Tumbuhan obat adalah bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan,
mineral, hewan atau campuran bahan tersebut yang secara tradisional yang telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.18 Tumbuhan obat adalah
tumbuhan yang memiliki khasiat bagi kesehatan manusia dan digunakan sebagai bahan
membuat obat alami yang relatif lebih aman19. Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa tumbuhan obat adalah tumbuhan berkhasiat obat yang berasal
dari bahan alam dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Menurut Departemen Kesehatan RI, yang dimaksud dengan obat tradisional adalah
obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau
campuran bahan tersebut yang telah digunakan secara tradisional untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Obat tradisional lebih banyak komposisinya berasal dari
tumbuhan dibandingkan dari hewan atau mineral, sehingga sebutan untuk obat tradisional
hampir selalu identik dengan tumbuhan obat (Prananingrum, 2007 dikutip Zaman, 2009).
Departemen Kesehatan RI mendefenisikan tanaman obat Indonesia seperti yang
tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu: (1) Tanaman Obat
merupakan tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu, (2) Tanaman obat merupakan tanamanatau bagian tanaman yang digunakan
sebagai bahan pemula bahan baku obat (precursor), (3) Tanaman obat adalah tanaman
atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai
obat.
Tumbuhan obat terdiri dari beberapa macam habitus. Dalam botani, penggunaan
habitus digunakan untuk menggambarkan suatu penampilan umum atau arsitektur suatu
tumbuhan. Menurut Tjitrosoepomo(2005) habitus dari spesies tumbuhan dapat dibagi
kedalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Herba adalah tumbuhan yang tak berkayu dengan batang yang lunak dan berair
2. Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh
dari permukaan tanah.
3. Semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-
cabang dekat permukaan tanah atau malahan dalam tanah.
4. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan bercabang dekat
dengan permukaan, biasanya kurang dari 5-6 meter.
5. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjulur/memanjat pada
tumbuhan lain.
Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat tradisonal yang dimiliki setiap suku atau
etnis tersebut diwariskan secara turun-temurun dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Obat tradisional dipandang lebih aman dikonsumsi dibanding obat kimia, adanya
penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimia, tetapi dapat disembuhkan
dengan obat tradisional menyebabkan masyarakat semakin percaya dengan pengobatan
tradisional (Arum,dkk., 2012).
Produk simplisia tanaman obat berdasarkan bagian-bagiannya yang diperlukan untuk
pembuatan obat adalah :
1. Daun-daunnya (Simplisia daun/Folium)
2. Akar dan akar tingalnya saja (Simplisia Akar/Radix)
3. Kulit (Simplisia Kulit/Cortex)
4. Batang tanamannya (Simplisia Batang/Folium)
5. Bunga (Simplisia Bunga/Flos)
6. Buah (Simplisia Buah/Fructus)
7. Biji-bijian (Simplisia Biji/semen)
B. Suku Serawai
Suku Serawai adalah suku bangsa dengan populasi terbesar kedua yang hidup di
daerah Bengkulu. Sebagian besar masyarakat suku Serawai berdiam di kabupaten
Bengkulu Selatan, yakni di kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna,
dan Seginim. Suku Serawai mempunyai mobilitas yang cukup tinggi, saat ini banyak dari
mereka yang merantau ke daerah-daerah lain untuk mencari penghidupan baru, seperti ke
kabupaten Kepahiang, kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Bengkulu Utara, dan
sebagainya. Secara tradisional, suku Serawai hidup dari kegiatan di sektor pertanian,
khususnya perkebunan. Banyak di antara mereka mengusahakan tanaman perkebunan
atau jenis tanaman keras, misalnya cengkih, kopi, kelapa, dan karet. Meskipun demikian,
mereka juga mengusahakan tanaman pangan, palawija, hortikultura, dan peternakan untuk
kebutuhan hidup.
Suku Serawai merupakan salah satu suku di Indonesia yang menfaatkan tumbuhan
obat sebagai alternatif pengobatan tradisional. Meski zaman sudah berupa namun
pengobatan tradisional tetap berlanjut secara turun-menurun dari generasi ke genarasi.
Banyak faktor yang menjadikan pengobatan tradisional masih tetap dipertahankan oleh
dukun atau ahli pengobatan tradisional yaitu, khasiatnya yang sudah terbukti, tidak
memiliki efek samping berbahaya karena yang digunakan adalah tumbuhan alam serta
sumber dananyapun lebih terjangkau jika dibandingkan dengan pengobatan modern.
