Operator:
a. Kontrol
Pasien laki-laki 1 tahun yang lalu saat berusia 9 tahun datang ke klinik Ortodonsia
RSGM UNEJ dengan diagnosa Maloklusi Klas I Angle, Dewey tipe 1 (berdesakan
anterior), Dewey tipe 3 (Gigitan silang anterior pada 11/41, 12/42, dan 22/32) dan
Dewey Tipe 6 (gigitan dalam).
b. Model Studi
1
d. foto panoramik
c. Diagnosa
Pasien laki-laki 1 tahun yang lalu saat berusia 9 tahun datang ke klinik Ortodonsia
RSGM UNEJ dengan diagnosa Maloklusi Klas I Angle, Dewey tipe 1 (berdesakan
anterior), Dewey tipe 3 (Gigitan silang anterior pada 11/41, 12/42, dan 22/32) dan Dewey
Tipe 6 (gigitan dalam).
Penjelasan diagnosa : diagnosa utama dari kasus ini adalah Maloklusi kelas I
Angle. Maloklusi Angle didasarkan dari relasi molar satu permanen rahang atas dan
bawah. Molar satu rahang atas dan bawah sebagai kunci oklusi/fixed anatomical
points. Maloklusi kelas I Angle menyatakan bahwa relasi dari cusp mesiobukal molar
satu rahang atas beroklusi pada bukal groove molar satu rahang bawah. Maloklusi kelas
I Angle disebut juga dengan netroklusi. Penegakkan diagnosa ini didukung oleh
pemeriksaan foto sefalometri yang menunjukkan sudut SNA pasien 840 dan SNB 840,
sehingga didapatkan ANB pasien 00, sehingga termasuk kedalam skeletal kelas I.
2
d. Diskrepansi
Diskrepansi adalah selisih antara tempat yang tersedia dengan tempat yang
dibutuhkan. Tempat yang tersedia (available space) adalah panjang lengkung geligi
yang diukur dari mesial molar pertama permanen kanan sampai mesial molar pertama
permanen kiri untuk erupsi gigi permanen pengganti dalam lengkung yang dan inklinasi
yang benar. Tempat yang dibutuhkan (requirement space) adalah jumlah lebar
mesiodistal gigi permanen pengganti.
Tabel Diskrepansi
Pada kasus ini terdapat kekurangan tempat pada rahang atas sebesar 2,14 mm dan
kekurangan tempat pada rahang bawah 2,32 mm.
e. Tumpang Gigit
f. Jarak Gigit
3
g. Etiologi Maloklusi
Faktor umum : Keturunan dari ibu pasien yang memiliki gigi berdesakan
Faktor lokal : Letak salah benih 11,12, 24, 32, dan 42 , mesiodens pada gigi 11,
dan persistensi pada gigi 62.
h. Macam Perawatan
Macam perawatan adalah Non Ekstraksi, pada rahang atas dilakukan ekspansi
sagital dan pada rahang bawah dilakukan enamel stripping.
i. Rencana Perawatan:
1. DHE
2. Ekstraksi mesiodens, 53, 63, SA 65, 73, 83, dan SA 85
3. Koreksi berdesakan anterior
4. Koreksi gigitan silang anterior pada 11/41, 12/42, dan 22/32
5. Koreksi gigitan dalam
6. Fase evaluasi (RA : ekspansi sagital pada saat gigi 13 dan 23 akan erupsi. RB :
enamel stripping)
7. Fase retensi
j. Alat yang digunakan : alat ortho lepasan rahang atas dan rahang bawah.
k. Prognosis : baik
Etiologi faktor dental
Pasien dalam fase pertumbuhan
Pasien kooperatif
Keluarga pasien kooperatif
1. DHE
2. Ekstraksi mesiodens, 53, 63, SA 65, 73, 83, dan SA 85
3. Koreksi berdesakan anterior
-RA : kantilever tunggal menggerakkan 12 dan 22 ke distal
4
-RB : kantilever tunggal menggerakkan 32 dan 42 ke distal
Pandangan labial
5
Dilihat dari bidang sagital
Pandangan oklusal
6
D. PERAWATAN YANG AKAN DILAKUKAN SELANJUTNYA
1. Rahang atas : Koreksi gigitan silang anterior pada gigi 11/41, 12/42, dan 22/32.
2. Rahang bawah : Melanjutkan koreksi berdesakan.