1. Cacing Dewasa Ukuran jantan : 2-5 mm x 0,1-0,2 mm, betina : 8-13 mm x 0,3-
0,5 mm. Mulut simple 3 bibir yang mengelilinginya. Ujung anterior dan posterior
runcing. Pada ujung posterior jantan : melingkar tajam ke ventral. Pada betina
ujung posteriornya berbentuk sebagai ekor, lurus, dan runcing.
2. Telur Bentuk asimetris, salah satu sisi datar. Ukuran 50-60 mikron x 20-32
mikron. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan albuminous bersifat mechanical
protection, lapisan dalam berupa membran yang berupa lemak berfungsi sebagai
chemical protection. Didalam telur selalu terdapat bentuk larvanya. Dalam keadaan
lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. B. Klasifikasi Cacing Kremi Cacing
kremi (Enterobius vermicularis) hidup dalam usus besar manusia, panjang tubuh
antara 9-15mm. Pada saat bertelur, cacing menuju anus untuk memperoleh oksigen
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Gerakan cacing ini dapat menyebabkan rasa
gatal di bagian anus. Tubuh yang terkena infeksi cacing ini dapat mengandung
5000 cacing. Contoh: Oxyuris equi pada dubur kuda
Oxyuris equi pada dubur keledai Ø Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum:
Nematoda Kelas: Secernentea Upakelas: Spiruria Ordo: Oxyurida Famili:
Oxyuridae Genus: Enterobius Species : a. Enterobius vermicularis (Linnaeus,
1758) b. Enterobius anthropopitheci (Gedoelst, 1916) c. Enterobius gregorii
(Hugot, 1983) (disputed). C. Siklus Hidup Habitat cacing dewasa biasanya di
rongga sekum usus besar dan diusus halus yang berdekatan dengan rongga sekum.
Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000
15.000 butir telur, bermigrasi kedaerah perianal untuk bertelur dengan cara
kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga
jarang ditemukan di dalam tinja. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6
jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan
udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Kopulasi
cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah
kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur. Infeksi cacing kremi terjadi bila
menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas didaerah perianal
bermigrasi kembali keusus besar. Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di
duedenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di
yeyunum dan bagian atas ileum. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya,
mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang
bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan.
Mungkin hanya berlangsung selama 1 bulan karena telur-telur cacing dapat
ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan. Infeksi
cacing kremi dapat sembuh sendiri (sel limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa
pengobatan infeksi dapat berakhir. D. Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Cacing
Kremi Penderita cacingan akibat terjangkit cacing kremi ini biasanya baru akan
merasakannya setelah menelan telur cacing kremi sekitar 2 sampai 6 minggu
karena proses menetasnya telur untuk menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu
yang cukup lama. Penyakit akibat cacing kremi dikenal dengan Enterobiasis
sebagaimana nama latin cacing kremi yaitu Enterobious vermicularis. Cacing
kremi yang telah menetas di
usus halus dan menjadi dewasa pergi ke usus besar kemudian ke anus untuk
bertelur. Pada saat inilah terdapat sensasi rasa gatal yang terasa karena perpindahan
cacing tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada waktu malam hari ketika penderita
tertidur. Setelah bertelur, dia akan masuk kembali ke usus besar. Karena mungkin
gak tahu jalan, cacing ini sering nyasar(^_^). Bukannya kembali ke usus besar,
malah masuk ke liang vagina jika penderita adalah wanita. Akibatnya, korban akan
mengalami keputihan karena cacing kremi. Pada kejadian ini,timbul gejala selain
rasa gatal, juga adanya lendir keruh dan kental berwarna sedikit kekuningan seperti
susu yang terkadang berbusa. Keputihan ini dapat diderita anakanak perempuan
(balita sampai anak besar). Sebab itu kalau ada anak perempuan mengeluh di
daerah vagina terasa gatal dan mengeluarkan lendir kekuningan, segeralah
periksakan ke dokter. Mungkin penyebabnya cacing kremi. Dibawah ini adalah
tanda-tanda seseorang dihinggapi cacing kremi, antara lain:
1. Rasa gatal di daerah anus Seperti disebutkan diatas, cacing kremi betina
mengeramkan telurnya di tempat yang lengket dan kotor. Anus adalah tempat yang
paling cocok untuk hal tersebut. Anus juga merupakan tempat yang nyaman bagi
telur-telur cacing hingga mereka menetas. Rasa gatal dapat dideskripsikan sebagai
rasa menggelitik, ada yang merayap atau sensasi sakit yang halus.
