Anda di halaman 1dari 7

RESUME

HAKIKAT TRANSMISI BUDAYA DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI


PENDIDIKAN

Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd.

LARASATI

NIM. 20174043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
HAKIKAT TRANSMISI BUDAYA DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI
PENDIDIKAN

Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Mewariskan budaya dari generasi yang satu ke generasi yang lain melalui sebuah
kegiatan pengiriman atau penyebaran sebuah kebiasaan/adat istiadat yang sulit untuk
diubah disebut dengan transmisi budaya.

Kebudayaan, pendidikan, imu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan


hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan
makhluk lain yang ada dimuka bumi ini. Sejalan dengan berjalannya waktu, hasil dari
pemanfaatan akal manusia telah berhasil memperlihatkan hal-hal yang sangat luar
biasa, fantastis, dan memberikan decak kekaguman kepada semua orang. Salah satu
contoh sebagai hasil dari berpikirnya akhirnya manusia berhasil membuat kapal
terbang, sehingga tidak kalah dengan burung, atau berhasil membuat kapal laut dan
tidak kalah dengan ikan, bahkan akhir-akhir ini banyak sekali berbagai penemuan
penting dalam berbagai seri kehidupan manusia, yang tentunya sangat bermanfaat
untuk menunjang memudahkan orang menjalani kehidupannya, semisal adanya
internet, yang telah menghubungkan orang dari berbagai belahan bumi, dan produk
teknologi yang lainnya.

Kebudayaan akan berubah terus sejalan dengan perkembangan zaman,


percepatan perkembangan ilmu dan teknologi, serta perkembangan kepandaian
manusia. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. pendidikan dan kebudayaan
mempunyai pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga
bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Disini
tampak bahwa peranan pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan adalah sangat
besar.
A. Kebudayaan   dan sub- bab budaya 
Dari pembicaraan tentang kebudayaan yang telah dilakukan sampai saat ini
telah terlihat bahwa kebudayaan merupakan sistem gagasan yang telah berkembang
secara historis dan memiliki organisasi dan struktur yang berkembang terus-menerus
yang dipelajari oleh anggota-anggota suatu masyarakat.  Adapun sistem gagasan yang
bersumber dari akal manusia itu   melahirkan bentuk-bentuk tingkah laku berpola dan
berbagai jenis kebudayaan material (Satrio, 2019).
Oleh karena itu secara analitis Koentjaraningrat mengemukakan adanya tiga
wujud kebudayaan yaitu wujud kompleks ide-ide,  wujud Kompleks aktivitas
kelakuan berpola,  dan wujud benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang pertama 
ada dalam pikiran anggota-anggota suatu masyarakat  atau bila telah dituangkan 
dalam berbagai media  maka akan ditemui dalam berbagai media cetak atau Media
elektronik. kebudayaan ideal ini berfungsi sebagai bagai tata kelakuan yang
mengatur,  mengendalikan dan memberi arah kepada kelakuan   dan perbuatan  
manusia dalam masyarakat (Manan, 1989: 26).
Wujud yang kedua dari kebudayaan adalah  tingkah laku nyata yang berpola 
yang dapat diamati dalam aktivitas aktivitas anggota masyarakat yang berinteraksi,
berhubung, dan bergaul berdasarkan tuntutan nilai, norma, peraturan, atau adat
istiadat tertentu. kelakuan berpola ini seringkali dinamakan sistem sosial yang secara
konkret dapat diamati,  didokumentasi dan difilmkan.

Wujud kebudayaan yang ketiga adalah  disampaikan dari satu generasi ke


generasi berikutnya nya  Proses penyampaian kebudayaan tersebut secara umum
dinamakan transmisi budaya. Dalam konteks yang demikian dalam membahas dan
menganalisa kebudayaan  Perlu dipahami “sub-culture”  yaitu sebuah unit  di dalam
sebuah kebudayaan  yang lebih besar  dan hakikat dari ideologi sebuah kebudayaan 
yang lebih besar tetapi dapat dikenal secara khusus Karena ia memiliki pola-pola
berpikir tersendiri.  dengan demikian dalam pembicaraan mengenai kebudayaan 
dunia ada orang yang membuat kategori sub budaya Timur dan Sub budaya barat.

Pemahaman  konsep budaya ini mempunyai arti penting  karena bisa terjadi 
ada jurang yang terdapat dalam transmisi budaya  pada suatu sistem persekolahan, 
karena para guru mungkin berasal dari suatu sub budaya yang dominan sedangkan
siswa siswi berasal dari kelompok-kelompok sub-budaya yang lain.  hal ini dapat
menimbulkan kesukaran kesukaran dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah
direncanakan (Manan, 1989: 29).

B. Transmisi Budaya Dan Pendidikan


Dewasa ini persoalan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yakni
derasnya pengaruh kebudayaan asing yang seakan-akan sulit dibendung menggerus
nilai-nilai kearifan lokal budaya bangsa Indonesia pada generasi muda. Oleh sebab
itu, diperlukan sikap untuk mempertahankan diri dan memupuk kepribadian bangsa
yang berakar pada budaya sendiri. Sebagaimana yang disampaikan Koentjaraningrat,
disamping keragaman, Indonesia sebenarnya memiliki kearifan dan nilai etis.
Dalam kepustakaan  yang berhubungan dengan penyampaian kebudayaan dari
satu generasi ke generasi berikutnya ditemui berbagai istilah yang dipakai secara
bergantian,  tumpah tindih,  dan secara khusus.  istilah-istilah tersebut adalah
enculturation, socialization, education, dan schooling.  Secara sederhana mungkin
dapat diterjemahkan kan dengan pembudayaan,  permasyarakatan,  pendidikan dan
persekolahan.  Tetapi secara ilmiahnya nya istilah-istilah tersebut telah mendapat 
pengertian pengertian tertentu yang perlu dijelaskan sehingga bermanfaat untuk
kepentingan pemahaman gejala-gejala pendidikan.  yang pertama kali menggunakan
konsep enculturation adalah Herskovitas,  yang menyamakan dengan socialization, 
beliau menjelaskan bahwa aspek-aspek dari pengalaman belajar  yang memberi ciri
khusus atau yang membedakan manusia dari makhluk lain dan dengan menggunakan
pengalaman-pengalaman ini sejak awal kehidupan dan dalam kehidupan selanjutnya, 
dia memperoleh kompetensi dalam kebudayaan yang dinamakan dengan 
enclulturation (Manan, 1989: 30).
Dalam masyarakat dewasa ini orang lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan persekolahan (education dan schoolinhg).  Ada pendidikan
(education) meniurut Hansen   ini merupakan bagian dari enkulturasi yakni usaha
yang disengaja dan bersifat sistematis untuk menyampaikan keterampilan-
keterampilan dan pengetahuan, prsekolahan schooling merupakan pendidikan yang
dilembagakan, Menurut Hansen Beliau magang di sebuah bengkel kerja merupakan
sejenis pendidikan tetapi bukan  tetapi bukan persekolahan beliau mempelajari hal
yang sama di sekolah Kejuruaan merupakan persekolahan dengan kata lain
berdasarkan skala keluasannya,  makan yang paling luas cakupannya adalah
enkulturasi berikutnya pendidikan sebagai bagian dari enkulturasi dan terakhir
persekolahan terkadang proses belajar atau learning,  hal tersebut sangat logis sekali
karena kebudayaan diperoleh dengan belajar atau learning (Manan, 1989: 31).
Pengertian pendidikan yang digambarkan dalam kegiatan ini diharapkan akan
membantu memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap semua orang dan badan
yang mengelola melaksanakan proses pendidikan,  dan para mahasiswa.  berbagai
keterbatasan (ekonomi, waktu)  dapat diatasi dengan menggunakan pendidikan non-
formal sebagai pengganti pendidikan formal,  atau kemajuan teknologi yang pesat di
negara kaya memerlukan berbagai bentuk pendidikan non formal,  karena
pengetahuan dan teknologi baru memerlukan perkenalkan dan latihan,  pendidikan
non-formal bisa Jadi alat untuk memerangi kemiskinan. yang mana berbagai saluran
atau media pendidikan telah digunakan dalam transmisi budaya mulai dari keluarga, 
sekolah , teman sebaya, dan media massa,  lingkungan kerja peserta tinggal memilih
mana yang paling efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan budaya yang
diinginkan sesuai dengan kemampuan yang tersedia (Manan, 1989: 33).

