Anda di halaman 1dari 27

Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Analisis Implementasi Program Penanggulangan Rabies Di Kabupaten Melawi Tahun 2016

Analysis Of Rabies Prevention Program Implementation In The Year 2016 Melawi

BUDI PRASETYO

Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang

ABSTRAK ABSTRACT
Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit
hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut Rabies (hydrophobia) is a disease of animals
serta menyerang susunan saraf pusat. Rabies caused by viruses, is acute and attacks the central
bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat nervous system. Rabies is a zoonotic means that
menular dari hewan ke manusia. Kasus gigitan the disease can be transmitted from animals to
hewan penular rabies di Kabupaten Melawi humans and cause death in humans. Cases of
sebanyak 200 gigitan dan sembilan orang yang animal rabies bites in Melawi 200 bites and nine
meninggal dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah people died. The purpose of this study was to
untuk menganalisis Implementasi program analyze of rabies prevention program
penanggulangan rabies meliputi implementasi, Implementation includes implementation,
komunikasi, struktur birokrasi, sumber daya dan communications, bureaucratic structure, resources
disposisi. Jenis penelitian adalah deskriptif and disposition. This type of research is
kualitatif, informan kunci dari penelitian ini descriptive qualitative, key informants of this study
sebanyak dua orang dan informan pendukung were two people and informant support as many as
sebanyak empat orang. Pengambilan sampel dalam four people. Sampling in this study using purposive
penelitian ini menggunakan porposive sampling. sampling. Data analysis was performed
Analisis data dilakukan secara interaktif, dan interactively, and continues through to the end.
berlangsung terus menerus sampai tuntas. Hasil The results showed that in tackling rabies in
penelitian menunjukan bahwa dalam Melawi already well underway but has not reached
menanggulangi rabies di Kabupaten Melawi sudah the maximum results in the implementation of this
berjalan dengan baik namun belum mencapai hasil is because they lack action observation, access to
yang maksimal dalam implementasi hal ini prevention towards remote places that are difficult
dikarenakan masih kurang tindakan observasi and are still limitations in resources. Based on the
lapangan, akses untuk melakukan penanggulangan research results, it is advisable for the Government
menuju tempat-tempat terpencil yang sulit dan / Regent and related agencies Melawi can be
masih kurangnya sumber daya manusia dan implemented in accordance with the theories and
sarana. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan policies that have been made so that in tackling
bagi Pemerintah/Bupati dan Dinas terkait rabies in Melawi can be done well.
Kabupaten Melawi dapat melakukan implementasi
sesuai dengan teori dan kebijakan yang sudah di Key word : Analysis, Implementation, Rabies
buat agar dalam menanggulangi rabies di Bibliographies : 35, (2007 – 2015)
Kabupaten Melawi dapat terlaksana dengan baik.

Kata kunci : Analisis, Implementasi, Rabies


Kepustakaan : 35, (2007 – 2015)

19
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

PENDAHULUAN Tenggara (1972), Kalimantan Timur (1974), Riau


Salah satu tujuan khusus dari program upaya (1975), Kalimantan Tengah (1978), Kalimantan
kesehatan tercantum dalam program Pembangunan Selatan (1983) dan P. Flores (1997) (Depkes
Nasional tahun 2000 adalah mencegahterjadinya dan RI.2012).
tersebarnya penyakit menular sehingga tidak menjadi Rabies di Indonesia terjadi di 24 provinsi
masalahkesehatan masyarakat, menurunnya angka endemis rabies dari 34 Provinsi dan 9 Provinsi bebas
kesakitan, angka kematian danangka kecacatan, rabies yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
untuk itu telah disusun pokok-pokok program Kepulauan Riaun, DKI Jakarta, Jawa Tengah, D.I.
pembangunankesehatan yang mencakup Program Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,
Pemberantasan Penyakit Menular(P2M).Pelaksanaan Papua (Kemenkes RI,2011). Jumlah kasus rabies
Pogram P2M meliputi berbagai kegiatan yang pada manusia rata-rata per tahun di beberapa Negara
salahsatunya adalah program pemberantasan Asia antar lain India 20.000 kasus, China 25.000
penyakit gigitan hewan, yangditujukan pada kasus, Pilipina 20.000 kasus, Vietnam 9.000 kasus
kelompok masyarakat dalam bentuk upaya dan Indonesia 168 kasus (Infodatin RI, 2013)
penanggulangan rabies. Pemilihan kelompok ini Peningkatan prevalensi kasus gigitan hewan
sebagai target populasi didasarkan padakenyataan penular rabies di Indonesia meningkat 86,3 % yaitu
bahwa angka morbiditas dan mortalitas penyakit dari 45.466 kasus (2009) menjadi 85.750 pada tahun
rabies padamasyarakat di Indonesia. (Depkes RI, 2012. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2009-
2007). 2012 terjadi kejadian luar biasa rabies di Bali.
Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies Denganupaya intensifikasi penanggulangan KLB
dan penularannya kepada manusia dapat terjadi terpadu semua pemangku kepentingan di Bali yang
melalui gigitan hewan penular rabies (HPR) terutama berhasil menurunkan GHPR di Bali maka memberi
anjing, kucing dan kera. Rabies adalah salah satu konstribusi penurunan GHPR nasional yaitu
penyakit yang masih banyak di jumpai di dunia. menurun 18,4%, dari 84.750 (2012) menurun
Prevalence rabies di dunia masih cukup tinggi menjadi 69.136 gigitan pada tahun 2013 (Infodatin
rabiesmasihmembunuh55000manusiasetiap tahun. RI, 2013).
(Infodatin Ri, 2013). Lebih dari 15 juta orang yang Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
terpajan/digigit hewan penular rabies di dunia, yang Barat tahun 2015 melaporkan bahwa jumlah Kasus
terindikasi mendapatkan pengobatan profilaksis gigitan meluas ke 27 kecamatan (61%) di 4
vaksin anti rabies untuk mencegah timbulnya rabies, Kabupaten (Ketapang, Melawi, Kapuas Hulu, dan
sekitar 40% orang yang digigit hewan penular rabies Sintang). Sebelum ditetapkan KLB kasus gigitan
adalah anak-anak berusia dibawah 15 tahun. (WHO, berjumlah 224 kasus, namun setelah penetapan KLB
2015). (hingga Agustus 2015) mencapai 748 kasus gigitan.
Indonesia rabies pertama kali dilaporkan pada Selama 6 bulan setelah penetapan KLB terjadi
kerbau oleh Esser (1884), kemudian oleh Penning peningkatan kasus gigitan mencapai 70%(Dinkes
pada anjing (1889) dan oleh E.V. De Haan pada Kalimantan Barat, 2015).
manusia (1894), selanjutnya selama pendudukan Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
Jepang situasi daerah tertular rabies tidak diketahui Kabupaten Melawi gigitan hewan penular rabies
dengan pasti, namun setelah Perang Dunia II peta pertama muncul pada November 2014 kasus gigitan
rabies di Indonesia berubah. Secaran kronologis anjing suspect rabies bermunculan di sejumlah Desa,
tahun kejadian penyakit rabies mulai di Jawa Barat terutama yang berbatasan dengan Ketapang dan
(1948), Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Kalimantan Tengah. Pemerintah Kabupaten Melawi
Timur (1953), Sumatera Utara (1956), Sulawesi menetapkan status kejadian luar biasa pada tanggal
Selatan dan Sulawesi Utara (1958), Sumatera Selatan 22 januari 2015 dengan jumlah 62 kasus gigitan
(1959), D.I. Aceh (1970), Jambi dan Yogyakarta setelah Pemerintah Provinsi Kalbar menetapkan
(1971), Bengkulu, DKI Jakarta dan Sulawesi status serupa (Dinkes Kabupaten Melawi,2015).