2. Tidak bisa tidur atau insomnia Ini adalah salah satu tanda-tanda infeksi cacing
karena banyaknya kegiatan di dalam usus maupun anus ketika seharusnya seluruh
anggota badan beristirahat(karena aktifitas cacing kremi dilakukan pada malam
hari saat tidur). Hal ini tentu membuat otak mengirimkan sinyal untuk merespon
kegiatan cacing, termasuk dengan menggaruk untuk menghilangkan rasa gatal di
anus.
3. Nafsu makan menurun Aktivitas cacing dalam tubuh akan mengakibatkan nafsu
makan seseorang menjadi turun drastis. Biasanya ini terjadi pada anak-anak. Jika
dibiarkan secara jangka panjang dapat menyebabkan penyakit thypus.
4. Dapat menyebabkan radang vulva dan Vagina Cacing ini tidak memiliki dampak
buruk yang berarti saat menjangkiti pria jika langsung diobati dengan benar dan
bergaya hidup bersih. Sedangkan bagi kaum wanita, cacing ini bisa menjadi
musibah karena dapat menyebabkan radang pada vulva dan vagina. Seperti
dijelaskan di atas,cacing ini dapat masuk ke liang vagina melalui vulva dan
menyebabkan vulvovaginitis atau peradangan pada daerah vagina. Hal ini dapat
dijadikan sebuah peringatan bagi wanita untuk membersihkan daerah
kewanitaannya dengan baik dan teratur. Ø Gejala lain yang dapat dirasakan oleh
penderita infeksi cacing kremi adalah : Berat badan menurun Aktivitas meningkat
Sering mengompol Cepat marah Sulit tidur.
E. Gejala Penyakit Akibat Cacing Kremi Entrobiasis relatif tidak berbahaya, jarang
menimbulkan lesi yang berarti. Gejala klinis yang menonjol disebabkan iritasi
disekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang bermigrasi
kedaerah anus dan vagina sehingga menyebabkan pruritus lokal.. Oleh karena
cacing bermigrasi kedaerah anus dan menyebabkan pruritus ani maka penderita
menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk disekitar anus. Keadaan
ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan
menjadi lemah. Kadang-kadang cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus
bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus dan hidung sehingga menyebabkan
gangguan didaerah tersebut. Cacing betina gravid mengembara dan dapat
bersarang di vagina dan di tuba falopi sehingga menyebabkan radang disaluran
telur. Cacing sering ditemukan diapendiks tetapi jarang menyebabkan appendisitis.
Beberapa gejala karena infeksi cacing Enterobiasis vermicularis dikemukakan oleh
beberapa penyelidik yaitu kurang nafsu makan, berat badan turun, aktifitas
meninggi, enuresis, cepat marah, gigi menggeletak, insomnia dan masturbasi,
tetapi kadang sukar untuk membuktikan hubungan sebab dengan cacing kremi.
Infeksi cacing kremi ringan dengan hanya sejumlah kecil cacing dewasa dalam
tubuh tidak ada gejala. Gejala-gejala muncul dengan moderat atau infeksi berat.
