Disusun oleh:
HUSNUL KHATIMAH
NIM. A022201004
Kepada:
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. karena
telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyusun tugas ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb…
Husnul Khatimah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah etika memiliki banyak makna berbeda. Ada yang
menyebutkan bahwa etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas
penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri. Pendapat lain
menyebutkan bahwa etika adalah kajian moralitas. Sedangkan moralitas
adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu
benar dan salah, atau baik dan jahat suatu perbuatan. Meskipun etika
berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan utamanya adalah
menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang
baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang
moral yang benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan
aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam
institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat
modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada didalam organisasi. Sebenarnya
banyak yang keberatan dengan penerapan standar moral dalam aktivitas
bisnis. Beberapa orang berpendapat bahwa orang yang terlibat dalam
bisnis hendaknya berfokus pada pencarian keuntungan financial bisnis
mereka saja dan tidak membuang-buang energy mereka atau sumber daya
perusahaan untuk melakukan pekerjaan baik yang sesuai dengan norma-
norma yang berlaku.
Etika seharusnya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan
bahwa etika mengatur semua aktifitas manusia yang disengaja, dan karena
bisnis aktivitas manusia yang disengaja, etika juga hendaknya berperan
dalam bisnis. Argument lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti
juga aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksist kecuali orang yang terlibat
dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika.
Bisnis merupakan aktifitas kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan
prilaku eksis. Dalam masyarakat tanpa etika, ketidakpercayaan dan
kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan “perang antar
manusia terhadap manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan
menjadi “kotor, brutal, dan dangkal”. Karenanya dalam masyarakat seperti
itu, tidak mungkin dapat melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur.
Karena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan
bisnis yang paling utama adalah mempromosikan prilaku etika kepada
anggotanya dan juga masyarakat luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan
bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari
keuntungan. Contoh Perusahaan Merck dikenal karena budaya etisnya
yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan perusahaan
yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan
sepanjang masa. Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan
menghukum siapa saja yang mereka persepsi berprilaku tidak etis, dan
menghargai siapa saja yang mereka persepsi berprilaku etis. Pelanggan
akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan yang
dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka
untuk membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan
menunjukkan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan
tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa
organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang
dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya,
etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif.
Dengan demikian, ada sejumlah argument yang kuat, yang
mendukung pandangan bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis.
B. Topik Pembahasan
1. Bencana Keuangan 2008
2. Bergerak Melampaui Sinisme
3. Bisakah Etika Bisnis Diajarkan Buku Ini adalah tentang Mengelola Etika
dalam Bisnis
4. Etika dan Hukum
5. Mengapa Beretika? Mengapa Repot-repot? Siapa yang Peduli?
6. Pentingnya Kepercayaan
7. Pentingnya Nilai
BAB II
PEMBHASAN
F. Pentingnya Kepercayaan
Manfaat etika yang lebih sulit dipahami adalah kepercayaan.
Meskipun sulit untuk didokumentasikan, kepercayaan memiliki nilai
ekonomi dan moral. Kepercayaan sangat penting dalam ekonomi jasa, di
mana yang dimiliki semua perusahaan adalah reputasinya untuk keandalan
dan layanan yang baik. Individu dan organisasi membangun akun
kepercayaan yang berfungsi seperti rekening bank. Memiliki cadangan
kepercayaan memungkinkan individu atau organisasi memiliki fleksibilitas
dan kebebasan untuk bertindak tanpa pengawasan, sehingga menghemat
banyak waktu dan energi dalam semua jenis hubungan. Hal yang sama
berlaku untuk hubungan bisnis berbasis kepercayaan, di mana jabat tangan
menyegel kesepakatan dan kata mitra bisnis dianggap sebagai kontrak.
Korporasi juga membangun kepercayaan dengan pelanggannya.
G. Pentingnya Nilai
Untuk individu, nilai-nilai dapat didefinisikan sebagai '' keyakinan inti
seseorang tentang apa yang penting, apa yang dihargai, dan bagaimana
seseorang harus berperilaku di berbagai situasi." Misalnya, kebanyakan
dari kita setuju bahwa kejujuran, keadilan, dan rasa hormat kepada orang
lain itu penting nilai-nilai. Perbedaan individu terletak pada bagaimana
mereka memprioritaskan nilai-nilai mereka. Misalnya, beberapa orang
mungkin percaya bahwa ambisi lebih penting daripada nilai-nilai lain. Orang
lain mungkin merasa bahwa sifat suka menolong mendominasi. Nilai yang
dipegang kuat memengaruhi keputusan penting seperti pilihan karier serta
keputusan dalam situasi tertentu. Misalnya, seseorang yang paling penting
menolong lebih cenderung memilih profesi '' membantu '' seperti pekerjaan
sosial, sementara seseorang yang ambisi paling penting mungkin lebih
cenderung memilih karier bisnis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sangat penting bagi kita semua untuk memahami etika, karena etika
yang baik mewakili esensi masyarakat yang beradab. Etika adalah
landasan untuk semua hubungan kita; ini tentang bagaimana kita
berhubungan dengan pemberi kerja kita, karyawan kita, rekan kerja kita,
pelanggan kita, komunitas kita, pemasok kita, dan satu sama lain. Etika
bukan hanya tentang hubungan yang kita miliki dengan makhluk lain kita
semua terhubung; sebaliknya, ini tentang kualitas koneksi itu. Itulah intinya.
1. Etika bukan hal yang bisa dikatakan bercanda, etika sangat penting bagi
kehiupan individu, kelompok, maupun organisasi. Keberhasilan atau
apapun sejenisnya tergantung dari etika seseorang. Cara bertindak dan
berpikir seseorang tergantung dari etika juga.
2. Sinisme atau ketidakpercayaan umum sering terjadi, pernah ada beberapa
pengalaman dimana saya menilai suatu usaha seseorang dan berpikir
bahwa pimpinannya tidak mampu mengolah usahanya tersebut. Namun
kenyataannya tidak, bisa dipastikan bahwa pimpinan usaha tersebut
berhasil menyelesaikan isu-isu ataupun masalah organisasinya dengan
baik. Sebagai mahasiswa ekonomi yang belajar tentang etika beroganisasi
tentu paham mengenai sinisme itu, untuk itu untuk mencegah sinisme
dalam dunia bisnis usaha, tentu sebagai manajer atau pimpinan harus bisa
bertanggung jawab, menguntungkan, dan bijaksana. Dengan begitu
manajer mampu menjalankan perusahaan mereka dengan kuat dan
dengan model bisnis yang masuk akal serta benar-benar berhasil
mengatasi krisis dengan cukup baik.
3. Etika dan legal suatu yang hampir sama tapi diranah yang berbeda, di satu
sisi berhubungan dengan yuridis dan sisi lain berhubungan dengan moral.
Moral dan hukum sama tapi berbeda. Belum tentu sesuatu yang sah di mata
hukum itu bermoral atau dalam artian kita menjunjung tinggi hukum tapi di
satu sisi belum bermoral, apalagi yang melanggar hukum.
Contoh: yang berhubungan dengan legal tapi tak bermoral adalah kasus
yang dulu hangat-hangatnya anggota DPR melakukan kunjungan kerja di
Afrika Selatan terkait dengan masalah kepramukaan. Menurut hukum itu
legal tapi menurut etika, hal tersebut menyalahi, karena bukan masalah
yang mendesak.
4. Etika bisnis itu sangat penting, didunia usaha etika dijunjung tinggi.
Kejujuran, kepatuhan, kerajinan, dan lainnya merupakan tolak ukur dari
etika seorang pebisnis. Jadi, di suatu bisnis, etika itu mampu menciptakan
kepercayaan, menjalin hubungan jangka Panjang, menjaga reputasi,
menghindari persaingan tidak sehat, dan menjaga kesehatan bisnis.
5. Start-Up. Bisnis yang dibangun dari nol dan menggambarkan usaha
pebisnis untuk bisa menemukan sebuah ide untuk mencari investor.
Menciptakan sebuah produk dengan konsep unggul, unggul dari segala
produk yang lain. Dan disituasi itu, peran CEO nya sangat berpengaruh
dimana pimpinan tersebut berhasil meyakinkan investor.
Dan untuk bisnis yang tidak mencoba untuk menjadi pusat perhatian,
menurut saya pribadi memiliki tingkat keberhasilan yang rendah dan
singkat. Sebuah produk bisnis seharusnya wajib menjadi pusat perhatian,
hal itulah yang mampu meningkatkan grafik keuntungan dan keberhasilan
bisnis. Strategi dimana bisnis tidak ingin menjadi pusat perhatian akan
sangat berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis.
DAFTAR PUSTAKA