan badan-badan
Pada posisi tawar menawar inilah tercipta pemerintah.Widoatmodjo (2007:23) harga di
harga sekuritas yaitu hasil kesepekatan bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam
antara bull (pembeli) dan bear (penjual). artian tergantung kekuatan permintaan
Pergerakan harga saham di pasar sangatlah (penawaran beli) dan penawaran
sulit untuk ditebak adalah suatu analisis yang (penawaran jual).Pergerakan harga suatu
wajar. Sehingga para pakar pasar modal saham dalam jangka pendek tidak dapat
mengatakan bahwa harga suatu saham pada diterka secara pasti. Semakin banyak orang
suatu saat sudah mencerminkan segala yang ingin membeli saham, maka harga
sesuatu yang diketahui tentang saham saham tersebut cenderung akan bergerak
tersebut pada saat tersebut. Hal ini naik. Begitupun sebaliknya. Murtanto dan
menjelaskan bahwa pergerakan harga Harkivent (2000:993) di dalam pasar modal
menjadi sulit untuk di tebak, tapi dengan yang efisien, hargasaham mencerminkan
begitu memungkinkan pergerakan harga semua informasi yang relevan dan pasar akan
menjadi suatu yang bisa untuk dianalisis dan bereaksi apabila terdapat informasi yang
dihitung-hitung. Secara umum ini bertujuan baru (informasi laba). Naik turunnya harga
untuk mengurangi risiko yang akan dihadapi. saham tergantung dari perubahan satu atau
Fakta yang terlihat adalah investor yang lebih dari faktor-faktor yang
berlaku secara capital gain akan melakukan mempengaruhinya. Pada saat kondisi
pembelian saham pada saat harga turun dan perusahaan menurun, maka harga saham
menjual pada saat harga naik. Tetapi ada juga akan turun, demikian pula sebaliknya,
investor yang membeli saham pada harga bila kondisi perusahaan emiten membaik,
yang sedang naik, maka setelah periode harga saham akan naik pula. Dapat
penjualan dan pada saat suku bunga menjadi disimpulkan bahwa harga saham merupakan
turun maka investor akan meningkatkan informasi yang relevan mengenai harga jual
terus kesempatannya untuk memperoleh dan harga beli yang berlaku di pasar modal
keuntungan. Kejadian seperti ini yang ditentukan oleh kekuatan pasar
mengindikasikan bahwa investor mengetahui (permintaan dan penawaran).
dan memahami kecenderungan arah Margaretha (2003:179) Frekuensi
pergerakan saham di pasar (Fahmi, 2013:25- perdagangan adalah berapa kali transaksi jual
28). beli terjadi pada saham yang bersangkutan
Pemecahan saham merupakan pada waktu tertentu.Saham yang frekuensi
fenomena dalam literatur ekonomi keuangan perdagangannya besar diduga dipengaruhi
perusahaan.Secara sederhana pemecahan transaksi saham yang sangat aktif, hal ini
saham berarti memecah saham menjadi disebabkan karena banyaknya minat
lembar-lembar saham.Pemecahan saham investor.Dengan demikian frekuensi
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham transaksi perdagangan saham dapat
yang beredar tanpa transaksi jual beli yang diketahui saham tersebut diminati investor
mengubah besarnya modal (Marwata, atau tidak.
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 5

Eleswarapu dan Khrisnamurti seperti melakukan stock split, khususnya pandangan


yang dikutip oleh Maknun (2010:15) secara jangka pendek (Fahmi, 2013:125).
