Anda di halaman 1dari 10

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan

Volume XIII No.1 April 2013

DESKRIPSI KEPEMIMPINAN KETUA LEMBAGA SOSIAL KEMASYARAKATAN (LSM)


DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENDIDIKAN NONFORMAL

Oleh: Irmawita
Universitas Negeri Padang

Abstract
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang
berlangsung dalam keluarga, di sekolah dan masyarakat. Pendidikan masyarakat dalam
bentuk pendidikan nonformal dengan berbagai satuan pendidikan diselenggarakan oleh
masyarakat yang salahsatunya dilakukan oleh Lembaga Sosial Kemasyarakatan (LSM).
Pengelola pendidikan di LSM pada umumnya orang yang bukan berlatar belakang
keilmuan pendidikan, maka apakah dengan berbagai keterbatasannya, mereka mampu
mengelola program pendidikan masyarakat dengan baik dan tepat. Bagaimanakah
gambaran kepemimpinan ketua LSM dalam merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan dan mengevaluasi program pendidikan masyarakat yang mereka
laksanakan.
Mereka menyusun perencanaan akan tetapi perencanaanya belum disosialisasikan kepada
tutor dan penyelenggara. Membentuk struktur kerja akan tetapi penegasan tugas belum
jelas. Melaksanakan program dan pengadministrasian kegiatan akan tetapi masih lemah
dalam memotivasi dan pembinaan terhadap tutor, penyelenggara dan warga belajar.
Sudah ada kegiatan evaluasi dilakukan dan itu hanya untuk warga belajar dan tidak ada
evaluasi yang dilakukan untuk kinerja tutor dan penyelenggara program pendidikan
masyarakat.
Disarankan untuk melakukan pelatihan dan pembinaan terhadap pengurus LSM agar
mereka dapat melaksanakan program pendidikan masyarakat sesuai dengan prinsip-
prinsip manajemen pendidikan nonformal.

Kata Kunci : Kepemimpinan Ketua LSM dan Pegelolaan Pendidikan Nonformal.

PENDAHULUAN berbagai unsur terkait seperti diseleggarakan oleh


Salah satu alternatif peningkatan kualitas Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan
sumberdaya manusia adalah melalui pendidikan, Belajar Masyarakat (PKBM), Yayasan-yayasan,
sebab kehidupan dan penghidupan yang sesuai Lembaga Sosial Kemasyarakatan (LSM) dan
dengan nilai-nilai manusia baik secara individu berbagai lembaga lainnya yang dipercaya untuk
maupun kelompok mutlak memerlukan bekal menyelenggarakan program pendidikan nonformal.
kemampuan yang dapat dibentuk melalui Lembaga Sosial Kemasyarakat (LSM)
pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh
manusia dapat menghadapi tantangan dimasa-masa masyarakat atas swadayanya untuk dapat
yang akan datang serta menjadi manusia yang membantu pemerintah dalam melancarkan
cerdas, terampil, mandiri dan bertanggug jawab pembangunan terutama di bidang kegiatan sosial,
(sense of responsibility). Pengembangan sumber pendidikan, kesehatan, dan pengembangan
daya manusia melalui pendidikan dapat dilakukan ekonomi masyarakat. Lembaga ini tumbuh dalam
melalui pendidikan informal dalam keluarga, bentuk yayasan atau dalam bentuk paguyuban yang
pendidikan formal di sekolah dan pendidikan dikelola secara baik dan teratur merupakan
nonformal di masyarakat. organisasi yang kuat serta dilindungi oleh
Pendidikan nonformal yang dilaksanakan di pemerintah.
tengah-tengah masyarakat diselenggarakan oleh

66

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Organisasi kemasyarakatan seperti halnya menyebabkan kualitas program kurang terkendali.
LSM melaksanakan berbagai program yang dapat Keenam, program pendidikan masyarakat belum
membantu pemerintah dalam bidang pendidikan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
baik itu pendidikan formal maupun pendidikan program tidak berbasis pada masyarakat, tetapi
nonformal.Seperti halnya untuk pendidikan berorientasi pada anggaran yang disediakan
nonformal, Lembaga Sosial kemasyarakatan pemerintah, sehingga habis tahun habis anggaran,
melaksanakan berbagai program pendidikan untuk habis program dan pelaksanaan nya tidak
merespon kebutuhan belajar masyarakat terutama melembaga pada masyarakat, sehingga sulit untuk
masyarakat yang berada disekitar lokasi berdirinya mengikuti hasil dan dampak pelaksanaan program
organisasi tersebut.Pada umumnya setiap LSM baik terhadap warga belajar maupun lingkungan
mayoritas melaksanakan berbagai program dimana program dilaksanakan.
pendidikan masyarakat. yakni program Sasaran Program pendidikan masyarakat
pemberdayaan perempuan, program pembelajaran meliputi seluruh warga masyarakat yang
untuk anak putus sekolah, program pendidikan membutuhkan pendidikan yang karena berbagai hal
anak usia dini , program peningkatan ekonomi tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur sekolah
masyarakat dan sebagainya.Sebagaimana pendapat sepenuhnya, warga masyarakat yang ingin
Sudjana (2004) dari segi kualitatif mengenai meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya
program pendidikan masyarakat maka dapat digali yang tidak diperoleh pada jalur sekolah, warga
berbagai masalah antara lain adalah: Pertama masyarakat yang akan atau sudah bekerja tetapi
,pendidikan masyarakat yang dibina lembaga menuntut persyaratan tertentu yang tidak diperoleh
pemerintahan belum mampu menjawab apa yang pada jalur sekolah, warga masyarakat yang ingin
diperlukan warga masyarakat dalam menunjang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Usia
kehidupannya. Pendidikan masyarakat belum warga masyarakat yang akan dibelajarkan tidak
berhasil meyakinkan warga sasarannya tentang arti terbatas,namun secara prioritas di utamakan yang
penting pendidikan sehingga masyarakat belum berusia 10-44 tahun.
