Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
WILLIAM (B1033191062)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Wakalah” dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Akuntansi Syariah, yaitu Bapak M. Fahmi. SE. MM. Ak. CA. CRBC. CPA yang telah
memberikan materi-materi kepada kami, sehingga menjadi bekal kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Serta kami juga mengucapkan terima kasih untuk teman-
teman yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu kami
menyelasaikan makalah ini.
Maaf apabila makalah yang kami buat masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran untuk membangun makalah yang lebih
baik lagi. Semoga makalah tersebut dapat bermanfaat bagi yang membaca dan kiranya
dapat dipahami dengan jelas.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kajian fiqh terdapat beberapa bentuk akad fiqh yang dipraktekan dalam
perbankan syariah yang digunakan dalam akad jasa perbankan tersebut seperti al-Rahn,
Wakalah, Kafalah, Hiwalah. Dalam transaksi jasa perbankan syariah diperlukan suatu
akad pelengkap. Akad pelengkap ini merupakan prasyarat bagi suatu produk perbankan
syariah terutama produk jasa dapat dikatakan sah menurut syariat. Akad pelengkap ini
tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah
pelaksanaan pembiayaan. Meskipun demikian, dalam akad pelengkap ini dibolehkan
untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.
Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul.
Akad Wakalah dalam produk perbankan syariah perlu benar-benar dipahami apa,
bagaimana akad ini seharusnya diterapkan dan diaplikasikan dan produk jasa bank
syariah. Dalam makalah ini dibahas kaidah fiqh terhadap akad–akad tersebut, dan
bagaimana seharusnya akad wakalah dapat diaplikasikan dalam produk-produk jasa
perbankan syariah agar sesuai dengan tuntunan syariat.
1
2
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari
akad Wakalah, beserta jenis-jenisnya, landasan hukum yang mendasarinya, hal yang
masuk dalam rukun Wakalah serta persyaratannya, dan terakhir adalah bagaimana
pengaplikasian akad Wakalah dalam perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
Wakalah dalam arti harfiah adalah menjaga, menahan atau penerapan keahlian atau
perbaikan atas nama orang lain, dari sini kata Tawkeel diturunkan yang berarti
menunjuk seseorang untuk mengambil alih atas suatu hal juga untuk mendelegasikan
tugas apapun ke orang lain.
Akad Wakalah adalah akad yang memberikan kuasa kepada pihak lain untuk
melakukan suatu kegiatan dimana yang memberi kuasa tidak dalam posisi melakukan
kegiatan tersebut. Akad wakalah pada hakikatya adalah akad yang digunakan oleh
seseorang apabila dia membutuhkan orang lain atau mengerjakan sesuatu yang tidak
dapat dilakukannya sendiri dan meminta orang lain untuk melaksanakannya.
Wakalah memiliki beberapa makna yang cukup berbeda menurut beberapa ulama.
Berikut adalah pandangan dari para ulama:
1. Menurut Hashbi Ash Shiddieqy, Wakalah adalah akad penyerahan kekuasaan, yang
pada akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai penggantinya dalam bertindak
(bertasharruf).
2. Menurut Sayyid Sabiq, Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang
kepada orang lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
3
4
Kegiatan Wakalah bisa juga terjadi apabila pekerjaan yang diwakilkan itu amat
banyak sehingga tak dapat dikerjakan sendiri, maka dia boleh berwakil untuk
mengerjakan pekerjaan yang tidak dapat dia kerjakan, wakil tidak boleh berwakil pula
kepada orang lain, kecuali dengan izin yang berwakil atau karena terpaksa. Wakalah
adalah penyerahan dari seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan sesuatu dimana
perwakilan tersebut berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.
