Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan
/atau perbedaan dalam gambar dari uraian ini. Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/ Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Penyedia tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.

1.3. SARANA KERJA


Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dan tempat
kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi
peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat
penyimpanan bahan/ material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang
dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.

1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


1.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada dalam
buku Uraian Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana/ Pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi. Setelah Pengawas berunding terlebih dahulu
dengan Perencana, ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor
untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

1.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/
terpasang.

1.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang pakai dan dijadikan pegangan Kontraktor
wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana.

1.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan/atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik
segi biaya maupun waktu.

1.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar –
gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar – gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.

Spesifikasi Teknis 1
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas Konstruksi dan Direksi setiap
saat sampai dengan serah terima ke satu. Setelah serah terima ke satu, dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

1.5 GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN CONTOH-CONTOH


1.5.1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi,
jadwal, brosur, atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub Kontraktor, Supplier atau
Produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.

1.5.2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan bahan,
kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai lebih
dahulu.

1.5.3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera
semua gambar- gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap
perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

1.5.4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh


dianggap Kontraktor meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh-contoh tersebut
dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.

1.5.5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-
gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.

1.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan
menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai
disetujui.

1.5.7. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh


tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan Dokumen
Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak dilaksanakan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas.

1.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang
harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

1.5.9. Gambar-gambar pelaksanaan ( As Built Drawing ) atau contoh-contoh harus dikirimkan


kepada Konsultan Pengawas. Dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau Telah Diperiksa Dengan
Perubahan” atau” Ditolak” .

1.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah
jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan
diperlukan sama seperti butir diatas.

1.5.11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan
Pengawas.

Spesifikasi Teknis 2
1.5.12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada
Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan Kontraktor.

1.6 JAMINAN KUALITAS

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Sebelum mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah terselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.7 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN.

1.7.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
1.7.1.1 Peraturan Pemerintah Daerah setempat
1.7.1.2 Keputusan Presiden Nomor Perpres No. 54 Th. 2010 dan perubahannya
1.7.1.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan Indonesia.
1.7.1.4 Standarisasi Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (
SK SNI T-15-1991-03 )
1.7.1.5 Perturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPI 1983 )
1.7.1.6 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
1.7.1.7 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 diterbitkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia.
1.7.1.8 Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
1.7.1.9 Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN/ PENDAHULUAN

2.1. PEMBERSIHAN LOKASI PROYEK


2.1.1 Lapangan terlebih dahulu dibersihkan dari rumput, semak, akar pohon.
2.1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

2.2. PENGUKURAN LOKASI PROYEK


2.2.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang mudah ditera kebenarannya.
2.2.2 Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Perencana/ Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
2.2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat waterpass/ Theodolith
yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
2.2.4 Kontraktor harus menyediakan waterpass/ Theodolith beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan.
2.2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh perencana /pengawas.
2.2.6 Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor

Spesifikasi Teknis 3
2.3. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)
2.3.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 meter satu
sama lain.
2.3.2 Papan patok diukur dibuat dari kayu meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya (waterpass)
2.3.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh perencana/ pengawas.
2.3.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari as pondasi terluar.
2.3.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada
perencana/ pengawas.
2.3.6 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.4. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


2.4.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa dilokasi proyek
atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-
bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk persetujuan
perencana/ pengawas.
2.4.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan pengawas.
Daya listrik juga disediakan untuk suplai kantor Konsultan Pengawas.

2.5. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


2.5.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extingusher) YAMATO lengkap dengan isinya

2.6. KANTOR KONSULTAN PENGAWAS ( DIREKSI KEET )


2.6.1 Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu, dinding
triplex dicat, penutup asbes gelombang, lantai rabat di finish acian, diberi pintu/ jendela
secukupnya untuk sirkulasi udara & pencahayaan. Letak kantor Konsultan Pengawas harus
cukup dekat dengan kantor Kontraktor tapi terpisah.

Perlengkapan- perlengkapan kantor Konsultan Pengawas yang harus disiapkan Kontraktor


- meja rapat lengkap dengan kursi.
- meja tulis
- meja gambar
- lemari Dokumen lengkap dengan kunci
- white board
- komputer tipe Pentium komplit
- sepeda motor ( sewa/ beli) untuk transportasi

Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan bak air
bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
Alat- alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh
Direksi Lapangan adalah :
- alat ukur schuifinaat
- alat ukur optik (theodolit / waterpass)
- komputer

2.7. KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA


2.7.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan disesuaikan dengan
kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi
dengan pemadam kebakaran.

Spesifikasi Teknis 4
2.7.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan
yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur

2.8. PAPAN NAMA PROYEK


2.8.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor , Sumber Dana & Tahun
Anggaran.
2.8.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan Konsultan
Pengawas.

Pasal 3
PEKERJAAN BONGKARAN

3.1. PEKERJAAN BONGKARAN


3.1.1 Pekerjaan pembongkaran harus dikerjakan lebih dahulu sebelum Kontraktor memulai
pekerjaan. Bangunan lama yang ada di tempat yang akan dijadikan lokasi dibongkar dan
material bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi proyek / diletakkan sesuai dengan
koordinasi pihak pemilik bangunan / owner. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi proyek harus
bersih dari semua sisa –sisa material bongkaran.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

4.1. PEKERJAAN GALIAN


4.1.1 Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan / digali dan semua sisa-sisa tanaman seperti
akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya harus dihilangkan.
4.1.2 Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum Kontraktor
memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya sesuai
dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan
persetujuan pengawas.
4.1.3 Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti sampah-
sampah, tonggak bekas lubang dan sumur, lumpur, pepohonan dan semak-semak.
Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil lumpur / tanahnya yang
lembek.
Pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas.
Tunggak-tunggak pohon dan akar - akar nya harus dibersihkan dan disingkirkan sampai habis.
Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari
daerah pembangunan oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk pengawas.

4.2. PEKERJAAN GALIAN PONDASI


4.2.1. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesui peil-peil yang
tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas- bekas pondasi bangunan lama,
jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan dibuang.
4.2.2. Apabila ternyata terdapat pondasi lama, pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung
jawab atas segala kerusakan- kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
4.2.3. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka Kontraktor harus
mengisi/ mengurug daerah galian tersebut dengan bahan- bahan pangisian untuk pondasi
sesuai dengan spesifikasi teknis .
4.2.4. Kontraktor harus menjaga agar lubang- lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran
tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari

Spesifikasi Teknis 5
genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi teknis.
4.2.5. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug
kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi standar sebagai tanah urug.

4.3. PEKERJAAN URUGAN


4.3.1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.
4.3.2. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm material
lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan.
4.3.3. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan
dipadatkan dengan alat- alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm
material lepas dan dipadatkan dengan mesin stemper.
4.3.4. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah ± 10
mm terhadap kerataan yang ditentukan.

4.4. PEKERJAAN PENGURUGAN PASIR


4.4.1. Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai dengan gambar
dengan tebal = 10 cm.
4.4.2. Pengurugan pasir untuk urugan dibawah lantai dengan ketebalan pengurugan sesuai dengan
gambar dengan tebal = 5 cm.
4.4.3. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-potongan bahan
keras

4.5. PEMBUANGAN MATERIAL HASIL GALIAN


4.5.1. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab Kontraktor. Material hasil galian
harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 X 24 jam, sehingga tidak mengganggu
penyimpanan material lain.
4.5.2. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian- bagian
yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang
keluar site atau tempat lain atas persetujuan pengawas.

Pasal 5
PEKERJAAN AANSTAMPENG

5.1. Lingkup Pekerjaan


5.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik
5.1.2. Pekerjaan Aanstampeng ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.

5.2. Contoh bahan


5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan material batu
kali/ gunung, pasir untuk mendapat persetujuan dari pengawas.
5.2.2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh pengawas akan dipakai sebagai standar/ pedoman
untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site
5.2.3. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui oleh
Pengawas.

Spesifikasi Teknis 6
5.3. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
5.3.1. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering , tidak lembab dan bersih.
5.3.2. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
5.3.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan

5.4. Syarat pengamanan Pekerjaan.


5.4.1. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, anstampeng harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
5.4.2. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
5.4.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.5. BAHAN /PRODUKSI


5.5.1. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
5.5.2. Batu Kali/ Gunung
Batu Kali/ Gunung yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI’71.
5.5.3. Air
Air yang digunakan harus tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam , alkali, dan
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu,
Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

5.6. PELAKSANAAN
5.6.1. Batu kali/Gunung digunakan untuk Aanstampeng harus batu pecah, sudut runcing , berwarna
abu-abu hitam, keras dan tidak porous.
5.6.2. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil- profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi
5.6.3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 5 cm disiram dan
diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80 % compacted.
5.6.4. Pasangan Aanstampeng dilakukan dengan menata Batu Kali/ Gunung dan diisi dengan pasir
urug serta dipadatkan, ukuran aanstampeng disesuaikan gambar rencana yang telah dibuat
oleh konsultan perencana.

Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

6.1. Lingkup Pekerjaan


6.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik
6.1.2 Pekerjaan pondasi batu kali/ Gunung ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.

6.2. Contoh bahan


6.2.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh bahan material batu
kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari pengawas.
6.2.2 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh pengawas akan dipakai sebagai standar/ pedoman
untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site
6.2.3 Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui oleh
Pengawas.

Spesifikasi Teknis 7
6.3. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
6.3.1 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering , tidak lembab dan bersih.
6.3.2 Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
6.3.3 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan
6.4. Syarat pengamanan Pekerjaan.
6.4.1 Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
6.4.2 Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
6.4.3 Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.5. BAHAN /PRODUKSI
6.5.1 Semen Portland
Yang digunakan harus dari terbaik, terdiri dari satu jenis merek dagang atau atas persetujuan
pengawas. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak diperkenankan untuk
digunakan
6.5.2 Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya
6.5.3 Batu Kali/ Gunung
Batu Kali/Gunung yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI’71
6.5.4 Air
Air yang digunakan harus tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam , alkali, dan
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu,
Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

6.6. PELAKSANAAN
6.6.1 Batu kali/gunung digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing , berwarna abu-abu
hitam, keras dan tidak porous.
6.6.2 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil- profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi
6.6.3 Pondasi batu kali/gunung menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 6 Pasir pasang
untuk pasangan pondasi yang tertanam dan tidak berhubungan dengan air. Adukan harus
mengisi rongga diantara batu kali/gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga/ tidak rapat.

Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


7.1.1 Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
7.1.2 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan bagian dalam dan luar serta disebutkan dalam gambar.

7.2 Penggunaan adukan plesteran


7.2.1 Adukan 1 PC : 3 Ps dipakai untuk plesteran rapat air/kedap air
7.2.2 Adukan 1 PC : 6 Ps dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
7.2.3 Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC

Spesifikasi Teknis 8
7.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
7.3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk Direksi, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
7.3.2 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitektur
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan
bentuk profilnya.
7.3.3 Campuran adukan perekat pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
7.3.3.1 Untuk bidang kedap air , beton , pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai
untuk kamar mandi , wc/ toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1
Pc : 3 Ps.
7.3.3.2 Untuk bidang dinding gedung diperlukan plesteran campuran 1Pc : 6 Ps.
7.3.3.3 Plesteran harus dipakai campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen , acian dapat dikerjakan sesudah plesteran kering benar , Semua jenis
adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum kering .
7.3.4 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
7.3.5 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa – sisa bekesting
kemudian diketrek terlebih dahulu dan semua lubang – lubang bekas pengikat bekesting harus
tertutup adukan plester
7.3.6 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishing dengan
cat dipakai plesteran halus ( acian diatas permukaan plesterannya ).
7.3.7 Semua bidang yang akan menerima finishing permukaannya diberi alur – alur garis horisontal
atau diketrek untuk memberi ikatan yang baik terhadap bahan finishingnya kecuali untuk
menerima cat
7.3.8 Sebelum memulai pekerjaan plesteran pasangan harus dikepalai terlebih dahulu & dibuat
setiap jarak 1 meter dipasang tegak .
7.3.9 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan
dalam gambar , atau sesuai dengan peil – peil yang diminta gambar . Tebal plesteran minimum
1,5 cm , ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat
daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Perencana/Pengawas
7.3.10 Untuk setiap permukaan jarak yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar
harus diberi naat dengan ukuran lebar 0.7 cm, dalamnya 0.5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain
di dalam gambar.
7.3.11 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 mm. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
7.3.12 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
7.3.13 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.
7.3.14 Selama pemasangan dinding batu bata/ beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
7.3.15 Tidak dibenarkan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran betul – betul kering.

Spesifikasi Teknis 9
Pasal 8
PEKERJAAN BETON

8.1. SEMEN
8.1.1 Semua semen yang digunakan adalah Semen Portland lokal dengan Semen Gresik /Semen
Bosowa.
Syarat-syarat :
- Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.
8.1.2 Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/ merek semen untuk suatu konstruksi / struktur yang
sama ), dalam keadaan baru atau asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.
8.1.3 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima keadaan zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat , dan harus disimpan digudang
yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m atau maksimum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
8.1.4 Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membantu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui tes lagi. Bahan yang
telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 X 24 jam.

8.2. AGREGAT
8.2.1. Semua pemakaian koral (kerikil) , batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Tidak mudah hancur (tetap keras) tidak porous.
- Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan tanah / tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya)
8.2.2. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran gradasi seragam,dan
apabila lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan pengawas.
8.2.3. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
8.2.4. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agresi tersebut disupplai, maka kontraktor
diwajibkan untuk memberitahukan kepada pengawas.
8.2.5. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori

8.3. AIR
8.3.1. Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme
yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
8.3.2. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

8.4. BESI BETON (STEEL REINFORMCEMENT)


8.4.1. Semua besi yang digunakan harus memenuhi syarat- syarat :
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 –1971)
- Bebas dari kotoran- kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya)
- Dari jenis baja dan mutu U24 dan U 32 (ulir)
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
8.4.2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan perencana/ pengawas.

Spesifikasi Teknis 10
8.4.3. Besi beton harus disuplai dari satu sumber (manufaktur) atau dengan persetujuan pengawas
untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang digunakan setara HIJ / Krakatau Steel.
8.4.4. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan
pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai
kerja atau papan acuan.
Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling
atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang
tepat.
8.4.5. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam itu harus
mendapat persetujuan perencana/ pengawas.
8.4.6. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis (RKS) di atas, harus dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis
dari pengawas, dalam waktu 2 X 24 jam.

8.5. ADMIXTURE
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk
maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh
pengawas/Perencana.

8.6. MUTU BETON


8.6.1. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang ditentukan dalam rencana
anggaran biaya (RAB) dan gambar.
8.6.2. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya
kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya
pengendapan (Segregation) dari agregat.
8.6.3. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (Trial Mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan beton yang baru dimulai.
8.6.4. Adukan beton yang dibuat setempat (Site Mixing)
Adukan beton harus memenuhi syarat- syarat :
- Semua diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume
- Pasir diukur menurut volume
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit setelah semua bahan berada
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton baru dimulai
8.6.5. Adukan Beton
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2 atau SK SNI T-15-1991-03 ,
Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar.
- Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol daya
kerjanya, sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya
pengendapan (segregasi ) dari agregat.
Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam peraturan Beton Indonesia (NI.2-
1971) atau SK SNI T-15-1991-03
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan
untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya
dan harus mendapat persetujuan pengawas.
8.6.6. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai
dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum
0.55 harus memakai plasticizer dengan bahan additive.

Spesifikasi Teknis 11
8.6.7. Beton Konstruksi Khusus
Beton konstruksi khusus yang dimaksud adalah beton-beton yang membutuhkan ketepatan
dalam bermacam hal misalnya ukuran, sistem penulangan tarik / tekan, penyambungan untuk
jepit, sendi, roll dan sebagainya menggunakan beton Readymix dengan kuat tekan beton K-
275 atau sesuai dengan rencana Anggaran biaya ( RAB ) dan gambar dan dibuktikan dengan
tes kubus atau tes silinder di laboratorium beton.
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar dalam pelaksanaan tidak terjadi kesalahan atau
pembongkaran sehingga pekerjaan berjalan dengan baik

8.7. TEST KUBUS BETON (PENGUJIAN MUTU BETON).


8.7.1. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5 M3 dengan minimum
satu benda uji setiap hari. Sesuai dengan PBI 1971 N1-2 atau SK SNI T-15-1991-03 dan
nomer urut yang menerus.
8.7.2. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dengan segala arah, dan memenuhi
syarat-syarat dalam peraturan beton Indonesia (NI.2-1971) atau SK SNI T-15-1991-03
8.7.3. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 X 15 X 15 cm3. Pengambilan adukan beton
percetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan. Prosedurnya harus
memenuhi syarat - syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2 –1971) atau benda uji
silinder diameter 15 cm tinggi 30cm sesuai SK SNI T-15-1991-03
8.7.4. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang dapat menunjukkan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.
8.7.5. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, bab 4.7 termasuk juga
pengujian-pengujian tekanan.
Jika beton tidak memenuhi syarat - syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak
memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat
pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti
prosedur –prosedur PBI, untuk perbaikan.
8.7.6. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab
kontraktor
8.7.7. Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang dan disetujui
pengawas.
8.7.8. Semua kubus coba jika perlu harus diserahkan kepada pengawas segera sesudah selesai
percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran dengan mencantumkan besarnya
kekuatan karakteristi, deviasi standard, campuran adukan berat kubus benda uji tersebut dan
data-data lain yang diperlukan.
8.7.9. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang
ditunjukkan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka pengawas berhak
meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan - percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan mengadakan percobaan (destruktif)
Percobaan - percobaan ini harus memenuhi syarat- syarat dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (NI.2 –1971)
Apabila gagal maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan peraturan beton
8.7.10. Slump beton berkisar antara 8 cm sampai 10 cm

8.8. CETAKAN BETON/ BEKISTING


8.8.1. BAHAN
8.8.1.1. Bekisting beton biasa (non ekspose)
8.8.1.1.1. Plywood t = 12 mm untuk beton expose dan beton struktur atau
papan begesting kayu meranti / kayu lokal 2/20 untuk beton-beton
praktis.
8.8.1.1.2 Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan
dan cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak
ketika dilakukan pengecoran.

Spesifikasi Teknis 12
8.8.1.2. Form Release Agent : minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak
menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan
maupun warna bahan finishing permukaan beton.

8.8.2. PELAKSANAAN
8.8.2.1 Pemasangan bekisting
7.8.2.1.1 Tentukan jarak, level dan pusat/as dimensi struktur sebelum memulai
pekerjaan.
Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai gambar.
8.8.2.1.2 Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing) sesuai
dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa
dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keseluruhan dan dimensi.
8.8.2.1.3 Hubungan - hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus
dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau
kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini
harus diusahakan seminimal mungkin.
8.8.2.1.4 Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada
kedua sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi
harus atas seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori
bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
8.8.2.1.5 Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang
struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan
pemeriksaan dan persetujuan dari direksi
8.8.2.1.6 Pada bagian-bagian yang tidak terlihat, tambahkan pinggulan-
pinggulan (chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan
horisontal ) dari balok, kolom dan dinding
8.8.2.1.7 Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
a. Deviasi garis vertikal dan horisontal
- 6 mm, pada jarak 3000 mm.
- 10 mm, pada jarak 6000 mm.
- 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih
b. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/ balok,
ketebalan plat ; 6 mm
8.8.2.1.8 Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak
terkena bahan pelepas acuan ; bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih.
8.8.2.1.9 Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran
beton
8.8.2.2 Kontrol Kualitas
8.8.2.2.1 Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai
dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya
guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting dan bagian-bagian lainnya aman.
8.8.2.2.2 Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah
dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan
pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting yang
telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
8.8.2.3 Pembersihan
8.8.2.3.1 Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-
benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan
puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan
air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang

Spesifikasi Teknis 13
masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah
mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
8.8.2.3.2 Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standar yang
berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau
ketidakseimbangan beban yang terjadi pada struktur.
8.8.2.3.3 Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar
peralatan –peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak
permukaan beton.
8.8.2.3.4 Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah
dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan
perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton
tidak mengalami kerusakan.
8.8.2.3.5 Dimana diperlukan perkuatan – perkuatan pada komponen –
komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat
pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan.
konstruksi di lantai-lantai atasnya bisa dilanjutkan
Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah
beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day
comprehensive strength) yang diperlukan
8.8.2.3.6 Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton,
tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

8.9. PENGECORAN BETON


8.9.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian -bagian utama
dari pekerjaan Kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan
persetujuan. Jika tidak ada persetujuan, maka Kontraktor dapat diperintahkan untuk
penyingkiran / membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan , atas biaya
Kontraktor sendiri.
8.9.2 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa –sisa adukan yang mengeras.
8.9.3 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa dan medapatkan persetujuan pengawas.
8.9.4 Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain ) dan
dibasahi dengan air semen.
8.9.5 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
8.9.6 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan fibrator
yang sudah disediakan oleh pihak kontraktor.
8.9.7 Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/ tanpa henti). Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga
adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
8.9.8 Pada penyambungan, beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih dahulu
harus dibersihkan dan dikasarkan.
Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan 1 hari, beton lama disiram
dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa.
Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk penyambungan
beton lama dan beton baru
8.9.9 Tempat di mana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan pengawas.