merasa bahwa pendidikan itu menjadi kebutuhan Tujuan dari penelitian ini adalah
mutlak dalam kehidupannya. Pendidikan menggambarkan peranan kepemimpinan ketua
masyarakat cendrung berorientasi pada aspek- LSM bidang pendidikan dalam (1) menyusun
aspek sifat akademik.Kedua,sukarnya menemukan perencanaan program pendidikan nonformal,(2)
dimana dilaksanakan kegitan belajar dengan mengorganisasikan(3) melaksanakan program
demikian program pembelajaran pendidikan (4).mengevaluasi program.
masyarakat yang terencana dan terprogram sulit
untuk ditelusuri keberadaannya,sehingga Sehubungan dengan berbagai program
keberhasilan secara kuantitatif juga sukar untuk pendidikan nonformal yang dilaksanakan oleh
diperanggungjawabkan.Ketiga,program pendidikan masyarakat yang terdiri dari berbagai satuan
masyarakat lebih banyak datang dari pemerintah, program pendidikan untuk mencerdaskan
dan kita lupa bahwa masyarakat memiliki berbagai masyarakat dan meningkatkan taraf hidup
potensi baik dari berbagai perencanaan, masyarakat maka keberadaan Lembaga Sosial
pelaksanaan maupun pengawasan. Akibat dari hal Masyarakat (LSM) turut ambil bagian atau ikut
ini masyarakat di buat sangat tergantung pada berpartisipasi untuk dapat melaksanakan program-
pemerintah. Kemandirian masyarakat kurang program pendidikanmasyarakat ( nonformal). Salah
berhasil ditumbuh kembangkan.Keempat, program satu misi lembaga LSM adalah memberikan
pendidikan masyarakat kurang didukung oleh pelayanan pendidikan kepada masyarakat terutama
sarana dan prasarana yang tepat dan sesuai, hal ini masyarakat putus sekolah, miskin dan pemuda
di sebabkan karena anggaran pemerintah yang pengangguran. Maka dari itu LSM ikut mengurus
terbatas, serta kurangnya kemampuan untuk kegiatan di bidang pendidikan terutama pendidikan
mengali sumber-sumber yang ada pada nonformal. Program pendidikan nonformal yang
masyarakat.Kelima,programpendidikan masyarakat dilaksanakan oleh LSM ada yang didanai oleh
tidak didukung dengan sumber daya yang cukup pemerintah, swadaya masyarakat ataupun
dan dipersiapkan untuk merencanakan, sumbangan yayasan. Pelaksanaan program
melaksanakan dan menilai program. Mengandalkan pendidikan itu dikoordinir oleh pimpinan yang
tenaga sukarela atau imbalan yang tidak memadai ditugasi mengelola seksi pendidikan di lembaga
67
sosial masyarakat. Pimpinan lembaga LSM itu gaji/benefit/kompensasi lainnya untuk tugas-tugas
berlatar belakang pendidikan, sosial budaya yang yang mereka kerjakan. Tetapi tetap ada sejumlah
berbeda, dengan arti kata sebagian besar dari orang yang menjadi pendiri atau pengurus (board
pengurus bidang pendidikan di LSM tidak berlatar of directors) yang tidak menerima gaji, melainkan
belakang ilmu pendidikan bidang sarjana hanya sekedar penggantian atas pengeluaran-
pendidikan. Pengalaman dan keilmuan mereka pengeluaran yang mereka lakukan dalam
dibidang pendidikan nonformal masih kurang, pelaksanaan tugas-tugas dalam melayani organisasi
sedangkan mereka ikut mengelola berbagai (uang transpor, dsb.).(5).Tidak untuk melayani diri
program pendidikan nonformal dilembaga mereka. sendiri atau anggota-anggota(self-serving). LSM
Mereka cukup awam dalam menyusun program didirikan untuk melayani kepentingan masyarakat,
pendidikan, melaksanakan strategi dan pendekatan kaum miskin, kaum dhuafa, kaum yang
pembelajaran andragogy, serta melakukan evaluasi tersingkirkan, kaum yang terlanggar hak-haknya
program pendidikan. Maka dari itu melalui sebagai warga masyarakat yang tidak mampu
penelitian ini ingin mengungkapkan bagaimana mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
kepemimpinan pengurus bidang pendidikan LSM atau menggapai hak-haknya secara penuh melalui
dalam mengelola program pendidikan nonformal tindakan-tindakan langsung atau tidak langsung.
di lembagaannya.Lembaga Sosial Masyarakat LSM juga menyuarakan kepeduliannya terhadap
(LSM) bukanlah sekedar mendirikan organisasi berbagai kebijakan dan tindakan pemerintah
bernama yayasan untuk mendapatkan proyek- menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat
proyek pemerintah ataupun keuntungan- secara keseluruhan.
keuntungan ekonomi atau politik.