frekuensi perdagangan menggambarkan Hasil survey yang dilakukan oleh
berapa kali saham suatu emiten Mubarak (2000) dalam Chadijah, harga
diperjualbelikan dalam kurun waktu tertentu. saham yang tinggi mengindikasikan bahwa
Minat pelaku pasar pada perdagangan saham saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila
tertentu akan dapat dilihat disini. Frekuensi suatu saham aktif diperdagangkan, maka
berhubungan secara positif terhadap jumlah dealer tidak akan lama menyimpan saham
pemegang saham yang berarti frekuensi tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini
menggambarkan aktif tidaknya saham dalam akan mengakibatkan menurunnya biaya
perdagangan pasar.Frekuensi kepemilikan dan pada akhirnya menurunkan
menggambarkan berapa kali saham suatu nilai bid ask spread.Sedangkan Frekuensi
emiten diperjualbelikan dalam kurun waktu perdagangan saham adalah berapa kali
tertentu.Semakin tinggi frekuensi transaksi jual beli terjadi pada saham
perdagangan suatu saham menunjukkan tersebut pada waktu tertentu.Hal ini
bahwa saham tersebut semakin aktif menunjukkan bahwa semakin besar
diperdagangkan.Sebuah saham dikatakan frekuensi perdagangan saham maka semakin
aktif diperdagangkan jika frekuensinya ≥ 75 tinggi pula volume perdagangan yang
kali perdagangan (Maknun, 2010:24). dihasilkan. Volume perdagangan akan
Bid-ask spread adalah persentase menurunkan cost pemilikan saham sehingga
selisih antara bid-price dengan ask-price. Bid menurunkan spread. Dengan demikian
price (harga beli) adalah harga yang akan semakin aktif perdagangan suatu saham atau
dibayar oleh pembeli dari seorang investor semakin besar frekuensi perdagangan suatu
atau harga tertinggi yang diinginkan dealer saham, maka semakin rendah biaya
(Fatmawati dan Asri, 2001:30). Pembelian pemilikan saham tersebut yang berarti
tersebut dilakukan oleh broker.Broker akanmempersempit bid-ask spread saham
melakukan pembelian sekuritas dari seorang tersebut (Ambarwati, 2008).
investor dengan menggunakan harga beli.
Harga beli tersebut mempunyai arti yaitu Rumusan Masalah
hanya jika para broker bersedia membeli 1. Apakah terdapat pengaruh antara harga
dengan yang telah ditentukan oleh broker. saham dan frekuensi perdagangan saham
Sedangkan ask-price (harga jual) adalah harga secara simultan terhadap bid-ask spread
terendah yang ditawarkan oleh penjual pada perusahaan yang melakukan stock
kepada pembeli. split?
Bid ask spread didasarkan pada 2. Apakah terdapat pengaruh harga saham
antisipasi biaya yang akan ditanggung oleh terhadap bid-ask spread pada perusahaan
dealer sebagai pedagang yang tidak yang melakukan stock split?
mendapatkan informasi (uninformed traders). 3. Apakah terdapat pengaruh frekuensi
Biaya yang akan ditanggung oleh dealer ini perdagangan saham terhadap bid-ask
dapat berupa biaya kerugian karena spread pada perusahaan yang melakukan
informasi (information trading cost) stock split?
berhubungan positif dengan tingkat informasi
tidak simetris. Sebagai penjual saham, dealer METODE PENELITIAN
harus menyimpan saham sebagai Desain dalam penelitian ini adalah
persediaannya. Risiko harga saham metode asosiatif, dimana penelitian ini
berfluktuasi dan biaya kesempatan dari bertujuan untuk mengetahui hubungan
modal yang tertanam di persediaan tersebut korelasional maupun hubungan kausal antar
menimbulkan biaya persediaan (inventory satu variabel dengan variabel lainnya
cost atau holding cost). (Suliyanto, 2009:70).Data dalam penelitian
Keputusan perusahaan melakukan ini berupa data sekunder.
