Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Administrasi Pendidikan// Manajemen Pendidikan

Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan// Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Ajat Rukajat, M.M.Pd

DISUSUN OLEH :

MINDANINGSIH & IMRON ROSADI


NPM. 2010632030026/2010632030014

PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS SINGA PERBANGSA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Organisasi Lembaga Pendidikan”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata
kuliah “Administrasi Pendidikan// Manajemen Pendidikan” , kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini, kami tidak luput dari berbagai hambatan dan
rintangan. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen
pembimbing yang ikut serta membantu dan membimbing dalam penyusunan makalah
ini.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Karawang, 19 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Tujuan .......................................................................................................... 2
3. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi ................................................................................... 3
B. Lembaga Pendidikan .................................................................................... 5
C. Struktur Lembaga Pendidikan ....................................................................... 6
D. Jalur dan Jenjang Lembaga Pendidikan......................................................... 6
E. Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan................................................................... 10
F. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan .................................................. 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................................. 14
DAFTAR ................................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana


orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi
yaitu seperti uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-parasarana, data, dan
lain sebagainya yang dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan (Ramadhan, 2011).
Di dalam sebuah institusi atau sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai
hubungan terkait antara satu dengan lainya sudah semestinya mempunyai sebuah
stuktur organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka dalam dimana organisasi
itu beroperasi dan merupakan cara suatu aktivitas organisasi dibagi, diorganisir, dan
dikoordinasikan. Struktur organisasi ini dapat digunakan sebagai pembentukan atau
pembagian suatu pekerjaan dengan maksud agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dengan baik. Dan dengan adanya struktur organisasi ini diharapkan pula terjadinya
pengontrolan terhadap aktivitas yang dilakukan serta gambaran yang jelas mengenai
aktivitas dari organisasi yang berada di dalamnya.
Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan,
peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya
dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta
mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di
dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali
dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap
pengetahuan jika ditransformasikan.

1
Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru
yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan
aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional
adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik
yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas
(pembukaan UUD 1945 alenia 4). Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang
masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga
terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung
makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki
fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat) .
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini agar kita dapat mengetahui tentang
pengertian dan struktur lembaga pendidikan , jalur jenjang dan jenis lembaga
pendidikan , serta agar kita tahu apa saja kriteria keberhasilan suatu lembaga
pendidikan.

C. Rumusan Masalah

Adapun beberapa masalah yang akan dikaji pada makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
 Apa yang di maksud dengan organisasi ?
 Apa yang di maksud dengan lembaga pendidikan ?
 Apa yang di maksud dengan struktur lembaga pendidikan?
 Apa saja jalur jenjang lembaga pendidikan ?
 Apa saja jenis-jenis lembaga pendidikan ?
 Apa kriteria keberhasilan suatu lembaga pendidikan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Pengertian / definisi Organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang (dua
atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen,
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Beberapa definisi organisasi dari para ahli :
 Louis A. Allen (1960)
Pengorganisaasian adalah proses mengatur dan menghubungankan oekerjaan yang
harus dilakukan, sehingga tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan
efisien oleh orang-orang.
 Edgar Schein (1973)
“An organization is the rational coordination of the activity of the number of people
for the achievement of some common explicit of labor and function, and through a
hierarchy of outhority and responsibility”. (Suatu organisasi adalah koordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum dari tenaga
kerja dan fungsi, serta dengan tingkatan hirarki dan tanggungjawab.)
 Ananda W.P Guruge (1977)
“Organization is difened as arranging a complex of tasks into manageable units and
defining the formal relationship among the people who are assigned the various
tasks”. (Organisasi didefinisikan sebagai tatanan tugas yang kompleks yang dikelola
oleh suatu unit dan mendeskripsikan hubungan formal antara orang-orang yang
ditugaskan berbagai macam tugas).

3
 SB Hri Lubis (1987)
Terdapat kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi organisasi yaitu pada
dasarnya organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia
yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota
organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu
kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas,
sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari lingkunagnnya.
 Robbins (1996)
Organisasi dipandang pula sebagai satuan sosial yang dikoordinasi secara
sadar, yang tersususn atas dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar
yang relatif terus- menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat
tujuan bersama.
 Sutarto (1998)
Organisasi adalah sistem saling berpengaruh antar orang dalam kelompok
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari berbagai definisi para ahli mengenai organisasi, Pada intinya dapat
disimpulkan bahwa organisasi adalah koordinasi /secara rasional kegiatan sejumlah
orang untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplisit, melalui
peraturan dan pembagian kerja serta melalui hierarkhi kekuasaan dan tanggung
jawab. Organisasi dapat didefinisikan dengan bermacam cara yang pada intinya
mencakup berbagai faktor yang menimbulkan organisasi yaitu kumpulan orang, ada
kerjasama, dan tujuan yang telah ditetapkan yang merupakan sistem yang saling
berkaitan dalam kebulatan.

4
B. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan


potensi manusiawi yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas
kehidupan sebagai manuasia, baik secara individual maupun sebagai anggota
masyarakat. Kegiatan untuk mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara
berencana, terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu.
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari
sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki
beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran
dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal
ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan
peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sitem. Kedua
mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki
kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga
pendidikan berfungsi sebagai alat:
1) Pengembangan pribadi
2) Pengembangan warga
3) Pengembangan Budaya
4) Pengembangan bangsa

5
C. Struktur Lembaga Pendidikan

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)


dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian
laporan (nrisdiani,2013).
Salah satu bentuk yang digunakan dalam suatu institusi atau lembaga
pendidikan adalah struktur organisasi garis atau staff.
Sebelum mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan struktur organisasi garis dan
staff ada baiknya kita mengetahui organisasi garis. Dan yang dimaksud dengan
struktur organisasi garis dan staff adalah suatu bentuk organisasi yang terdiri dari satu
pimpinan dimana pelimpahan wewenang terjadi secara vertikal kepada bagian –
bagian dibawahnya dan di dalam organisasinya terdapat beberapa staff yang bertugas
memberi saran dan nasihat dalam bidangnya kepada pimpinan organisasi.

D. Jalur dan Jenjang Lembaga Pendidikan

Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.

1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9
(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.

6
Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah
ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 17). Pendidikan dasar
merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri dari program pendidikan enam
tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan
pertama (PP Nomor 28 tahun 1990).
Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun d
iselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan
prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab IV pasal 28 disebutkan bahwa : Pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.Pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak
(TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB),
taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

2. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang

7
sederajat. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 18.

3. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan
tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 20).

Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan
potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

1. Jalur Pendidikan formal


Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan
yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai
pendidikan tinggi. Pendidikan formal dapat diwujudkan dalam bentuk satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah
dan masyarakat.
Semua lembaga formal diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk
memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh
pendidikan di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki
program profesi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor
berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada

8
individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang
luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan,
keagamaan, kebudayaan, atau seni.

2. Jalur Pendidikan nonformal


Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal juga
disebut pendidikan luar sekolah. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak
usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan
kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

3. Jalur Pendidikan informal


Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan sama dengan
pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan. (Undang-Undang Republik Indonesia

9
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 27
ayat 1 dan 2).
Homeschooling atau yang di-Indonesiakan menjadi sekolah rumah, merujuk
pada UU No. 20 tahun 2003 terkategori sebagai pendidikan informal.
Pendidikan informal adalah pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga dan
lingkungan. Kedudukannya setara dengan pendidikan formal dan nonformal.
Hanya saja, jika anak-anak yang dididik secara informal ini menghendaki ijazah
karena berniat memasuki pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi,
maka peserta pendidikan informal bisa mengikuti ujian persamaan melalui
PKBM atau lembaga nonformal sejenis yang menyelenggrakan ujian
kesetaraan. Hal paling khas yang menjadi nilai lebih pendidikan informal
dibandingkan model pendidikan lainnya adalah, kemungkinan yang lebih besar
akan tergali dan terkelolanya potensi setiap anak secara maksimal.

E. Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan


Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum,
kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

1. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya:
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA).
2. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

10
3. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana
dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu
pengetahuan tertentu.
4. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau
menjadi seorang profesional. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan
profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan
dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon
pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan
nonformal.
5. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu
maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata
6. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan
yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau
menjadi ahli ilmu agama.
Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman,
pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis. (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
IV Pasal 30).
7. Pendidikan khusus

11
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa. Peserta didik yang berkelainan atau peserta
didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara
inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah
luar biasa/SLB).

F. Kriteria Keberhasilan Lembaga Pendidikan


Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran akan memperjelas
target dalam setiap tahapan pembelajaran. Kemampuan menyusun kriteria dan
indikator keberhasilan pembelajaran harus dimiliki Guru dan Kepala Sekolah agar
dapat menjalankan tugas masing-masing. Hal ini memerlukan pembinaan atau
bimbingan dari pengawas. Kegiatan belajar ini dirancang untuk membekali pengawas
dalam membimbing guru dan kepala sekolah dalam menyusun kriteria keberhasilan
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan
ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya tercapainya kompetensi yang meliputi
pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Fungsi ketuntasan belajar adalah memastikan semua peserta
didik menguasai kompetensi yang diharapkan sebelum pindah ke kompetensi
selanjutnya. Patokan ketuntasan belajar mengacu pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta indikator yang terdapat dalam kurikulum.
Sedangkan ketuntasan dalam pembelajaran berkaitan dengan standar
pelaksanaannya yang melibatkan komponen guru dan siswa. Kriteria keberhasilan
adalah ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar yang mengacu pada kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep

12
atau ketrampilan yang dapat diamati dan diukur. Secara umum kriteria keberhasilan
pembelajaran adalah:
1. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif,
tes sumatif, maupun tes keterampilan
2. Setiap keberhasilan tersebut dihubungkan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang mengacu kepada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
atau Kriteria Ketuntasan Ideal (KKI) 75%
3. Ketercapaian keterampilan vokasional atau praktik bergantung pada KKM
atau KKI. Sedangkan indikator adalah acuan untuk menentukan apakah
peserta didik telah berhasil menguasai kompetensi.
Untuk mengumpulkan informasi apakah suatu indikator telah dicapai siswa,
dilakukan penilaian sewaktu pembelajaran berlangsung atau sesudahnya. Pencapaian
inidikator dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas.
Seperti telah diungkapkan di atas, kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% – 100%. Kriteria
ideal untuk masingmasing indikator adalah 75% (KKI).
Satuan pendidikan dapat menetukan kriteria ketuntasan minimal lebih kecil atau
lebih besar dari KKI (75%) dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik
dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

 Organisasi yaitu sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
 Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja
dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
 Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
 Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
 Keberhasilan pembelajaran, mengandung makna ketuntasan dalam belajar dan
ketuntasan dalam proses pembelajaran. Artinya tercapainya kompetensi yang
meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap, atau nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, Rifki N.(2011, 27 September).Organisasi Sebagai Wadah dan Proses.


Diakses Februari 19, 2021, dari: http://rifki26nr.blogspot.com/2021/02/organisasi-
sebagai-wadah-dan-proses.html
Syafii, Imam. Lembaga Pendidikan Sebagai Agen Perubahan.Diakses 19 Februari
2021 dari : http://kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-
perubahan/.
Husniyah, Eva Z.(2012, 10 Oktober).Pengertian Organisasi. Diakses Februari 19 ,
2021, dari : http://evazahrotul.blogspot.com/2012/10/pengertian-organisasi_10.html
Indraviantoro, Ganie.(2012, 5 April). Diakses Februari 21 , 2021 dari :
http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/05/makalah-kriteria-keberhasilan-
lembaga-pendidikan/
Nrisdiani.(2013, 9 Maret).Pengertian Struktur Organisasi. Diakses Februari 19 ,
2021, dari : http://nrisdiani.blogspot.com/2012/03/09pengertian-struktur-
organisasi.html.
(2013, 22 September) .Pendidikan di Indonseia. Diakses Februari 19, 2021. Dari :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia.
(2012, 19 Februari).Diakses Februari 19 ,2021 . Dari:
http://suaidinmath.wordpress.com/2012/02/19/bagaimana-menyusun-kriteria-dan-
indikator-keberhasilan-pendidikan-dan-pembelajaran/

15

Anda mungkin juga menyukai