LSM didirikan dengan tujuan-tujuan yang Masalah kepemimpinan merupakan masalah
lebih ideal yaitu dari antusianisme.dan filantropi yang telah tua ( Fielder ,1967). Sejak manusia
.Dengan filantropi dimaksudkansebagai "mencintai berkelompok , disitu telah timbul masalah
(sesama) umat manusia, dengan memberikan kepemimpinan. Ini berarti bahwa kepemimpinan
bantuan kepada yang membutuhkan"; dan altruism menyangkut kelompok, dan bagaimana kehidupan
dengan "menaruh perhatian dan kepedulian bersama dalam kelompok itu agar bergerak dan
terhadap orang lain atau kemanusiaan". Dengan dinamis maka dibutuhkan seseorang yang akan
perkataan lain apapun program atau bentuk menggerakkannya dalam ini dibutuhkan pimpinan.
kegiatan yang diselenggarakan LSM ia harus Pimpinan yang dimaksudkan disini adalah ilmu
dilandasi oleh nilai-nilai ideal yang dirumuskan kepemimpinan, seni memimpin, kiat
dalam bentuk visi, misi dan tujuan-tujuan mempengaruhi orang-orang yang dinamakan
organisasi. dengan “Kepemimpinan dan Psikhologi
Sebagaimana pendapat Kuntoro (2010 ) Manajemen”.Agustiar (2009) menyatakan
beberapa kata kunci untuk merumuskan karakteristik pimpinan yang dipuji itu adalah jujur,
karakteristikdariLSM.(1).Bersifat nonpemerintah berorientasi kedepan, mampu menggugah hati,
(nongovernmental).LSM yang didirikan secara memiliki kompetensi, bertabiat adil, selalu
hukum tidak mempunyai kaitan dengan organisasi mendukung, berpandangan luas, cerdas, tegas/
negara atau pemerintahan.(2). Mempunyai asas tidak berbelit-belit, berani, bisa dipercaya, bersifat
kesukarelaan (voluntary)(3).LSM didirikan dengan mau bekerjasama, punya daya imajinasi, peduli
mengandung unsur-unsur kesukarelaan. Misalnya pada orang lain, matang dalam berfikir dan
ada sejumlah orang (apakah itu sekelompok banyak bertindak, punya tekat dan ambisius yang kuat,
orang atau sekelompok kecil orang) yang setia, mampu mengontrol diri, mampu mandiri.
mendirikan LSM dengan menyediakan waktunya
secara sukarela (tanpa dibayar) untuk kepentingan Sebagai perencana dalam pengembangan
organisasi tersebut.(4).Tidak untuk mencari pendidikan nonformal perlu memahami beberapa
keuntungan(non-profit, not-for profit). LSM tidak patokan dalam hal ini sebagaimana pendapat
didirikan untuk mencari profit yang dibagi-bagikan Sudjana (2004 : 92) “perencanaan adalah memilih
pada pendiri-pendiri atau pengurus-pengurusnya. dan menjawab (1) Upaya apa yang dapat dilakukan
Kendati demikian LSM dapat saja mempunyai untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (2)
pegawai (eksekutif, staf program, staf pendukung, mengapa upaya itu dilakukan (3) Dimana dan
dan lain-lain) yang dibayar dalam bentuk dalam situasi apa usaha itu dilakukan (4) Siapa
68
orang-orang yang memiliki tugas dan wewenang sasaran yang akan dimotivasi. (2). Mengidentifikasi
dalam melakukan kegiatan itu (5) Bagaimana cara kelompok sasaran (3). Mempelajari data tentang
melaksanakannya (6) Berapa dana dan fasilitas kelompok sasaran (4). Menentukan prioritas
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan kebutuhan dan masalah (5). Menetapkan topik dan
itu”. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa tujuan motivasi (6). Menyusun materi atau bahan
perencanaan mesti dilakukan dan seorang motivasi (7). Memilih dan menentukan metode dan
perencana harus jeli dan arif dalam mengumpulkan teknik motivasi (8). Menyiapkan daftar sasaran (8).
data, memanfaatkan sumberdaya dan peluang- Menentukan waktu dan tempat . Tahap pelaksanaan
peluang yang memungkinkan untuk dapat terdiri dari : (1). Melakukan konsultasi pada
mendukung pelaksanaan program pengelolaan pemuka masyarakat dan pakar (2). Berkomunikasi
kelembagaan maupun pengelolaan pembelajaran dengan sasaran (3). Menjelaskan manfaat pesan
pendidikan nonformal. motivasi pada sasaran (4). Mencatat sasaran dan
Siagian (1982:4-5) memberi batasan tentang peristiwa motivasi . Tahap penilaian terdiri dari (1).
pengorganisasian “ sebagai keseluruhan proses Menetapkan tujuan penilaian (2). Menyusun
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, instrumen penilaian (3). Mengumpulkan, mengolah
tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa dan menyajikan data/informasi (4). Penggunaan
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat hasil penilaian.
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
mencapai, tujuan yang telah ditetapkan”. METODOLOGI PENELITIAN
Selanjutnya Siagian membedakan pengorganisasian Jenis penelitian ini adalah penelitian
menjadi dua bagian, “pertama disebut deskriptif yaitu memberikan gambaran terhadap
administrative organizing, yaitu proses kepemimpinan dari Ketua Lembaga Sosial
pembentukan organisasi secara keseluruhan, kedua, Kemasyarakatan (LSM) dalam menyelenggarakan
managerial organizing, yaitu pengorganisasian program pendidikan masyarakat. Populasi
adalah bagian-bagian dari organisasi secara penelitian adalah seluruh ketua bidang pendidikan
keseluruhan”. Kedua bagian dari pengorganisasian dari Lembaga LSM yang ada di kota Padang,
ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang dengan teknik sampling menggunakan metode
lainnya. sensus. Jenis data adalah peran pimpinan dalam
Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan, mengorganisasikan program,
pelaksanaan program sebagaimana yang melaksanakan program dan melakukan evaluasi
dikemukakan Sudjana (2004 : 169-170) “ Motivasi terhadap program pendidikan nonformal. Teknik
orang-orang dalam melakukan kegiatan melalui pengumpulan data adalah melalui angket dengan
langkah-langkah (1). Menjelaskan alasan motivasi analisis menggunakan rumus prosentase.