20
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi kebiasaan melepas hewan dan tidak divaksinnya
tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah kasus hewan kesayangan (Kemenkes RI,2011).
gigitan hewan penular rabies mencapai 200 kasus Upaya pemberantasan rabies di Kabupaten
gigitan dan korban yang meninggal berjumlah 9 Melawi terus di lakukan dengan melakukan upaya
orang, Berdasarkan data kasus gigitan anjing Dinas penanggulangan dan pencegahan mulai
Kesehatan Kabupaten Melawi tahun 2014/2015 daripenetapan batas wilayah, sosialisasi di 11
kasus gigitan hewan penular rabies tersebar di 11 Kecamatan, melakukan vaksinasi terhadap hewan
Kecamatan ( Dinkes Kabupaten Melawi, 2015). penular rabies sampai pada Maret 2015 sudah 1.600
Vektor utama penyebar virus rabies di anjing yang sudah divaksinasi dan akan melakukan
Kabupaten Melawi adalah anjing sebanyak 100%, vaksinasi masal pada hewan yang dapat menularkan
hal ini disebabkan oleh karena banyaknya virus rabies di 169 desa yang ada di Kabupaten
masyarakat yang memelihara anjing, vektor yang lain Melawi, melakukan vaksin terhadap warga yang
seperti kucing 0%, dan kera 0%, serta kelelawar menjadi korban gigitan anjing, dan kami juga sudah
0%juga harus dimasukkan sebagai faktor risiko, membentuk tim cepat(Kepala Seksi Kesehatan
sekalipun peluang sebagai pembawa dan penyebar Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteeriner
rabies jauh lebih kecil. Melawi).
Kebiasaan Masyarakat Kabupaten Melawi Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dan
dalam memelihara hewan peliharaan (anjing) yaitu kebijakan strategi program Penanggulangan rabies
tidak merawat anjing tersebut dengan baik seperti yang menjadi masalah dalam melakukan vaksinasi
melakukan vaksinasi terhadap anjing. Sebagian terhadap HPR secara efektif yaitu kurangnya
anjing dibiarkan hidup berkeliaran secara bebas vaksinator hanya ada dua orang vaksinator (orang
keluar rumah untuk mencari makan sendiri. Populasi yang memvaksin hewan) dengan jumlah desa yang
anjing di Kabupaten Melawi diperkirakan 6.000 tidak seimbang membuat vaksinator kewalahn untuk
ekor, termasuk anjing dengan pemilik (dirantai, melakukan vaksinasi terhadap HPR dan akses untuk
dikandangkan, atau dilepas dalam pagar rumah) dan menuju ke daerah-daerah pedalaman sangant sulit,
anjing tanpa pemilik, pemeliharaan dan perawatan dan adanya sugesti masyarakat mengatakan bahwa
anjing diperlakukan seperti anjing gelandangan yang anjing yang sudah di vaksinasi menjadi malas
berkeliaran di jalanan, pemukiman penduduk, (Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan
tempat-tempat umum, tempat sampah, semak-semak, Masyarakat Veteeriner Melawi, Januari 2015).
dan bahkan diberi makanan seadanya dari sisa-sisa Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti ingin
makanan yang ada .(Dinas Perternakan Kabupaten melakukan Analisa Implementasi Program
Melawi, 2015). Penanggulangan Rabies, karena sampai sekarang
Mengingat ancaman bahaya rabies terhadap kasus gigitan HPR semakin meningkat, dengan
kesehatan, keselamatan dan ketentraman masyarakat menggunakan Teori George C. Edward III (1980)
karena dampak buruknya yang dapat berdampak maka dapat dilakukan AnalisisImplementasi Program
pada kematian jika tidak mendapatkan pertolongan Penanggulangan Rabies dari Komunikasi
medis, maka usaha penanggulanagan harus (komunikasi antar dinas terkait yang terlibat dalam
dilaksanakan seintensif mungkin agar suatu daerah menjalankan implementasi), Stuktur Birokrasi
dapat bebas rabies. Program pembebasan rabies (organisasi yang menjalankan implementasi),
merupakan kesepakatan nasional dan merupakan Sumber Daya (SDM, anggaran, sarana dan
kerja sama kegiatan tiga departemen, yaitu prasarana) dan Disposisi (sikap para pelaksana
Departemen Pertanian (Ditjen Peternakan), program).
Departemen Dalam Negeri (Ditjen PUOD) dan
Departemen Kesehatan (Ditjen PPM & PL), sejak METODE
awal pelita V 1989. Namun banyak kendala seperti,
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif,
informan kunci dari penelitian ini sebanyak dua

21
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

orang dan informan pendukung sebanyak empat Dari pernyataan informan kunci dalam
orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini kotak satu di atas mengenai koordinasi antara
menggunakan porposive sampling. Analisis data Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian,
dilakukan secara interaktif, dan berlangsung terus Perikanan dan Peternakan dalam pelaksanaan
menerus sampai tuntas. program penanggulangan rabies yaitu kegiatan
untuk saling memberikan informasi dan
HASIL PENELITIAN bersama mengatur atau menyepakati dalam
menjalankan program penanggulangan rabies
1. Komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan dan
a. Koordinasi memelihara efektifitas organisasi setinggi
Koordinasi antara Dinas Kesehatan dan mungkin melalui singkronisasi. Bentuk
Dinas Pertanian, perikanan dan Peternakan koordinasi yang dilakukan dalam
dalam komunikasi pelaksanan implementasi penanggulangan rabies di Kabupaten Melawi
program berupa Surat Keputusan tim gerak yaitu setiap adanya laporan kasus gigitan
cepat yang di buat oleh Dinas Pertanian, saling memberitahu untuk segera pergi ke
Peternakan dan Perikanan. lapangan untuk melakukan obsevasi kepada
Kotak 1 hewan dan korban gigitan, koordinasi juga
Bagaimanakah bentuk koordinasi antara Dinas berbentuk Surat keputusan Bupati Melawi
Kesehatan dengan Dinas Pertanian, Perikanan nomor 520/58 Tahun 2015 tentang
dan Peternakan dalam menjalankan Pembentukan Tim Gerak Cepat
Implementasi Program penanggulangan rabies Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit
di Kabupaten Melawi Tahun 2015? Rabies di Kabupaten Melawi Tahun 2015.
b. Pedoman
“kalo bentuk koordinasi dengan dinas terkait Implementasi program penanggulangan
seperti Dinas Peternakan sampai saat ini rabies harus mempunyai panduan dalam
komunikasi masih lancar-lancar aja aaaaaa implementasi program di lapanagan, panduan
setiap ada laporan dari pihak Puskesmas atau didapatkan dari provinsi dan pusat. Hal ini
teman-teman kita dari lapangan atau dari dapat di lihat dalam kotak nomor dua di
masyarakat tentang gigitan anjing kita selalu bawah ini.
menghubungi pihak Dinas Peternakan dan Kotak 2
kadang sebaliknya juga seperti itu, ada SK tim Bagaimana buku pedoman terkait dengan
yang di buat oleh Dinas Peternakan nanti kamu program penanggulangan rabies di
bisa minta ke sana aja ya” Kabupaten Melawi tahun 2015? Apakah
(IK 1, 33 th...) ada buku khusus dalam menjalankan
program ini?
“masih-masih jadi kalo terjadi kasus gigitan
misalnya laporan ke mereka ada kasus gigitan “ada dek ....bukan buku tapi panduan dari
berarti mereka laporkan ke kita atau provinsi, ya bukunya tentang bagaimana
sebaliknya kalo laporanya ke kita kita laporkan penatalaksana kasus korban gigitan hewan
ke mereka supaya mereka melakukan penular rabies, bagai mana pertolongan
pengecekan ke orang ini udah di VAR atau pertamanya, apa yang harus dilakukan
belum, ya kita ada buat, ya ada SK tim yaitu setelah digigit anjing”
pembentukan Tim Gerak Cepat (IK 1, 33 th...)
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit
Rabies di Kabupaten Melawi Tahun 2015” “iya ada bang kita punya buku panduan
(IK 2, 36...) secara garis besarnya aja ada dari pusat

22
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

dari provinsi juga ada, ada juga berupa kepada petugas yang ada di Puskesmas
leaflet, tentang bagaimana hewan yang dilakukan on the job traning ini bertujuan
tertular virus rabies, penanganan bagai untuk meningkatkan keterampilan,
mana intinya ya secara garis besar pengetahuan, kebiasaan kerja dan sikap
penanganan rabies” karyawan dimana metode pelatihan dengan
(IK 2, 36...) cara pekerja dalam kondisi pekerja
Hasil pernyataan dari kotak nomor 2 di sebenarnya, pelatih dalam on the job traning
atas, menyatakan bahwa pedoman sebagai ini adalah bidang P2PL Dinas Kesehatan yang
panduan bagi Dinas Kesehatan dan Pertanian, melibatkan tenaga pelaksana yang ada di
perikanan dan Peternakan dalam setiap Puskesmas, Pustu dan Polindes dan
mengimplementasikan program pelatihan kepada petugas penyuluh lapangan
penanggulangan rabies di dapatkan dari yang di lakukan oleh Dinas Kesehatan
provinsi dan pusat ada berupa buku dan leaflet, Provinsi dan Komnas Zoonosis bertujuan
buku yang di dapatkan dari Provinsi dan pusat untuk memberi pengetahuan dan melatih para
membahas mengenai hal-hal yang vaksinator untuk dapat memberi vaksin
bersangkutan dengan penatalaksana kasus dengan benar, dalam pelatihan kepada petugas
rabies di lapangan, penyakit rabies, ciri-ciri penyuluh lapangan berjumlah 11 orang dari
hewan yang tertulara rabies dan cara Kabupaten Melawi dan akan di sebar satu tim
penanganan hewan penular rabies. satu orang di 11 Kecamatan yang ada di
c. Pelatihan Kabupaten Melawi.
Dalam menanggulangi rabies yang ada di d. UU atau Peraturan Pemerintah
Kabupaten Melawi tidak terlepas dari Implementasi program penanggulangan
pelatihan yang diberikan kepada pelaksana rabies tercantum dalam surat keputusan Bupati
yang ada di lapangan, hal ini dapat dilihat Melawi Nomor 44/11 tahun 2015 tentang
dalam kotak tiga di bawah ini. penetapan kejadian luar biasa penyakit rabies
Kotak 3 di Kabupaten Melawi 2015, surat keputusan
Apakah pernah melakukan pelatihan Bupati Melawi Nomor 440/140 tahun 2015
terhadap pelaksana yang ada di lapangan tentang pembentukan komando tanggap
dalam menanggulangi rabies di Kabupaten darurat pengendalian dan penanggulangan
Melawi? kejadian luar biasa penyakit rabies di
Kabupaten Melawi tahun 2015 dan surat
“On the job traning terhadap penata keputusan Bupati Melawi Nomor 520/58 tahun
laksanaan rabies kepada petugas 2015tentang pembentukan tim gerak cepat
Puskesmas.....melibatkan Kepala Desa dan penanggulanagan kejadian luar biasa rabies di
lintas sektoral” Kabupaten Melawi tahun 2015 untuk
(IK 1, 33 th...) menjalankan program penanggulangan rabies
di Kabupaten Melawi.
“ada petugas penyuluh lapangan di latih Kotak 4
oleh Provinsi dan dari Komnas Zoonosis Apakah ada peraturan khusus atau
itu ada di 11 11 tim jadi satu tim itu di satu kebijakan dari Pemerintah Daerah
Kecamatan” mengenai program penanggulangan rabies
(IK 2, 36 th...) di Kabupaten Melawi tahun 2015 ?
Hasil pernyataan informan dari kotak
nomor 3 di atas, menyatakan bahwa sudah di “peraturan khusus tidak ada ya cuma
lakukan pelatihan kepada pelaksana di pemerintah mengeluarkan SK tentang
lapangan yaitu di lakukan on the job traning pembentukan komando tanggap darurat