C. Perkembangan Institusi Pendidikan


Dalam masyarakat, pendidikan merupakan gejala yang universal,  tetapi tidak
semua masyarakat mempunyai sistem persekolahan atau pendidikan yang formal, 
setiap masyarakat melatih perkembangan gerakan-gerakan fisik sejak dari kelahiran
seorang bayi.  Teknik-teknik yang dipakai akan berpengaruh terhadap perkembangan
struktur kepribadian anak kelak kalau mereka telah dewasa.  semua masyarakat
melatih anak-anak menggunakan media komunikasi,  yaitu bahasa  dan semua
masyarakat yang melatih anak-anak.  sehingga generasi muda mereka
menginterpretasikan tingkah laku sesama anggota masyarakatnya dengan mengajar
mereka bertindak dalam situasi situasi tertentu dan terhadap orang-orang yang punya
hubungan-hubungan tertentu satu sama lainnya (Manan, 1989: 34).
Dalam bentuk lain Don Adams dan G.M. Reagan,  beliau menggambarkan
perkembangan pendidikan dan persekolahan serta hubungannya dengan
perkembangan diferensiasi masyarakat secara menarik sekali menurut mereka ada 4
tahap perkembangan pendidikan dan hubungannya dengan perkembangan masyarakat
yakni:
Tahap pertama adalah pendidikan dalam masyarakat tanpa aksara pendidikan
dalam masyarakat ini ditandai oleh proses belajar yang bersifat informal dan dalam
keluarga Dan hubungan-hubungan yang tersusun antara satu generasi dengan generasi
berikutnya untuk memberikan keterampilan-keterampilan ekonomi dan perkenalan
perilaku sosial yang benar,  peran-peran siswa dan pengajar ditentukan semata-mata
atas dasar kriteria yang bersifat askriptif.  anak-anak adalah siswa karena umur
mereka perbedaan apa yang dipelajari mereka ditentukan oleh jenis kelaminnya dan
pengajar adalah pengajar karena mereka adalah anggota keluarga yang telah dewasa
dan spesialisasi apapun yang dimilikinya juga ditentukan oleh jenis kelaminnya
perempuan mengajar memasak dan laki-laki mengajarkan berburu.
Dalam tahap kedua sebagian dari proses sosialisasi mulai terdiferensiasi dari
keluarga. Disini para remaja mulai dididik oleh sekelompok orang dewasa yang sudah
terspesialisasi pengetahuan atau keterampilan nya.  meskipun keterampilan dan
pengetahuan praktis merupakan sebagian dari kurikulum pendidikan, tetapi tekanan
kuat telah pula diberikan pada bidang-bidang metafisika dan perilaku yang biasa
disebut “ Bush school” di Afrika Barat merupakan contoh dari pendidikan pada tahap
ini yang mana “ Bush school”  itu merupakan upacara inisiasi remaja masyarakat
masyarakat di Afrika barat yang berlangsung cukup lama bergerak dari enam bulan
sampai 8 tahun,  selama masa ini mereka berada terpisah dari masyarakatnya yaitu di
camp  dalam hutan dan mereka diajar berbagai pengetahuan dan keterampilan budaya
yang akan diperlukan mereka sebagai seorang dewasa.
Pada tahap ketiga ketika masyarakat sudah makin terdiferensiasi dan masalah
seleksi sosial makin besar,  keluarga-keluarga atau kelompok-kelompok tertentu
dalam masyarakat. Memperoleh kekuasaan yang lebih besar atau keuntungan
ekonomi yang besar dan pendidikan formal mulai tidak menjadi hak semua anggota
masyarakat.  ikan mulai terlihat sebagai institusi yang dikaitkan kepada sekelompok
sekelompok yang relatif kecil yang memegang kekuasaan politik,  ekonomi atau
agama.  kondisi ini sesuai dengan konsep diferensiasi karena kelompok Kelompok
yang ada di pusat Proses diferensiasi masyarakat dalam bidang ekonomi,  politik dan
budaya adalah kelompok-kelompok yang paling merasa perlu membangun institusi
pendidikan untuk menanamkan sikap sikap dan nilai-nilai serta memberikan
keterampilan keterampilan yang diperlukan guna untuk memelihara, menyesuaikan, 
dan memperkembang kelompok-kelompok dan institusi-institusi mereka.
Tahap keempat  yaitu tahap yang paling maju terlihat hubungan antara
pendidikan dan masyarakat menjadi rumit,  industrialisasi dan peningkatan
diferensiasi masyarakat diukur dengan pembagian kerja dan spesialisasi peran
menjadi ciri yang utama dari masyarakat.  pendidikan seringkali menyatakan bahwa
tingkatan dan masalah pendidikan yang banyak  yang disupervisi dan diajar oleh
berbagai spesialis memegang peranan penting dalam memajukan industrialisasi dan
dalam menanamkan nilai-nilai modern.  tahap ini memberikan beban yang besar
kepada persekolahan dalam bentuk pendidikan massal persiapan-persiapan bagi
bermacam pekerjaan dan seleksi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmisa, Putra. (2015). Seni Tradisi, Jatidiri dan Strategi Kebudayaan. Jurnal Ilmu
Sosial Mamangan, 2(1), hlm: 1-16.
Astuti, Dwi. (2016). Transmisi Budaya dan Kearifan Lokal pada Pendidikan Islam
Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian, 13(1), hlm: 1-14
Manan, Imran. (1989). Antropologi pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi.
Manan, Imran, (1989). Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi.
Satrio, Prakrisno. (2019). Transmisi Budaya dan Identitas Sosial pada Masyarakat
Pendalungan. Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial

Anda mungkin juga menyukai