Anda di halaman 1dari 18

PETRA PS

32 (9H) GURU : BU AGUSTINA

TUGAS PPKN

1)1.PAKAIAN ADAT

A)Ulee Balang adalah pakaian yang berasal dari Nanggroe Aceh dan pada umumnya dipakai
oleh Raja dan keluarga-keluarganya ketika acara sakral atau upacara adat.

Perlu diketahui bahwa pakaian adat untuk laki-laki dikenal dengan sebutan baju Linto Baro.
Sedangkan untuk pakaian adat yang dipakai oleh perempuan disebut dengan istilah Daro Baro.
Keunikan dari baju adat khas Aceh ini terdiri dari beberapa tingkatan yakni tingkatan untuk para
raja, ulama dan juga para pejabat kerajaan.
B) Ulos

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kental dengan Suku Batak
nya.

Daerah ini sendiri memiliki pakaian adat yang disebut dengan kain Ulos. Bagi Anda yang sudah
pernah berkunjung ke Sumatera Utara sebelumnya, tentu sudah tidak asing dengan pakaian adat
yang satu ini.

Memang bukan rahasia umum lagi jika kain ulos sekarang ini sudah sangat terkenal di kancah
nasional. Oleh masyarakat setempat yakni masyarakat batak karo pakaian adat ini dipercaya
sebagai azimat yang memiliki daya magis yang sangat tinggi.
C) Bundo Kanduang.

baju adat dari Provinsi Sumatera Barat. Untuk baju adat khas Sumatera Barat ini sering disebut
dengan nama Padang Bundo Kanduang. Perlu diketahui bahwa pakaian adat Indonesia asal
Sumatera Barat ini umumnya dibagi menjadi dua macam atau kategori yakni pakaian adat dan
pakaian penghulu.

Jika dilihat dari segi aksesoris yang digunakan memiliki nilai filosofi yang erat kaitannya dengan
seorang ibu dan keluarga. Sehingga tidak heran jika nama pakaian adatnya adalah Baju Adat
Padang Bundo Kanduang yang berarti ibu dari raja-raja. Salah satu keunikan dari baju adat khas
Sumatera Barat ini yaitu pada bagian penutup kepalanya yang hampir menyerupai dua tanduk.
2.Rumah Adat

A) Rumah Adat Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) “Rumoh Aceh”.

Rumah tradisional dari NAD atau Nanggroe Aceh Darussalam adalah Rumah Krong Bade dengan
sebutan lainnya yaitu “Rumoh Aceh”. Salah satu ciri khas dari rumah adat Aceh adalah ada pada
tangganya yang terdapat tiga tangga pada bagian depan rumah. Gunanya adalah untuk pintu
masuk para tamu dan orang yang tinggal di sana.

Tangga tersebut memiliki tinggi sekitaran 2.5 hingga 3 meteran dari tanah. Jumlah anak
tangganya pun umumnya ganjil. Jika dilihat pada dindingnya, terdapat ukiran khas yang
disesuaikan dengan tingkat ekonomi penghuninya.

Bentuk dari rumah adat Indonesia asal Aceh ini persegi panjang yang mana memanjang dari timur
ke barat. Sedangkan, pada atapnya hanya menggunakan daun rumba saja. Setiap bagian memiliki
fungsi sendiri-sendiri. Mulai dari tempat santai, ruang inti sampai gudang. Sekarang, rumah
tradisional ini sudah sangat langka karena perkembangan zaman yang pesat.
B). Rumah Adat Sumatera Utara “Bolon”.

Rumah Adat Bolon merupakan rumah khas suku Batak yang mana berasal dari Sumatra Utara.
Dulunya, rumah adat Sumatera Utara merupakan tempat tinggal 13 raja yang berdomisili di
Sumatra Utara. Beberapa nama raja tersebut adalah Raja Nagaraja, Raja Atian, Raja Mogam, dan
lainnya.

