Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan Pekerjaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan
/atau perbedaan dalam gambar dari uraian ini. Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/ Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
1.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/
terpasang.
1.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang pakai dan dijadikan pegangan Kontraktor
wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
1.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan/atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor baik
segi biaya maupun waktu.
1.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar –
gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar – gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Spesifikasi Teknis 1
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas Konstruksi dan Direksi setiap
saat sampai dengan serah terima ke satu. Setelah serah terima ke satu, dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
1.5.2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukkan bahan,
kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai lebih
dahulu.
1.5.3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera
semua gambar- gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam Dokumen
Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap
perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.
1.5.5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-
gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
1.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan
menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai
disetujui.
1.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang
harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
1.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah
jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan
diperlukan sama seperti butir diatas.
1.5.11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan
Pengawas.
Spesifikasi Teknis 2
1.5.12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada
Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan Kontraktor.
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Sebelum mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah terselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
1.7.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
1.7.1.1 Peraturan Pemerintah Daerah setempat
1.7.1.2 Keputusan Presiden Nomor Perpres No. 54 Th. 2010 dan perubahannya
1.7.1.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan Indonesia.
1.7.1.4 Standarisasi Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (
SK SNI T-15-1991-03 )
1.7.1.5 Perturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPI 1983 )
1.7.1.6 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
1.7.1.7 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 diterbitkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia.
1.7.1.8 Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
1.7.1.9 Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN/ PENDAHULUAN
Spesifikasi Teknis 3
2.3. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)
2.3.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 meter satu
sama lain.
2.3.2 Papan patok diukur dibuat dari kayu meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya (waterpass)
2.3.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh perencana/ pengawas.
2.3.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari as pondasi terluar.
2.3.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada
perencana/ pengawas.
2.3.6 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.
Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan bak air
bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
Alat- alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh
Direksi Lapangan adalah :
- alat ukur schuifinaat
- alat ukur optik (theodolit / waterpass)
- komputer
Spesifikasi Teknis 4
2.7.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan
yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak
tercampur
Pasal 3
PEKERJAAN BONGKARAN
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
Spesifikasi Teknis 5
genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi teknis.
4.2.5. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan
ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug
kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi standar sebagai tanah urug.
Pasal 5
PEKERJAAN AANSTAMPENG
Spesifikasi Teknis 6
5.3. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
5.3.1. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering , tidak lembab dan bersih.
5.3.2. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
5.3.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan
5.6. PELAKSANAAN
5.6.1. Batu kali/Gunung digunakan untuk Aanstampeng harus batu pecah, sudut runcing , berwarna
abu-abu hitam, keras dan tidak porous.
5.6.2. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil- profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi
5.6.3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 5 cm disiram dan
diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80 % compacted.
5.6.4. Pasangan Aanstampeng dilakukan dengan menata Batu Kali/ Gunung dan diisi dengan pasir
urug serta dipadatkan, ukuran aanstampeng disesuaikan gambar rencana yang telah dibuat
oleh konsultan perencana.
Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
Spesifikasi Teknis 7
6.3. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
6.3.1 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi dan tertutup, kering , tidak lembab dan bersih.
6.3.2 Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
6.3.3 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan
6.4. Syarat pengamanan Pekerjaan.
6.4.1 Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
6.4.2 Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
6.4.3 Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.5. BAHAN /PRODUKSI
6.5.1 Semen Portland
Yang digunakan harus dari terbaik, terdiri dari satu jenis merek dagang atau atas persetujuan
pengawas. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak diperkenankan untuk
digunakan
6.5.2 Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya
6.5.3 Batu Kali/ Gunung
Batu Kali/Gunung yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI’71
6.5.4 Air
Air yang digunakan harus tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam , alkali, dan
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu,
Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemeriksaan bahan resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
6.6. PELAKSANAAN
6.6.1 Batu kali/gunung digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing , berwarna abu-abu
hitam, keras dan tidak porous.
6.6.2 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil- profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi
6.6.3 Pondasi batu kali/gunung menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 6 Pasir pasang
untuk pasangan pondasi yang tertanam dan tidak berhubungan dengan air. Adukan harus
mengisi rongga diantara batu kali/gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga/ tidak rapat.
Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
Spesifikasi Teknis 8
7.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
7.3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk Direksi, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
7.3.2 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitektur
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/ peil dan
bentuk profilnya.
7.3.3 Campuran adukan perekat pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
7.3.3.1 Untuk bidang kedap air , beton , pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai
untuk kamar mandi , wc/ toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1
Pc : 3 Ps.
7.3.3.2 Untuk bidang dinding gedung diperlukan plesteran campuran 1Pc : 6 Ps.
7.3.3.3 Plesteran harus dipakai campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen , acian dapat dikerjakan sesudah plesteran kering benar , Semua jenis
adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum kering .
7.3.4 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
7.3.5 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa – sisa bekesting
kemudian diketrek terlebih dahulu dan semua lubang – lubang bekas pengikat bekesting harus
tertutup adukan plester
7.3.6 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinishing dengan
cat dipakai plesteran halus ( acian diatas permukaan plesterannya ).
7.3.7 Semua bidang yang akan menerima finishing permukaannya diberi alur – alur garis horisontal
atau diketrek untuk memberi ikatan yang baik terhadap bahan finishingnya kecuali untuk
menerima cat
7.3.8 Sebelum memulai pekerjaan plesteran pasangan harus dikepalai terlebih dahulu & dibuat
setiap jarak 1 meter dipasang tegak .
7.3.9 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan
dalam gambar , atau sesuai dengan peil – peil yang diminta gambar . Tebal plesteran minimum
1,5 cm , ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat
daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Perencana/Pengawas
7.3.10 Untuk setiap permukaan jarak yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar
harus diberi naat dengan ukuran lebar 0.7 cm, dalamnya 0.5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain
di dalam gambar.
7.3.11 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 mm. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
7.3.12 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-
tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
7.3.13 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi dengan biaya atas
tanggungan Kontraktor.
7.3.14 Selama pemasangan dinding batu bata/ beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
7.3.15 Tidak dibenarkan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran betul – betul kering.
Spesifikasi Teknis 9
Pasal 8
PEKERJAAN BETON
8.1. SEMEN
8.1.1 Semua semen yang digunakan adalah Semen Portland lokal dengan Semen Gresik /Semen
Bosowa.
Syarat-syarat :
- Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.
8.1.2 Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/ merek semen untuk suatu konstruksi / struktur yang
sama ), dalam keadaan baru atau asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
disegel dan tidak pecah.
8.1.3 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima keadaan zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat , dan harus disimpan digudang
yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m atau maksimum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
8.1.4 Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membantu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui tes lagi. Bahan yang
telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 X 24 jam.
8.2. AGREGAT
8.2.1. Semua pemakaian koral (kerikil) , batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Tidak mudah hancur (tetap keras) tidak porous.
- Bebas dari tanah / tanah liat (tidak bercampur dengan tanah / tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya)
8.2.2. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran gradasi seragam,dan
apabila lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan pengawas.
8.2.3. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
8.2.4. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agresi tersebut disupplai, maka kontraktor
diwajibkan untuk memberitahukan kepada pengawas.
8.2.5. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori
8.3. AIR
8.3.1. Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme
yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
8.3.2. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
Spesifikasi Teknis 10
8.4.3. Besi beton harus disuplai dari satu sumber (manufaktur) atau dengan persetujuan pengawas
untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang digunakan setara HIJ / Krakatau Steel.
8.4.4. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan
pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai
kerja atau papan acuan.
Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling
atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang
tepat.
8.4.5. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam itu harus
mendapat persetujuan perencana/ pengawas.
8.4.6. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis (RKS) di atas, harus dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis
dari pengawas, dalam waktu 2 X 24 jam.
8.5. ADMIXTURE
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk
maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh
pengawas/Perencana.
Spesifikasi Teknis 11
8.6.7. Beton Konstruksi Khusus
Beton konstruksi khusus yang dimaksud adalah beton-beton yang membutuhkan ketepatan
dalam bermacam hal misalnya ukuran, sistem penulangan tarik / tekan, penyambungan untuk
jepit, sendi, roll dan sebagainya menggunakan beton Readymix dengan kuat tekan beton K-
275 atau sesuai dengan rencana Anggaran biaya ( RAB ) dan gambar dan dibuktikan dengan
tes kubus atau tes silinder di laboratorium beton.
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus agar dalam pelaksanaan tidak terjadi kesalahan atau
pembongkaran sehingga pekerjaan berjalan dengan baik
Spesifikasi Teknis 12
8.8.1.2. Form Release Agent : minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak
menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan
maupun warna bahan finishing permukaan beton.
8.8.2. PELAKSANAAN
8.8.2.1 Pemasangan bekisting
7.8.2.1.1 Tentukan jarak, level dan pusat/as dimensi struktur sebelum memulai
pekerjaan.
Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai gambar.
8.8.2.1.2 Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing) sesuai
dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa
dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keseluruhan dan dimensi.
8.8.2.1.3 Hubungan - hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus
dibuat kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau
kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini
harus diusahakan seminimal mungkin.
8.8.2.1.4 Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada
kedua sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi
harus atas seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori
bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
8.8.2.1.5 Perkuat-perkuat pada bukaan-bukaan dibagian-bagian yang
struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan
pemeriksaan dan persetujuan dari direksi
8.8.2.1.6 Pada bagian-bagian yang tidak terlihat, tambahkan pinggulan-
pinggulan (chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan
horisontal ) dari balok, kolom dan dinding
8.8.2.1.7 Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
a. Deviasi garis vertikal dan horisontal
- 6 mm, pada jarak 3000 mm.
- 10 mm, pada jarak 6000 mm.
- 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih
b. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/ balok,
ketebalan plat ; 6 mm
8.8.2.1.8 Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak
terkena bahan pelepas acuan ; bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai. Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh
dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air bersih.
8.8.2.1.9 Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran
beton
8.8.2.2 Kontrol Kualitas
8.8.2.2.1 Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai
dengan bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya
guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting dan bagian-bagian lainnya aman.
8.8.2.2.2 Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah
dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan
pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap bekisting yang
telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
8.8.2.3 Pembersihan
8.8.2.3.1 Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-
benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan
puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan
air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang
Spesifikasi Teknis 13
masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah
mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
8.8.2.3.2 Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standar yang
berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau
ketidakseimbangan beban yang terjadi pada struktur.
8.8.2.3.3 Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar
peralatan –peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak
permukaan beton.
8.8.2.3.4 Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah
dibuka harus disimpan dengan cara yang memungkinkan
perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton
tidak mengalami kerusakan.
8.8.2.3.5 Dimana diperlukan perkuatan – perkuatan pada komponen –
komponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat
pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan.
konstruksi di lantai-lantai atasnya bisa dilanjutkan
Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah
beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 day
comprehensive strength) yang diperlukan
8.8.2.3.6 Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton,
tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.
Spesifikasi Teknis 14
8.10. CURING DAN PERLINDUNGAN ATAS BETON
8.10.1 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
8.10.2 Curing dengan cara konvensional bisa dilakukan dengan membasahi permukaan beton yang
habis dicor dengan air, baik untuk kolom dengan menyelimuti dengan plastik, dan untuk plat
dengan menyirami dengan air atau ditutup dengan goni basah.
8.10.3 Untuk bahan curing dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak 1 liter tiap 6 m2.
Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh pengawas.
Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
Spesifikasi Teknis 15
9.2.5 Setelah bata terpasang, nad/ siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air.
9.2.6 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
9.2.7 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
9.2.8 Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom kolom praktis
dengan ukuran 15 X 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm
jarak 15 cm.
9.2.9 Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9.2.10 pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stek- stek besi beton diameter 6mm jarak 76 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
9.2.11 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah menjadi dua lebih dari 5 %. Bata yang
patah lebih dari dua tidak boleh digunakan .