23
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

pengendalian dan penanggulangan KLB Berdasarkan Surat keputusan Bupati


rabies ada juga itu SK tim gerak cepat itu Melawi nomor 520/58 tahun 2015 tentang
saja kalo yang untuk dari pemerintah pembentukan tim gerak cepat penanggulangan
sendiri” kejadian luar biasa penyakit rabies di
(IK 1, 33 th...) Kabupaten Melawi tahun 2015 yang
mempunyai tugas melakukan edukasi publik
“Aaaa.... kalo untuk pengelola rabies kita melalui sosialisasi, mendorong aparat desa dan
punya SK KLB di Kabupaten kita ada SK masyarakat untuk segera menetapkan
KLB kejadian ada SK SATGAS tanggap peraturan desa tentang penertiban hewan
darurat KLB rabies” penular rabies dll, kegiatan ini sebagai
(IK 2, 36 th...) penanggung jawab yaitu Bupati Melawi, wakil
Hasil pernyataan informan kunci dalam Bupati, Komando Distrik Militer 1250 dan
kotak empat mengenai Peraturan Kepala Kepolisisan Resor Melawi dan di
Pemerintah/Kebijakan bahwa Pemerintah ketuai oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Kabupaten Melawi mengeluarkan kebijakan Melawi wakil ketua I Kepala Dinas Pertanian,
bertujuan untuk memberikan petunjuk dalam perikanana dan Peternakan, wakil ketua II
melaksanakan program penanggulangan rabies Kepala Dinas Kesehatan dan melibatkan 36
bagi dinas terkait yang ikut serta dalam anggota yang terdiri dari sektor Kepolisian
menanggulangi Rabies di Kabupaten Melawi Resor Melawi, Komando Distrik Militer 1205
berupa Surat Keputusan. Sintang/Melawi, Badan Lingkungan Hidup
Surat keputusan Bupati Melawi nomor dan dinas terkait lainnya.
440/11 tahun 2015 tentang penetapan kejadian b. Dukungan Pemerintah Kabupaten
luar biasa penyakit rabies di Kabupaten Secara umum bentuk dukungan dari
Melawi tahun 2015 memutuskan menetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi dalam
kejadian luar biasa penyakit rabies di implementasi program penanggulangan rabies
Kabupaten Melawi tahun 2015, membentuk di Kabupaten Melawi yaitu dengan
Tim Gerak Cepat Penanggulangan KLB, memfasilitasi program penanggulangan rabies
menetapkan mekanisme koordinasi antar berupa anggaran/dana dan SK KLB,
program terkait, biaya yang di perlukan perpanjangan KLB, pembentukan tim gerak
berasal dari APBD, APBD Provinsi, APBD cepat penanggulangan KLB rabies (terlampir).
Negara tahun 2015 dan sumber lain yang sah Pernyataan diatas dapat dilihat dalam kotak
dan tidak mengikat. Surat Keputusan Gubernur nomor lima di bawah ini struktur birokrasi
Kalimantan Barat nomor 801/ mengenai dukungan dari Pemerintah
DISNAKESWAN/2015 tentang perpanjangan Kabupaten Melawi.
penetapan status kejadian luar biasa rabies dan Kotak 5
surat keputusan Bupati Melawi nomor 520/58 Bagai manakah dukungan dari Pemerintah
tahun 2015 tentang pembentukan tim gerak Kabupaten terkait dalam implementasi
cepat penanggulangan kejadian luar biasa program penanggulangan rabies di
penyakit rabies di Kabupaten Melawi tahun Kabupaten Melawi tahun 2015? Apa saja
2015 yang mempunyai tugas melakukan dukungan dari Pemerintah Kabupaten?
edukasi publik melalui sosialisasi, mendorong
aparat desa dan masyarakat untuk segera “dukungan ya waktu itu kita disiapkan dana
menetapkan peraturan desa tentang penertiban untuk penanggulangan karena dana waktu
hewan penular rabies dll. itu dana KLB jadi ada dana di Dinas
2. Struktur Birokrasi Kesehatan dan Peternakan”
a. Struktur Organisasi (IK 1, 33 th...)

24
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

dengan yang tidak harus dijelaskan juga


“berupa anggaran operasional untuk jadi biar cepat ditanggani biar ngak ada
pengendalian rabies” kejadian yang lebih parah lagi”
(IK 2, 36 th...) (IP 1, 26 th...)
Berdasarkan kotak limsa di atas bahwa
dukungan dari Pemerintah berupa pengeluaran “sosialisasinya waktu itu, ya jadi ketika
anggaran namun selain hanya pengeluaran tiong keranjik ini sudah ada gigitan lalu
anggaran Pemerintah mempunyai peran diambillah kebijakan oleh Camat langsung
penting dalam mendukung berjalannya mengumpulkan semua kepala Desa
program penanggulangan rabies seperti Kecamatan Belimbing Hulu.
memberi motivasi, penetapan peraturan (IP 2, 30 th...)
pemerintah saat diperlukan, Dari pernyataan informan kunci dan
mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan informan pendukung dalam kotak enam
penanggulangan rabies yang dilakukan oleh mengenai dukungan dari Dinas Kesehatan
tenaga teknis. dalam Implementasi program penanggulanagn
c. Dukungan Dinas Kesehatan rabies, dapat di lihat bahwa dukungan dari
Kotak 6 Dinas Kesehatan berupa pengadaan anggaran
Bagai mana dukungan dari Dinas yang di ajukan kepada Pemerintah Daerah,
Kesehatan sendiri dalam implementasi melakukan on the job training bagi petugas
program penaggulangan rabies? Seperti apa lapangan yang ada di Puskesmas, dan
dukungannya? melakukan sosialisasi namun banyak
dukungan yang bisa dilakukan oleh Dinas
“ya kalo dukungan dari kita dari Dinas Kesehatan berupa melakukan upaya kerja
Kesehatan berupa anggaran yang kita buat sama lintas sektoral, melaksanakan investigasi
lalu kita ajukan ke Bupati selain itu juga dan penanggulangan kasus GHPR, melakukan
kita selalu mendukung setiap pergi masyarakat dalam penangganan kasus gigitan
kelapangan di beri uang dinas kepada HPR, secara rutin memberikan informasi
setiap teman-teman pergi ke lapangan, situasi kasus gigitan yang disampaikan kepada
kami juga pertama melakukan on the job Kementrian Pertanian dan jajaran di
training kepada terhadap penata laksana bawahnya.
rabies kepada petugas puskesmas dan juga d. Dukungan Dinas Pertanian, Perikanan dan
kegiatan yang melibatkan kayak Kepala Peternakan
Desa dan lintas sektoral kayak dikecamatan Bentuk dukungan dari Dinas Pertanian,
mereka udah melakukan kegiatan seperti Perikanan dan Peternakan dalam
itu sosialisasi dan bagaimana cara mengimplementasi program penanggulangan
penanggulangan, pencegahan terhadap rabies di Kabupaten Melawi yaitu berupa
rabies setelah di gigit anjin. pengadaan anggaran operasional yang
(IK 1, 33 th...) diajukan kepada Bupati, melakukan vaksinasi,
sosialisasi dan pembentukan rabies center di
“ya kalo kita di sini setiap pergi ke lima kecamatan pernyataan ini dapat di lihat
lapangan ada uang perjalanan dinas, dalam kotak tujuh di bawah ini.
sosialisasi udah pernah dilakukan mereka Kotak 7
kita juga ke Desa-Desa untuk penyuluhan Bagaimana dukungan dari Dinas Pertanian,
bagaimana cara pencegahan, perikanan dan Peternakan sendiri dalam
penanggulangannya bagai mana misalnya implementasi program penaggulangan
untuk memebedakan dia anjing yang rabies rabies? Seperti apa dukungannya?