Ada beberapa jenis yang dimiliki oleh rumah tradisional Sumut ini. Beberapa jenisnya antara lain
Bolon Toba, Rumah Bolon Karo, Rumah Bolon Pakpak, Rumah Bolon Angkola, Rumah Bolon Toba,
dan Rumah Bolon Simalungun.

Rumah adat Sumatera Utara berbentuk persegi empat dengan model panggung. Tingginya dari
tanah sekiya 1.75 meteran. Terdapat tangga di tengah badan rumah yang fungsinya untuk
memudahkan masuk ke dalam rumah. Di tiap sudut rumah terdapat tiang-tiang sebagai
penopang rumah. Sedangkan atapnya tampak seperti bentuk pelana kuda. Ada beberapa ruang
yang memiliki fungsi masing-masing, salah satunya adalah ruang jabu soding yang khusus untuk
anak perempuan.
C) Rumah Adat Sumatera Barat “Bagonjong.

Rumah khas Sumatra Barat ini memiliki sebutan lain, yakni “Rumah Bagonjong. Namun,
masyarakat setempat biasa menyebutnya “Rumah Baanjung”. Jika Anda datang ke Sumbar, Anda
pasti akan menemukan banyak rumah semacam ini, tetapi hanya di beberapa daerah khusus.
Rumah adat Sumatera Barat memiliki bentuk persegi panjang yang atapnya mirip seperti tanduk
kerbau.

Atapnya hanya terbuat dari ijuk , tetapi ketahanan nya tidak perlu diragukan. Umumnya, hanya
ada satu tangga yang dimiliki oleh bangunan ini. Pada dindingnya, terdapat ukiran-ukiran yang
menghiasi rumah tersebut. Motifnya biasa mengusung tema tumbuhan merambat, bunga, buah,
hingga akar berdaun.
3.Tarian Adat

a. Tari Seudati yang berasal dari nanggroe Aceh

• Tari Seudati mempunyai bentuk penyajian berupa tari kelompok karena tari ini
dibawakan sekitar 12 sampai 14 penari laki-laki yang berpakaian putih.
• Tema tari Seudati adalah tari yang bertemakan peperangan atau bertema heroik
karena syair lagu pengiring tari ini membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk
melawan Belanda.
• Pada zaman kolonial Belanda, tari Seudati berfungsi sebagai penyemangat
pemuda Aceh dalam melawan Belanda sehingga tari ini dilarang pemerintah
Belanda masa itu. Sekarang, tari ini masuk ke dalam Kesenian Nasional Indonesia
yang berfungsi sebagai tari petunjukan diberbagai acara.
• Tari Seudati bersifat tarian tradisional kerakyatan. Tari ini berkembang di
masyarakat zaman dulu sebagai penyemangat pemuda Aceh dalam melawan
penjajah.
B.Tari Serampang Dua Belas yang berasal dari Sumatera Utara

1. Tari Serampang Dua Belas bentuk penyajian tarinya yaitu tari berpasangan. Bisa
disebut tari berpasangan karena penari tari ini dilakukan oleh 2 penari laki-laki dan
perempuan.
2. Tema tari Serampang Dua Belas yaitu bertema erotik atau percintaan. Tari ini
berkisah tentang pasangan kekasih yang berusaha mendapat restu dari kedua
belah pihak orang tua yang pada akhirnya mendapat restu dari kedua orang tua
mereka.
3. Tari Serampang Dua Belas berfungsi sebagai tari yang ditampilkan dipertunjukan.
Tari Serampang Dua Belas memiliki tarian yang indah dan banyak yang menyukai
tari ini hingga masyarakat mancanegara.
4. Sifat tari Serampang Dua Belas adalah kreasi baru. Disebut sebagai tari kreasi
baru karena tari ini awalnya berkembang di masa Kesultanan Serdang, tetapi pada
tahun 1940 tari ini dimodifikasi oleh Sauti, penciptanya.
2)Gambar Rumah Ibadah

