Anda di halaman 1dari 43

1

TUJUAN PELATIHAN

Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta


Mampu Mengetahui dan Memahami :

• Tujuan PBJ
• Kebijakan PBJ
• Prinsip PBJ
• Etika Pengadaan Pada PBJ

2
⃝ Tujuan Pengadaan Barang/Jasa
⃝ Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Prinsip Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Etika Pengadaan Barang/Jasa

3
Apa Tujuan
Pengadaan Barang/Jasa ?
Mendorong pengadaan Menghasilkan b/j yang tepat untuk
berkelanjutan setiap uang yang dibelanjakan dari
aspek kualitas, jumlah, waktu,
biaya, lokasi dan penyedia.
Mendorong
pemerataan
ekonomi Meningkatkan
produksi dalam negeri
Tujuan
Pengadaan
Meningkatkan
keikutsertaan
industri kreatif Meningkatkan peran
serta UMKM
Mendukung
pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan b/j Meningkatkan peran pelaku
hasil penelitian usaha nasional

Pasal 4 5
Tujuan Pengadaan
1) Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari aspek :

K U A L I TA S JUMLAH WA K T U
Sesuai Kebutuhan dan Jumlah sesuai Penyelesaian pekerjaan
spesifikasi kebutuhan Contoh : Pengadaan 10
Contoh ; Fungsionalitas, Contoh : Pengadaan unit laptop dilakukan
Adaptabilitas dan sesuai jumlah pengiriman sekaligus
flexibilitas, masa pakai, kebutuhan
inovasi/Keunikan,
Garansi dsb.

Pasal 4
Tujuan Pengadaan
1) Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari aspek :

B I AYA LOKASI PENYEDIA


Kompetitif Lokasi barang/jasa Kualifikasi yang tepat
Contoh ; Kontrak manfaatkan Contoh : penyedia
yang sesuai dengan Contoh : Penyedia wajib barang/jasa sesuai
harga pasar mengirim sesuai lokasi dengan kualifikasinya
penggunaan barang/jasa misal kecil dan non kecil

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri

• Menumbuhkembangkan produksi dalam negeri


• Menghidupkan industri pendukung dan bahkan
industri baru
• Membuka lebih banyak lapangan pekerjaan
• Dapat memperkuat terjadinya transfer teknologi
• Menggerakkan roda perekonomian nasional

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

3. Meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil dan


Usaha Menengah

• Penciptaan lapangan kerja, pemerataan


pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan
• Menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan UMKM menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri; dan
• Mendorong peningkatan kualifikasi UMKM

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

4. Meningkatkan Peran Pelaku Usaha Nasional

• Membatasi keikutsertaan pelaku usaha asing


• kewajiban pelaku usaha asing untuk bermitra
dengan pelaku usaha nasional.

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

5. Mendukung Pelaksanaan Penelitian Dan Pemanfaatan


Barang/Jasa Hasil Penelitian

• Mendorong proses penelitian


• Proses hilirisasi dan komersialisasi produk-produk
penelitian.

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

6. Meningkatkan Keikutsertaan Industri Kreatif

• Menggali dan mengembangkan segala potensi


yang dimiliki oleh suatu negara
• Menciptakan masyarakat yang kreatif dan inovatif
• Mengurangi tingkat kemiskinan dan jumlah
pengangguran
• Memberikan dampak sosial yang positif
• Menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan positif
• Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

7. Mendorong Pemerataan Ekonomi

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia, baik secara geografis dan demografis
melalui pemerataan pembangunan.

Pasal 4
Tujuan Pengadaan

8. Mendorong Pengadaan Berkelanjutan

• untuk mencapai nilai manfaat yang


menguntungkan secara ekonomis tidak hanya
untuk K/L/PD sebagai penggunanya tetapi juga
untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan dalam
keseluruhan siklus penggunaannya

Pasal 4
⃝ Tujuan Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


⃝ Prinsip Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Etika Pengadaan Barang/Jasa

15
Apa yang dimaksud
dengan Kebijakan ?
Kebijakan PBJ
Melaksanakan Pbj Yang
Meningkatkan Kualitas
Lebih Transparan,
Perencanaan PBJ
Terbuka Dan Efektif

Memperkuat
Kelembagaan & SDM Mengembangkan
PBJ Termasuk Agen E-marketplace
Pengadaan

Penggunaan Teknologi
Mendorong PPDN Dan
Informasi Dan Transaksi
SNI
Elektronik

mendorong
memberikan
pelaksanaan penelitian
kesempatan UMKM
dan industri kreatif;