Spesifikasi Teknis 14
8.10. CURING DAN PERLINDUNGAN ATAS BETON

8.10.1 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
8.10.2 Curing dengan cara konvensional bisa dilakukan dengan membasahi permukaan beton yang
habis dicor dengan air, baik untuk kolom dengan menyelimuti dengan plastik, dan untuk plat
dengan menyirami dengan air atau ditutup dengan goni basah.
8.10.3 Untuk bahan curing dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter tiap 6 m2.
Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh pengawas.

8.11. PEMBONGKARAN CETAKAN BETON


8.11.1 Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI. 2 –1971) atau SK SNI T-15-1991-03 ,
dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan
beban-beban pelaksanaannya.
8.11.2 Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk :
- Sisi samping balok/ kolom setelah berumur 3 hari.
- Sisi bawah Balok/ pelat setelah berumur 3 minggu.
8.11.3 Sebelum pekerjaan pembongkaran cetakan dilaksanakan harus mengajukan ijin dan disetujui
oleh pengawas.
8.11.4 Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau
cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus
segera memberitahukan kepada pengawas, untuk menerima persetujuan mengenai cara
pengisisan atau menutupinya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut
dan biaya-biaya pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
8.11.5 Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pengawas mempunyai wewenang
untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
- Konstruksi beton sangat keropos
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi-
posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

9.1 Lingkup Pekerjaan


9.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang baik
9.1.2 Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Perencanaan / Direksi.

9.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


9.2.1 Pasangan Batu Bata/ Bata Merah dengan menggunakan adukan campuran 1PC : 3 Pasir
Pasang untuk pasangan kedap air atau 1 Pc : 6 Ps untuk pasangan biasa atau sesuai dengan
gambar / RAB
9.2.2 Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 150 cm dari
permukaan lantai,serta semua dinding yang ada pada gambar menggunakan simbol aduk
trasram /kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
9.2.3 Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex lokal dengan kualitas terbaik yang
disetujui Perencanaan /Direksi, siku dan sama ukurannya
9.2.4 Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.

Spesifikasi Teknis 15
9.2.5 Setelah bata terpasang, nad/ siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air.
9.2.6 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
9.2.7 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
9.2.8 Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom kolom praktis
dengan ukuran 15 X 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm
jarak 15 cm.
9.2.9 Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9.2.10 pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stek- stek besi beton diameter 6mm jarak 76 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
9.2.11 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah menjadi dua lebih dari 5 %. Bata yang
patah lebih dari dua tidak boleh digunakan .
9.2.12 Pasang batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setelah diplester 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.

Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN

101 Lingkup Pekerjaan


101.1 Pekerjaan permukaan yang akan diberi cat
101.2 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan
101.3 Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana.
101.4 Pekerjaan Dinding
101.5 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan dan atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar seluruh plesteran bangunan.
101.6 Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat interior Mowilek, warna ditentukan
perencana/owner.
101.7 Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat interior Mowilek, warna ditentukan
perencana/owner.
101.8 Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak dan
pemborong meminta persetujuan kepada konsultan Pengawas.
101.9 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan lapisan plamir dari plat baja tipis dan lapisan plamir
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
101.10 Sesudah 7 hari plamir terpasang dan percobaan kemudian dibersihkan dengan bulu ayam
sampai selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller/kuas.
101.11 Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan kemudian yang ditentukan dalam gambar
dengan digunakan pada dinding luar. Warna akan ditentukan kemudian
101.12 Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 3 (tiga) lapis cat dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
- Lapis encer (tambahkan 20 % air)
- Lapis II kental
101.13 Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor percampuran (batch number) yang sama.
101.14 Setelah pekerjaan cat selesai bidang merupakan bidang yang utuh,licin , tidak ada bagian yang
belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran .
101.15 Pekerjaan Cat Langit-langit
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Kalsiboard /
Harplek atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar

Spesifikasi Teknis 16
b. Cat yang digunakan adalah jenis cat interior mowilek. Warna ditentukan perencana
setelah melakukan percobaan pengecatan .
c. Selanjutnya semua metode sama dengan pengecatan dinding.
d. Sambungan-sambungan Kalsiboard/harplek harus diberi flexible sealant agar tidak
terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

101.16 Pekerjaan Cat Kayu


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil, dan atau bagian-
bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan adalah jenis synthetic merk Emco.
Enamel, warna ditentukan perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu warna merah 1 lapis, kemudian diplamur
dengan plamur kayu sampai lubang-lubang, pori-pori terisi penuh.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas .Pekerjaan
pengecatan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat di dalam
bangunan termasuk Kusen, panil-panil, lis-lis , railing kayu, pekerjaan interior dan mebel
paint serta bagian lain yang ditentukan kemudian dalam gambar.

Pasal 11
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI dan DINDING
11.1 Lingkup Pekerjaan
11.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
11.1.2 Pekerjaan keramik / batu alam ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi

11.2 Persyaratan Bahan


11.2.1 Bahan Penutup :
1. Jenis : Keramik tile ( disesuaikan RAB )
2. Produksi : Keramik : IKAD Roman, Asia, Mulia atau yang setara

3. Bahan Perekat : Adukan 1 Pc: 3 pasir


4. Warna/tekstur : Ditentukan kemudian
5. Ukuran : Keramik 40x40, 30X30, 25x40, 20X25 atau seperti tertera dalam
gambar.
11.2.2 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
11.2.3 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
11.2.4 Material lain yang tidak terdapat pada dasar tersebut dibutuhkan untuk penyelesaian/
pergantian pekerjaan bagian ini, harus baru kualitas terbaik dari jenisnya dan disetujui oleh
Direksi.

11.3 Syarat-ayarat Pelaksanaan


11.3.1 Keramik / batu alam yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
11.3.2 Pemotongan keramik / batu alam harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai
petunjuk pabrik.
11.3.3 Sebelum keramik / batu alam dipasang, keramik / batu alam terlebih dahulu harus direndam
air sampai jenuh.
11.3.4 Pola keramik/batu alam harus memperhatikan ukuran/ letak dan semua peralatan yang akan
terpasang
11.3.5 Ketinggian peil & pola keramik/batu alam disesuaikan gambar.

Spesifikasi Teknis 17
11.3.6 Awal pemasangan keramik/batu alam dan kemana sisi ukuran dilaksanakan, harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan Direksi sebelum pekerjaan pemasangan dimulai .
11.3.7 Bidang keramik/batu alam harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
11.3.8 Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan
pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran.Bahan dan warnanya disesuaikan
dengan keramik.
11.3.9 Pembersihan permukaan ubin/keramik/batu alam dan sisa-sisa adukan semen hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih.

Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA KAYU

A. Pekerjaan Kusen Kayu

12.1 Lingkup Pekerjaan


12.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan Kusen, pintu dan jendela Kayu
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
12.1.2 Pekerjaan ini dilaksanakan pada Kusen,pintu dan jendela atau bagian bangunan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan petunjuk Direksi.

12.2 Persyaratan Bahan


12.2.1 Kusen pintu dan jendela Kayu
Untuk Kusen pintu dan jendela Kayu yang akan digunakan adalah Kayu yang
disyaratkan pada RAB/gambar Kayu Kamper, yang diawetkan,dan harus berkualitas
baik.
- Cacat – cacat kayu antara lain pecah – pecah,retak-retak, mata kayu, melintang
basah & lapuk harus dihindarkan
- Syarat – syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk
kayu kamper kalimantan kelembaban tidak diperkenankan melebihi 12%
- Semua kayu yang dipasang / dipakai adalah yang disetujui oleh Direksi
- Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawet sistem antirayap
dengan produk Flinkote atau setara .
12.2.2 Persyaratan Pelaksanaan
- Semua proses pemotongan & pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan Direksi.
- Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketepatan pemasangan dilapangan
- Kusen dibuat sesuai dengan gambar yang telah direncanakan
- Kusen yang akan dipasang harus diperhalus, rata & waterpas
- Hasil akhir dari pemasangan harus rata,lurus & siku
- Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus mengganti atas
tanggung jawabnya.

B. Pekerjaan Pintu Panil & Triplek Rangka Kayu

12.1 Lingkup Pekerjaan


12.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
12.1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu panil & Triplek sesuai yang dinyatakan dalam
gambar/RAB.

Spesifikasi Teknis 18
12.2 Persyaratan Bahan
12.2.1 Bahan Rangka Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI
tahun 1961) dan persyaratan lain tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 %- 14 %.
4. Untuk daun pintu panil & rangka kayu triplek yang dipakai adalah yang
disyaratkan dalam gambar / Rab misal Kayu Jati, atau Kayu Kamper dengan
mutu baik. Keawetan kelas I – II. Ukuran dan dalam gambar dalam ukuran
tadi.
5. Daun pintu teakwood dengan konstruksi lapis triplek dan plastic laminate,
sebelah dalam. Ukuran disesuaikan gambar-gambar detail, tidak
diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh dan 1 muka (kecuali
ditentukan lain dalam gambar).
6. Tabel rangka kayu daun pintu minimum 3/.20cm.
12.2.2 Bahan Perekat
- Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
- Semua permukaan rangka kayu harus diserut rata, lurus dan siku.