Ada beberapa hal yang menjadi landasan hukum terbentuknya dan diperbolehkan
penerapan akad Wakalah, yaitu sebagai berikut:
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadist
3. Ijma
4. Fatwa DSN-MUI
5. Kaidah Fiqh
1. Rukun Wakalah
a. Orang yang memberi kuasa (al Muwakkil)
b. Orang yang diberi kuasa (al Wakil)
c. Perkara/hal yang dikuasakan (al Taukil)
d. Pernyataan Kesepakatan ( Ijab dan Qabul)
2. Syarat Wakalah
a. Orang yang memberikan kuasa (al-Muwakkil) disyaratkan cakap bertindak
hukum, yaitu telah balig dan berakal sehat, baik laki-laki maupun perempuan,
boleh dalam keadaan tidak ada di tempat (gaib) maupun berada di tempat, serta
dalam keadaan sakit ataupun sehat. Orang yang menerima kuasa (al-Wakil),
disyaratkan:
Cakap bertindak hukum untuk dirinya dan orang lain, memiliki pengetahuan
yang memadai tentang masalah yang diwakilkan kepadanya, serta amanah dan
mampu mengerjakan pekerjaan yang dimandatkan kepadanya.
Ditunjuk secara langsung oleh orang yang mewakilkan dan penunjukkan harus
tegas sehingga benar-benar tertuju kepada wakil yang dimaksud. Tidak
menggunakan kuasa yang diberikan kepadanya untuk kepentingan dirinya atau
di luar yang disetujui oleh pemberi kuasa.
Apabila orang yang menerima kuasa melakukan kesalahan tanpa
sepengetahuan yang memberi kuasa sehingga menimbulkan kerugian, maka
kerugian yang timbul menjadi tanggungannya.
b. Perkara yang Diwakilkan/Obyek Wakalah, Sesuatu yang dapat dijadikan obyek
akad atau suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan orang lain, perkara-perkara yang
mubah dan dibenarkan oleh syara‟, memiliki identitas yang jelas, dan milik sah
dari al-Muwakkil , misalnya : jual-beli, sewa-menyewa, pemindahan hutang,
tanggungan, kerjasama usaha, penukaran mata uang, pemberian gaji, akad bagi
hasil, talak, nikah, perdamaian dan sebagainya.
c. Pernyataan Kesepakatan (Ijab-Qabul,Kesepakatan kedua belah pihak baik lisan
maupun tulisan dengan keikhlasan memberi dan menerima baik fisik maupun
manfaatdari hal yang ditransaksikan.
d. Pembatalan Wakalah dan Berakhirnya Wakalah
7
1. Transfer
Jasa yang diberikan bank untuk mewakili nasabah dalam pemindahan dana dari satu
rekening kepada rekening lainnya. Proses transfer uang ini adalah proses yang
menggunakan konsep akad Wakalah, dimana prosesnya diawali dengan adanya
permintaan nasabah sebagai Al-Muwakkil terhadap bank sebagai Al-Wakil untuk
melakukan perintah/permintaan kepada bank untuk mentransfer sejumlah uang kepada
rekening orang lain, kemudian bank mendebet rekening nasabah (Jika transfer dari
rekening ke rekening), dan proses yang terakhir yaitu dimana bank mengkreditkan
sejumlah dana kepada kepada rekening tujuan. Berikut adalah beberapa contoh proses
dalam transfer uang ini:
a. Wesel Pos, Pada proses wesel pos, uang tunai diberikan secara langsung dari Al-
Muwakkil kepada Al-Wakil, dan Al-Wakil memberikan uangnya secara langsung
kepada nasabah yang dituju. Berikut adalah proses pentransferan uang dalam Wesel
Pos.
b. Transfer uang melalui cabang suatu bank Dalam proses ini, Al-Muwakkil
memberikan uangnya secara tunai kepada bank yang merupakan Al-Wakil, namun
bank tidak memberikannya secara langsung kepada nasabah yang dikirim. Tetapi
bank mengirimkannya kepada rekening nasabah yang dituju tersebut.
c. Transfer melalui ATM, Pada proses ini transfer uang pendelegasian tidak secara
langsung uangnya diberikan dari Al-Muwakkil kepada bank sebagai Al-Wakil.
Dalam model ini, Nasabah Al-Muwakkil meminta bank untuk mendebet rekening
tabungannya, dan kemudian meminta bank untuk menambahkan di rekening nasabah
yang dituju sebesar pengurangan pada rekeningnya sendiri. Yang sangat sering
terjadi saat ini adalah prosesyang ketiga ini, dimana nasabah bisa melakukan transfer
sendiri melalui mesin ATM.
2. Collection (Inkaso)
Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga
berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang
9
telah ditunjuk oleh si pemberi amanat. Disini bank berlaku melakukan penagihan dan
menerima pembayaran tagihan untuk kepentingan Nasabah.
3. Penitipan
Penitipan yaitu akad pendelegasian pembelian barang, terjadi apabila seseorang
menunjuk orang orang lain sebagi pengganti dirinya untuk membeli sejumlah barang
dengan menyerahkan uang dengan harga penuh sesuai dengan harga barang yang akan
dibeli dalam kontrak wadiah. Agen (wakil) membayar pihak ketiga dengan
menggunakan titipan muwakkil untuk membeli barang. bank menitipkan sejumlah uang
kegiatan penitipan barang bergerak, yang penatausahaannya dilakukan oleh Bank untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan suatu akad. sebagai contoh bank mewakilkan kepada
nasabah (wakalah) untuk membeli barang, dengan menggunakan akad Wakalah dan
akad Murabahah bisa dilakukan secara prinsip apabila barang yang sudah dibeli melalui
Wakalah telah menjadi milik bank.
4. Letter of Credit (L/C)
Letter of Credit (L/C) adalah surat pernyataan akan membayar kepada yang
diterbitkan oleh Bank untuk kepentingan Importir/ Eksportir dengan pemenuhan
persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah L/C syariah dalam pelaksanaannya
dapat menggunakan akad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah, Salam/Istishna’,
Mudharabah, Musyarakah, dan Hawalah, ijarah. Bagi L/C yang menggunakan akad
Wakalah tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai kehendak
nasabah bank. Setiap tugas yang dilakukan harus mengatas namakan nasabah dan harus
dilaksanakan oleh bank. Atas pelaksanaan tugasnya tersebut, bank mendapat pengganti
biaya berdasarkan kesepakatan bersama Pemberian kuasa berakhir setelah tugas
dilaksanakan dan disetujui bersama antara nasabah dengan bank.
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam akad Wakalah beberapa rukun dan syarat harus dipenuhi agar akad ini
menjadi sah yaitu adanya orang yang mewakilkan (Al-Muwakkil), orang yang
diwakilkan. (Al-Wakil), Obyek yang diwakilkan dan Shighat/Ijab Qobul. Setiap rukun
mempunyai ketentuan tersendiri dalam menunjang keabsahan akad Wakalah.
12
13
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui
definisi dari Wakalah dan apa saja jenis-jenisnya. Kami selaku penulis makalah sadar
makalah ini banyak kekurangan, maka kami menerima segala saran untuk makalah ini
sebagai pembelajaran kedepannya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hosen, M.N. Direktur Eksekutif PKES “Buku Saku Perbankan Syariah”. Jakarta; Pusat
M. Syafii Antonio, Bank syariah : Wacana Ulama dan Cendikiawan, Jakarta, Bank
Indonesia & STIE TAZKIA,1999
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah dalam Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari
Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani, 2008
Ridwan Nurdin, Disertasi Formalisasi Fikih Dalam Transaksi Modern ( kajian konsepsi
fiqh pada sistem perbankan syariah di Indonesia), SPS UIN Syarif Hidayatullah
2008
Surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/34/kep./dir Pasal 8 huruf e,f,h,j dan I
tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum
14
http://teamhannamy.blogspot.com/2020/09/15-contoh-soal-akuntansi-wakalah.html?
m=1
24