Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd.

LARASATI

NIM. 20174043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya yang ada di masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Sedangkan pendidikan adalah suatu
bentuk dari perwujudan seni dan budaya yang terus berubah seiring berkembangnya waktu.

Pada zaman sekarang ini ada perubahan sosial yang berjalan secara cepat dan ada juga
yang berjalan secara lambat dang sangat berpengaruh pada pendidikan, misalnya dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang cepat maka perlu disediakan sekolah untuk
menampung siswa tersebut. Masyarakat tersebut sangat membutuhkan pendidikan tersebut
guna untuk mencapai tujuan dan untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi
perkembangan zaman.

Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor: Di antaranya komunikasi,cara


dan pola pikir masyarakat, faktor internal seperti: perubahan jumlah penduduk, penemuan
baru, terjadinya konflik atau revolusi. Pengaruh perubahan sosial lainnya terhadap pendidikan
adalah terjadinya transformasi pemikiran dalam pendidikan, seiring dengan perubahan-
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Hal yang lebih konkrit dari pengaruh
tersebut adalah ketika perubahan sosial membawa kepada kebaikan ekonomi masyarakat dan
menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan.

A. Perubahan Sosial Budaya dan Proses Perubahan Budaya


Dalam literature mengenai kehidupan masyarakat dan kebudayaan beberapa
istilah penting selalu muncul sebagai pencerminan dinamika kehidupan manusia dari
dahulu sampai sekarang. Dinamika tersebut mencerminkan adanya proses perobahan baik
yang bersifat lambat, maupun yang bersifat cepat. Ada perubahan yang bersifat
evolusioner da nada yang bersifat revolusioner. Perubahan yang bersifat evolusioner
memakai waktu ribuan atau ratusan tahun, suatu proses perobahan yang berkelanjutan
dari bentuk yang lebih rendah, lebih sederhana ke bentuk- bentuk yang lebih tinggi, lebih
kompleks. Dalam arti sosial budaya perobahan yang bersifat evolusioner mencerminkan
perobahan sosial, politik, ekonomi, yang bersifat revolusioner adalah perobahan yang
berlangsung dalam waktu yang relative pendek, yang bersifat tiba-tiba, radikal, dan
menyeluruh. Dalam arti sosial budaya percobaan yang bersifat revolusioner
mencerminkan perobahan sosial, politik, ekonomi yang bersifat cepat, fundamental, dan
relative menggegerkan (Manan, 1989:49).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia perubahan berarti hal, keadaan berubah,
peralihan, pertukaran. Sedangkan soial adalah dampak Perubahan Sosial yang berkenan
dengan masyarakat. Perubahan sosial adalah berubahnya struktur atau susunan sosial
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut merupakan gejala umum
yang terjadi sepanjang masa dalam setiap tatanan masyarakat, perubahan itu juga terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin berubah dari satu
keadaan kepada keadaan yang lebih baik. Pudjiwati Sajagyo mengutip pendapat
Hirschman yang mengatakan bahwa kebosanan manusia adalah penyebab suatu
perubahan. (Wahib, 2019:52).
Sebagai unsur vital dalam kehidupan manusia yang beragam, kebudayaan sebagai
unsur pembentuknya dari segala ilmu pengatahuan yang dianggap ada dalam
kehidupannya. Hal ini diperlukan sebagai modal dasar untuk beradaptasi dan
mempertahankan kelangsungan hidup. Dalam kaiatan ini kebudayaan dipandang sebagai
nila-nilai yang dinyakini bersaman dalam diri individu sehingga terhayati dalam setiap
perilaku. Nilai-nilai yang dihayati atau ide yang diyakini tesebut bukanlah ciptaan sendiri,
semua itu diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar merupakan cara untuk
mewariskan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi. Proses pewarisan tersebut
dikenal dengan proses sosialisasi atau enkulturasi (proses pembudayaan).

Tiga tahap proses pewarisan nilai-nilai kebudayaan, yaitu

1. Proses sosialisasi
Proses sosialisasi adalah proses di mana seorang individu menyesuaikan diri dengan
nilai-nilai kebudayaan masyarakat lingkungannya.Dalam proses sosialisasi ini,
seorang individu mulai menerima pengaruh dari sosok terdekatnya, misalnya
keluarga.Melalui proses sosialisasi ini, seorang individu menjadi tahu dan memahami
tentang nilai-nilai kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakatnya.
2. Proses internalisasi
Proses internalisasi merupakan proses penerimaan sosialisasi. Dalam proses
internalisasi ini, seorang individu yang sedang menerima proses sosialisasi
melakukan interpretasi (pemahaman) dari nilai-nilai yang diterima, terutama
menyangkut makna yang dilihat dan didengarnya. Individu tersebut kemudian
menerima dan menginternalisasikan setiap nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu yang
diyakininya hingga menjadi bagian pandangan dari hidupnya.
3. Proses enkulturasi
Dilansir dari buku Pengantar Ringkas Sosiologi (2020) karya Elly M. Setiadi,
enkulturasi adalah proses seorang individu untuk menghayati dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem adat, norma, bahasa, seni, agama, serta
semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan
masyarakatnya. Dalam proses enkulturasi ini, seorang individu secara sadar
mempelajari dan mengembangkan setiap kebudayaan yang ada di lingkungan
masyarakatnya dan mulai menerapkan kebudayaan tersebut dalam perilaku sehari-
hari. Proses enkulturasi juga mencakup proses tranmisi budaya dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

B. Peranan Pendidikan Formal dalam Proses Pembudayaan


Peran Pendidikan formal melihat bahwa pendidikan merupakan upaya untuk
membudayakan dan men-sosialisasikan manusia sebagaimana yang kita kenal dengan
enkulturasi, pembudayaan dan sosialisasi, proses membentuk kepribadian dan perilaku
seseorang anak menjadi anggota masyarakat sehingga anak tersebut diakui
keberadaannya oleh masyarakat yang bersangkutan. Budaya cocok pada anggota etnik
kelompok yang kita pu-nyai. Kita biasa menyebut identitas budaya. Daoed Joesoef
memandang pendidikan sebagai bagian dari kebuda-yaan karena pendidikan adalah upaya
memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup. Pengetahuan dasar sebagai bekal
hidup yang dimaksudkan di sini adalah kebudayaan.

C. Modernisasi dan Pembangunan


Revolusi intelektual itu diikuti oleh berbagai revolusi dalam hamper semua aspek
kehidupan antara lain: revolusi ilmu pengetahuan, revormasi agama, revormasi industri,
dan revolusi politik. Semua revolusi itu telah membawa kemajuan (progress) di bidang-
bidang intelektual politik, ekonomi, sosial, dan psikologi. Dengan pengertian demikian
Myron Wainer menyusun sebuah antologi ‘’modernisasi’’yang didalamnya ditemukan
antara lain modernisasi kepercayaan-kepercayaan agama, modernisasi pendidikan,
modernisasi hubungan-hubungan sosial, modernisasi manusia, modernisasi sistem
hukum, modernisasi adrimistrasi negera, modernisasi dunia pengusaha, modernisasi
pertanian, modernisasi industri, dan modernisasi tenaga kerja, bermodalkan semangat
untuk merdeka kembali dan dibekali dengan ilmu-ilmu barat pemimpin-pemimpin bangsa
terjajah bersama masyarakat melakukan perjuangan kemerdekaan nasional, kemerdekaan
politik yang diperoleh bangsa-bangsa di dunia ketiga membawa tanggung jawab
pembangunan yang luas, kemiskinan dan keterbelakangan dibidang ekonomi, jurang
kesejahteraan antara masyarakat bekas penjajah dengan bekas terjajah terlihat sangat
nyata, pembangunan ekonomi dalam arti luas adalah proses peningkatan pendekatan
perkapita suatu masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. (Manan, 1989:56)

D. Arah Perubahan Sosial Budaya


Dengan menyederhanakan proses perobahan masyarakat yang bergerak dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, maka berbagai nama untuk
masyarakat modern telah diciptakan oleh berbagai pakar ilmu-ilmu sosial secara
alpabetis. Ada lagi nama-nama baru untuk masyarakat maju yang diciptakan para pakar
ilmu-ilmu sosial dan futuris, yaitu post-industrial spciety yang dipopulerkan oleh John
Naibitt dan Alvin Toffler. Merefleksikan loncatan kualitas pengetahuan manusia sekarang
sedang diterjemahkan kedalam penerapan ekonomi sehari-hari yaitu adalah masyarakat
yang telah hidup dengan teknologi ‘’revolusi industry kedua’’ atau dalam ‘’ gelombang
ketiga’’ (Manan, 1989:62).
Arah perobahan sosial budaya, modernisasi, atau pembangunan yang digambarkan
diatas, yang sedang dirintis dan sedang dijalankan pleh masyarakat Amerika Serikat,
Jepang, dan banyak Negara Maju. Masyarakat ilmu pengetahuan dan teknologi membantu
manusia hamoir memecahkan semua masalah yang dihadapi untuk mencapai tingkat ‘’
kesejahteraan atau kemakmuran’’ yang diingini’’ mereka, merupakan arah yang akan
dituju oleh semua masyarakat bangsa-bangsa diseluruh dunia. Hidup di dunia sekarang
dan dimasa depan menuntut penguasaan ilmu dan teknologi. Karena bagi yang masih
terbelakang, bagaimana mengejar ketinggalan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Perubahan sosial dilihat dari dampak positif menunjukkan bahwa perubahan sosial
memberikan pengaruh kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Adapun dampak positif
perubahan sosial sebagai berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan iptek dapat
mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru yang mendorong berbagai
inovasi yang dapat memudahkan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial
kearah modernisasi.
2. Tercipta lapangan kerja baru. Dapat mendorong industrialisasi dan perkembangan
perusahaan multinasional. Dengan pengembangan perusahaan secara global dan
pembukaan industri kecil, tersedia banyak lapangan pekerjaan sehingga mampu
menyerap tenaga kerja secara maksimal.
3. Tercipta tenaga kerja professional, untuk mendukung persaingan industri diperlukan
tenaga kerja yang memiliki kecakapan, keterampilan, keahlian, dan profesionalisme
yang tinggi.
4. Nilai dan norma baru terbentuk, merupakan sesuatu yang baik, penting, dihargai dan
norma merupakan aturan yang mengikat nilai.
5. Efektivitas dan efisiensi kerja meningkat. Efektivitas dan efisiensi kerja selalu
berkaitan dengan penggunaan alat produksi yang dapat menghasilkan produk lebih
cepat, lebih banyak, dan tepat sasaran.

E. Implementasi Perubahan Sosial Budaya, Modernisasi dan Pembangunan dalam


Pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan dan
lingkungan alam sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada
dasranya tidak ada satu pun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk mengembangkan dan menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pangadanga
filosofi ini, prestasi bangsa diberbagai bidang kehidupan dimasa lampau adalah
suatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan diminivestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interakti sosial di masyarakat sekitarnya dan di dalam kehidupan berbangsa masa
kini.
Implikasi dari perubahan suatu sistem budaya yang dianut dalam masyarakat
mengakibatkan terjadinya pengaruh yang signifikan terhadap nilainilai budaya tersebut
dalam penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Sistem pendidikan harus
memperhatikan nilai-nilai budaya, karena budaya yang ada akan datang menolong
terjadinya pembudayaan dalam proses pendidikan yang diselenggarakan.
Pendidikan merupakan sebuah bentuk dari perwujudan seni dan budaya
manusia yang terus berubah, berkembang dan sebagai suatu alternatif yang paling
rasional dan memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan atau perkembangan.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial, yang mana
termasuk di dalamnya adalah pendidikan, sebab pendidikan ada di dalam masyarakat,
baik itu pendidikan formal, informal maupun nonformal. (Lubis, 2018).

DAFTAR PUSTAKA
Lubis A. S. (2018). Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan. AL-IKHTIBAR Jurnal
Ilmu Pendidikan, Vol 2, Nomor 1.
Manan, Imran. (1989). Antropologi pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi.
Manan, Imran, (1989). Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Departemen

Anda mungkin juga menyukai