Beberapa minggu setelah menelan telur cacing kremi, cacing betina dewasa
bermigrasi dari usus ke daerah sekitar anus, di mana mereka bertelur. Migrasi
biasanya terjadi pada malam hari. Ø Migrasi ini menyebabkan: - Gatal-gatal di
daerah anal atau vaginal - Insomnia, lekas marah dan gelisah - Gejala saluran
pencernaan yang samar-samar, seperti sebentar-sebentar sakit perut dan mual Ø
Gejala umum terjangkiti oleh cacing kremi biasanya pada bagian dubur terasa
gatal, berat badan penderita menurun, terkadang juga mengalami diare. Apabila
gejala tersebut sudah nampak jangan menggaruk dubur yang gatal dengan jari
karena bila lecet dapat mengakibatkan infeksi. Hindari makan makanan berlemak,
kemudian olesi pada sekitar dubur dengan minyak zaitun atau air garam. Ø Gejala
lainnya berupa: - Rasa gatal hebat di sekitar anus - Rewel (karena rasa gatal dan
tidurnya pada malam hari terganggu) - Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal
yang timbul pada malam hari ketika cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus
dan menyimpan telurnya disana) - Nafsu makan berkurang, berat badan menurun
(jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada infeksi yang berat) - Rasa gatal atau iritasi
vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke dalam vagina) - Kulit
di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya
dilekatkan Scotch adhesive tape. Bila adhesive tape ini ditempelkan di daerah
sekitar anus, telur cacing akan menempel pada perekatnya. Kemudian adhesive
tape diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan
mikroskopik. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan 3 hari berturut-turut. H.
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Cacing Kremi Infeksi keremi ringan
atau mereka yang tanpa gejala tidak membutuhkan pengobatan. Jika seseorang
memiliki gejala, perlu obat anti-parasit. Untuk gejala infeksi, obat-obatan hampir
selalu efektif dalam menghilangkan parasit. Karena anak-anak begitu mudah
menyebar cacing kremi kepada keluarga mereka, dokter akan meresepkan obat
untuk seluruh anggota keluarga mencegah agar terhindar dari infeksi dan reinfeksi.
Cara terbaik untuk menghindari penyakit cacingan adalah dengan upaya
pencegahan berupa melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, karena walau
bagaimanapun upaya pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Menjaga
kebersihan perorangan berperan penting untuk pencegahan penyakit ini, antara lain
dengan : Kuku hendaknya selalu dipotong pendek Tangan hendaknya selalu dicuci
sebelum makan Makanan sebaiknya dihindarkan dari debu dan tangan yang
mengandung parasit Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti
setiap hari. Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi cacing kremi, sebaiknya
pengobatan diberikan kepada seluruh keluarga, agar penyebaran cacing ini dapat
dihentikan secara menyeluruh. Seluruh anggota keluarga sebaiknya diberi
pengobatan bila ditemukan salah seorang anggota mengandung cacing kremi. Obat
piperazin dosis tunggal 3-4 gram (dewasa) atau 25 mg/kg berat badan (anak-anak),
sangat efektif bila diberikan pagi hari diikuti minum segelas air sehingga obat
sampai ke sekum dan kolon. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual dan
muntah. Obat lain yang juga efektif adalah pirantel pamoat dosis 10 mg/kg berat
badan atau mebendazol dosis tunggal 100 mg atau albendazol dosis tunggal 400
mg. Mebendazol efektif terhadap semua stadium perkembangan cacing kremi,
sedangkan pirantel dan piperazin dosis tunggal tidak efektif terhadap stadium
muda. Pengobatan sebaiknya diulang 2-3 minggu kemudian. Pengobatan secara
periodik memberikan prognosis yang baik. Infeksi cacing kremi dapat
disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit mebendazole,
albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah
harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang
kepada yang lainnya. Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep
anti gatal ke daerah sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari. Meskipun telah diobati,
sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus
dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan
mainan anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang
tersisa. Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
infeksi cacing kremi adalah : Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air
besar Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku Mencuci seprei minimal 2
kali/minggu Mencuci jamban setiap hari Menghindari penggarukan daerah anus
karena bisa mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang
dipegang/disentuhnya Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut Ø
Pengobatan Tradisional Cacing Kremi Cacing kremi biasanya dialami oleh anak-
anak yang kurang menjaga kebersihan tangannya ketika ingin makan sesuatu.
Penularan penyakit ini juga bisa dikatakan sangat cepat, karena proses
penularannya sangat gampang sekali. Apalagi jika Anda tinggal ditepi sungai yang
airnya tercemar oleh bekas kotoran manusia, akan lebih mudah terkena penyakit
ini. Adapun Gejala dari penyakit ini adalah sebagai berikut :
A. Kesimpulan
3. Siklus hidup atau habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum usus besar
dan diusu halus yang berdekatan dengan rongga sekum.
4. Gejala penderita penyakit akibat cacing kremi yaitu gatal-gatal di daerah anal
atau vaginal, Insomnia lekas marah dan gelisah, gejala saluran pencernaan yang
samar-samar, seperti sebentar-sebentar sakit perut dan mual.
B. Saran
1. Keluarga disarankan untuk dapat menjaga dan berperilaku hidup sehat dan
bersih Agar anak anaknya terhindar dari infeksi cacing terutama cacing Enterobius
Vermicularis
di vagina dan di tuba Fallopii [saluran telur dari organ reproduksi wanita] sehingga
menyebabkan radang di saluran telur. Cacing pinworm atau kremi sering
ditemukan di apendiks, namun jarang menyebabkan infeksi pada apendiks atau
disebut apendisitis. Beberapa gejala dan tanda lain karena infeksi cacing kremi atau
enterobiasis yang dikemukaan oleh para peneliti dan para ahli antara lain kurang
nafsu makan, berat badan menurun, aktivitas meninggi, enuresis [mengompol],
cepat marah. gigi menggertak, insomnia atau gangguan tidur dan masturbasi, tetapi
kadang-kadang sukar untuk membuktikan hubungan sebab dengan cacing
kremi/enterobius vermicularis. Diagnosis Penyakit Enterobiasis Infeksi cacing
kremi sering diduga pada anak yang menunjukkan rasa gatal di sekitar anus pada
waktu malam hari. Diagnosis pasti dibuat apabila dalam pemeriksaan ditemukan
telur dan cacing Enterobius vermicularis. Telur cacing pinworm dapat diambil
dengan mudah dengan menggunakan alat "anal swab" yang ditempelkan di sekitar
anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan sebelum menuci
pantat (cebok). Pemeriksaan dengan alat “anal swab" adalah menggunakan suatu
alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya dilekatkan "Scotch
adhesive tape". Apabila "adhesive tape" ini ditempelkan pada daerah sekitar anus,
maka telur cacing kremi akan menempel pada perekatnya. Kemudian "adhesive
tape" diratakan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit reagen toluol. Untuk
diagnosis pasti, sebaiknya pemeriksaan anal swab dilakukan tiga hari secara
berturut-turut. Pengobatan dan Prognosis/Akhir Penyakit Cacing Kremi Apabila
ditemukan dalam salah satu keluarga terinfeksi oleh parasit cacing kremi, maka
sebaiknya seluruh anggota keluarga diberi pengobatan untuk infeksi enterobiasis
oleh cacing Enterobius vermicularis. Pada umumnya dokter memberikan
pengobatan berupa obat cacing kremi yaitu seperti piperazin. Pengobatan cacing
kremi dengan piperazin sangat efektif bila diberikan pada waktu pagi dan setelah
minum obat kemudian minum segelas air sehingga obat sampai ke sekum dan
kolon. Obat cacing kremi yang lain yang diberikan dokter seperti Pirvinium
pamoat juga efektif untuk mengobati cacing kremi. Efek samping dari pengobatan
ini mungkin dapat terjadi mual dan muntah. Obat lain yang juga dapat diberikan
sebagai pengganti kedua obat cacing di atas ialah tiabendazol. Dikatakan oleh para
ahli bahwa mebendazol dan pirvinium adalah obat cacing kremi yang efektif
terhadap semua stadium perkembangan dari cacing Enterobius vermicularis,
sedangkan pirantel dan piperazin yang diberikan dalam dosis tunggal tidak efektif
terhadap stadium muda cacing pinworm Pengobatan cacing kremi yang dilakukan
secara periodik yang artinya terus menerus dan berkelanjutan dapat memberikan
hasil prognosis yang baik.