Melaksanakan Pengadaan
Berkelanjutan
Pasal 5
Kebijakan PBJ
Memperkuat Kelembagaan dan SDM

UKPBJ
• Wajib membentuk Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)
berbentuk struktural
• SDM PBJ wajib memiliki kompetensi
dibidang pengadaan barang/jasa
Kebijakan PBJ
Mengembangkan E Marketplace PBJ

Katalog Elektronik
Toko Daring
(Nasional, Sektoral &
(Online Shop)
Lokal)

Pemilihan Penyedia
(e-tender/e-selection)

Pasal 5
Kebijakan PBJ
Menggunakan Teknologi, Informasi
serta Transaksi Elektronik

• Meningkatkan efektivitas dan


efisiensi PBJ
• Mengembangkan perekonomian
nasional dengan mengembangkan
e-marketplace

Pasal 5
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Kebijakan PBJ
Mendorong Penggunaan Barang/Jasa
Dalam Negeri dan SNI

Dalam pelaksanaan PBJ, K/L/PD wajib:


• Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam
negeri, termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional
• Dalam perencanaan pengadaan menggunakan produk dalam
negeri jika TKDN dan BMP paling rendah 40 %
• Dalam tender/seleksi memberikan preferensi harga
• Memperbanyak pencantuman produk dalam negeri dalam
katalog elektronik

Pasal 5
Kebijakan PBJ
Kesempatan kepada UMKM

• Menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha kecil


• Nilai paket pekerjaan PBJ ≤ Rp 2.5 M diperuntukkan
bagi usaha mikro dan usaha kecil, kecuali menuntut
kompetensi teknis
• Mencantumkan produk usaha kecil dalam katalog
elektronik
• Penyedia non kecil bekerjasama dengan usaha kecil
dalam bentuk kemitraan, subkontrak, atau
kerjasama lainnya

Pasal 5
Kebijakan PBJ
Mendorong Penelitian dan Industri Kreatif

Penelitian Industri Kreatif


PBJ diatur sendiri dalam Mengintegrasikan aset dan
Peraturan Menristekdikti potensi industri kreatif
Pelaksana diperluas Mendorong inovasi
Penelitian berbasis output
Meningkatkan kesadaran
sesuai kebutuhan
potensi industri kreatif
masyarakat
Apresiasi industri kreatif
Dapat lebih dari 1 tahun termasuk HAKI (hak atas
kekayaan intelektual

Pasal 5
Kebijakan PBJ
Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan

• Mengurangi barang yang bersumber fosil antara


lain mengeluarkan 13 SNI Ekolabel yang akan
diberlakukan
wajib mulai tahun 2020
• Penerapan konservasi energi dengan
pemberlakuan label tingkat hemat energi pada
peralatan listrik rumah tangga
• Pemberlakukan UMR dan jaminan kesehatan
dan keselamatan kerja

Pasal 5
⃝ Tujuan Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Prinsip Pengadaan Barang/Jasa


⃝ Etika Pengadaan Barang/Jasa

25
Prinsip Pengadaan

EFESIEN TRANSPARAN BERSAING AKUNTABEL


EFEKTIF TERBUKA ADIL

Pasal 6 26
⃝ Tujuan Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Prinsip Pengadaan Barang/Jasa

⃝ Etika Pengadaan Barang/Jasa

27
Tidak menerima, Tertib &
menawarkan/ Tanggung
menjanjikan
Jawab

Menghindari Profesional,
penyalah -
gunaan
wewenang
Etika Mandiri &
Jujur

Pengadaan
Mencegah Tidak saling
pemborosan mem-
pengaruhi

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung jawab
Interest
Pasal 7 28
Pertentangan Kepentingan (1)

Direksi, Dewan konsultan konsultan


Komisaris, atau perencana/penga- manajemen
personel inti pada was bertindak konstruksi
suatu badan usaha, sebagai pelaksana berperan sebagai
merangkap sebagai Pekerjaan Konsultan
Direksi, Dewan Konstruksi yang Perencana;
Komisaris, atau direncanakannya/
personel inti pada diawasinya, kecuali
badan usaha lain dalam pelaksanaan
yang mengikuti Pengadaan
Tender/Seleksi Pekerjaan
yang sama; Terintegrasi;

Pasal 7 29
Pertentangan Kepentingan (2)

Pengurus/Manajer PPK/Pokja beberapa


koperasi yang Pemilihan/PP baik perusahaan yang
mengikuti langsung maupun mengikuti tender/
Tender/Seleksi tidak langsung seleksi yang sama,
padaK/L/PD, yang mengendalikan dikendalikan baik
mana pengurus atau menjalankan langsung
koperasi perusahaan maupuntidak
merangkap sebagai Penyedia; langsung oleh
PA/KPA/PPK/Pokja pihak yang sama,
Pemilihan/PP; yang mana
sahamnya lebih
dari 50% dikuasai
oleh pemegang
saham yang sama.

Pasal 7 30
Peran Serta Usaha Kecil

Usaha Usaha
Mikro Kecil

Usaha kecil

Pasal 65
Peran Serta Usaha Kecil
Pengertian Usaha Mikro

• usaha produktif
• orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan
• memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.

Pasal 65
Peran Serta Usaha Kecil
Pengertian Usaha Kecil

• Usaha ekonomi produktif


• Berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang
perorangan atau badan Usaha
• bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar
• Memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Pasal 65
Peran Serta Usaha Kecil

• Menetapkan sebanyak-banyaknya paket untuk


usaha kecil tanpa mengabaikan efisiensi,
persaiangan usaha yang sehat, kesatuan sistem
dan kualitas kemampuan teknis

• Nilai paket pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa


≤ Rp 2.5 M diperuntukkan bagi usaha mikro
dan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali
menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat
dipenuhi oleh usaha kecil.

Pasal 65
Peran Serta Usaha Kecil

• Mencantumkan produk barang/jasa


usaha kecil dalam katalog elektonik

• Penyedia non kecil bekerjasama dengan


usaha kecil dalam bentuk kemitraan,
subkontrak, atau kerjasama lainnya, jika
ada usaha kecil yang memiliki kemampuan
di bidang yang bersangkutan

Pasal 65
Penggunaan Produk Dalam Negeri

Dalam pelaksanaan PBJ, K/L/D/I wajib:

Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi


dalam negeri, termasuk rancang bangun dan perekayasaan
nasional
Wajib menggunakan produk dalam negeri jika TKDN dan
BMP minimal 40 %

LKPP dan/atau K/L/PD mencantumkan produk dalam negeri


dalam katalog elektronik

Pasal 66
Penggunaan Produk Dalam Negeri

Pengadaan Barang Impor dimungkinkan dalam hal:


1. Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
2. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi
kebutuhan

Pasal 66
PREFERENSI HARGA

Preferensi harga
Hanya diberikan pekerjaan konstruksi
kepada Barang/jasa yang dikerjakan oleh
dalam negeri dengan kontraktor nasional
TKDN ≥25% adalah 7.5% di atas
harga penawaran
terendahdari
Barang produksi kontraktor asing
dalam negeri
tercantum dalam Pengadaan Preferensi harga untuk
Daftar Inventarisasi Barang/Jasa barang produksi dalam
Barang/Jasa bernilai > Rp 1 M negeri maksimal 25%

Pasal 67
Rumus Perhitungan HEA

HEA = (1−KP )× HP
HEA = Harga Evaluasi Akhir
KP = Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) x Preferensi tertinggi
KP = Koefisien Preferensi
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik

Tidak mengubah harga


Pada HEA yang sama, pemilik penawaran, tetapi HEA dapat
TKDN terbesar menjadi pemenang merubah urutan peringkat
pemenang pelelangan/seleksi

Pasal 67
Pengadaan Berkelanjutan

Pasal 68 40
Pengadaan Berkelanjutan

Aspek Lingkungan
Aspek Ekonomi Aspek Sosial
Hidup
• biaya produksi • pemberdayaan • pengurangan
barang/jasa usaha kecil dampak negatif
sepanjang usia • jaminan kondisi terhadap kesehatan
barang/jasa kerja yang adil • kualitas udara
tersebut; • pemberdayaan • kualitas tanah
komunitas/usaha • kualitas air
lokal • menggunakan SDA
• kesetaraan, dan sesuai dengan
• keberagama ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.

Pasal 68 Pasal 68 41
Pelaksanaan Pengadaan Berkelanjutan

PA/KPA • merencanakan dan menganggarkan

Pokja
Pemilihan/ • spesifikasi teknis/KAK dan
PP/agen
pengadaan rancangan kontrak

PPK • Dokumen Pemilihan

Pasal 68 42
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa
V . 2 0 1 8

43

Anda mungkin juga menyukai