1.Rumah Ibadah Orang Kristen Yaitu Gereja

2.Rumah Ibadah Orang Islam Yaitu Masjid


3.Rumah Ibadah Konghucu Yaitu Klenteng

4.Rumah Ibadah Hindu: Pura


5.Rumah Ibadah budha : Vihara
3)tradisi penduduk Indonesia
1. Ma’nene di Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Tradisi Ma’nene merupakan cara masyarakat Toraja menghormati para leluhur. Menurut
mereka, roh mereka tidak pernah meninggalkan keluarga. Maka dari itu, mereka punya tradisi
untuk mendandani dan mengganti pakaian untuk dibawa pulang ke rumah.
Biasanya Ma'nene dilakukan setelah panen besar pada Agustus. Meski demikian, ada pula yang
melakukannya pada September, setahun setidaknya ada tiga kali.
2. Kebo-keboan di Banyuwangi, Jawa Timur

Kebo-keboan digelar untuk memohon kesuburan sawah dan hasil panen yang melimpah. Tradisi
ini dijalankan masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Osing. Setiap tahunnya, kamu bisa
melihat Kebo-keboan di Desa Alasmalang dan Aliyan pada 10 Muharram atau Suro.
Acara dimulai dengan mengarak orang yang kerasukan roh gaib untuk dibawa ke Rumah
Kebudayaan Kebo-keboan. Terakhir, akan ada Dewi Kesuburan dan Dewi Sri yang menaburkan
benih padi kepada para petani dan kebo.
3. Omed-omedan di Bali

Omed-omedan menjadi tradisi pemuda Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar, dalam
menyambut pergantian Tahun Baru Caka. Acara ini sudah dilakukan sejak abad ke-18 Masehi.
Omed-omedan bukan tradisi ciuman seperti yang terlihat di media sosial, melainkan saling
tarik-menarik. Tradisi ini hanya boleh dilakukan anggota baru masuk perguruan tinggi hingga
yang belum menikah. Bagi yang sedang berhalangan dilarang untuk ikut serta.
4. Ikipalin di Papua

Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya cara cukup ekstrem dalam mengungkapkan
kesedihannya. Ketika ada anggota keluarga atau kerabat yang meninggal, mereka akan
memotong jarinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah malapetaka yang membuat nyawa hilang
terulang kembali.
Ikipalin dilakukan menggunakan benda tajam, seperti pisau, kapak, parang, atau lainnya.
Untungnya, seiring dengan terbukanya Suku Dani, kini mulai banyak orang yang
meninggalkannya.
4)persatuan dalam masyarakat Indonesia
1. Festival Budaya Nusantara

Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda, sebagai contoh tarian dan
pakaian yang merupakan aset berharga setiap daerah dan dalam lingkup nasional merupakan
aset bangsa Indonesia yang harus kita lestarikan.
Dalam festival budaya Nusantara, disajikan berbagai budaya daerah-daerah di Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Makna persatuan dan kesatuan dalam festival ini diharapkan dapat
menjalin kebersamaan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
2. Persatuan dan Kesatuan serta Toleransi Antar Umat Beragama

Secara resmi, di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui oleh pemerintah. Yaitu agama Islam,
Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Dari keenam agama tersebut,
Islam merupakan mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Sikap saling menghargai antar agama atau toleransi antar agama harus kita jalin agar tidak
menimbulkan permasalahan yang berujung pada konflik. Gambar diatas merupakan contoh dari
sikap persatuan hidup berdampingan antar umat beragama.
3. Semangat Kekeluargaan dan Tolong Menolong

Kita sering mendengar istilah gotong royong bukan? kegiatan gotongroyong merupakan wujud
dari semangat kekeluargaan, rasa persahabatan dan tolong-menolong. Pada saat melakukan
kegiatan gotong royong, semua perbedaan dapat ditepiskan.
Masyarakat bahu membahu saling bekerjasama untuk kepentingan bersama tanpa melihat
perbedaan antara satu dgn yang lain.Adanya gotong royong, pekerjaan seberat apapun akan
terasa ringan dan dapat diselesaikan dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai