Anda di halaman 1dari 40

Disusun oleh

Kelompok III :

Achmal Mulyana Jonas

Putra A.R Karim

Indah Sari Fauto

Abdul Lahamadi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

T/A 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat

kesehatan, kekuatan dan kemampuan yang telah diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘’Fungsi Pengorganisasian

Dalam Manajemen Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap”. Sebagai salah

tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan

dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan

hambatan selama mengerjakan makalah. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar

pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk

memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif

dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan tugas

selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

sekalian. 

Manado, 12 Agustus 2020 

Penulis 

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………1

A. Latar belakang………………………………………………………1

B. Rumusan masalah…………………………………………………...7

C. Tujuan penulisan……………………………………………………7

D. Manfaat penulisan…………………………………………………..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………8

A. Konsep teori………………………………………………………...8

B. Konsep dasar…………………………………………………….…10

C. Tujan ………………………………………………………………14

D. Prinsip……………………………………………………………...14

E. Macam – Macam Metode Penugasan Keperawatan……………….22

F. Faktor Yang Mempengaruhi……………………………………….30

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………...34

A. Kasus…………………………………………………………….....34

iii
BAB V PENUTUP……………………………………………………….36

A. Kesimpulan……………………………………………………..…36

B. Saran ……………………………………………………………....37

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan atas kesepakatan nasional bulan januari 1983 bahwa pelayanan

keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan saat ini masih jauh dari

apa yang diharapkan karena banyak faktor sebagai penyebabnya,

diantaranya adalah jumlah tenaga perawat profesional masih kurang dan

kemampuan profesional yang dimiliki masih sangat kurang. Keperawatan

sebagai salah satu profesi, mempunyai kedudukan penting dan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan serta

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan (ibid).

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan diorganisasi.Dimana didalam manajemen

tersebut mencakup kegiataan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana

dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan

sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam

banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan (Nursalam, 2002).

Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesional. Disini manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan,

mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang

1
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan

seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat (ibid).

Manajeman merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui

upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen

keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksana pelayanan keperawatan

melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,

pengobatan dan rasa aman kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat (Nurhidayah, 2003).

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting

dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai

dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian merupakan

pengelompokkan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk

melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan

vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek,

maka pelayanan kaperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui

kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai

(Nurhidayah, 2001).

Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana

semua tenaga termasuk perawat bertanggung jawab dalam penyelesaian

masalah kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara

optimal akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan.

2
Yang menjadi bahasan dalam pelayanan keperawatan diruang rawat

meliputi: struktur organisasi ruang rawat, penggelompokkan kegiatan

(metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi kegiatan kelompok

kerja yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang struktur

organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan (ibid).

Seorang manajer bekerja untuk suatu organisasi dan mengemban tanggung

jawab pencapaian tujuan-tujuan organisasi melalui pelayanan profesional

yang spesifik.Kepemimpinan mempunyai konsep yang lebih luas karena

semua perawat adalah pemimpin.Setiap orang memiliki otoritas yang diakui

dan memiliki pengikut yang mengandalkan keahliannya untuk mencapai

tujuan mereka, adalah seorang pemimpin. Lebih lanjut, setiap orang yang

bertanggung jawab untuk memberikan bantuan kepada orang lain juga

disebut pemimpin. Perawat pelaksana juga merupakan seorang pemimpin

untuk para klien, perawat kepala adalah pemimpin untuk semua anggota tim

dan para orang tua adalah pemimpin bagi anak-anaknya ( La Monica, 1998).

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Teori dari pengorganisasian dalam ruang rawat inap

b. Konsep dasar pengorganisasian

c. Tujuan pengorganisasian

d. Prinsip organisasi

e. Komponen pengorganisasian

f. Factor yang mempengaruhi pengorganisasian

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui dan memahami teori pengorganisasian dalam

ruang rawat inap

b. Untuk mengetahuikonsep dasar pengorganisasian

c. Untuk mengetahui tujuan pengorganisasian

d. Untuk memahami prinsip organisasi

e. Untuk mengetqahui komponen pengorganisasian

f. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhui pengorganisasian

D. Manfaat Penulisan

Dengan adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu

memahami dan membuat asuhan keperawatan komunitas keluarga dengan

anak remaja serta mampu mengimplementasikannya dalam proses

keperawatan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Pengorganisasian

Menurut G. R Terry pengorganisasian berasal dari kata

organism yang merupakan sebuah enititas dengan bagian – bagian

yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu

sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.