(2). Memberikan pengakuan terhadap kegiatan dan
orang-orang yang dimotivasi (3). Menjelaskan dan HASIL PENELITIAN
mengkomunikasikan tujuan motivasi (4). Kepemimpinan pengelola bidang pendidikan
Menyelenggarakan pertemuan untuk merangsang dari LSM terhadap pengelolaan pendidikan
pihak yang dimotivasi (5). Memberikan nonformal milik swasta atau individu yang berada
penghargaan melalui komunikasi (6). pada setiap daerah Kabupaten /Kota.LSM dapat
Mendengarkan informasi dari yang dimotivasi (7). juga dijuluki dengan sekolah masyarakat dimana
Melihat keadaan diri sendiri (8). Mengatasi situasi lembaga ini disediakan untuk dapat melayani
konflik (9). Menghindari resiko. kebutuhan belajar dari masyarakat yang terdiri dari
. Langkah-langkah di atas yang dilakukan berbagai tingkat umur, berbagai program belajar
penggerak (motivator) yaitu pimpinan atau pihak yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka dari itu
lain secara bertahap dan berangkai dimulai dari LSM menerima peserta didik dari berbagai lapisan
langkah pertama sampai dengan langkah masyarakat, seperti untuk anak-anak balita dengan
akhir.Disamping langkah-langkah motivasi, maka program Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk anak
tahap pelaksanaan pada penyelenggaraan program putus sekolah tingkat dasar dan menengah dengan
pendidikan nonformal dilapangan menurut Sudjana program Pendidikan Kesetaraan yang
(2004:203) terdiri dari’ tahap persiapan, melaksanakan satuan pendidikan Paket A, Paket B
pelaksanaan dan motivasi serta penilaian “. Tahap dan Paket C. Untuk Anak Remaja yang putus
persiapan terdiri dari : (1). Menentukan kelompok sekolah dengan program Pendidikan Keterampilan
69
Produktif dan program Kursus Keterampilan. wilayah (1). . Menyusun TOR/ kerangka acuan
Untuk orang dewasa yang dalam keadaan tingkat lapangan (2). Melaksanakan konsultasi dan
menganggur, miskin dan berpendidikan rendah konfirmasi dalam pengumpulan data kebutuhan
dengan program pendidikan Keaksaraan belajar wilayah (3). Menyusun instrumen
Fungsional, program Pendidikan Kewirausahaan pengumpulan data kebutuhan belajar wilayah (data
Kota/Desa .Sedangkan untuk masyarakat Usia primer dan data sekunder ) (4). Mengumpulkan
Lanjut dengan program pendidikan kerohanian, data kebutuhan belajar wilayah (sederhana dan
pendidikan kesehatan dan kesegaran jasmani. kompleks ) (5). Mengolah data kebutuhan belajar
wilayah baik data dasar maupun data berkaitan
Peran Pimpinan Dalam Menyusun Perencanaan dengan data pendukung (6). Menganalis data
Program PNF kebutuhan belajar wilayah (7). Menyajikan hasil
Perencanaan program untuk berbagai satuan identifikasi kebutuhan belajar wilayah (8).
program ini disusun oleh pengurus bidang Menyusun laporan identifikasi kebutuhan belajar
pendidikan dan dibimbing oleh pimpinan. wilayah
Pengurus bidang pendidikan adalah tenaga Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa
pendidik pendidikan nonformal yang merupakan 30 % dari pimpinan bidang pendidikan di LSM
tenaga fungsional di LSM. Mereka tidak hanya menyatakan bahwa perencanaan sudah dirumuskan
melakukan proses pembelajaran di kelas akan dengan sangat baik, 43 % menyatakan perencanaan
tetapi juga menjadi pengelola atau koordinator disusun cukup baik dan 27 % menyatakan bahwa
pada satuan program pembelajaran di LSM. perencanaan belum dilakukan dengan baik.Menurut
Adapun peranan pimpinan dalam pengembangan pimpinan bidang pendidikan 60 % dari mereka
perencanaan yang dilakukan di LSM adalah menyatakan bahwa perencanaan yang dibuat tidak
menyusun program pengembangan kelembagaan dikomunikasikan dengan tutor dan penyelenggara
dalam bentuk program kerja tahunan dan bulanan. lapangan dan 60% dari mereka menyatakan
Selain dari itu pengembangan perencanaan perencanaan belum memuat tentang indikator
pembelajaran pada masyarakat yang disusun oleh pencapaian program.