stock split menggambarkan kondisi keuangan
yang memiliki kinerja baik. Para investor dan Populasi dan Sampel
pengamat umumnya memiliki pandangan Populasi dalam penelitian ini adalah
yang positif pada setiap perusahaan yang perusahaan manufaktur yang melakukan
stock split yang terdaftar di Bursa Efek
6 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham

Indonesia (BEI) pada periode tahun2009 kecil. Howe dan Lin (1992) dalam
sampai dengan tahun 2014. Peusahaan yang Ciptaningsih (2010:10) untuk menghitung
melakukan stock split selama periode besarnya spread digunakan rumus sebagai
penelitian 2009 sampai 2014 sebanyak 28 berikut:
perusahaan. Pengambilan sampel (Ask − Bid)
menggunakan teknik purposive sampling, 𝐵𝑖𝑑 − 𝑎𝑠𝑘 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 =
1⁄ (𝐴𝑠𝑘 + 𝐵𝑖𝑑)
sehingga sampel akhir yang didapat sebanyak 2
Variabel independen pertama dalam
24 perusahaan.
penelitian ini adalah harga saham yaitu harga
Pengumpulan data dapat dilakukan
penutupan (closing price) perdagangan
dengan menggunakan sumber data
tahunan saham selama periode penelitian
sekunder.Penelitian ini merupakan studi
berdasarkan event window.Penelitian ini
empiris dan merupakan event study, yaitu
menggunakan harga penutupan tahunan.
penelitian yang dilakukan terhadap suatu
Variabel ini dapat dirumuskan sebagai
objek pada waktu tertentu hanya perusahaan
berikut:
yang melakukan stock split dengan kriteria Kapitalisasi pasar
yang ditentukan oleh penulis.Sumber data 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
diperoleh secara tidak langsung melalui Jumlah saham terdaftar
media perantara dan pengumpulan data Variabel independen kedua dalam
sekunder dilakukan secara manual (jurnal, penelitian ini adalah frekuensi perdagangan
bentuk publikasi lain yang diterbitkan, saham yaitu berapa kali transaksi jual beli
laporan keuangan tahunan dan lain-lain). terjadi pada saham yang bersangkutan pada
Dalam penelitian ini pemilihan bid-ask waktu tertentu. (Margaretha, 2003:179)
spread sebagai dependent variable. Likuiditas
(spread) dalam penelitian ini diukur dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
besarnya bid-ask spread. Besarnya bid-ask Statistik Deskriptif
spread sebagai proksi tingkat likuiditas
menunjukkan bahwa semakin tinggi
spreadmaka likuiditas saham akan semakin
Tabel 01Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
CP 24 150 9500 2232.79 2576.338
FREK 24 1340 17546 6628.92 4463.850
SPREAD 24 .01058 .09009 .0342552 .02378200
Valid N
24
(listwise)
Sumber: Data Diolah, 2015
Berdasarkan tabel 01 terlihat bahwa spread sebesar 0,09009 dan terendah
dengan jumlah sampel 24 perusahaan maka 0,01058.
dapat disimpulkan nilai rata-rata harga
saham sebesar Rp.2.232,79; dengan standar
deviasi 2.576,338.Nilai tertinggi untuk harga Uji Asumsi Klasik
saham sebesar Rp.9.500; dan terendah Uji asumsi klasik merupakan pengujian
sebesar Rp.150. Nilai rata-rata untuk kuantifikasi yang menggunakan regresi
frekuensi perdagangan saham sebesar berganda sebagai alat analisanya.Kriteria
6.628,92 dengan standar deviasi tersebut tercapai apabila model regresi lolos
4.463,850.Nilai tertinggi frekuensi dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan
perdagangan saham sebesar 17.546 dan uji heterokedastisitas.
terendah sebesar 1340.Nilai rata-rata untuk
Uji Normalitas
spread sebesar 0,0342552 dengan standar
Pengujian normalitas data bertujuan
deviasi 0,02378200. Nilai tertinggi untuk
untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi, variabel independen, variabel
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 7

dependen atau keduanya mempunyai regresi tidak terjadi gejala


distribusi normal atau tidak.Pada penelitian multikolinearitas.
ini dilakukan uji normalitas menggunakan
metode grafik histogram dan Uji Heterokedastisitas
normalprobability plots regression. Jika Ujiheterokedastisitas digunakan untuk
pengujian hanya mengacu pada grafik saja, menguji apakah dalam model regresiterjadi
kemungkinan berpeluangan terjadi kesalahan ketidaksamaan varians dari residual satu
dalam pengambilan keputusan.Oleh karena pengamatan ke pengamatanyang lain. Untuk
itu, pada penelitian ini selain menggunakan mendapatkan keputusan yang tepat, maka
metode grafik juga menggunakan metode pada penelitian ini melakukan uji
statisticalKolmogorov smirnov. Hasil uji heteroskesdastistas, yaitu dengan metode
menunjukkan nilai signifikansi atau asymp.sig scatter plots regression. Kreteria pengambilan
untuk uji 2 arah adalah 0,315 atau lebih besar keputusan jika titik-titik pada grafik scatter
dari 0,05 (0,315 > 0,05). Dengan demikian plots tidak membentuk pola yang jelas,
dapat dikatakan data residual pada model seperti titik-titik menyebar di atas dan di
regresi berdistribusi normal. bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. Hasil terlihat titik-
Uji Multikolinearitas
titik menyebar secara acak atau tidak
Pengujian multikolinearitas bertujuan
membentuk pola tertentu serta tersebar baik
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
di atas maupun di bawah angka 0 pada
antar variabel dalam model regresi memiliki
sumbu Y. Hal ini dapat diartikan tidak terjadi
hubungan yang sempurna atau mendekati
heterokedastisitas pada model regresi,
sempurna. Untuk mendapat mengambil
sehingga model regresi layak dipakai untuk
keputusan yang tepat, maka penelitian ini
memprediksi bid-ask spread berdasrkan
menggunakan 2 uji multikolineritas, yaitu
masukan variabel independennya.
metode VIF (Varian Inflation Factor) dan
metode perbandingan koefisien determinasi Pengujian HipotesisUji F
parsial (r2) dengan koefisien determinasi Uji F atau uji koefisien regresi secara
simultan (R2). Kriteria pengambilan serentak digunakan untuk mengetahui
keputusan: hubungan antara variabel harga saham dan
1. Jika VIF<5 berarti tidak terjadi frekuensi perdagangan saham (independent)
multikolinearitas dan variabel bid-ask spread (dependent).
2. Jika VIF>5 berarti terjadi multikolinearitas Kriteria pengambilan keputusan sebagai
Hasil uji multikolinearitas dengan berikut:
menggunakan metode VIF ditunjukkan 1. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung>
dengan nilai VIF kedua variabel Ftabel) dan probabilitas<taraf signifikansi
independen memiliki nilai VIF lebih kecil (probility < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha
dari 5 (VIF<5).Dengan demikian tidak diterima.
terjadi multikolinearitas pada model 2. Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel
regresi.Kedua variabel tersebut memiliki (Fhitung<Ftabel) dan probabilitas>taraf
nilai koefisien determinasi individu yang signifikansi (probility > 0,05) maka H o
lebih kecil dari nilai koefisien determinasi diterima dan Ha ditolak.
serentak yang bernilai 0,535 (r2<R2) Hasil uji F yang menguji pengaruh simultan
sehingga dapat dikatakan bahwa model dari kedua variabel terhadap bid-ask spread
ditunjukkan dengan Tabel 05 berikut ini:
Tabel 02 Hasil Uji F

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
Regression .004 2 .002 4.220 .029b
Residual .009 21 .000
Total .013 23
Sumber: Data Diolah 2015
8 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham

Dengan menggunakan tingkat 2. Jika t hitung> t tabel dan probabilitas < 0,05
keyakinan 95% pada signifikansi 0,05 df 1 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang
(jumlah variabel – 1) = k-1 atau 3–1 = 2, df 2 berarti hipotesis yang diajukan diterima.
= n- k atau 24-3= 21 ( n adalah jumlah 3. Jika -t hitung ≥ -t tabel dan probabilitas >
responden dan k jumlah variabel), hasil 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,
diperoleh untuk F tabel adalah yang berarti hipotesis yang diajukan
3,47.Berdasarkan tabel diatas tersebut ditolak.
diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,220 dan 4. Jika -t hitung ≤ -t tabel dan probabilitas <
nilai Ftabel 3,47 dimana Fhitung lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
Ftabel (4,220 > 3,47) dengan tingkat yang berarti hipotesis yang diajukan
signifikansi 0,029 atau lebih kecil dari 0,05 diterima.
maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 =
harga saham dan frekuensi perdagangan 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan
saham secara simultan berpengaruh (df) = n-k-1 atau 24-2-1 = 21 (n adalah jumlah
signifikan terhadap Bid-ask Spread. responden dan k adalah jumlah variabel
independen). Dengan pengujian 2 sisi
Uji t (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk
Uji t digunakan untuk mengetahui ttabel sebesar 2,079
seberapa besar pengaruh variabel Hasil uji t yang menguji pengaruh
independen terhadap variabel dependen parsial kedua variabel terhadap bid-ask
secara parsial. Kriteria pengambilan spread ditunjukkan dengan Tabel 06 berikut
keputusan sebagai berikut: ini:
1. Jika t hitung≤ t tabel dan probabilitas > 0,05
maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang
berarti hipotesis yang diajukan ditolak.
Tabel 03 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Un-std Coefficients StdCoefficients t Sig.
B Std. Beta
Error
(Constant) .020 .009 2.166 .042
1 CP -1.382E06 .000 -.150 -.800 .433
FREK 2.602E006 .000 .488 2.609 .016
a. Dependent Variable: SPREAD
Sumber: Data Diolah (2015)

H 1: Harga saham berpengaruh negatif terhadap pembelian saham tersebut


terhadap bid-ask spread perusahaan mengalami penurunan begitupun sebaliknya.
manufaktur yang melakukan stock split. Penurunan permintaan tersebut dapat
Berdasarkan hasil analisa statistik tabel disebabkan karena tidak semua investor
06, dapat diketahui bahwa hipotesis pertama tertarik untuk membeli saham dengan harga
harga saham walaupun bernilai negatif tapi yang terlalu tinggi, terutama bagi investor
tidak mempunyai pengaruh signifikan yang memiliki tingkat dana terbatas
terhadap bid-ask spread.Hal ini ditunjukkan (perorangan), hal tersebut akan
dengan nilai t hitung -0,800≥ t tabel -2,079. Jadi mengakibatkan investor akan beralih untuk
hipotesis nol diterima, nilai koefisien dan t membeli saham perusahaan lain.
hitung adalah negatif sehingga harga saham
H2 : Frekuensi perdagangan saham
tidak berpengaruh terhadap Bid-ask
berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread
Spread.Hasil dari penelitian ini mendukung
perusahaan manufaktur yang melakukan
penelitian yang telah dilakukan oleh
stock split.
Purwanto (2004).Alasan temuannya adalah
Berdasarkan hasil analisa statistik pada
karena kenaikan harga saham yang terlalu
Tabel 06 ditemukan bahwa hipotesis kedua
tinggi akan menyebabkan permintaan
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 9

frekuensi perdagangan saham mempunyai dengan kata lain dealer tidak perlu
pengaruh signigikan negatif terhadap bid-ask memegang saham terlalu lama sehingga
spread. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai t hitung menurunkan biaya kepemilikan dan
2,609> nilai t tabel 2,079. Jadi hipotesis nol menurunkan spread.Dengan demikian untuk
ditolak, dengan tingkat probabilitas sebesar para investor di Bursa Efek Indonesia
0,016 lebih kecil dari 0,05 maka sebelum mengambil keputusan dalam
kesimpulanya yaitu Frekuensi perdagangan membeli saham disarankan untuk
saham berpengaruh negatif terhadap Bid-ask mempertimbangkan frekuensi perdagangan
Spread.Hasil penelitian ini mendukung saham yang mempunyai pengaruh signifikan
penelitian yang telah dilakukan oleh Chadijah terhadap bid-ask spread, karena hal ini
(2010).Alasannya karena frekuensi berpengaruh kepada saham tersebut aktif
perdagangan saham adalah berapa kali diperdagangkan atau tidak.
transaksi saham diperjualbelikan.Hal ini Penelitian selanjutnya diharapkan
menunjukkan bahwa semakin besar dapat menambah dan mengembangkan
frekuensi perdagangan maka semakin variabel bebas mengenai faktor-faktor yang
semakin tinggi volume perdagangan yang mempengaruhi bid-ask spread dan
dihasilkan.Sehingga dapat dikatakan bahwa memperluas objek penelitian, tidak hanya
saham tersebut diminati oleh para investor. terfokus pada perusahaan manufaktur akan
Pada saat frekuensi meningkat, kemungkinan tetapi dapat dilakukan pada semua bidang
dealer akan mengubah posisi kepemilikan industri yang terdaftar di BEI yang
sahamnya atau dengan kata lain dealer tidak melakukan stock split.
perlu memegang saham terlalu lama sehingga
menurunkan biaya kepemilikan dan Daftar Pustaka
menurunkan spread.
Ahman dan Indriani, 2007,
MembinaKompetensi Ekonomi,
KESIMPULAN
Grafindo Media Pratama, Bandung
Simpulan yang dapat diambil dari
Algifari, 1997, Analisis Regresi Teori,
penelitian ini adalah harga saham tidak
Kasus, dan Solusi, BPFE, Yogyakarta
berpengaruh terhadap bid-ask spread
Ambarwati, Dwi Ari, 2008, Pengaruh
sedangkan frekuensi perdagangan saham
Return Saham, Volume
mempunyai pengaruh terhadap bid-ask
Perdagangan Saham dan Varian
spread pada perusahaan yang melakukan
Return Saham Terhadap Bid-Ask
stock split sebesar 28,7% dan sisanya 71,3%
Spread Saham pada Perusahaan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Manufaktur yang Tergabung dalam
diteliti atau dipengaruhi oleh faktor-faktor
Indeks Lq 45 Periode Tahun 2003-
lain diluar model.
2005, Skripsi, Yogyakarta
Kenaikan harga saham yang terlalu
Anggraini et all. 2012, Pengaruh Harga
tinggi akan menyebabkan permintaan
Saham, Volume Perdagangan dan
terhadap pembelian saham tersebut
Ukuran Perusahaan terhadap bid-
mengalami penurunan begitupun sebaliknya.
ask spread pada Perusahaan Food
Penurunan permintaan tersebut dapat
and Beverage yang terdaftar di
disebabkan karena tidak semua investor
Bursa Efek Indonesia. Jurnal
tertarik untuk membeli saham dengan harga
manajemen STIE MDP.
yang terlalu tinggi, terutama bagi investor
Bodie, Z, A. Kane and A.J. Marcus, 2006,
yang memiliki tingkat dana terbatas
investment, Buku 1 Mc GrawHill
(perorangan), hal tersebut akan
Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital
mengakibatkan investor akan beralih untuk
Market Directory2013.
membeli saham perusahaan lain.
Chadijah, siti, 2010, analisis pengaruh
Semakin besar frekuensi perdagangan
harga, volume perdagangan,
maka semakin semakin tinggi volume
return, frekuensi perdagangan dan
perdagangan yang dihasilkan.Sehingga dapat
volatilitas harga saham terhadap
dikatakan bahwa saham tersebut diminati
bid-ask spread perusahaan yang
oleh para investor. Pada saat frekuensi
melakukan stock split periode
meningkat, kemungkinan dealer akan
mengubah posisi kepemilikan sahamnya atau
10 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham

2004-2008, skripsi manajemen UIN Jogiyanto, Hartono, 2005, Teori portofolio


Jakarta. dan Analisis Investasi, edisi kedua,
Ciptaningsih, Agung Nur Isra 2010, Analisis BPFE, Yogyakarta
Pengaruh Harga Saham, Volume ------------------------, 2008, Teori portofolio
Perdagangan, dan Variansi Return dan Analisis Investasi, edisi kedua,
Saham Terhadap Bid Ask BPFE, Yogyakarta
Spreadpada Masa Sebelum dan Kamaruddin, ahmad, 2004, Dasar-dasar
Sesudah Stock Split, Semarang manajemen investasi dan
Dajan, Anto, 1983, Pengantar Metode portofolio, Rineka Cipta, Jakarta
Statistik, edisi 10, jilid 2, Jakarta, Keiso, Donald E dan Weygant. 2007.
LP3ES. Akuntansi Intermediate. Edisi
Ecbo, B.E., Masulis, R.W, 1992, Adverse Kesepuluh Jilid Dua. Erlangga: Jakarta
Selection and The Right Offer Kieso, Donald E, 2008, Akuntansi
Paradox, Journal of Financial Intermidiate. Edisi ke 12, Erlangga,
Economic 32, 293-332 Jakarta
Ewijaya dan Nur Indriantoro, 1999, Analisis Kurniawati, Indah, 2003, Analisis Keadaan
Pengaruh Pemecahan Saham Informasi Stock Split dan Likuiditas
terhadap Perubahan Harga Saham, Saham, Jurnal Riset Akuntansi, Vol. 6
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.3: 264-275
No.1, Januari:53-65. Lestari, Rizki M, 2005, Analisis Faktor-
Fahmi, Irham, 2013, Pengantar pasar faktor yang mempengaruhi Stock
Modal, Alfabeta, Bandung Split dan Dampak ynag
Fakhrudin, Hendy. M, 2008, Go Publik: Ditimbulkannya, Skripsi Sarjana,
Strategi Pendanaan dan Universitas Katolik Soegijapranata,
Peningkatan Nilai perusahaan, PT Semarang
Elex Media Komputindo, Jakarta Maknun, Lu’luil, 2010, Analisis Pengaruh
Fatmawati, Sri dan Marwan Asri, 1999, Frekuensi Perdagangan, Volume
Pengaruh Stock Split terhadap perdagangan, kapitalisasi Pasar
Likuiditas Sahamyang Diukur dan Trading Day Terhadap Return
dengan Besarnya Bid-ask Spread di Saham pada Perusahaan
Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi manufaktur yang terdaftar di BEI
dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.4, hal Periode Tahun 2006-2008, Skripsi
93-110 Sarjana, Universitas Diponegoro,
Halim, dan Nasudi, 2000, study empiris Semarang
tentang pengaruh volume Margaretha, Farah, 2003, Teori dan Aplikasi
perdagangan dan return terhdapa Manajemen Keuangan Investasi
bid-ask spread saham industry dan Sumber Dana Jangka
rokok di bursa efek Jakarta dengan Panjang.Jakarta, Grasindo
model koreksi kesalahan, jurnal Margasari, Musaroh dan Alteza, 2010, Sinyal
riset akuntansi. Vol 3. No 1 Januari Laba dalam Peristiwa Pemecahan
2000. Hal. 69-85 Saham: Studi Empiris pada
Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Indonesia, Jurnal Ekonomi dan
-----------------, 2003, Dasar-dasar Teori Bisnis, Universitas Negeri Yogyakarta
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Marwata, 2001, Kinerja Keuangan, Harga
Ika, A dan Anna Purwaningsih, 2008, Reaksi Saham dan Pemecahan Saham,
Pasar Terhadap pengumuman jurnal riset akuntansi Indonesia, vol.4,
Stock Split: Studi Empiris Pada no.2, mei 2001 : 151-164.
Perusahaan Manufaktur yang Mubarak, Zaki, 2002, Perubahan Bid Ask
Terdaftar di Bursa Efek Spread dan Analisis Faktor yang
Jakarta,Jurnal Tela’ah Manajemen, mempengaruhinya di Sekitar
Vol.3. No.1. Hal 11-23, Pengumuman Laba (Studi Empiris
UniversitasAtma Jaya Yogyakarta pada LQ 45), Tesis Magister
Akuntansi, UNDIP, Semarang.
JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 11

Murtanto dan Harkivent, 2000, Analisis Tandelilin, Eduardus, 2010, Portofolio dan
Pengaruh Informasi Laba, Media Investasi, Kanisius, Yogyakarta
Ekonomi, Vol.6, No.3, hal. 992-1021. Tika, Edy dan Pradana,2014,Pengaruh
Permatasari, Ika, 2009,Pengaruh Kinerja Likuiditas Perdagangan Saham dan
Keuangan Pemerintahan Daerah kapitalisasi pasar Terhadap Return
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Saham Perusahaan yang Berada
Kota Bogor, Skripsi Sarjana, Pada Indeks LQ45 di Bursa Efek
Universitas Djuanda, Bogor Indonesia Periode Tahun 2009-
Purwanto, Agus, 2004, Pengaruh Harga 2013 (Studi empiris Pada
Saham, Volume Perdagangan dan Perusahaan LQ45 di bursa Efek
Varian Return Terhadap Bid-Ask Indonesia), e-Journal S1 Ak
Spread pada Masa Sebelum dan Universitas Pendidikan Ganesha
Sesudah Right Issued di Bursa Efek Akuntansi SI, Volume: 2 No.1
Jakarta Periode 2000-2002, Skripsi, Umar, Husein, 2009, Metode Riset Bisnis,
Semarang. Jakarta: Gramedia
Raharjo, Sapto, 2006, Kiat Membangun Aset Umar, Husein, 1997, Riset Akuntansi, PT.
kekayaan, PT Elex Media Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Komputindo, Jakarta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8,
Riduwan dan Sunarto, 2011, Pengantar 1995, Tentang Pasar Modal
Statistika untuk Penelitian: Widoatmodjo, Swawidji, 2007, Cara Cepat
Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Memulai Investasi, PT Elex Media
Ekonomi, dan Bisnis, Alfabeta, Komputindo, Jakarta
Bandung www.britama.com (diakses pada tanggal 16
Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin, 2003, Februari 2015)
Analisis Faktor -Faktor Yang www.investorword.com (diakses pada
Mempengaruhi Stock Split dan tanggal 15 Januari 2015)
Dampak Yang Ditimbulkannya, www.idx.go.id (diakses pada tanggal 22
SimposiumNasional Akuntansi VI, Januari 2015)
Jakarta www.hargasahamok.com (diakses pada
Samsul, Mohammad, 2006, Pasar Modal dan tanggal 8 Januari 2015)
Manajemen Portofolio, Erlangga, http//:equityindonesia.blogspot.com/2014/0
Jakarta 4/perkembangan-pasar-modal-
Siagian, Dergibson dan Sugiarto, 2002, indonesia-2014.html?m=1(diakses
Metode Statistika untuk Bisnis dan pada tanggal 13 Januari 2015)
Ekonomi, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta, Bandung
Sukardi, 2000, Reaksi Pasar Terhadap
Stock Split,. Aplikasi Bisnis, Vol.1,
No.1, Juni: 24-29.
Sulistyanto, dan Susilawati, 2000, Pedoman
Penulisan Skripsi, UNIKA, Semarang
Suliyanto, 2009, Metode Riset Bisnis,
Penerbit Andi, Yogyakarta
Sunariyah, 2000, Pengantar Pengetahuan
Pasar Modal, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta
Susanti, M.F. Arozzy dan I.R. Setyawan, 2005,
Pengaruh Harga, Volume
Perdagangan, dan Volatilitas Harga
Saham pada Bid-Ask Spread
Perusahaan yang Melakukan Stock
Split, Fakultas Ekonomi, No:10. Hal
36-46
12 A. Patoni, A. LasmanaPengaruh Harga Saham dan Frekwensi Perdagangan Saham

Anda mungkin juga menyukai