Menurut T. Hani Handoko (1999): suatu yang digambarkan

sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas – tugas yang

sangat terspesialisasikan. Sedangkan menurut Kamus lengkap

bahasa Indonesia: pengorganisasian adalah merupakan kegiatan

merancang dan merumuskan struktur.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah

langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan,

menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,

menetapkan tugas – tugas pokok, wewenang dan pendelegasian oleh

pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi

dengan efisien.

2. Ruang Rawat Inap

Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan Rumah Sakit di

mana penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan

rujukan dari Pelaksana Pelayanan Kesehatan atau Rumah Sakit

Pelaksana Pelayanan Kesehatan lain. Rawat Inap merupakan

5
pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan

perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,

keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat

inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta

puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena

penyakitnya penderita harus menginap.

Santoso (1998) mengungkapkan bahwa unit rawat inap

dalam pelayanan rumah sakit memiliki hubungan yang erat satu

sama lain dengan unit-unit lain, seperti rekam medis, staf medis

fungsional, laboratorium, pemeliharaan sarana rumah sakit,

radiologi, logistik farmasi dan keuangan.

Proses pelayanan rawat inap dimulai setelah pasien diterima

di bagian penerimaan pasien, yaitu admission departement rumah

sakit. Kemudian bagian penerimaan pasien akan mendata dan

menempatkan pasien ke ruang atau kamar perawatan. Di ruang atau

kamar perawatan, pasien mendapatkan beberapa pelayanan, yaitu:

a. Pelayanan tenaga medik

b. Pelayanan non paramedik

c. Lingkungan langsung penderita

d. Penyediaan sarana medik

e. Penyediaan sarana non-medik

f. Obat-obatan

g. Pelayanan makanan dan menu

6
B. Konsep Dasar

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,

alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa

sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu

kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati)

Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) mengemukakan bahwa fungsi

pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi

kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas,

tenaga kerja dan komunikasi.

Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :

1. Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang

dikembangkan secara efektif

2. Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja

dalam organisasi

3. Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang

sama, pola hubungan antar kegiatan yang berbeda,

penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara

komunikasi yang efektif antar perawat.

Pengelolaan kegiatan asuhan keperawatan dapat ditetapkan sesuai

dengan kebutuhan klien misalnya unit rawat anak memerlukan

kegiatan asuhan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh

kembangnya. Pengorganisasian dapat diuraikan sebagai rangkaian

7
aktifitas menyusun suatu kerangka kerja yang menjadi wadah bagi

semua kegiatan usaha kerja sama dengan cara menbagikan,

mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menerpakan

menjalin hubungan kerja antar bagian dan menjalin hubunagan antar

staf dan atasan.

Dalam proses pengorganisasian kegiatan keperawatan di

ruang rawat inap, kepala ruangan bertanggung jawab untuk

mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya untuk

mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di

ruangan meliputi :

1. Struktur Organisasi

Struktur organisai ruang rawat terdiri dari struktur

bentuk dan bagan.Berbagai struktur, bentuk dan bagan

dapat digunakan tergantung pada besarnya organisasi dan

tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan

pusat kegiatan pelayanan keperawatan perlu memiliki

struktur organisasi tetapi ruang rawat tidak termasuk

dalam struktur organisasi raumah sakit bila dilihat dari

surat keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan 135 tahun

1978. oleh karena itu direktur rumah sakit perlu

menerbitkan surat keputusan yang ngatur struktur

organisasi ruang rawat.

Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut

dibuat struktur organisasi ruang rawat untuk

8
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf

atasan baik vertikal maupun horizontal. Dapat juga

dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab

serta tanggung gugat.Bentuk organisasi dapat pula

disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau

sistem penugasan yang digunakan.

2. Pengelompokkan Kegiatan

Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau

kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai

tujuan.Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan

spesifikasi tertentu.Pengorganisasian kegiatan dilakukan

untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai

dengan pengetahuan dan keterampilan dimiliki peserta

sesuai dengan kebutuhan klien pengorganisasian tugas

perawat ini disebut metode penugasan.

Keperawatan diberikan karena ketidakmampuan,

ketidaktahuan dan ketidakmampuan klien dalam

melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya mencapai

derajat kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan

keperawatan diarahkan kepada pencapaian tujuan dan

merupakan tugas menejer keperawatan untuk selalu

mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan proses

pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi,

9
integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang

terlibat.

Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger

keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung

jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan

kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan

sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan

perlu mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya.

Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas :

Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien,

misalnya keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total

atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut.

Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya

perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang dilakukan,

misalnya rehabilitas, kemoterapi.Dibeberapa rumah sakit

ini pengelompokkan klien didasarkan atas kombinasi

kategori diatas.

Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab

menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang

tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan

sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di

ruangan serta jumlah klien yang menjadi tanggung

jawabnya

10
C. Tujuan

Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:

1. Mempermudah pelaksanaan tugas.

2. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.

3. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu

tujuan yang telah ditentukan.

4. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk

tugas-tugas yang ada.

D. Prinsip

1. Prinsip Pengorganisasian

a. Pembagian Kerja

Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu

pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik tugas

tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu

mengetahui tentang :

1) pendidikan dan pengalaman setiap staf

2) peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS

tersebut

11
3) mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang

keperawatan dan kedudukan dalam organisasi

4) mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya

5) mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan

kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan

pembagian kerja

1) jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan

sesuai dengan kemampuannya

2) tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas

yang jelas dan tertulis

3) tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas

4) variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau

erat hubungannya

5) mencegah terjadinya pengkotakkan antar

staf/kegiatan

6) penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan

mendesak, kesulitan dan waktu

Disamping itu, setiap staf mengetahui kepada siapa dia

harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan

langsung serta dari siapa dia menerima tugas

b. Pendelegasian Tugas

12
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas-

batas tertentu.Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat

mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang

lain, hal mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan

pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu lebih

banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti

perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan

alat pengembangan dan latihan manajemen yang bermanfaat.

Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih

besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan

kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang

penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan

menghambat inisiatif staf.

Keuntungan bagi staf dengan melakukan

pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung jawab,

meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas,

lebih komit dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu

mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang keperawatan

sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk

melakukan hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi,

meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri,

memberikan pengaruh dan power baik intern maupun

13
ekstern, dapat mencapai pelayanan dansasaran keperawatan

melalui usaha orang lain.

Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen

yang efektif, banyak pimpinan yang gagal mengerjakan

pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam

melakukan pendelegasian :

1) meyakini pendapat yang salah “jika kamu ingin

hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah

sendiri”.

2) kurang percaya diri

3) takut dianggap malas

4) takut persaingan

5) takut kehilangan kendali

6) merasa tidak pasti tentang apa dan kapan

melakukan pendelegasian, mempunyai definisi

kerja yang tidak jelas

7) takut tidak disukai oleh staf, dianggap

melemparkan tugas

8) menolak untuk mengambil resiko tergantung pada

orang lain

9) kurang kontrol yang memberikan peringatan dini

adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang

didelegasikan

14
10) kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal

mendelegasikan

11) kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap

staf, merasa staf kurang memiliki ketrampilan

atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.

Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang

terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang

yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.Hal ini

tergantung pada :

1) Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi

wewenang dapat diberikan lebih besar kepada

staf.

2) Kemampuan staf ; tugas yang didelegasikan

jangan terlalu ringan atau terlalu berat.

3) Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs

menyarankan agar pimpinan jangan

mendelegasikan tanggung jawab untuk

perencanaan strategik atau mengevaluasi dan

mendisiplin bawahan baru. Mereka juga

menyarankan agar mendelegasikan tugas yang

utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek

dari suatu kegiatan.

Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian

yang efektif :

15
1) jangan membaurkan dengan pelemparan tugas.

Oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas

yang anda sendiri tidak mau melakukannya.

2) jangan takut salah

3) jangan mendelegasikan tugas pada seseorang

yang kurang memiliki ketrampilan atau

pengetahuan untuk sukses

4) kembangkan tingkat keterampilan dan

pengetahuan staf, sehingga mereka dapat

melakukan tugas yang didelegasikan

5) perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf

untuk berhasil

6) antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil

langkah pemecahan masalahnya

7) hindari kritik bila terjadi kesalahan

8) berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung

jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan

yang tersedia

9) berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas

yang telah terlaksana dengan baik

Langkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan

pendelegasian yang efektif :

1) tetapkan tugas yang akan didelegasikan

2) pilihlah orang yang akan diberi delegasi

16
3) berikan uraian tugas yang akan didelegasikan

dengan jelas

4) uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan

kapan anda harapkan hasil tersebut

5) jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab

yang dimiliki staf tersebut

6) minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya

dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang

didelegasikan.

7) tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan

8) berikan dukungan

9) evaluasi hasilnya

c. Koordinasi

Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap

dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal.

Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota

tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.

Manfaat Koordinasi:

1) menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada

dibangsal / bagian dan perasaan lebih penting dari

yang lain

2) menumbuhkan rasa saling membantu

3) menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar

staf

17
Cara koordinasi:Komunikasi terbuka, dialog,

pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan

formulir yang berlaku.

d. Manajemen Waktu

Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala

bidang keperawatan mengalami kesulitan dalam mengatur

dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola

dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu

pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif.

Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :

1) analisa waktu yang dipakai; membuat agenda

harian untuk menentukan kategori kegiatan

yang ada

2) memeriksa kembali masing-masing porsi dari

tiap aktifitas

3) menentukan prioritas pekerjaan menurut

kegawatan, dan perkembangannnya serta

tujuan yang akan dicapai

4) mendelegasikan

Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu

1) terperangkap dalam pekerjaan

2) menunda karena takut salah

3) tamu yang tidak terjadwal

4) Telpon

18
5) rapat yang tidak produktif

6) peraturan “open door”

7) tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal

yang tidak perlu

E. Macam – Macam Metode Penugasan Keperawatan

Berbagai metode penugasan keperawatan yang dapat

digunakan dengan beberapa keuntungan dan kerugian. Metode

tersebut antara lain :

1. Metode Fugsional

Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan

yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis

pekerjaan yang dilakukan.Contoh : Perawat A tugasnya

menyuntik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan

klien.Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas

atau lebih untuk semua klien yang ada di unit

tersebut.Kepala ruangan bertanggung jawab dalam

pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang

semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang

klien.

a. Keuntungan

1) Perawat terampil untuk tugas /pekerjaan

tertentu.

19
2) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi

perawat setelah selesai tugas.

3) Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti

dengan tenaga yang kurang berpengalaman

untuk satu tugas yang sederhana.

4) Memudahkan kepala ruangan untuk

mengawasi staf atau peserta didik yang

praktek untuk ketrampilan tertentu.

b. Kerugian

1) Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau

total sehingga proses keperawatan sulit

dilakukan.

2) Apabila pekerjaan selesai cenderung

meninggalkan klien dan melakukan tugas non

keperawatan.

3) Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan

sulit diidentifikasi kontribusinya terhadap

pelayanan.

4) Perawat hanya melihat asuhan keperawatan

sebagai keterampilan saja.

2. Metode alokasi klien/keperawatan total

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan

keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu

orang perawat pada saat bertugas/jaga selama periode

20
waktu tertentu atau samapi klien pulang.Kepala ruangan

bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan

menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan

klien.

a. Keuntungan

1) Fokus keperawatan sesuai dengan

kebutuhan klien.

2) Memberikan kesempatan untuk

melakukan keperawatan yang

komprehensif.

3) Memotivasi perawat untuk selalu

bersama kien selama bertugas, non

keperawatan dapat dilakukan oleh

yang bukan perawat

4) Mendukung penerapan proses

keperawatan

5) Kepuasan tugas secara keseluruhan

dapat dicapai

b. Kerugian

1) Beban kerja tinggi terutama jika

jumlah klien banyak sehingga tugas

rutin yang sederhana terlewatkan.

21
2) Peserta didik sakit untuk melatih

keterampilan dalam perawatan besar,

misalnya: menyuntik, mengukur suhu

3) Pendelegasian perawatan klien hanya

sebagian selama perawat penanggung

jawab klien bertugas.

3. Metode tim keperawatan /keperawatan kelompok

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh

sekelompok klien dan sekelompok klien.Kelompok ini

dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman

serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (Registered

Nurse).

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh

pimpinan kelompok/ketua grup.Selain itu ketua grup

bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota

grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan

pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota

tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani

kesulitan Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada

kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan

keperawatan terhadap klien.

a. Keuntungan

1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang

komprehensif

22
2) Memungkinkan pencapaian proses

keperawatan

3) Konflik atau perbedaan pendapat antar staf

daapt ditekan melalui rapat tim cara ini efektif

untuk belajar.

4) Memberi kepuasan anggota tim dalam

hubungan interpersonal

5) Memungkinkan menyatukan kemampuan

anggota tim yang berbeda-beda dengan aman

dan efektif.

b. Kerugian

1) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada

situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-

buru sehingga dapat mengakibatkan

komunikasi dan koordinasi antar anggota tim

terganggu sehingga kelancaran tugas

terhambat.

2) Perawat yang belum terampil dan belum

berpengalaman selalu tergantung atau

berlindung kepada anggota tim yang mampu

atau ketua tim.

3) Akontabilitas dalam tim kabur.

23
Model keperawatan tim sebaiknya dilakukan sesuai

dengan memperhatikan konsep-konsep berikut :

a. Ketua Tim sebaiknya perawat yang

berpindidikan/berpengalaman, terampil dan

memiliki kemampuan kepemimpinan. Jika hanya

seorang “registered nurse” yang bertugas dia

harus menjadi ketua tim. Ketua Tim juga harus

mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan

keperawatan klien, merencanakan, melakukan

supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan.

Selain itu harus mampu memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan.

Uraian tugas untuk ketua tim dan anggota tim

harus jelas dan spesifik.

b. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk

kelanjutan asuhan keperawatan. Dengan demikian

pencatatan rencana keperawatan untuk tiap klien

harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan

selalu dinilai kembali untuk validitasnya.

c. Ketua tim harus menggunakan semua teknik

manajemen dan kepemimpinan

d. Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel

atau tidak kaku. Metode tim dapat dilakukan pada

shift pagi, sore atau malam di unit manapun.

24
Sejumlah tenaga dapat terlibat dalam tim,

minimal dua sampai tiga tim. Jumlah atau

besarnya tim bergantung dari banyaknya staf. Dua

orang perawat dapat dikatakan tim, terutama

untuk shift sore dan malam, dimana jumlah

tenaga terbatas.

4. Metode keperawatan primer/utama (Primary Nursing)

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh satu orang “registered

nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung jawab

dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien

yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk

sampai pulang dari rumah sakit. Apabila perawat

primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam

asuhan keperawatan klien diserahkan pada teman

kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman

dan keterampilannya (associate nurse).

a. Keuntungan

1) Model praktek keperawatan profesional dapat

dilakukan atau diterapkan.

2) Memungkinkan asuhan keperawatan yang

komprehensif

3) Memungkinkan penerapan proses

keperawatan

25
4) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

5) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga

menerima asuhan keperawatan

b. Kerugian

1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat

professional

2) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode

lain

5. Metode “modular”

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional

dan non profesional (trampil) untuk sekelompok klien

dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut

tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini

diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan

memiliki kemampuan kepemimpinan.Idealnya 2-3

perawat untuk 8 – 12 orang klien.Keuntungan dan

Kerugian Sama dengan gabungan antara metode tim dan

metode perawatan primer.

Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi

dan kondisi ruangan.Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai

dengan yang telah dibahas pembicara yang sebelumnya. Selain itu

kategori pendidikan tenaga yang ada perlu diperhatikan sesuai

dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini di Indonesia khususnya

26
di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo metode tim lebih

memungkinkan untuk digunakan, selain itu menurut organisasi

rumah sakit Amerika bahwa dari hasil penelitian dinyatakan 33%

rumah sakit menggunakan metode Tim, 25% perawatan total/alokasi

klien, 15% perawatan primer dan 12% metode fungsional (Kron &

Gray, 1987). Dengan demikian metode tim tepat digunakan.

F. Faktor Yang Mempengaruhi

Faktor yang mempengaruhi pengorganisasian di bedakan

menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Berikut

penjelasan dua faktor tersebut :

1. Faktor Intern

Pengaruh internal merupakan faktor yang berasal dari

dalam organisasi itu sendiri baik dari pimpinan,

karyawan, dan aspek yang menjadi internal suatu

organisasi.Faktor internal merupakan faktor yang sangat

crucial karena dapat berdampak besar bagi organisasi,

dampaknya dapat berupa kemajuan maupun keruntuhan

dan kegagalan organisasi tersebut. Yakni:

a. Perubahan kebijakan pemimpin

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi

dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi

perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan

27
yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat

dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam

menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada

kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam

menciptakan motivasi dalam diri setiap orang

bawahan, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

b. Perubahan tujuan

c. Pemekaran atau perluasan wilayah organisasi

d. Volume kegiatan yang bertambah banyak

e. Tingkat pengetahuan dan keterampilan para

anggota organisasi

f. Sikap dan Perilaku dari para anggota organisasi

g. Berbagai macam ketentuan atau peraturan baru

yang berlaku dalam organisasi.

2. Faktor Extern

Pengaruh Eksternal merupakan faktor yang berasal

dari luar organisasi.faktor eksternal juga dapat

memberikan dampak bagi organisasi tersebut, namun

apabila internal organisasi dapat mempertahankan konsep

pemikiran serta pandangan terhadap tujuan organisasi,

faktor eksternal tidak begitu berpengaruh.Diantaranya :

a. Budaya

28
Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh

pakar oraganisasi menjadi bagian yang erat

kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan

organisasi.Maka muncullah istilah “Budaya

Organisasi”.secara sederhana budaya organisasi

dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai dan cara

bertindak yang dianut organisasi (beserta para

anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak

luar. Secara umum, perusahaan atau organisasi

terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang

kepribadian, emosi dan ego yang beragam.Hasil

penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut

membentuk budaya organisasi.

b. Teknologi

Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah

organisasi mengubah input menjadi output. Setiap

organisasi paling tidak memiliki satu teknologi

untuk mengubah sumber daya finansial, SDM,

dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.

c. Lingkungan

Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya

karena lingkungan selalu berubah.Beberapa

organisasi menghadapi lingkungan yang relatif

statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka

29
yang berubah.Misalnya, tidak muncul pesaing

baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh

pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari

kelompok-kelompok tekanan publik yang

mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-

organisasi lain menghadapi lingkungan yang

sangat dinamis - peraturan pemerintah cepat

berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing

baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku,

preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap

produk, dan semacamnya. Secara signifikan,

lingkungan yang statis memberi lebih sedikit

ketidakpastian bagi para manajer dibanding

lingkungan yang dinamis.

d. Pemerintah

Pemerintah juga mempengaruhi organisasi

terhadap aturan dan regulasi yang membatasi

organisasi tentang apa yang boleh dilakukan dan

apa yang tidak boleh dilakukan. Aturan-aturan

dan regulasi tersebut meliputi berbagai hal,

misalnya regulasi tentang ketentuan upah

minimum pada suatu daerah, perlindungan

terhadap lingkungan hidup, hubungan burah dan

majikan, dan berbagai regulasi lainnya.

30
BAB III

PEMBAHASAN

A. KASUS

Ns. Dahliah (25 tahun) lulus pendidikan s1 keperawatan langsung bekerja di

rumah sakit(rs segar). Tahun pertama bekerja ns. Dahlia ditempatkan

diruangan belimbing., yaitu ruangan rawat inap penyakit dalam dan

berperan sebagai p[erawat pelaksana. Tahun kedua dia menduduki posisi

sebagai ketua tim di ruangan yang sama. Kemudian pada tahun ketiga dia

menjadi kepala ruangan di ruangan terebut. Rumah sakit segar merupakan

RSU Tipe c dengan kapasitas 250TT jumlah perawat 200 orang dengan latar

belakang pendidikan 60% SPK, 38% DIII Kep, dan 2% S1 Keperawatan,

BOR saat ini 60% semenjak menjabat kepala ruangan. Ns. Dahlia banyak

mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan, misalnya: banyak

komentar tentang dirinya yang tidak sedap ia dengar(ada staff perawat yang

mengatakan bahwa ia masih muda, belum banyak pengalaman, dan belum

senior, belum mengetahui seluk beluk rs segar dan ruangan belimbing, tidak

mungkin dapat melakukan sesuatu untuk ruangan belimbing). Namun

demikian, walaupun banyak yang tidak mendukung masih ada juga

beberapa perawat yang tidak mendukung ns dahlia.

1. Identifikasi masalah

a. Ketegangan antar kelompok

b. Perbedaan pandangan

c. Hambatan komunikasi

31
d. Maslah status

2. Identifikasi dampak yang dapat terjadi

a. Tidak adanya rasa saling percaya

b. Menurunkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya

c. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila

memperoleh teguran dari atasan

d. Menurunkan moral, semangat dan motivasi kerja

3. Penyelesaian

a. Strategi mengatasi konflik dalam individu

1) Menciptakan kontak dan membina hubungan

2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan

3) Menentukan tujuan

4) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar

b. Strategi mengatasi konflik antar pribadi (interpersonal confict)

Reorganisasi structural

Cara pendekatan dapat melalui mengubah system untuk melihat

kemungkinan terjadinya reorganisasi structural guna meluruskan

perbedaan kepentingan yang hendak dicapai.

1) Atur dan rencanakan pertemuan antar individu yang terlibat

konflik

2) Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat

3) Mengembangkan dan menguraikan solusi

4) Memilih solusi dan melakukan tindakan

5) Merencanakan pelaksanaannya

32
BAB IV

PENTUP

A. Kesimpulan

Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai

dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimiliki dan

lingkungan yang melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola

organisasi tergantung pada kemampuannya menentukan pekerjaan-

pekerjaan yang harus dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai

tujuan.

Struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal dalam

mengelola organisasi berdasarkan unsur spesialisasi, standardisasi,

koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan

ukuran satuan kerja. Struktur organisasi juga mengandung pengertian sebagi

system atau jaringan kerja dari tugas-tugas, pelaporan relationship dan

komunikasi yang menghubungkan pekerjaan individual dan

kelompok.Penstruktural kembali atau restructuring mengacu pada

perubahan dari sebuah struktur organisasi dalam usahanya meningkatkan

kinerja.

33
B. Saran

Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini

diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya.Setelah mamahami

pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di

lapangan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Jogjakarta : AR-Ruzz Media.

Bowo Arief, 2008. Pengorganisasian. Jakarta: Fakultas Ekonomi,

Universitas Mercu buana.

Douglas, L.M. 1992. The Effective Nurse, Leader, and Manager. St Louis :

The CV. Mosby Company.

Handoko, T. Hani 2003. Manajemen.  Edisi Kedua.  Cetakan

Kedelapanbelas.    Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Kadarman, A.M. et.al. 1996. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta:

Gramedia.

Sitorus, R. 2006. Model Praktik Keperawatan Professional Di Rumah Sakit :

Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan Di

Ruang Inap. Jakarta : EGC.

Thoha, M. 2011. Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta :

Rajawali Pers.

35
36

Anda mungkin juga menyukai