Pengurus bidang pendidikan dan dibimbing oleh
pimpinan dalam membuat perencanaan program Peran Pimpinan Dalam Mengorganisasikan
pembelajaran pendidikan nonformal. Perencanaan Program PNF
program itu disusun berdasarkan hasil data Lembaga pendidikan nonformal dalam hal
lapangan yang dikumpulkan sebelumnya. Dalam ini LSM adalah wadah kegiatan pendidikan
arti kata sebelum membuat perencanaan program masyarakat yang menghimpun orang-orang yang
yang akan dituangkan dalam bentuk proposal dan ingin belajar dan mengabdikan dirinya untuk
tor kerja dalam mengumpulkan data bekenaan kegiatan pendidikan nonformal. Struktur yang
dengan kebutuhan dan sumber belajar yang ada di berada pada LSM terbentuk dengan surat
masyarakat. Mereka datang ke lapangan untuk keputusan yayasan untuk mengangkat seorang
menemui pemerintah di tingkat desa, pemuka pimpinan dan kepala bagian tata usaha. Selanjutnya
masyarakat dan berbagai pihak yang dapat ditunjuk pimpinan berdasarkan hasil musyawarah
dirangkul untuk dapat mendukung program. dan rapat staf yang kemudian ditunjuk dan di SK
Setelah data diperoleh selanjutnya pimpinan kan oleh pimpinan LSM. Dibentuk juga kelompok
menugasi pengurus bidang pendidikan untuk dapat kerja membidani masing-masing program yang
menyusun program. Dengan demikian perencanaan mana satu program ditugaskan tiga orang pengurus
program pendidikan nonformal dilakukan di LSM untuk mengelola program. Untuk membantu
adalah dengan tahap (1). Mengumpulkan data pengurus dalam proses pembelajaran direkrutlah
kebutuhan belajar dan sumber belajar masyarakat. tutor , nerasumber teknis dan tenaga lapangan
(2). Merencanakan dan menetapkan berbagai sesuai dengan kebutuhan program yang dapat
satuan program yang akan dilaksanakan. membatu dalam merealisasikan program.
Berkaitan dengan perencanaan program Dari data diperoleh dapat dijelaskan bahwa 22%
pendidikan nonformal yang dirumuskan di LSM pengurus bidang pendidikan menyatakan bahwa
yang akan melaksanakan satuan program pengorganisasian kelembagaan pendidikan
pembelajaran adalah dengan melakukan kegiatan nonformal sudah terlaksana dengan sangat tepat,
sebagai berikut : Identifikasi kebutuhan belajar 41% menyatakan cukup baik dan 29% menyatakan
70
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013

kurang baik dan 8 % menyatakan tidak pengelolaan program dan penilaian hasil belajar
tepat.Selanjutnya 60 % dari mereka menyatakan warga belajar.
bahwa belum adanya pembagian tugas secara jelas Penilaian terhadap kinerja staf adalah
dari masing-masing struktur yang ditetapkan, penilaian terhadap disiplin kerja, motivasi kerja,
karena masing-masing personil bisa saling kreativitas kerja dan hasil pekerjaan yang dicapai,
membantu dalam pelaksanaan program belajar, yang diukur dari jumlah program yang
yang penting program belajarnya dapat berjalan. dilaksanakan dalam satu tahun.Penilaian
administrasi dinilai dari kelengkapan, keteraturan
Peranan Pimpinan Dalam .Pelaksaanan PNF dalam persuratan, pencatatan dan pertanggung
Penggerakan kegiatan pendidikan nonformal jawaban keuangan setiap program yang
di LSM terdiri dari penguatan manajemen lembaga dilaksanakan.Penilaian terhadap pengelolaan
dan pelaksanaan program-program dari satuan program berkaitan dengan imlpementasi program
pendidikannonformal.Selanjutnyajuga memberikan yang sesuai dengan perencanaan.Penilaian terhadap
dorongan dan semangat kepada , pengurus , tutor hasil belajar adalah penilaian yang dilakukan dalam
dan penyelenggara program serta warga belajar mengukur kemampuan warga belajar mulai dari
untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kondisi awal, penilaian proses belajar dan penilaian
menyelesaikan kegiatan pembelajaran. hasil belajar.Penilaian yang dilakukan terhadap
Pimpinan bidang pendidikan menata program warga belajar dilakukan oleh tutor sewaktu selesai
sebaik mungkin, melalui pemberdayaan potensi mengajarkan pokok bahasan dan penilaian akhir
yang dimiliki, dengan melakukan administrasi dan semister.
pembukuan yang teratur dan rapi. . Memberikan Kegiatan penilaian dalam rangka
insentif yang pantas kepada orang-orang yang pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan
sudah bekerja dengan baik. Memberikan program adalah melalui tahap ; menyusun
wewenang kepada penyelenggara untuk dapat rancangan penilaian, menyusun instrumen
mengelola program pembelajaran . pengumpulan data penilaian, mengujicobakan
Dari data lapangan belum ditemukan format instrumen penilaian. Melakukan penilaian dengan
instrumen untuk melakukan pemantauan melakukan orientasi petugas penilaian baik sebagai
pembelajaran dan program. Pemantauan memang pembahas maupun pengumpul data, melakukan
dilakukan akan tetapi tidak berdasarkan instrumen tes/ujian/ulangan. Pengolahan hasil penilaian yaitu
secara tertulis. Pelaksanaan pemantauan dan mengolah dan menganalisis data penilaian dan
motivasi belum terencana dengan baik dan tertulis menyajikan data hasil penilaian.Melaporkan hasil
akan tetapi masih bersifat insidental. penilaian yaitu menyusun konsep hasil
Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan penilaian,menyempurnakan konsep hasil penilaian
bahwa 32,5% dari pengurus bidang pendidikan dan menyusun laporan hasil penilaian.
telah dapat melaksanakan tugas pembelajaran Penilaian hasil belajar dilaporkan melalui
dengan sangat baik,30 % sudah melaksanakan rapor atau sertifikat yang diberikan pada warga
tugasnya dengan baik dan hanya37,5% belum dapat belajar. Penilaian program dilaporkan dalam
melaksanakan tugasnya secara baik. 65 % dari bentuk laporan kegiatan dan penilaian kinerja staf
pimpinan bidang pendidikan menyatakan bahwa dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja. Namun
mereka sudah memberikan arahan yang tepat dan penilaian tentang kinerja tutor,narasumber teknis
mudah dimengerti oleh tutor dan penyelenggara. dan penyelenggara belum ada penilaian secara
tertulis.Berikut ini dijelaskan evaluasi program
Peranan Pimpinan Dalam Evaluasi Program pembelajaran menurut informan pengurus bidang
PNF pendidikan.