12.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


12.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
12.3.2 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi
dari kerusakan dan kelembaban.
12.3.3 Harus diperhatikan semua sambungan siku/ sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat berkas penyetelan.
12.3.4 Semua kayu tampak harus diserut, halus rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya,
dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan pemasangan.
12.3.5 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan
profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/ pemasangan.
12.3.6 Daun pintu :
1. Daun pintu triplek/ plastic laminated yang dipasang pada rangka kayu dengan
cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan harus menggunakan sekrup
galvanized atas persetujuan Direksi tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak. Khususnya untuk formica direkatkan dengan lem pada
permukaan bidang plywood (4 mm) yang telah dipasang pada kerangka daun
pintu, keretakan ini harus dilakukan dengan press di workshop.
2. Pada bagian daun pintu lapis triplek, harus dipasang rata, tidak bergelombang
dan merekat dengan sempurna.
Permukaan triplek tidak boleh didempul

Spesifikasi Teknis 19
Pasal 13
PEKERJAAN KACA

13.1 Lingkup Pekerjaan


13.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
13.1.2 Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam detail gambar

13.2 Persyaratan Bahan


13.2.1 Kaca adalah benda terbuat dari glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang
sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari prosee-proses tank tembus
cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tank, gilas dan pengambangan (float glass)
13.2.2 Toleransi Lebar dan Panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
13.2.3 Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang
rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm permeter.
13.2.4 Cacat-cacat :
- Cacat-cacat lembaran yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca)
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca)
- Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/
masuk).
Harus bebas dari benangan (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandang, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5mm & 8 mm serta Kaca Tempered 12
mm.
13.2.5 Bahan Kaca
- Bahan kaca harus sesuai SI’0189/ 8 dan PBVI 1982, digunakan produk ASAHI atau
setara.
13.2.6 Semua bahan sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi.
13.2.7 Sisi kaca yang tampak dan tidak tampak akibat pemotongan harus tertindas hingga
membentuk tembereng.

13.3 Syarat- syarat Pelaksanaan


13.3.1 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
13.3.2 Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
13.3.3 Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi .
13.3.4 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur.. Tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
13.3.5 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotongan kaca
khusus.
13.3.6 Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukuran rangka, minimal 10 mm ke dalam alur
kaca pada Kusen.

Spesifikasi Teknis 20
13.3.7 Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan
pembersih kaca.
13.3.8 Hubungan kaca dengan kaca, atau kaca dengan materaial lain tanpa melaui Kusen, harus diisi
dengan lem silikon. Warna transparant cara pemasangan dan persiapan- persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk.yang dikeluarkan pabrik.
13.3.9 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

Pasal 14
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

14.1 Lingkup Pekerjaan


14.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan perlengkapan daun pintu dan
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
14.1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu, jendela & BV baik kayu maupun aluminium seperti yang disyaratkan pada detail
gambar.

14.2 Persyaratan Bahan


14.2.1 Semua “hardware “ yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan atau tercantum dalam
buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan ‘hardware” akibat dari pemilihan merk,
Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut pada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
14.2.2 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3
X 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap
anak kunci.

14.3 Perlengkapan Pintu, Jendela & BV


14.3.1 Perlengkapan Kunci dan Pegangan Pintu
1. Semua pintu kamar mandi menggunakan peralatan kunci bulat.
14.3.2 Pekerjaan Engsel
1. Untuk pintu-pintu pada umumnya menggunakan engsel pintu Stainless Steel, dipasang
sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
2. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

14.4 Persyaratan Pelaksanaan


14.4.1 Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah dipasang 32 cm
(as) dari permukaan bawah pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
14.4.2 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah
dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
14.4.3 Penarik pintu (door pull) dipasang 100cm (as) dari permukaan lantai.
14.4.4 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
14.4.5 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan kuncinya.

Spesifikasi Teknis 21
Pasal 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

15.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi penyediaan bahan rangka dan penutup atap, penyiapan tempat serta pemasangan pada
tempat-tempat yang tercantum dalam gambar
15.2 Bahan yang digunakan
Bahan Penutup atap digunakan dari genteng mantili Ambulu kecuali digambar disebutkan penutup atap
lain.
15.3 Pemasangan Pentutp Atap
15.3.1 Bahan penutup atap yang digunakan adalah genteng mantili dipasang dengan rapi dan
bertumpu pada reng.
15.3.2 Untuk penutup atap dari genteng dibuat kemiringan ≥ 30º – 45º
15.3.3 Pemasangan penutup atap sesuai gambar rencana. Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar- gambar kerja dengan skala besar

PASAL 16
PEKERJAAN KUDA – KUDA / KAP KAYU

16.1 PEKERJAAN KUDA – KUDA, KONSOL, GORDING & USUK RENG KAYU
16.1. Lingkup Pekerjaan
16.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan kuda – kuda,
Konsol, Gording & usuk reng kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
16.1.2 Pekerjaan ini dilaksanakan pada bagian bangunan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana .

16.2. Persyaratan Bahan


16.2.1 Kuda – kuda / Kap
Untuk kuda – kuda, Konsol, Gording, Usuk digunakan Kayu yang disebut /
disyaratkan pada RAB atau Analisa Pekerjaan misal kayu Kruing untuk usuk & Reng
bisa digunakan misal Kayu kruing, yang diawetkan & berkualitas baik, ukuran
disesuaikan dengan gambar dan RAB:
- Cacat – cacat kayu antara lain pecah – pecah, retak-retak, mata kayu & lapuk
harus dihindarkan
- Syarat – syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI.
- Semua kayu yang dipasang / dipakai adalah yang disetujui oleh Direksi.
16.3. Persyaratan Pelaksanaan
16.3.1 Untuk mendapatkan konstruksi yang kokoh pada bagian – bagian yang penting (lihat
gambar detail) harus diikat dengan plat – plat besi ( beugel). Bila gambar detail tidak
terlukis maka pemborong tetap melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai petunjuk
Direksi.
16.3.2 Sebelum sambungan – sambungan balok kayu kap dimatikan , semua bidang kayu
yang disambung secara teknis & rapi harus dimeni terlebih dahulu.
16.3.3 Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketepatan pemasangan dilapangan
16.3.4 Kuda – kuda / Kap dibuat sesuai dengan gambar yang telah direncanakan
Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi. Jika ada
yang tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.

Spesifikasi Teknis 22
Pasal 17
PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

17.1 Lingkup Pekerjaan


17.1.1 Menyediakan tenaga kerja, bahan langit – langit Kalsiboard & konstruksi penggantungnya,
penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat – tempat yang tercantum dalam gambar
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
17.1.2 Rangka langit – langit, kecuali gambar ditentukan lain rangka langit – langit dibuat dari kayu
dengan uk. Rangka 60 x 120 cm.

17.2 Persyaratan Bahan


17.2.1 Bahan penutup langit – langit digunakan Kalsiboard.
17.2.2 Jarak antara tiap panel 0.5 cm ( nat ).
17.2.2 Bahan rangka penggantung , dari kayu Meranti yang sesuai dengan spesifikasi bahan seperti
dalam syarat – syarat teknis bahan tentang kayu.
17.2.2 Rangka langit yang digunakan adalah kayu 4/6 untuk balok pembagi & balok induk sbagai
balok utama kayu 6/12.

17.3 Persyaratan pelaksanaan


17.3.1 Sebelum dilaksanakan pemasangan langit – langit, semua pekerjaan lain yang terletak diatas
langit – langit harus sudah terpasang secara sempurna.
17.3.2 Penggantung digunakan Kayu Reng dimana dimensi harus disesuaikan dengan beban yang
harus dipikulnya.
17.3.3 Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar- gambar kerja dengan skala besar yang
menunujukkan detail hubungan konstruksinya.
17.3.4 Penyimpanan bahan rangka, Kalsiboard dan material lain ditempat pekerjaan harus diletakkan
pada ruang dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak lembab serta tidak terkena
cuaca langsung.

Pasal 18
PEKERJAAN LISTRIK

18.1 Lingkup Pekerjaan


Meliputi penyediaan bahan – bahan listrik serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum
dalam gambar

18.2 Persyaratan Bahan


18.2.1 Bahan –bahan yang digunakan harus barang baru yang tidak ada cacat – cacat, berkualitas
baik dan memenuhi syarat – syarat teknis yang ditetapkan ( SNI ).
18.2.2 Bahan – bahan yang akan didatangkan harus dibawa dulu contoh bahannya dan harus
mendapatkan persetujuan dari pihak direksi/konsultan pengawas.

18.3 Persyaratan Pelaksanaan


18.3.1 Pemasangan pipa – pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa sehingga
bila ditutup ( diplester) tidak menonjol keluar.penanaman pipa dilaksanakan sebelum
tembok diplester.
18.3.2 Pipa yang digunakan adalah pipa PVC tertutup dan sebelum dipasang harus mendapat
persetujuan direksi/konsultan pengawas
18.3.3 Kabel yang digunakan yaitu kabel NYM. Pemakaian kabel NYM harus dibungkus dengan
pipa 5/8”. Kabel yang digunakan sesuai standart SNI baik untuk lampu maupun stop kontak
antara lain ex. LMK , Supreme.
18.3.4 Saklar maupun stop kontak setara Broco,Panasonic
18.3.5 Bahan listrik harus dipasang sesuai gambar kerja dan RAB dengan standart pekerjaan
kelistrikan yang baik dan aman .

Spesifikasi Teknis 23
Pasal 19
PERSYARATAN LAIN – LAIN
19.1 Dokumen Administrasi
Dokumen administrasi yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) setelah
dikeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) dan sebelum pelaksanaan Kontrak
adalah sebagai berikut
1) Surat Pernyataan Kesanggupan Kerja
2) Jaminan Pelaksanaan (Bank Garansi)
3) Dokumen Pra RK3 dan Bukti Pembayaran BPJS Ketenagakerjaan
4) Surat Dukungan Bahan dan Peralatan
5) Surat Pernyataan Kesediaan ditugaskan untuk tenaga terampil
6) RAB dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
7) Metode Pelaksanaan dan Time Schedule

19.2 2 Personil Inti


Personil inti wajib dihadirkan pada saat Pre Consturction Meeting dengan membawa dokumen asli
Personil inti yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah:
1) 1 orang SKT Pelaksana Bangunan Gedung ( TA 022 )
2) 1 orang Petugas K3 dengan sertifikat

20.3 Peralatan utama minimal


Bukti kepemilikan peralan utama minimal wajib dibawa pada saat Pre Consturction Meeting. Peralatan
utama minimal adalah:
1) 1 unit Dumptruck
2) 2 unit beton molen
3) 1 unit Stamper
4) 2 unit tangki air
5) Min 50 scafolding/stegger
6) 1 unit Waterpass/PPD

19.4 Dukungan Bahan


Dukungan bahan disyaratkan untuk memenuhi kesiapan bahan dan meminimalisir keterlambatan kerja,
dukungan wajib diserahkan pada saat Pre Consturction Meeting dengan membawa dukungan asli dari
penyedia bahan

Pasal 20
PEKERJAAN LAIN - LAIN
Hal – hal yang belum diatur dalam spesifikasi teknis ini akan diatur di kemudian.

Spesifikasi Teknis 24

Anda mungkin juga menyukai