Nama : Muhammad Yudha Hermawan

NPM : 230210200097
Kelas : Ilmu Kelautan B

PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

REVIEW JURNAL

Mikroskop
Mikroskop (Yunani: mikros = kecil, scopein = lihat) adalah Alat untuk melihat objek
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop ini merupakan alat optik yang
terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda
yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang
pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop optik dapat dibagi atas 2, yaitu
mikroskop Biologi (monokuler) dan mikroskop stereo (Binokuler) (Suripto, 1994). Mikroskop
biologi adalah mikroskop yang digunakan pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran
dilakukan dari bawah dengan sinar alam atau lampu (M. Amin, 1994). Mikroskop binokuler
adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar,
transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam
atau lampu (Tim Pengajar Jurusan Biologi 2011). Karena dapat mengamati benda-benda kecil,
mikroskop digunakan dalam berbagai cabang ilmu, salah satunya cabang ilmu biologi sel dan
molekuler yang mengamati sel dari tumbuhan dan hewan.

Pengamatan Sel Tumbuhan

Pada jurnal pertama, dilakukan pengamatan terhadap sel daun puring. Bentuk sel
epidermis daun puring tidak beraturan dengan dinding sel bergelombang dan ada juga rata.
Walaupun terdapat perbedaan bentuk sel epidermis, tetapi sel epidermis merupakan jaringan
yang seragam. Susunan sel epidermis tidak beraturan dan tidak searah. Daun puring mempunyai
struktur morfologi dan anatomi yang kokoh karena tersusun dari sel yang rapat satu sama lain
atau tidak terdapat ruang antar sel (RAS). Susunan sel epidermis tersusun rapi dan searah.
Tersusun dari sel yang rapat satu sama lain atau tidak terdapat ruang antar sel (RAS)
 Sedangkan pada jurnal kedua dilakaukan pada sel daun pakis giwang. Bentuk sel
epidermis pada daun pakis giwang terlihat berbeda dengan sel epidermis pada daun puring.
Bentuk sel epidermis daun pakis giwang yaitu ada yang berbentuk memanjang dan tidak
beraturan dengan dinding sel epidermis tidak rata dan ada juga yang rata. Susunan sel epidermis
mengelilingi stomata dan tidak beraturan satu sama lain. Letak sel-sel apidermis tidak rapat
sehingga terdapat ruang antar sel (RAS).

Pengamatan Sel Hewan

Pada jurnal pertama, dilakukan penelitian pada sel epitel pipi yang diambil menggunakan
tusuk jari kemudian ditetesi metilen blue untuk memberi warna pada sel. Dari hasil penamatan
sel hewan dari bag epitel pipi memiliki bentuk yang tidak beraturan dikarenakan sel hewan tidak
mempunyai dinding sel. Tidak terlihat ikatan karena terpisah,dan memiliki inti sel ditengah tidak
memiliki stomata.
Dari pengamatan-pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sel pada
hewan dan sel pada tumbuhan berbeda. Sel hewan dan sel tumbuhan merupakan sel eukraiotik,
tetapi keduanya memiliki perbedaan struktur maupun fungsinya. Umumnya sel tumbuhan
berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel hewan. Dalam ilmu ekologi, tumbuhan berperan
sebagai produsen yang mampu membuat makanannya sendiri, sedangkan hewan berperan
sebagai konsumen atau pemakan. Perbedaan peran tersebut terjadi karena sel tumbuhan memiliki
organel- organel sel yang tidak dimiliki oleh hewan, begitupun sebaliknya.
 DAFTAR PUSTAKA
McMullan, D.. (2006). Scanning electron microscopy 1928-1965.
Scanning. 17. 175-185. 10.1002/sca.4950170309.

Sumardi, dan A. Pudjoarinto. 1994. Struktur dan perkembangan

tumbuhan. Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta.

Woelaningsih, S. 1984. Penuntun Praktikum Botani Dasar.

Laboratorium Anatomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta.

Woelaningsih, S. 2001. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II.

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta.

Tenzer. A, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan. Malang:

Jurusan Biologi FMIPA UM dan JICA.

Albert, (2002). Molecular Biology of The Cell 4th Edition. New York:
Garland Science Taylor and Francis Group.