Kegiatan evaluasi adalah tahap pengumpulan Dari data diperoleh dapat dijelaskan bahwa
informasi melalui instrumen yang digunahan , 25 % pengurus bidang pendidikan sudah
membandingkan informasi yang diperoleh dengan melaksanakan penilaian dengan sangat baik,27,5%
kriteria yang sudah ditetapkan dan menentukan sudah melaksanakan penilaian dengan baik dan
skor dari data yang telah ditetapkan itu. Penilaian 47,5% mereka belum lagi melakukan penilaian
yang dilakukan dalam program pendidikan dengan baik. 70 % dari pengelola program bidang
nonformal adalah penilaian terhadap kinerja staf, pendidikan belum menggunakan hasil penilaian
penilaian pengelolaan administrasi, penilaian untuk pengembangan program. 80 % dari mereka
71

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
belum menggunakan instrumen penilaian untuk Perencanaan sebagai titik awal untuk dan arahan
menilai kinerja tutor dan pengelola program. 95 % dalam kegiatan pengorganisasian, penggerakan,
dari LSM memiliki dokumen nilai warga belajar . pembinaan, penilaian dan pengembangan.Ketujuh
ciri-ciri perencanaan di atas saling berhubungan
PEMBAHASAN dan saling menopang antara satu dengan yang
Dari temuan hasil penelitian dapat lainnya. Perencanaan kegiatan pendidikan
dijelaskan bahwa sebagian kecil dari pengurus nonformal tidak terlepas dari perencanaan kegiatan
menyatakan bahwa perencanaan sudah dirumuskan pembelajaran dan perencanaan pemanfaatan
dengan sangat baik, hampir separoh menyatakan sumber daya yang dioptimalkan untuk dapat
perencanaan disusun cukup baik .Sebagian kecil menggerakkan orang-orang bisa belajar dan bisa
dari mereka menyatakan bahwa perencanaan belum berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai
dilakukan dengan baik.Lebih dari separoh dari ekonomis dan produktif.
pengelola bidang pendidikan menyatakan bahwa Dari hasil temuan dijelaskan bahwa sebagian
perencanaan yang dibuat tidak dikomunikasikan kecil dari pengurus bidang pendidikan di LSM
dengan tutor dan penyelenggara lapangan . Mereka menyatakan bahwa pengorganisasian kelembagaan
menyatakan perencanaan belum memuat tentang pendidikan nonformal sudah terlaksana dengan
indikator pencapaian program. Berkaitan dengan sangat baik, kurang dari separoh menyatakan cukup
perencanaan program pendidikan nonformal baik dan sedikit dari mereka menyatakan kurang
sebagaimana pendapat: Sudjana ( 2004 :60 ), “ baik menyatakan kurang tepat.Selanjutnya lebih
perencanaan pendidikan nonformal dapat dari separoh mereka menyatakan bahwa belum
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaiitu adanya pembagian tugas dengan jelas. Sehubungan
perencanaan alokatif dan perencanaan inovatif” dengan pengorganisasian kelembagaan pendidikan
yang dapat dilaksanakan dengan lintas sektoral atau nonformal bahwa makna dari pengorganisasian
lintas kelembagaan”. tersebut terkandung makna di dalamnya : (1).
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa Pengorganisasian berkaitan dengan upaya
perencanaan pendidikan nonformal mempunyai memimpin atau mengelola untuk memadukan
ciri-ciri sebagai berikut : Perencanaan merupakan sumber daya manusia dan non manusia yang
model pengambilan keputusan secara rasional diperlukan. (2). Sumber daya manusia terdiri dari
dalam memilih dan menetapkan tindakan-tindakan orang-orang atau kelompok orang yang memenuhi
untuk mencapai tujuan.Perencanaan berorientasi syarat yang telah ditetapkan.Persyaratan itu
pada perubahan dari keadaan masa sekarang meliputi keahlian, kemampuan dan kondisi pisik
kepada suatu keadaan yang diinginkan di masa yang sesuai dengan tuntutan organisasi serta
datang sebagaimana rumusan dalam tujuan yang perekembangan lingkungan .(3). Adanya sumber
akan dicapai. Perencanaan melibatkan orang-orang daya manusia meliputi fasilitas seperti gedung dan
dalam suatu proses untuk menentukan dan perlengkapannya, alat-alat dan biaya yang tersedia,
menemukan masa depan yang akan diinginkan. dan lingkungan pisik yang potensial. (4). Sumber-
Perencanaan memberi arah mengenai bagaimana sumber itu diintegrasikan kedalam suatu
dan kapan tindakan akan diambil serta siapa pihak organisasi.(5). Dalam organisasi terdapat
yang terlibat dalam tindakan atau kegiatan itu. pembagian tugas , wewenang dan tanggung jawab
Perencanaan melibatkan perkiraan tentang semua diantara orang-orang untuk menjalankan rankaian
kegiatan yang akan dilalui atau dilaksanakan. kegiatan yang telah direncanakan. (6). Rangkaian
Perkiraan itu meliputi kebutuhan, kemungkinan- kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan
kemungkinan keberhasilan, sumber-sumber yang yang telah ditetapkan. (7). Dalam kegiatan
digunakan, faktor pendukung dan pengham bat, pencapaian tujuan , sumber daya manusia
serta kemungkinan resiko dari suatu tindakan yang pemegang peranan utama dan paling menentukan.
akan dilaksanakan. Prinsip pengorganisasian dilakukan dengan
Perencanaan berhubungan dengan penentuan memilah-milah dan merinci kegiatan ke dalam
prioritas dan urutan tindakan yang akan dilakukan tugas-tugas pekerjaan yang sederhana dan rutin
.Prioritas ditetapkan berdasarkan urgensi atau yang dilakukan berulang kali. Tugas pekerjaan
kepentingannya, relevansi dengan kebutuhan , dibagi menjadi kelompok-kelompok pekerjaan
tujuan yang akan dicapai ,sumber-sumber yang yang berbeda antara satu dengan lainnya kemudian
tersedia, dan hambatan yang mungkin dihadapi. dirangkaikan menjadi satu susunan terpadu.
72
Pengorganisasian menurut Toha (2002) terdiri atas merasakan manfaat atau keuntungan yang
tiga prinsip “ kebermaknaan, keluwesan dan diberikan oleh organisasi kepada dirinya. Bertitik
kedinamisan”. Kebermaknaan memberikan tolak dari asumsi itu motivasi akan efektif apabila
gambaran bahwa pengorganisasian memiliki daya dalam kelompok atau organisasi terwujud
guna dan hasil guna yang tinggi terhadap hubungan yang akrab, bersahabat dan penuh
pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam pertimbangan yang ditumbuhkan oleh pimpinan
rencana dan terhadap pencapaian tujuan yang telah organisasi terhadap adanya keunikan-keunikan
ditentukan. Keluwesan adalah memberi peluang individu dalam organisasi.
untuk terjadinya perubahan ,seperti pengembangan Langkah-langkah yang dilakukan dalam
atau modifikasi dalam organisasi pada saat pelaksanaan program sebagaimana yang
kegiatan sedang berlangsung. Perubahan mungkin dikemukakan Sudjana (2004 :169-170) “ Motivasi
saja terjadi sebagai akibat dari perubahan tuntutan, orang-orang dalam melakukan kegiatan melalui
masalah dan kebutuhan baru yang datang dari langkah-langkah (1). Menjelaskan alasan motivasi
dalam dan dari luar organisasi pada saat (2). Memberikan pengakuan terhadap kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan. Kedinamisan menjadi acuan orang-orang yang dimotivasi (3). Menjelaskan dan
bagi setiap orang dalam organisasi untuk mengkomunikasikan tujuan motivasi (4).
mengembangkan kreativitas dalam melaksanakan Menyelenggarakan pertemuan untuk merangsang
tugas pekerjaan, dalam menjalin hubungan resmi pihak yang dimotivasi (5). Memberikan
maupun tidak resmi serta kedinamisan dalam penghargaan melalui komunikasi (6).
merespon lingkungan. Toha (2002) mengemukakan Mendengarkan informasi dari yang dimotivasi (7).
“ kedinamisan menjadi tuntutan dari Melihat keadaan diri sendiri (8). Mengatasi situasi
pengorganisasian. Tuntutan itu didasarkan atas konflik (9). Menghindari resiko.
persfektif perkembangan organisasi, perubahan Disamping langkah-langkah motivasi, maka
sikap, kemampuan dan kepentingan orang-orang di tahap pelaksanaan pada penyelenggaraan program
dalam organisasi serta perubahan lingkungan yang pendidikan nonformal dilapangan menurut Sudjana
dapat berpengaruh terhadap kelayakan organisasi. (2004:203) terdiri dari’ tahap persiapan,
Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan dan motivasi serta penilaian “. Tahap
kurang dari separoh pengurus bidang pendidikan persiapan terdiri dari : (1). Menentukan kelompok
telah dapat melaksanakan tugas pembelajaran sasaran yang akan dimotivasi. (2). Mengidentifikasi
dengan sangat baik. Hampir semua dari mereka kelompok sasaran (3). Mempelajari data tentang
menyatakan bahwa pimpinan pendidikan sudah kelompok sasaran (4). Menentukan prioritas
memberikan arahan yang tepat dapat dimengerti kebutuhan dan masalah (5). Menetapkan topik dan
oleh tutor dan penyelenggara. tujuan motivasi (6). Menyusun materi atau bahan
Sehubungan dengan penggerakan ini motivasi (7). Memilih dan menentukan metode dan
berkaitan dengan kegiatan motivasi dan persuasi teknik motivasi (8). Menyiapkan daftar sasaran (8).
kepada mereka yang akan melaksanakan program Menentukan waktu dan tempat . Tahap pelaksanaan
sesuai dengan makna dari menggerakkan orang- terdiri dari : (1). Melakukan konsultasi pada
orang ini diperlukan motivasi. Siagian,dalam “ pemuka masyarakat dan pakar (2). Berkomunikasi
Sudjana (2004) motivasi adalah sebagai dengan sasaran (3). Menjelaskan manfaat pesan
pembentukan pemahaman tentang tujuan-tujuan motivasi pada sasaran (4). Mencatat sasaran dan
yang perlu dicapai oleh orang-orang yang peristiwa motivasi . Tahap penilaian terdiri dari (1).