9.2.12 Pasang batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setelah diplester 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
Spesifikasi Teknis 16
b. Cat yang digunakan adalah jenis cat interior mowilek. Warna ditentukan perencana
setelah melakukan percobaan pengecatan .
c. Selanjutnya semua metode sama dengan pengecatan dinding.
d. Sambungan-sambungan Kalsiboard/harplek harus diberi flexible sealant agar tidak
terlihat sebagai retakan sesudah dicat.
Pasal 11
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI dan DINDING
11.1 Lingkup Pekerjaan
11.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
11.1.2 Pekerjaan keramik / batu alam ini meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi
Spesifikasi Teknis 17
11.3.6 Awal pemasangan keramik/batu alam dan kemana sisi ukuran dilaksanakan, harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan Direksi sebelum pekerjaan pemasangan dimulai .
11.3.7 Bidang keramik/batu alam harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
11.3.8 Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan
pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran.Bahan dan warnanya disesuaikan
dengan keramik.
11.3.9 Pembersihan permukaan ubin/keramik/batu alam dan sisa-sisa adukan semen hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih.
Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA KAYU
Spesifikasi Teknis 18
12.2 Persyaratan Bahan
12.2.1 Bahan Rangka Kayu
1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI
tahun 1961) dan persyaratan lain tertulis dalam bab material kayu.
2. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 %- 14 %.
4. Untuk daun pintu panil & rangka kayu triplek yang dipakai adalah yang
disyaratkan dalam gambar / Rab misal Kayu Jati, atau Kayu Kamper dengan
mutu baik. Keawetan kelas I – II. Ukuran dan dalam gambar dalam ukuran
tadi.
5. Daun pintu teakwood dengan konstruksi lapis triplek dan plastic laminate,
sebelah dalam. Ukuran disesuaikan gambar-gambar detail, tidak
diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh dan 1 muka (kecuali
ditentukan lain dalam gambar).
6. Tabel rangka kayu daun pintu minimum 3/.20cm.
12.2.2 Bahan Perekat
- Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
- Semua permukaan rangka kayu harus diserut rata, lurus dan siku.
Spesifikasi Teknis 19
Pasal 13
PEKERJAAN KACA
Spesifikasi Teknis 20
13.3.7 Pembersih akhir kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan
pembersih kaca.
13.3.8 Hubungan kaca dengan kaca, atau kaca dengan materaial lain tanpa melaui Kusen, harus diisi
dengan lem silikon. Warna transparant cara pemasangan dan persiapan- persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk.yang dikeluarkan pabrik.
13.3.9 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
Pasal 14
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Spesifikasi Teknis 21
Pasal 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
PASAL 16
PEKERJAAN KUDA – KUDA / KAP KAYU
16.1 PEKERJAAN KUDA – KUDA, KONSOL, GORDING & USUK RENG KAYU
16.1. Lingkup Pekerjaan
16.1.1 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan kuda – kuda,
Konsol, Gording & usuk reng kayu seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
16.1.2 Pekerjaan ini dilaksanakan pada bagian bangunan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana .
Spesifikasi Teknis 22
Pasal 17
PEKERJAAN LANGIT - LANGIT
Pasal 18
PEKERJAAN LISTRIK
Spesifikasi Teknis 23
Pasal 19
PERSYARATAN LAIN – LAIN
19.1 Dokumen Administrasi
Dokumen administrasi yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) setelah
dikeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) dan sebelum pelaksanaan Kontrak
adalah sebagai berikut
1) Surat Pernyataan Kesanggupan Kerja
2) Jaminan Pelaksanaan (Bank Garansi)
3) Dokumen Pra RK3 dan Bukti Pembayaran BPJS Ketenagakerjaan
4) Surat Dukungan Bahan dan Peralatan
5) Surat Pernyataan Kesediaan ditugaskan untuk tenaga terampil
6) RAB dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
7) Metode Pelaksanaan dan Time Schedule
Pasal 20
PEKERJAAN LAIN - LAIN
Hal – hal yang belum diatur dalam spesifikasi teknis ini akan diatur di kemudian.
Spesifikasi Teknis 24