BAB III
METODE PRATIKUM
A. Waktu dan Pelaksanaan
Inventarisasi tumbuhan obat suku Serawai telah dilakukan mulai tanggal 9 November
2020 sampai dengan tanggal 13 November 2020 menggunakan metode wawancara
terstruktur dan wawancara bebas yang melibatkan 4 orang narasumber. Infomasi
ditentukan berdasarkan keahlian atau pengetahuan narasumber terhadap tumbuhan obat
yaitu ahli pengobatan tradisional. Tempat pelaksanaan wawancara di Jl. Medan Baru RT.
012 RW. 03 Kelurahan Kandang Limun.
B. Alat dan Bahan
No Nama Alat Fungsi
1 Alat Tulis Mencatat pokok-pokok penting saat wawancara
2 Hp Dokumentasi
No Nama Bahan Fungsi
1 Tumbuhan Sebagai bahan lampiran laporan
C. Prosedur Kerja
1. Metode Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah melakukan wawancara tumbuhan obat sebagai berikut:
1) Mencari informasi terkait calon narasumber ahli pengobatan tradisional.
2) Berkunjung ke rumah narasumber 1,2,3 sedangkan narasumber 4 melalui daring.
3) Menanyakan apakah narasumber bersedia untuk di wawancarai.
4) Setelah narasumber setuju, maka proses wawancara dilakukan.
5) Proses wawancara dilakukan selama 4 hari di rumah narasumber.
6) Selama wawancara berlangsung topik yang dibahas adalah tumbuhan obat yang
digunakan suku Serawai sebagai pengobatan tradisional.
7) Setelah tahapan wawancara selesai dilakukan, tahap selanjutnya mencari jenis
tumbuhan untuk didokumentasikan dan beberapa jenis tumbuhan yang sulit
ditemukan (langkah) hanya dicari secara online (google).
8) Menyusun laporan
2. Inventarisasi
Inventarisasi berlangsung saat wawancara berlangsung yaitu dengan mencatat
jenis tumbuhan, kegunaan tumbuhan yang dianggap berkhasiat obat serta bagain yang
dijadikan sebagai sumber pengobatan.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Selanjutnya hasil inventarisasi khususnya jenis dan manfaat atau kegunaan tumbuhan
yang didapat dari masyarakat dibandingkan dengan manfaat dan kegunaan tumbuhan
yang sudah diketahui melalui literatur yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel,
narasi dan menyajikan lampiran photo dari tumbuhan obat itu sendiri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jenis Tumbuhan Obat dan Pemanfaatannya Oleh Suku Serawai 29
Berdasarkan hasil wawancara tumbuhan obat dan pemanfaatannya sebagai obat oleh suku Serawai di Medan Baru Kelurahan Kandang
Limun Kecamatan Muara Bangkahulu ditemukan sebanyak jenis tumbuhan yang berkhasiat obat.
Tabel 1. Tumbuhan obat dan bagian-bagiannya yang dimanfaatkan serta manfaatnya
Bagian yang
Nama Indoesia Dimanfaatkan Manfaat oleh Masyarakat
No & Akar
Nama Ilmiah Dau Kulit Getah Batang Buah Bung Biji
Nama Daerah Rimpang
n a
1 Beringin Ficus benjamina Obat bisul
Senduduk Melastoma Obat penawar racun jika megalami
2
*Dedughuk malabathricum keracunan makanan.
Daun Cembung Blumea
3
*Daun Capo balsamifera Obat flu dan obat mag
Sirsak
7 Annona muricata Obat darah tinggi
*Serangkayo
Katu Sauraphus
8 Obat pelancar ASI
*Taghuk Katu androgyus
Lanjutan
Bagian yang
Nama Indoesia Dimanfaatkan Manfaat oleh Masyarakat
No & Akar
Nama Ilmiah Dau Kulit Getah Batang Buah Bung Biji
Nama Daerah Rimpang
n a
Kelapa Digunakan saat mengurut
1 Cocos nucifera kaki patah
*Niugh
Katu Sauraphus
2
*Taghuk Katu androgyus
Daun Cembung Blumea
3
balsamifera Obat flu dan obat mag
*Daun Capo
Sirsak
7 Annona muricata Obat darah tinggi
*Serangkayo