melakukan kegiatan tertentu. Menetapkan tujuan penilaian (2). Menyusun
Pendekatan dalam pelaksanaan satuan instrumen penilaian (3). Mengumpulkan, mengolah
program pendidikan nonformal dengan melakukan dan menyajikan data/informasi (4). Penggunaan
tiga pendekatan sebagaimana dikemukakan Toha hasil penilaian.Sebagian kecil dari pengurus bidang
(2002)adalah“kesejawatan((partnership),produktivi pendidikan di LSM sudah melaksanakan penilaian
tas ( productivity) dan pemuasan keinginan dengan sangat baik, dan lebih dari separoh dari
(wants- satisfaction)”.Pendekatan kesejawatan mereka belum lagi melakukan penilaian dengan
didasarkan atas asumsi bahwa pelaksanaan baik. Sebagian besar dari mereka belum
kegiatan dan penyelenggara program tidak menggunakan hasil penilaian untuk pengembangan
menyukai pekerjaan atau tugasnya , tetapi mereka program. Lebih dari separoh mereka belum
akan melakukan tugas dengan baik apabila turut
73
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIII No.1 April 2013

menggunakan instrumen penilaian untuk penilai kepada berbagai unsur yang terkait di dalam
kinerja tutor dan pengelola program. program yang akan dilaksanakan.
Peranan pimpinan dalam pengorganisasian
SIMPULAN DAN SARAN program dilaksanakan dengan menempatkan orang-
Simpulan orang yang tepat untuk mengerjakan kegiatan
Sebagian dari pimpinan pengurus bidang pembelajaran dan administrasi, maka dari itu perlu
pendidikan menyatakan bahwa perencanaan sudah ditingatkan mutu sumberdaya manusia yang akan
dirumuskan dengan sangat baik, hampir separoh mengelola program pendidikan nonformal di LSM.
pimpinan lembaga menyatakan perencanaan Peranan pimpinan dalam pelaksaaan
disusun cukup baik .Sebagian kecil dari mereka kegiatan, pembinaan dan supervisi, seperti
menyatakan bahwa perencanaan belum dilakukan penilaian perlu ditingkatkan terutama dalam
dengan baik.Lebih dari separoh dari mereka penyediaan instrumen penilaian terhadap
menyatakan bahwa perencanaan yang dibuat tidak pengelolaan, administrasi, keuangan dan kinerja
dikomunikasikan dengan tutor dan penyelenggara orang-orang agar dapat diukur dan ditentukan
lapangan dan mereka menyatakan perencanaan keberhasilannya.
belum memuat tentang indikator pencapaian Peran pimpinan dalam pengembangan
program program perlu ditingkatkan terutama dalam
Sebagian dari pengurus bidang pendidikan melanjutkan pendidikan keterampilan menjadi
menyatakan bahwa pengorganisasian kelembagaan usaha produktif yang dapat menampung warga
pendidikan nonformal sudah terlaksana dengan belajar untuk bekerja melalui kemitraan dengan
sangat baik, kurang dari separoh menyatakan cukup usaha yang ada di masyarakat.
baik dan sedikit dari mereka menyatakan kurang Selanjutnya disarankan agar pimpinan lebih
baik menyatakan kurang tepat.Selanjutnya lebih terbuka dan dapat meningkatkan perhatiannya
dari separoh mereka menyatakan bahwa belum dalam pengembangan lembaga dan pembinaan
adanya pembagian tugas dengan jelas. terhadap anggota kepengurusan bidang pendidikan
Kurang dari separoh dari pengurus bidang tutor, penyelenggara program, narasumber teknis
pendidikan telah dapat melaksanakan tugas dan warga belajar.
pembelajaran dengan sangat baik, Hampir semua
mereka menyatakan bahwa mereka sudah DAFTAR PUSTAKA
memberikan arahan yang tepat dan dimengerti
oleh tutor dan penyelenggara. Depdiknas ,(2005). Undang-Undang RI,no 20
Sedikit dari pengurus bidang pendidikan sudah Th,2003, tentang Sisdiknas,Jakarta.
melaksanakan penilaian dengan sangat baik,
kurang dari separoh mereka belum lagi melakukan .Ibrahim (1988), Inovasi Pendidikan, Gramedia
penilaian dengan baik. Sebagian besar dari Jakarta.
pengurus bidang pendidikan belum menggunakan
hasil penilaian untuk pengembangan program. Sumarsono.
Lebih dari separoh mereka belum menggunakan (2007).PembelajaraBerwawasanKemas
instrumen penilaian untuk penilai kinerja tutor dan yarakatatJakarta. Universitas Terbuka,
pengelola program. Depdiknas. Jakarta.
Saran Lindeman ,E. (1921). The Community
Dari hasil penelitian dapat direkomendasikan Anintroduction . to the
study of
bahwa pimpinan lembaga sosial Masyarakat (LSM) community Leadershipand organization
agar dapat mengelola program pendidikan ,New York:Assosoation Press.
masyarakat dengan baik dan tepat maka perlu
diberikan bimbingan dan pelatihan supaya: Mustafa Kamil.(2009). Pendidikan Nonformal,
pimpinan dapat berperan: Dalamperencanaan Pengembangan Melalui Pusat
program pendidikan nonformal hendaknya perlu Kegiatan Belajar Masyarakat.
diperhatikan berbagai kebutuhan belajar dan Bandung. CV. Alfabetta.
sumber belajar yang berada di lokasi dimana
program itu dilaksanakan, maka perencanaan Sudjana ,S.H.Djudju,( 2004). Manajemen Program
program dibuat dimulai dari diskusi dan sosialisasi Pendidikan Untuk 74
Pendidikan
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |
Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Nonformal dan Pengembangan Sumber Thoha M.(2002). Pembinaan Organisasi .Proses
Daya Manusia. Bandung , Falah Diagnosa & Intervensi .Jakarta PT. Raja
Production. Grafindo Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai