PENDAHULUAN
Cerebral Palsy adalah salah satu gejala sisa yang cukup banyak dijumpai. Istilah
Cerebral Palsy (CP) pertama kali dikemukakan oleh Phelps. Cerebral : yang berhubungan
dengan otak; Palsy : ketidaksempurnaan fungsi otot. Dalam kepustakaan, CP sering juga
disebut diplegia spastik, tetapi nama ini kurang tepat, sebab CP tidak hanya bermanifestasi
spastik dan mengenai 2 anggota gerak saja, tetapi juga dapat ditemukan dalam bentuk lain
dan dapat mengenai ke 4 anggota gerak. Nama lain ialah : Little’s disease, oleh karena dokter
John Little adalah orang yang pertama pada pertengahan abad ke 19 menguraikan gambaran
klinik CP. Makalah ini menguraikan secara singkat : definisi, insidensi, etiologik,
neurofisiologik dan patologik, gambaran klinik dan klasifikasi, diagnosis, diagnosis banding,
pemeriksaan khusus, penanganan, pencegahan dan prognosis CP.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Cerebral Palsy?
2. Apa etiologi dari Cerebral Palsy?
3. Apa saja manifestasi klinis pada Cerebral Palsy?
4. Bagaimana penatalaksanaanya?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Cerebral Palsy?
1.3 Manfaat Penelitian
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang permasalahan yang
timbul pada kasus Cerebral Palsy.
2. Memporoleh pemahaman konsep yang benar tentang Cerebral Palsy sehingga
nantinya dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien.
3. Asuhan keperawatan yang kita berikan akan lebih bermutu bila ada keseimbangan
antara pengetahuan teori.
4. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak.
BAB 2
KONSEP DASAR
2.1 Definisi
Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik yang disebabkan oleh abnormalitas
system motor piramida (motor kortek,basal ganglia dan otak kecil)yang ditandai
dengan kerusakan pergerakan dan postur pada serangan awal. (Suriadi Skep :
2006,hal 23-27)
Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif,terjadi
pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan otak normal denga
gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan
pergerakan,disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis ,gangguan ganglia basal
dan sebelum juga kelainan mental. (Ngastiyah : 2000,hal 54-56)
Cerebral palsy ialah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel motorik didalam susunan saraf
pusat,bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang
belum selesai pertumbuhannya. (Yulianto : 2000,http:// www.medicastore .com)
2.2 Etiologi
1. Pranatal :
Infeksi intrauterin : TORCH,sifilis,rubella,toksoplasmosis,sitomegalovirus
Radiasi
Asfiksia intrauterin (abrupsio plasenta previa,anoksia maternal,kelainan
umbilicus,perdarahan plasenta,ibu hipertensi,dan lain-lain)
Toksemia grafidarum
2. Perinatal :
Anoksia/hipoksia
Perdarahan otak
Prematuritas
Ikterus
Meningitis purulenta
3. Postnatal :
Trauma kepala
Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan
Racun: logam berat
Luka Parut pada otak pasca bedah
Beberapa penelitian menyebutkan factor pranatal dan perinatal lebih berperan dari
pada factor pascanatal.Studi oleh nelson dkk(1986) menyebutkan bayi dengan berat lahir
rendah,asfiksia saat lahir,iskemia pranatal,faktor penyebab Cerebral palsy. Faktor prenatal
dimulai saat masa gestasi sampai saat akhir,sedangkan factor perinatal yaitu segala faktor
yang menyebabkan Cerebral palsy mulai dari lahir sampai satu bulan kehidupan.Sedangkan
faktor pascanatal mulai dari bulan pertama kehidupan sampai 2 tahun. (Hagbreg
dkk,1975),atau sampai 5 tahun kehidupan (Blair dan Stanley,1982),atau sampai 16 tahun
(Perlstein,Hod,1964)
Manifestasi klinis cerebral palsy tergantung dari bagian dan luas jaringan otak yang
mengalami kerusakan :
1. Spastisitas Terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang disertai dengan klonus dan
reflek Babinski kerusakan yaitu :
Monoplegia / monoparesis Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi salah satu
anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya.
Hemiplegia / hemiparisis Kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang sama.
Diplegia / diparesis Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi tungkai lebih
hebat dari pada lengan.
Tetraplegia / tetraparesis Kelumpuhan keempat anggota gerak,tapi lengan
lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai yang lain.
2. Tonus otot yang berubah
Bayi pada usia bulan pertama tampak flasid dan berbaring seperti kodok terlentang,
sehingga tampakseperti keainan pada “lower motor neuron“ menjelang umur 1 tahun berubah
menjadi tonus otot dari rendah hingga tinngi. Golongan ini meliputi 10-20% dari kasus
“cerebral palsy”
WOC
Cerebral Palsy
KETIDAKSEIMBANGAN DEFISIEN
NUTRISI : KURANG DARI PENGETAHUAN
KEBUTUHAN TUBUH
2.5 Penatalaksanaan
Pada umumnya penanganan penderita CP meliputi :
Oleh karena gangguan tingkah laku dan adaptasi sosial sering menyertai CP, maka
psiko terapi perlu diberikan, baik terhadap penderita maupun terhadap keluarganya.
3. Koreksi operasi.
Bertujuan untuk mengurangi spasme otot, menyamakan kekuatan otot yang antagonis,
menstabilkan sendi-sendi dan mengoreksi deformitas. Tindakan operasi lebih sering
dilakukan pada tipe spastik dari pada tipe lainnya. Juga lebih sering dilakukan pada anggota
gerak bawah dibanding -dengan anggota gerak atas. Prosedur operasi yang dilakukan
disesuaikan dengan jenis operasinya, apakah operasi itu dilakukan pada saraf motorik,
tendon, otot atau pada tulang.
4. Obat-obatan.
Pemberian obat-obatan pada CP bertujuan untuk memperbaiki gangguan tingkah laku,
neuro-motorik dan untuk mengontrol serangan kejang. Pada penderita CP yang kejang.
pemberian obat anti kejang memeerkan hasil yang baik dalam mengontrol kejang, tetapi pada
CP tipe spastik dan atetosis obat ini kurang berhasil. Demikian pula obat muskulorelaksan
kurang berhasil menurunkan tonus otot pada CP tipe spastik dan atetosis. Pada penderita
dengan kejang diberikan maintenance anti kejang yang disesuaikan dengan karakteristik
kejangnya, misalnya luminal, dilantin dan sebagainya. Pada keadaan tonus otot yang
berlebihan, obat golongan benzodiazepine, misalnya : valium, librium atau mogadon dapat
dicoba. Pada keadaan choreoathetosis diberikan artane. Tofranil (imipramine) diberikan pada
keadaan depresi. Pada penderita yang hiperaktif dapat diberikan dextroamphetamine 5 -- 10
mg pada pagi hari dan 2,5 -- 5 mg pada waktu tengah hari.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Identifikasi anak yang mempunyai resiko (angka kejadian sekitar 1-5/1000 anak
2. Jenis kelamin (laki-laki lebih banyak daripada wanita)
3. Kap iritabel anak, kesukaran dalam makan, perkembangan terlambat,
perkembangan pergerakan kurang, postur tubuh yang abnormal
4. Monitor respon untuk bermain
5. Kap fungsi intelektual anak
Pemeriksaan Fisik :
Muskuluskeletal :
- Spastisitas
- Ataksia
Neurosensory :
- Gangguan menangkap suara tinggi
- Gangguan bicara
- Anak berliur
- Bibir dan lidah terjadi gerakan dengan sendirinya
- Strabismus konvergen dan kelainan refraksi
Eliminasi :
- Konstipasi
Nutrisi :
- Intake yang kurang
Pemeriksaan Diagnostik :
IV. Implementasi
1. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b.d kesukaran menelan
dan meningkatnya aktivitas
- Mengajarkan gerakan Px dalam melaksanakan ADL
- Membantu Px untuk memenuhi kebutuhannya
- Memperhatikan posisi penderita pada waktu istirahat / tidur
2. Resiko Kerusakan Integritas Kulit b.d imobilitas
- Kaji kulit setiap 2 jam dan prn terhadap area tertekan, kemerahan dan
pucat.
- Tempatkan anak pada permukaan yang mengurangi tekanan
- Ubah posisi dengan sering, kecuali jika dikontraindikasikan
- Pertahankan kebersihan kulit dan kulit dalam keadaan kering
- Berikan cairan yang adekuat untuk hidrasi
3. Risiko Cidera b.d gangguan pada fungsi motoric
- Ajarkan pola makan yang teratur
- Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan / kegiatan,
pertahankan kebersihan mulut anak
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
4. Defisien Pengetahuan b.d perawatan dirumah dan kebutuhan terapi
- menyatakan pemahaman terhadap perawatan dirumah dan kebutuhan
terapi
- melakukan perilaku / perubahan pola hidup untuk memperbaiki status
kesehatan
- kebutuhan terapi dapat dipenuhi
V. Evaluasi
1. Menyatakan pemahaman faktor yang menyebabkan cidera
2. Tidak mengalami tanda-tanda malnutrisi
3. Aktifitas berjalan dengan normal
4. Adanya kemajuan peningkatan berat badan
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Kliegman, Arvin, 1999. Ilmu Kesehatan Anak Volume 3 Edisi 15 Nelson,
Jakarta : EGC
2. Dr. Soetjiningsih, SpAK, 1995. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC
3. Santi Wijaya, Skep. Ns, 1999. Lumpuh Otak, Bandung : http//:id.wikipedia.org
4. Soetomenggolo, Taslim S, 1999. Buku Ajar Neurologi Anak, Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia
5. Supriadi Skp dkk, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta : Sagung Seto
6. Yulianto, 2000. Cerebral Palsy Pada Anak, Jakarta : http://www.pediatrik.com. 20
april 2008
7. Wong Donna L, 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakarta : EGC
LAMPIRAN