Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TENTANG KONSEP TEORI CARRING

Dosen pembimbing :

Kelompok 5 :

1. Nur Faidah
2. Vicky Ibnu Hasan
3. Novita
4. Wanda Ningsih

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY

PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO 2019 – 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya karena
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
sahabatnya hingga kepada kita sebagai umatnya hingga akhir zaman.

Pada makalah ini penulis membahas mengenai penulis membahas mengenai pengaruh
kesejajaran tubuh. Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan beberapa sumber
sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari buku dan internet.

Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tidak lepas dari
dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pengasuh Yayasan Pondok
Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., N.s M.Kes. selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Iin Aini Isnawati S,Kep,. N,s. M.Kes selaku wali kelas sarjana keperawatan tingkat 1.
4. Nafolion Achmad Kusyairi,S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku dosen pembimbing mata kuliah
keperawatan dasar 1.

Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang
terbaik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Genggong, 18 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..…………….…i

DAFTAR ISI…………………..……………………………………………………ii

PENDAHULUAN………………..………………………………………………...iii

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1.1
B. Rumusan Masalah…...…………………………………………………….1.1
C. Tujuan……………………………………………………………………..1.1
BAB I Konsep Caring………...……………………………………………………1

A. Pengertian Caring Secara Umum………………………………………….2
B. Persepsi Klien Tentang Caring…………….………………………………3
C. Teori Caring Menurut Watson……………….…………………………….4
D. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan………………………………5
E. Perbedaan Caring dan Curing…………………………………………...…6
KESIMPULAN……………………………………………………………………..7

DAFTAR PUSTAKA…...………………………………………………………….8
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju
dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang
kesehatan terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi
pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan
merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan
penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator
mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan
apakah layanan perawatan bermutu apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual, teknikal,
dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui
bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara
totalitas terhadap kliennya.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apasaja prilaku  caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah kesehatan ?  
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Menjelaskan pengertian caring secara umum dan teori caring menurut Watson.
2.      Memahami persepsi klien tentang caring.
3.       Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.
4.      Memahami perbedaan caring dan curing.
                                                   
BAB I
KONSEP CARING

1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter,
P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed.
St. Luois, MI : Elsevier Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang,
perasaan dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis
perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien.
Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Banyak ahli
keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai berikut:
(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com).
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan,
inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga
didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan
emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah satu konsep caring
ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada
aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin
menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang
mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut
Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus.
Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien.
4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga
menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen penting
yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari
kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, verifikasi
yang baik dan tenang kepada klien.
6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan yang
bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan status
kesehatan.
7. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional) dan kehati-
hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik keperawatan berupa
tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan menunjukkan perhatian, empati maupun
rasa menyayangi yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan klien.
2. Persepsi Klien Tentang Caring
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki perawat.
Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan tentang proses Caring yang
terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir
secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri
sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi
kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup. (Potter & Perry, 2005 :
110).
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan apa yang klien
harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat dalam
menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan. Sikap
pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang
bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat masuk ke
kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata, kemudian
duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu
mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa rangkuman
tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke kamar klien
kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman tanda vital, melakukan salam
tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien merasa nyaman.
Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien sehingga klien merasa
kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda karena semua klien memiliki ciri khas.
Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus terbesar dari tingkat
kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien menggunakan sistem
pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan
klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan
keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi
juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk berobat atau
menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan klien terhadap
kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada tindakan keperawatan
juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan pendekatan apa
yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring merupakan permulaan yang
baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien. Membangun
suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa yang penting
bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan
klien tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu
hubungan yang baik terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan klien.
3. Teori Caring Menurut Watson
Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam kekacauan
lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam waktu
pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam lingkungan pelayanan
kesehatan berada dalam ruang kecil praktik caring yang membuat perawat dan profesi kesehatan
klien (Watson, 2006 a). (Potter dan Perry edisi 7 : P.140). Watson menjelaskan bahwa konsep
dia didefinisikan untuk membawa arti baru untuk paradigma keperawatan adalah “berasal dari
pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat saya,
intelektual dan experiental : dengan demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-
sendiri, keyakinan, dan persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang
kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49). (Tomey, AM,
Alligood, MR.2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as a
fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan
selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya   multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap
lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit dan dibangun
dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi dapat dipengaruhi
dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat didefinisikan sebagai kepuasan
melalui pemberian dan perpanjangan dari kesadaran diri.
b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope
Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki
positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan
kesembuhan dan kesejahteraan klien.
c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain
Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.
d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk
penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati,
kehangatan dan komunikasi efektif
e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan baik ekpresi perasaan
positif maupun negatif
f.Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan    pengambilan keputusan
g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal
h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau memperbaiki
keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-kebutuhan
survival, fungsional, integratif dan grup)
j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic
Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik dalam
meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan..
Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.
Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat ini
tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan memilih
kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan
pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk
membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.
Caring merupakan inti dari keperawatan.
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).
Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:
1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat, dihormati,
mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh
lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari kelompok atau
masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial.
Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan
penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal
tersebut.
3. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di
masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi
hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme
koping terhadap lingkungan tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk
klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau
menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu
cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri
individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai
klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat.
Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam beberapa cara, tetapi terdapat
tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini
adalah aspek kontrak, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit (Fry,
1988).
1.      Aspek kontrak
Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak untuk care.
Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care”.
Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak
kerja kita.
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat
keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan
memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu
merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat
memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah ide utama. Oleh
karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang care, bukan karena dia
seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat
harus care terhadap klien.
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling
percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk
komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan cara yang
terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah berarti
penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan
tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001; Dwidiyanti,1998;
Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985). Perawat perlu
mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan
interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih
ke tingkat yang selanjutnya. Perawat juga harus memberikan informasi kepada klien. Perawat
bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya tercermin
dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit
diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan
keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan
memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
5. Perbedaan Caring dan Curing
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Caring merupakan
fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir, berperasaan, dan
bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care merupakan hal yang mendasar.
Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan
rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan
keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian
diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu, Watson dalam Theory of
Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan
antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan,
memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi
asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat
pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu atau tidak. Caring
sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat universal
dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya.
Di dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian
(Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989)
menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾
pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan
asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya
kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat
difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data dan
mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care merupakan
komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure merupakan dasar dari
ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien,
maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap ada perbedaan yang jelas
diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit
dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan
berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat
perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekundernya.Begitu
pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai sebagi tugas sekundernya.
Curing merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk salah satunya
adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap
mempunyai hubungan yang saling melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan
tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan
mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di
dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit
yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-
beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian perawatan.
Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu membantu
klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan
keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan
konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan
dengan obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat difahami bahwa caring memperhatikan
klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada
aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek tujuan.
Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh
pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab
penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih kompleks
daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh kebutuhan
pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring. Sebagai
seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring dengan sebaik-
baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring. Caring tidak
akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan itu
sendiri.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien.
Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu memberi
perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di bawah
kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik, melindungi
klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta
mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam promosi
kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan
sistem humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik
keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat
dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk
menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat ditunjukan oleh perawat
melalui tindakan sebagai berikut:
1. Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
2. Menyebut klien dengan namanya
3. Menggunakan sentuhan
4. Meyakinkan klien, perawat akan membantu
5. Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
6. Dan lain-lain
Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring dan curing dapat
lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat
diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis
yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai
seorang perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakanyang mulia yaitu care,
merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan semua itu dengan penuh rasa
ikhlas.
                              
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id


R.N, Joyce Smith. Caring in Nursing. Diambil dari legacy.owensboro.kctcs.edu.
Potter, P. A. & Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice.
6th Ed. St. Luois, MI : Elsevier Mosby.
Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,
Process, and Practice.6th Ed. St Louis, MI : Elsevier Mosby. Hal 110-111.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku I hal.164-165. Terjemahan Penerbit Salemba Medika.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan.
Salemba Medika : Jakarta
http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-watson/
Tomey, AM, Alligood, MR. 2006. Nursing Theorists. Six Edition. Mosby : US Of America
http://www.rnjournal.com/journalofnursing/caring.html
Morrison, Paul & Philip Burnard.1997. “Caring and Communicating Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan”. Jakarta : EGC
http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-menurut-jean-
watson
www.repository.usu.ac.id/bitstream/pdf.
Potter, P. A & Perry, A. G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7.
Buku 1. Terjemahan. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A. J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Tomer, Marriner and Alligood. (1998). Nursing Theorists and their Work. Philadelphia: Mosby.
Http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING
%20PERAWAT.doc (17 November 2011).
Http://trilestari.staff.umm.ac.id/files/2010/01/Konsep-Caring-vs-Curing1.ppt (17 November
2011).

Anda mungkin juga menyukai