25
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

center di lima kecamatan. Masih banyak


“kalo dukungan dari dinas sendiri atau dari dukungan yang dapat dilakukan oleh Dinas
kita ya berupa dalam pengadaan dana Peternakan berupa melakukan eliminasi pada
untuk operasional untuk kegiatan hewan liar, melakukan motivasi kepada
sosialisas, vaksinasi ada juga untuk pemilih hewan, melakukan pengawasan lalu
perjalanan teman-teman kalo pergi lintas HPR pada pada daerah perbatasan
kelapangan itu ada uang dinasnya, (daerah endemis ke daerah bebas), dan secara
kemudian aaaa... pembentukan rabies rutin memberikan informasi situasi kasus
center itu di lima kecamatan sebenarnya di gigitan yang disampaikan kepada Kementrian
peruntukan untuk semua cuman yang Kesehatan dan jajaran di bawahnya.
terbentuk itu cuman lima kecamatan.” 3. Sumber Daya
(IK 2, 36 th...) a. Dokter Hewan
Secara umum kondisi SDM yang terlibat
““ya kalo kita di sini setiap pergi ke dalam implementasi program penanggulangan
lapangan ada uang perjalanan dinas, rabies di Kabupaten Melawi tahun 2015 yaitu
sosialisasi udah pernah dilakukan mereka dokter hewan yang ada di Kabupaten Melawi
kita juga ke desa-desa untuk penyuluhan hanya ada dua orang namun dalam
bagaimana cara pencegahan, penanggulangan rabies hanya satu orang yang
penanggulangannya bagaimana misalnya terlibat, hal ini dilihat dalam kotak delapan di
untuk memebedakan dia anjing yang rabies bawah ini merupakan wawancara mengenai
dengan yang tidak harus dijelaskan juga SDM yang terlibat dalam pelaksanaan
jadi biar cepat ditanggani biar ngak ada program penanggulangan rabies.
kejadian yang lebih parah lagi” Kotak 8
(IP 1, 26 th...) Ada berapa dokter hewan yang terlibat
dalam penanggulangan rabies di Kabupaten
“sosialisasinya waktu itu, ya jadi ketika Melawi sendiri?
tiong keranjik ini sudah ada gigitan lalu
diambillah kebijakan oleh Camat langsung “ada dua aaa.... kebetulan kemaren yang
mengumpulkan semua kepala Desa satu pulang ke sekolahnya d jawa ambil S2
Kecamatan Belimbing Hulu. jadi yang terlibat hanya satu saja, ya
(IP 2, 30 th...) terlibat dalam kegiatan-kegiatan dalam
menanggulangi rabies, turun ke lapangan
“kalo penyuluhan atau sosialisasi saya juga kalo ada kausus gigitan ,sosialisasi,
tidak pernah, ngak pernah ikut, penyuluhan melakukan pemberian vaksin pada hewan
ya kayaknya tidak ada ya, dari pak petrus penular rabies.
ada kayak pemberitahuan tentang rabies (IK 2, 36 th...)
kepada saya” Setiap Kecamatan idealnya memiliki satu
(IP 3, 49 th...) dokter hewan, kebutuhan dokter hewan di
Dari pernyataan informan Kabupaten Melawi ada 11 dokter hewan,
kunci dan informan pendukung dalam kotak perbandingan satu dokter hewan dengan
tujuh mengenai dukungan dari Dinas jumlah hewan yaitu 1:4000 sedangkan
Pertanian, perikanan dan Peternakan dalam perkiraan jumlah anjing di Kabupaten Melawi
Implementasi program penanggulanagn rabies, ada 6000 belum termasuk hewan lainnya.
yaitu berupa pengadaan anggaran yang di Dokter hewan mempunyai tugas sanggat
ajukan kepada Pemerintah Daerah, melakukan penting dalam penanggulangan rabies
vaksinasi, sosialisasi dan pemebentukan rabies sehingga kebutuhan dalam sumber daya

26
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

manusia sangat mendukung dalam pencapaian terlibat dalam semua kegiatan penanggulangan
tujuan penanggulangan rabies. rabies sebagai tenaga teknis di lapangan,
b. Vaksinator kebijakan yang di buat oleh Dinas Kesehatan
Vaksinator merupakan SDM yang dan Peternakan bahwa vaksinator yang akan
melakukan vaksinasi kepada korban gigitan menjalankan tugasnya di beri pelatihan
hewan penular rabies dan kepada hewan terlebih dahulu agar dalam menjalankan tugas
penular rabies. Vaksinator yang terlibat dalam dan fungsinya dengan baik dan benar.
implementasi program penanggulangan rabies c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang ada Sarana dan prasarana sangat mendukung
di setiap Puskesmas, Postu, Polindes bagi dalam mengimplementasikan program
VAR yang sudah mengikuti on the job traning. penanggulangan rabies, masih terbatasnya alat
Petugas penyuluh lapangan khususnya bagi penyimpanan vaksin yang ada di kecamatan
vaksinator HPR yang ada di 11 Kecamatan dan di Poskesdes, dalam kotak nomor 10 di
dan sudah mengikuti pelatihan di Provinsi. bawah ini wawancara mengenai sumber daya
Pernyataan ini di lihat dalam kotak nomor sarana dan prasarana yang ada untuk
sembilan di bawah ini. membantu dalam mengimplementasikan
Kotak 9 program penanggulangan rabies di Kabupaten
Bagaimanakah dengan vaksinator yang Melawi.
terlibat dalam implementasi program Kotak 10
penaggulangan rabies di Kabupaten Bagai mana dengan sarana dan prasarana
Melawi? Apakah pernah diberikan yang di perlukan dalam implementasi
pelatihan, di mana dan siapa yang memberi program penanggulangan rabies di
pelatihan itu? Kabupaten Melawi sendiri? Apakah sudah
memadai atau tidak?
“kalo untuk vaksinator khususnya dalam
VAR itu dari tenaga kesehatan yang ada di “sudah kalo selama ini kalo kita ke
puskesmas sendiri, yang sudah dilakukan lapangan si aaaaa sudah standar ya kayak
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi rantai dingin (cold chain) di jaga karena
yaitu on the job trening terhadap penata karena memang VAR ini sangan sensitif
laksana rabies kepada petugas Puskesmas, makanya harus denga suhu yang harus
Poskesdes, Polindes iya dari Dinas tetap di jaga, kalo di Dinas sendiri
Kesehatan.” penyimpanan VARnya di dalam kulkas
(IK 1, 33 th...) penyimpan vaksin kalo di puskesmas juga
sama seperti itu, kalo saat ini semua
“Kalo kita vaksinator itu kita ada petugas tersedia (vaksin) karena kita pas waktu
pengendali Kabupaten Melawi itu ada penetapan KLB apa lagi itu anjing positif
petugas pengendali di 11 kecamatan itu rabies maka dari provinsipun stok vaksinya
sudah dilatih oleh Provinsi dan dari langsung ke semua Puskesmas tanpa
Komnes Zoonosis itu ada 11 tim jadi satu kecuali di puskesmas di siapkan, ya dapat
tim di satu Kecamatan dari PPL (petugas dari Provinsi semuanya. Pas kejadian ada
penyuluh lapangan).” rabies ini vaksin itu baru tersedia 2 Tahun
(IK 2, 36 th...) ini awal 2015 sampai saat ini”
Vaksinator adalah orang yang (IK 1, 33 th...)
melakukan vaksinasi terhadap HPR dan
korban GHPR namun tugas dari Vaksinator “Kalo untuk vaksin kita stand by selalu ada
tidak hanya melakukan vaksinasi melainkan karena itu bantuan Provinsi, ya kalo untuk

27
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

vaksin HPR itu di Dinas Pertanian menanggulangi rabies di Kabupaten Melawi


khususnya di Dinas Peternakan, kalo kita harus memperhatikan kebutuhan saran dan
penyimpanan itu masih menggunakan cool prasarana yang memadai untuk kegiatan
box kalo di Dinas kita punya aaaaa kulkas penanggulangan.
di Dinas tetapi kalo untuk pelaksanaan di d. Pendanaan
Kecamatan vaksinya harus di bawa kita Dana sangat mendukung dalam
pakainya cool bag lalu kita buat cool mengimplementasikan program
bagnya sendiri soalnya kita untuk penanggulangan rabies baik itu digunakan
prasarana di Kecamatan kita belum punya. untuk operasional lapangan dan pengadaan
Untuk penangkapan anjing kita sarana dan prasarana yang di perlukan dalam
menggunakan jaring penangkap anjing mengimplementasikan program
kalo anjing itu anjing liar. Tahun-tahun penanggulangan rabies anggaran yang di
sebelumya kita tidak ada stok vaksin HPR keluarkan untuk program penanggulangan
ya karna kita dulu termasuk Daerah bebas rabies di Kabupaten Melawi menggunakan
rabies setelah adanya kasus positif rabies anggaran APBD tahun 2015. Dalam kotak
baru tersedia vaksin dari Provinsi” nomor 11 di bawah ini merupakan hasil
(IK 2, 36 th...) wawancara mengenai sumber daya pendanaan
yang mendukung dalam implementasi program
“Sebenarnya kalo di bilang mencukupi penanggulangan rabies.
sebenarnya belum mencukupi karena drop
dari sana kita terima memang sedikit
cuman untuk jaga-jaga sapa tau ada kasus
gigitan lagian kalo kasus kejadian Kotak 11
sebelumnya si sudah tertangani semuanya, Bagaimanakah dengan pendanaan anggaran
untuk penyimpanan vaksin kita ada tempat yang di perlukan ? dari mana mendapatkan
sendiri ya nanti bisa dilihat.” anggaran itu?
(IP 1, 26 th...)
Dari pernyataan jawaban informan kunci “dana dari Dinas Kesehatan dana kemaren
dan informan pendukung dalam kotak nomor kalo Dinas Kesehatan kita
10 di atas mengenai sumber daya sarana dan mengganggarkan lalu kita ajukan ke Bupati
prasarana yang di perlukan dalam 250 juta, itu dari anggaran APBD
implementasi program penanggulangan rabies, Kabupaten Melawi.
dapat di lihat bahwa tidak adanya persedia (IK 1,33 th...)
VAR dan vaksin HPR sebelumnya setelah di
ketahui adanya rabies baru menyediakan “anggaran untuk pengendalian rabies 350
vaksin, belum tersedianya stok vaksin yang juta anggaran APBD, aaaaa ya untuk
cukup di Puskesmas, belum adanya tempat kegiatan pengadaan sosialisasi, vaksinasi,
penyimpanan vaksin HPR di Kecamatan, turun ke lapanggan pengambilan sampel
sehingga dalam melakukan vaksinasi punya mencakup semuanya.”
resiko kerusakan vaksin karena perjalanan (IK 2, 36 th...)
menuju ke desa-desa yang sangat jauh. Dari jawaban informan kunci dalam kotak
Ketersedian sarana dan prasarana sangat nomor 11 mengenai sumber daya pendanaan
penting dalam menjalankan penanggulangan program penanggulangan rabies di Kabupaten
rabies karena saat tidak ada sarana dan Melawi, dapat di lihat bahwa anggaran yang di
prasaran maka kegiatan penanggulangan akan keluarkan oleh Pemerintah Daerah
mengalami hambatan sehingga dalam menggunakan angaran APBD dengan jumlah

28
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

250 juta untuk Dinas Kesehatan dan 350 juta Dari pernyataan informan kunci dalam
untuk Dinas Pertanian, Perikanan dan kotak nomor 12 mengenai disposisi
Peternakan. Anggaran dana sangat mendukung kesepakatan dalam menjalankan program
dalam kegiatan operasional dan pengadaan penanggulangan rabies oleh Dinas Kesehatan
sarana dan prasarana sehingga saat dana dan Dinas Pertanian, Perikanana dan
kekurangan maka dalam sana dan prasarana Peternakan dalam menjalankan implementasi
otomatis tidak akan memadai sehingga dana program penanggulangan rabies dimana Dinas
dan sarana sangat berkaitan erat dalam Kesehatan dan Pertanian khususnya di
kebutuhannya. Peternakan sebagai satu tim dalam
4. Disposisi menjalankan tugas program penanggulangan
a. Adanya Kesepakatan rabies, untuk menjalankan suatu program
Secara umum ada kesepakatan harus mempunyai kesepakatan agar dalam
menjalankan implementasi program menjalankan program adanya kerjasama
penanggulangan rabies di Kabupaten Melawi sehingga dalam menjalankan program tidak
tahun 2015 dan sudah berjalan cukup baik, terjadinya diskomunikasi.
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas e. Sikap
Pertanian, perikanan dan Peternakan dimana di Sikap para pelaksana program merupakan
cantum dalam surat keputusan Bupati Melawi faktor dari suksesnya program itu berjalan
dalam pembentukan tim gerak cepat dalam dengan baik atau tidak, sikap para pelaksana
menaggulangi kejadian luar biasa rabies di program penanggulangan rabies dapat dilihat
Kabupaten Melawi tahun 2015, dalam kotak dalam kotak nomor 13 di bawah ini.
nomor 12 di bawah ini wawancara mengenai Kotak 13
disposisi kesepakatan dalam menjalankan Bagaimanakah sikap para pelaksana yang
progran penanggulangan rabies di Kabupaten ada di lapangan dalam menjalankan
Melawi. implementasi program penananggulangan
Kotak 12 rabies di Kabupaten Melawi?
Bagaimanakah kesepakatan dengan Dinas
terkait dalam menjalankan implementasi “kalo selama ini si... pemegang program
program penanggulangan rabies di rabies aaa...... mereka sangat mendukung
Kabupaten Melawi? Seperti apa kegiatan ini kita dan aaa... selalu menjaga
kesepakatannya? dan memberikan laporan apabila ada
kasus-kasus yang baru maupun yang lama”
“Kesepakatan kalo untuk kita dengan (IK 1, 33 th...)
Dinas Peternakan ya tidak ada kesepakatan “Sampai sekarang yang kita lihat ya
yang bagaimana cuman kita ada SK TIM teman-teman yang ada di lapangan sangat
kita di bentuk gerak cepat itu dibikinya di aktif baik dalam melakukan sosialisasi ke
Dinas Peternakan” masyarakat dalam pendataan anjing terus
(IK 1, 33 th...) melakukan vaksinasi mereka juga selalu
melaporkan kepada kita kalo ada
“ya kalo untuk kesepakatan dengan Dinas terjadinya kasus gigitan agar kita langsung
terkait ya itu SK yang di keluarkan oleh melakukan vaksinasi”
Bupati karena di sini juga kita dari Dinas (IK 2, 36 th...)
peternakan dan Dinas Kesehatankan Dari pernyataan informan kunci dalam
sebagai pelaksana yang mempunyai kaitan kotak nomor 13 mengenai disposisi sikap para
itu aja si” pelaksanan dalam mengimplementasi program
(IK 2, 36 th...) penanggulangan rabies di Kabupaten Melawi,

29
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

dapat di lihat bahwa komitmen para lintas sektoral dan melakukan sosialisasi
pelaksanan program yang ada di lapangan kepada masyarakat.
dalam menjalankan tugas dan fungsinya kotak 15
seperti melakukan soaialisasi, melakukan Apakah pernah melakukan sosialisasi ke
vaksinasi dan selalu melaporkan setiap ada pada masyarakat terkait penanggulangan
kasus baru dari pernyataan ini dapat di rabies? Sosialisasi seperti apa yang di
simpulkan bahwa dalam menanggulangi rabies lakukan dan siapa yang melakukannya?
sikap para pelaksana sudah bekerja sesuai
dengan arahan yang ada. Sikap atau komitmen Sosialisasi pertama itu dilakukan oleh
para pelaksana sangat penting dalam Dinas Kesehatan Provinsi melibatkan
menjalankan program karena di saat Dinas Kesehatan, peternakan dan
implementor tidak bekerja dengan jujur, tidak kepolisian itu dilakukan saat di ketahui
menjalankan tugasnya maka tidak akan dapat kalo di Melawi ada rabies karena kepala
mencapai tujuan yang diinginkan. anjingnya sudah di kirim ke
5. Implementasi Provinsi....langsung turun ke lapangan di
a. Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi Kota Baru awalnya sosialisasi dengan
Kotak 14 masyarakat tentang penyakit rabies.
Apa saja yang dilakukan oleh Dinas (IK, 33 th...)
Kesehatan khususnya kaitan dalam
penanggulangan penyakit rabies? “sosialisasi waktu itu memang setelah
terjadi kasusu gigitan kita ada sosialisasi di
On the job training terhadap penata Kecamatan yang mengundang seluruh
laksanaan rabies kepada petugas Kepala Desa yang ada di Kecamatan
Puskesmas, juga melibatkan Kepala Desa Belimbing Hulu”
dan lintas sektoral.....sosialisasi tentang (IP 2, 30 thn...)
bagaimana cara penanggulangan terhadap Dari pernyataan informan pada
korban setelah digigit anjing. kotak 15 dapat dilihat bahwa Dinas Kesehatan
(IK 1, 33 th...) sudah melakukan sosialisasi yang pertama
dilakukan oleh Dinas Provinsi dan juga
“pernah dilakukan pelatihan kepada melibatkan lintas sektoral dan langsung
petugas kesehatan di Puskesmas itu di melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
lakukan oleh Dinas Kesehatan” Kotak 16
(IP 1, 26 th...) Tindakan apa yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan apabila terjadi kasus gigitan
“kita pernah ikut itu kegiatan sosialisasi di hewan penular rabies di suatu Daerah?
kantor Bupati waktu itu awal diketahui kalo
di Melawi ada rabies....berupa himbauan “Karena kita juga ada orang di lapangan
juga agar kita waspada terhadap rabies” seperti tenaga kesehatan yang ada di
(IP 2, 30 th...) Puskesmas dan di Pustu itu mereka
Dari pernyataan informan pada melakukan penangan pertama lalu
kotak 14 di atas bahwa Dinas Kesehatan melakukan vaksinasi VAR, setiap ada kasus
sendiri sudah banyak melakukan kegiatan gigitan mereka yang ada di lapangan selalu
dalam menanggulanagi rabies, dapat dilihat melaporkan kepada kita”.
bahwa mereka melakukan pelatihan terhadap (IK, 33 th...)
penatalaksana kasusu gigitan hewan penular
rabies yang ada di Puskesmas yang melibatkan “biasanya kalo ada kasus gigitan baru kalo

30
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

masyarakat melaporkannya kepada kita “Pemberian VAR kepada korban sampai


atau teman yang ada postu kita langsung empat kali penyuntikan pertama pada hari
menuju ke lokasi atau kadang mereka yang pertama digigit dua kali kiri dan kanan hari
ketempat kita jadi kita lakukan pertolongan ke tujuh 1 kali dan hari ke 21- 28 satu kali
pertama dan melakukan vaksinasi. jadi empat kali VAR”
(IP 1, 26 th...) (IK 1, 33 th...)
Dari pernyataan informan pada
kotak 16 dapat dilihat bahwa saat terjadinya ”empat kali penyuntikan var pertama dua
kasus gigitan disuatu daerah petugas yang ada kali dihari pertama di gigit, penyuntikan
di lapangan langsung melakukan pertolongan lagi 1 minggu kedepanya lagi dan terakhir
pertama pada korban dan melakukan dua minggu berikutnya lagi”
penyuntikan vaksin? (IP 1, 26 th...)
Kotak 17
Seperti apakah penanganan kepada korban “kemaren penyuntikan sama pak pertus itu
gigitan hewan penular rabies dan empat kali pertama di suntik dua kali kiri
penanganan tersebut dilakukan di mana? kanan dan dua kalinya lagi saya lupa”
(IP 3, 49 th...)
“Lukanya di bersihkan dengan air yang Dari pernyataan informan pada
mengalir dan menggunakan sabun atau kotak 18 dapat dilihat bahwa dalam
deterjen selama 10 – 15 menit lalu di penyuntikan vaksin kepada korban dilakukan
lakukan rujukan ke pusat pelayanan sebanyak empat kali di hari pertama dua kali,
kesehatan terdekat” hari ke tujuh satu kali dan hari ke 21-28 satu
(IK, 33 th...) kali penyuntikan.
Kotak 19
“penangganan korban pertamanya kita Bagaimanakah pemberian vaksin terhadap
lakukan pembersihan luka ya di air yang korban gigitan hewan penular rabies apakah
mengalir dicuci dengan sabun atau deterjen pembiayaannya di tanggung oleh
selama 10-15 menit......kalo lukanya tidak Pemerintah atau oleh korban itu sendiri?
parah tidak dilakukan penjahitan dan
langsung dilakukan penyuntikan vaksin” “VAR ini geratis termasuk penanggan luka
(IP 1, 26 th...) tidak di pungut biaya sama sekali sampai
Dari pernyataan informan pada kotak 17 penyuntikan empat kali karena vaksin kita
dapat dilihat bahwa Penanganan pada korban bantuan dari provinsi”
gigitan hewan penular rabies yaitu (IK 1, 33 th...)
bembersihkan luka pada air yang mengalir
dengan menggunakan sabun atau diterjen “untuk penyuntikan vaksin sampai
dilakukan selama 10-15 menit jika pertolongan penanganan luka kita gerati ngak ada
pertama tidak di pelayanan kesehatan makan pemungutan biaya”
secepatnya dilakukan rujukan ke pusat (IP 1,26 th...)
pelayanan kesehatan terdekat.
Kotak 18 “tidak ada minta bayar ya setelah
Dalam penanganan dan pemberian vaksin penyuntikan vaksin sampai 4 kali
anti rabies kepada korban gigitan hewan penyuntikan”
penular rabies berapa kali pemberian (IP 3, 49 th...)
vaksinya? Dari pernyataan informan pada
kotak 19 dapat dilihat bahwa dalam menangani

31
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

korban gigitan hewan rabies tidak di pungut menggunakan cool bok dan menjaga rantai
biaya sama sekali sampai dengan penyuntikan dinginya dengan baik.
lengkap. Kotak 22
Kotak 20 Berapa banyak korban meninggal dunia?
Apakah di setiap Puskesmas disiapkan Kenapa bisa sampai terjadi korban
VAR? meninggal dunia?

“Di setiap Puskesmas dan Pusat pelayanan ”Sembilan orang yang meninggal dunia,
kesehatan yang lain seperti rumah sakit saat terjadinya kasus gigitan dan terjadinya
menyediakan VAR agar mempermudah korban yang meninggal dunia memang
korban untuk mendapatkan pertolongan terlambat penangganan, belum dilakukan
pertama” sosialisasi karena awalnya kita salah satu
(IK 1, 33 th...) Daerah bebas rabies jadi ngak ada yang
menyangka kalo sampai terjadi rabies di
“VAR kita selalu ada cuma untuk jaga-jaga Melawi...... persedian vaksin untuk saat itu
aj sapa tau ada kasus gigitan lagi, kalo kita memang tidak ada setelah dinyatakan
untuk sebelumya sudah kita tangani Melawi positif rabies baru kita ada VAR.
semua” (IK 1, 33 th...)
(IP 1, 26 th...) Dari pernyataan informan pada
Dari pernyataan informan pada kotak 22 dapat dilihat bahwa korban
kotak 18 dapat dilihat bahwa VAR tersedia di meninggal dunia sebanyak sembilan orang dan
setiap Puskesmas dan di pusat pelayanan terjadi meninggal dunia akibat terlambatnya
seperti rumah sakit tetapi hanya tersedia untuk pertolongan kepada korban karena rabies baru
jaga-jaga. pertama kali masuk ke Kabupaten Melawi.
Kotak 21 Kotak 23
Bagaimana penyimpanan vaksin-vaksin anti Apa saja kendala yang dihadapi dalam
rabies? melaksanakan pemberantasan dan
penanggulangan rabies?
“Dinas Kesehatan ada kulkas untuk
penyimpanan vaksin dan kalo untuk di “akses untuk menuju daerah-daerah yang
Puskesmas mereka juga ada kulkas khusus sangat jauh sudah berapa bulan terjadi
penyimpan vaksin.....kalo kelapangan kita kasus gigitan baru dilaporkan oleh
menggunakan kuel bok dan rantai dinginya masyarakat, sebelumya kita terlambat
kita jaga dengan baik” datang anggaran untuk ke tempat yang
(IK 1, 33 th...) jauh-jauh belum datang jadi agak
terhambat untuk penyuntikan vaksin yang
“penyimpanan vaksin ada kulkas sendiri ke dua dan ketiga”
kalo pergi kelapangan menggunakan kuel (IK 1, 33 th...)
bok”
(IK 2, 26 th...) ”untuk kedesa yang jauh jarak dari
Dari pernyataan informan pada Puskesmas agak menyulitkan bagi petugas
kotak 21 dapat dilihat bahwa dalam yang di desa untuk mengambil vaksin dan
penyimpanan vaksi anti rabies baik di Dinas juga berisiko untuk vaksinya rusak
Kesehatan dan Puskesmas menggunakan sehingga pas digigit tidak langsung di
kulkas, pada saat turun ke lapangan vaksin kadang udah beberapa hari baru di
vaksin paling cepat itu hari ini di gigit

32
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

besok baru di vaksin....kendala juga pemeliharaan yang baik seperti apa”


terkadang cuaca yang menjadi penghabat” (IP 4, 25 th...)
(IP 1, 26 th...) Dari pernyataan informan pada kotak 25
Dari pernyataan informan pada kotak 23 dapat dilihat bahwa aturan yang baik dalam
dapat dilihat bahwa kendala yang dihadapi pemeliharaan anjing yaitu tidak melepas
oleh petugas dari Dinas Kesehatan sendiri anjing secara liar di lingkungan, makanan
yaitu akses jalan menuju daerah-daerah yang harus tetap di jaga dengan baik dan harus
sangat jauh, keterlambatan pelaporan dari dilakukan vaksinasi, namun di Kabupaten
masyarakat kepada petugas kesehatan, Melawi sendiri sangat jarang masyarakat yang
keterlambatan anggaran untuk penyuntikan memelihara anjing dengan baik.
yang ke dua dan ketiga dan cuaca juga sebagai Kotak 26
penghambat. Bagaimanakah pelaksanaan vaksinasi rabies
b. Dinas Peternakan Kabupaten Melawi pada hewan dan daerah mana saja yang bisa
Kotak 24 dilakukan vaksinasi masal?
Kegiatan apa saja yang sudah dilakukan
oleh Dinas Peternakan dalam “Vaksinasinya kita lakukan di 11
menanggulangi rabies di Kabupaten Kecamatan semuanya karena penyebaran
Melawi? virus rabies kita yang ada di Kabupaten
Melawi ada di 11 Kecamatan”
“Kegiatan yang sudah kami lakukan
sosialisasi, pendataan anjing, vaksinasi “Udah pernah dilakukan cuman tidak di
HPR, pembentukan rabies center di lima semua Desa yang ada di Kecamatan kita”
kecamatan, pelatihan bagi petugas (IP 1, 26 th...)
penyuluh lapangan dilakukan di Provinsi” Dari pernyataan informan pada kotak 26
(IK 2, 36 th...) dapat dilihat bahwa Dinas Peternakan pernah
Dari pernyataan informan melakukan vaksinasi pada HPR di 11
pada kotak 24 dapat dilihat bahwa Dinas Kecamatan sesuai dengan penyebaran virus
Peternakan sudah melakukan tindakan- rabies tetapi tidak dilakukan di semua desa
tindakan dalam menanggulangi rabies dengan yang ada di setiap kecamatan.
melakukan sosialisasi,pendataan anjing,
vaksinasi HPR, pembentukan rabies center dan Kotak 27
pelatihan bagi petugas penyuluh lapangan. Apakah ada kegiatan pemusnahan anjing?
Kotak 25 Bagaimana bentuknya?
Bagaimana aturan dalam pemeliharaan
anjing yang baik? “kalo untuk pemusnahan atau eliminasi
terhadap anjing itu biasa dilakukan oleh
“Pemeliharaan anjing sebenarnya anjing masyarakat sendiri terutama saat terjadi
itu tidak di biarkan berkeliaran bebas, kasus gigitan dan juga mereka
makanan juga harus tetap kita jaga dengan memusnahkan anjing liar”
baik, dilakukan vaksinasi......tapi ya untuk (IK 2, 36 th...)
kita di Melawi sendiri jarang sekali yang
seperti itu” “pemusnahan anjing kalo di sini kita
(IK 2, 36 th...) memang dilakukan oleh para pemilik anjing
itu sendiri ya memang inisiatif mereka juga
”pemiliharaan memang macam biasa jak biar ngan tertular rabies dan menggigit
am karena kita juga ngak tau ya orang”

33
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

(IP 2, 30 th...) Bagaimanakah pemberian vaksin anti rabies


pada hewan kepada masyarakat? Apakah
dipungut biaya atau tidak?

“ya kalo untuk vaksinnya di beri secara


Dari pernyataan informan pada kotak 27
geratis kepada masyarakat yang melakukan
dapat dilihat bahwa pernah dilakukan
vaksinasi terhadap hewan peliharaannya”
pemusnahan anjing oleh masyarakat sendiri
(IK 2, 36 th...)
sebagai bentuk antisipasi agar tidak tertular
oleh virus rabies.
“tidak ada minta bayar”
Kotak 28
(IP 4, 25 th...)
Bagaimana penyimpanan vaksin-vaksin anti
Dari pernyataan informan pada kotak 30
rabies?
dapat dilihat bahwa dalam pemberian vaksin
kepada masyarakat sama sekali tidak di pungut
“penyimpanan kita menggunakan kulkas ya
biaya sedikitpun.
kalo untuk di Dinas Peternakan, kalo untuk
Kotak 31
ke lapangan kita menggunakan kuel bok
Pada saat terjadinya kasus gigitan di suatu
dan rantai dingin yang selalu kita
Daerah tindakan apa yang dilakukan oleh
jaga.....sekarang ini vaksin hanya ada di
Dinas Peternakan sendiri?
kantor untuk di Kecamatan itu tidak ada
karena ngak ada untuk penyimpanannya
“tindakan pertama kita ke tempat
karena belum ada anggaran untuk
terjadinya gigitan itu bisa di lakukan oleh
pengadaannya”
petugas penyuluh lapangan di kecamatan
(IK 2, 36 th...)
kalo dekat kita dari kantor juga datang,
Dari pernyataan informan pada kotak 28
kita juga harus sebisa mungkin anjingnya
dapat dilihat bahwa dalam penyimpanan vaksi
kita observasi tujuannya untuk mengetahui
anti rabies di Dinas Peternakan menggunakan
apakah anjing ini benar-benar
kulkas dan pada saat melakukan vaksinasi
rabies.....anjing dikurung selama 15 hari
kelapangan menggunakan cool bok dan rantai
kalo mati berarti positif rabies dan
dinginya selalu dijaga karena tidak ada tempat
kepalanya kita kirim ke provinsi tapi kalo
penyimpanan vaksin di kecamatan karena
hidup kita lepaskan dan diberi vaksin
belum ada anggaran untuk pengadaan kulkas
sekalian di beri tanda.
sebagai penyimpanan vaksin di Kecamatan.
(IK 2, 36 th...)
Kotak 29
Vaksi jenis apa saja yang digunakan dalam
“biasa si ada juga yang mengunjungi
vaksinasi hewan penular rabies?
setelah itu memberi vaksin terhadap hewan
peliharaan....karna juga masyarakat kita di
“vaksin kita menggunakan untuk rabies
sini kalo ada kasus gigitan anjingnya
(nobivac rabies) karena itu juga dari
langsung dibunuh”
provinsi”
(IP 1, 26 th...)
(IK 2, 36 th...)
Dari pernyataan informan pada kotak 29
“iya pernah jadi setelah anjing saya
dapat dilihat bahwa Dinas Kesehatan sudah
mengigit saya sendiri itu lansung datang
menggunakan vaksin rabies (nobivac rabies) orang ya ke rumah lalu melihat-lihat anjing
yang di dapatkan dari provinsi.
saya dan lalu di suntik”
(IP 4, 25 th...)
Kotak 30

34
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Dari pernyataan informan pada kotak 31 pemerintah dalam kehidupan kenegaraan


dapat dilihat bahwa setelah terjadinya kasus (Wahab, 2004).
gigitan Dinas Peternakan dan petugas Implementasi program
lapangan melakukan observasi terhadap hewan penanggulangan rabies di Kabupaten Melawi
yang menggigit korban jika anjingnya bisa di adalah tindakan-tindakan yang dilakukan
tangkap maka akan dikurung selama 15 hari oleh Pemerintah Kabupaten Melawi dalam
jika mati akan dikirim kepalanya ke provinsi menanggulangi rabies yang ada di Kabupaten
tetapi jika masih sehat dilepas dan diberi Melawi dan dalam mewujudkan salah satu
vaksin. tujuan khusus dari program upaya kesehatan
Kotak 32 tercantum dalam program Pembangunan
Apakah ada hambatan dalam melaksanan Nasional tahun 2000 adalah mencegah
penanggulangan rabies khususnya dalam terjadinya dan tersebarnya penyakit menular
menanggulangi hewan penular rabies? sehingga tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat, menurunnya angka kesakitan,
“kendala kita memang sejauh ini akses angka kematian dan angka kecacatan, untuk
menuju tempat-tempat yang jauh, belum itu telah disusun pokok-pokok program
tersedianya tempat penyimpanan vaksin di pembangunan kesehatan yang mencakup
Kecamatan dan juga ada beberapa program pemberantasan penyakit menular
masyarakat yang menolak untuk dilakukan (P2M). Pelaksanaan Program P2M meliputi
vaksinasi pada anjingnya karena beredar berbagai kegiatan yang salah satunya adalah
isu bahwa anjing yang sudah di vaksin program pemberantasan penyakit gigitan
akan malas dan tidak garang lagi” hewan, yang ditujukan pada kelompok
(IK 2, 36 th...) masyarakat dalam bentuk upaya
Dari pernyataan informan pada kotak 32 penanggulangan rabies (Depkes RI, 2002).
dapat dilihat bahwa dalam menanggulangi Faktor-faktor yang berkaitan dengan
rabies terdapat hambatan seperti akses menuju implementasi program penanggulangan
lokasi yang berada sangat jauh, tidak ada rabies di Kabupaten Melawi berdasarkan
tempat penyimpanan vaksin di Kecamatan dan kerangka teori menurut Edward III adalah
juga kurangnya kerja sama dari masyarakat komunikasi, struktur birokrasi, sumber daya
untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan dan disposisi yang terjadi antara penanggung
yang digunakan untuk berburu. jawab program penanggulangan rabies
Kabupaten Melawi, pelaksana program
PEMBAHASAN penanggulangan rabies, puskesmas dan
masyarakat (Wahab, 2004).
A. Implementasi Program Penanggulangan George C. Edward III
Rabies mendefinisikan kebijakan publik sebagai
Implementasi berasal dari bahasa suatu tindakan Pemerintah berupa program-
Inggris yaitu to implement yang berarti program Pemerintah untuk pencapaian
mengimplementasikan. Implementasi sasaran atau tujuan. Dalam kaitan kebijakan
merupakan penyediaan sarana untuk implementasi program penanggulangan
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan rabies di Kabupaten Melawi. Pemerintah
dampak atau akibat terhadap sesuatu. mengeluarkan kebijakan-kebijakan sesuai
Sesuatu tersebut dilakukan untuk dengan panduan dari Pemerintah Pusat dan
menimbulkan dampak atau akibat itu dapat Provinsi untuk implementasi program
berupa undang-undang, peraturan penanggulangan rabies.
pemerintah, keputusan peradilan dan
kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga

35
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Dalam menanggulangi rabies di terjadinya rabies di Kabupaten Melawi dan


Kabupaten Melawi bahwa Pemerintah sebelumya Dinas Kesehatan dan Dinas
Daerah seperti Bupati bekerja sama dengan Peternakan tidak memiliki stok vaksin
lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, sehingga harus mengajukan ke provinsi
Pertanian, Perikanan dan Peternakan, untuk meminta vaksi VAR dan HPR, belum
Kepolisian dan dinas-dinas terkait lainnya. berjalan dengan baik dalam melakukan
Dalam hal ini kegiatan yang sudah dilakukan penyuluhan tentang rabies karena masih
seperti pengeluaran surat keputusan untuk adanya pemilik anjing buruan tidak ingin
menanggulangi rabies, sosialisasi kepada anjingnya divaksin karena beredar isu bahwa
masyarakat, sosialisasi kepada lintas sektor anjing yang sudah divaksin menjadi malas
antaranya Kepala Desa, Toma, Toga, LSM dan tidak garang lagi sementara itu para
yang dilakukan di Pondopo Bupati Melawi, pemburu sering berburu ke daerah perbatasan
menghimbau aparat desa bersama Kalimantan Tengah dimana kita tahu bahwa
masyarakat untuk membuat peraturan Kalimantan Tengah merupakan daerah
tentang penertiban hewan penular rabies, on endemis rabies sampai sekarang ini dari
the job traning kepada petugas yang ada di situlah masuknya rabies ke Kabupaten
Puskesmas, Poskesdes dan Postu, pelatihan Melawi karena mengingat masalah
kepada petugas penyuluh lapangan, pemberantasan rabies akan berhasil apabila
pembentukan rabies center, vaksinasi VAR ada kesadaran masyarakat dalam
dan HPR, dan mengeluarkan anggaran menghadapi persoalan-persoalan
operasional penanggulangan rabies. pemeliharaan HPR (anjing, kera dan kucing),
Berdasarkan hasil wawancara tindakan bila menghadapi gigitan anjing,
tentang implementasi penanggulangan rabies kucing dan kera, tindakan terhadap orang
kepada informan mengatakan dalam yang tergigit, maka penyuluhan kesehatan
menangani korban selalu dilakukan dalam upaya pencegahan kasus gigitan
penyuntikan vaksin anti rabies tanpa terlebih sangat perlu dilaksanakan.
dahulu menunggu hasil observasi terhadap Dilihat dari hasil wawancara
anjing tindakan ini dilakukan sebagai bentuk terhadap informan mengenai pembentukan
antisipasi agar tidak tertular virus rabies rabies center untuk Kabupaten Melawi hanya
tindakan ini belum sesuai dengan teori yaitu terbentuk di lima kecamatan berdasarkan
sebaiknya dilakukan observasi terlebih teori atau pedoman pelaksanaan program
dahulu tentang bagaimana kejadian apakah penanggulangan rabies di Indonesia
karena tindakan provokatif atau tidak, jika Kementerian Kesehatan RI Direktorat
terjadi gigitan akibat adanya tindakan Jendral PP dan PL tahun 2011 yaitu
provokatif terlebih dahulu pada anjing dan pembentukan Pusat Pengobatan Rabies
terjadi pada daerah yang bukan endemis (Rabies Center) yang telah ditunjuk dan
maka pengobatan khusus dilakukan setelah memenuhi persyaratan ada dokter yang
hasil observasi terhadap hewan tersebut terlatih dalam penanganan kasus rabies, ada
(Depkes RI, Dirjen PPM & PL, 2000). para medis terlatih dalam penanganan rabies,
Korban meninggal akibat gigitan ada rantai dingin (cold chain) yang berfungsi
hewan penular rabies yang ada di Kabupaten dengan baik, ada kesinambungan penyediaan
Melawi yaitu karena keterlambatan VAR Rabies Center merupakan pusat
pertolongan terhadap korban karena dimana penanganan kasus Gigitan Hewan Penular
Kabupaten Melawi sebelumnya merupakan Rabies ( GHPR) yang mempunyai lokasi
daerah bebas rabies sehingga masyarakat dan strategis mudah dijangkau oleh masyarakat.
pemerintah tidak memperhatikan akan Setiap rumah sakit Kabupaten/Kota dan

36
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Provinsi terutama di daerah endemis pemeliharaan biasa saja tidak ada tindakan
ditetapkan sebagai Rabies Center oleh khusus untuk menjaga kesehatan anjing
Pemerintah Daerah setempat mengingat di tersebut seperti menjaga pola makan anjing,
Kabupaten Melawi penyebaran virus rabies anjing dilepas secara liar di lingkungan
ada di 11 Kecamatan dan hanya ada lima masyarakat, dalam pemelihraan anjing yang
rabies center maka tidak sesuai dengan buruk akan sangat mudah dalam tertularnya
kebutuhan yang diperlukan seharusnya virus rabies seperti melepas anjing secara liar
pembentukan rabies center di 11 Kecamatan hal ini dapat menyebabkan anjing tersebut
(Kemenkes RI, Dirjen PP & PL, 2011). bebas untuk berkeliaran bebas dan dapat
Informan mengatakan bahwa pernah tertular virus rabies karena penularan virus
dilakukan kegiatan pemusnahan atau rabies bisa melalui hewan yang tertular virus
eliminasi terhadap anjing berpemilik ataupun rabies. Dalam hal ini pemeliharaan anjing
anjing liar hal ini sering dilakukan setelah oleh masyarakat belum sesuai dengan
anjing tersebut menggigit korban dan pemeliharaan anjing yang baik agar tidak
masyarakat mengambil tindakan untuk tertular virus rabies yaitu anjing yang hendak
langsung membunuh anjing tersebut, untuk dipelihara sebaiknya diikat atau
walaupun tindakan masyarakat untuk dikandangkan dan di bawa ke Dinas
memusnahkan anjing adalah bertujuan untuk Peternakan, posko rabies, dan dokter hewan
mencegah terjadinya penularan rabies untuk mendapatkan vaksinasi rabies secara
tindakan pemusnahan anjing setelah teratur setiap tahun, anjing yang dipelihara
menggigit tidak sesuai dengan penanganan harus diberi makanan dan perawatan yang
terhadap rabies harus dilakukan Diaknosa cukup supaya tidak menyebabkan penyakit
lapangan sesuai dengan teori Depkes RI, yang berbahaya seperti rabies, bagi anjing
Dirjen PPM & PL, 2000 tentang Diaknosa liar yang tidak berpemilik atau anjing yang
yaitu untuk memperoleh tingkat akurasi yang hidupnya diliarkan sebaiknya dimusnahkan
tinggi, cara yang paling tepat adalah dengan atau eliminasi oleh petugas Dinas Peternakan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut setempat karena dapat sebagai mediator
anjing yang menggigit harus ditangkap dan penularan rabies dan juga populasi anjing
diobservasi, riwayat penggigitan, ada tetap terbatas pada yang diperlukan saja.
tidaknya provokasi, jumlah penderita gigitan. (Ditjen Peternakan dan Kaswan, 2007).
Cara penanganan hewan tersangka Informan mengatakan bahwa dalam
rabies/hewan yang menggigit yaitu hewan melakukan tindakan-tindakan untuk
yang menggigit harus segera ditangkap dan menanggulangi rabies di Kabupaten Melawi
diikat/dikandang jangan segera dibunuh, mendapatkan hambatan atau kendala seperti
segera laporkan ke Dinas Peternakan akses menuju daerah-daerah pedalaman yang
setempat atau posko rabies guna pemeriksaan sangat jauh dari kabupaten dan pusat
lebih lanjut untuk diobservasi selama 14 hari pelayanan kesehatan ini menjadi penghalang
(Depkes RI, Dirjen PPM & PL, 2000). untuk melakukan penyuntikan vaksin
Memelihara anjing merupakan salah sehingga sering terjadinya keterlambatan
satu budaya bagi masyarakat Kabupaten dalam penanganan, kurangnya informasi
Melawi baik itu digunakan untuk menjaga kepada masyarakat sehingga masyarakat
rumah maupun digunakan untuk berburu masih menganggap gigitan anjing itu biasa
namun dalam memelihara anjing masyarakat saja dari hal ini menyebabkan terlambatnya
juga mempunyai kebiasaan seperti yang pemberitahuan dari masyarakat kepada
dikatakan oleh pemilik anjing bahwa dalam petugas kesehatan setelah beberapa bulan
memelihara anjing hanya seperti baru dilaporkan ini untuk masyarakat yang

37
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

jaraknya jauh dari pusat pelayanan menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan
kesehatan, belum tersedianya tempat atau pengalamannya kepada orang lain.
penyimpanan vaksin hewan penular rabies di Komunikasi implementasi dalam kebijakan
kecamatan sehingga dapat beresiko program penanggulangan rabies di
terjadinya kerusakan vaksin jika pergi ke Kabupaten Melawi yaitu adanya komunikasi
lapangan untuk melakukan penyuntikan, yang baik dalam menjalankan implementasi
masih ada masyarakat yang menolak untuk kebijakan antara penanggung jawab
dilakukan vaksinasi pada anjingnya karena kebijakan dan pelaksana (Wahab, 2004).
beredarnya isu bahwa anjing yang sudah Pemerintan Kabupaten Melawi
divaksin akan menjadi malas dan tidak melalui Bupati melakukan sosialisasi kepada
garang lagi karena sebagian masyarakat lintas sektor tentang penyakit rabies dalam
menggunakan anjingnya untuk berburu. sosialisasi ini Bupati Melawi menghimbau
kepada seluruh masyarakat dan lintas sektor
B. Komunikasi Implementasi Program yang berkerja sama dalam menanggulangi
Penanggulangan Rabies rabies untuk berparti sipasi dalam
Komunikasi (comunication) yaitu menanggulangi penyakit rabies. Lintas sektor
menunjukan bahwa setiap kebijakan akan yang terlibat dalam penanggulangan rabies
dapat dilaksanakan dengan baik jika terjadi mulai dari Sekretaris Daerah, Dinas
komunikasi efektif antara pelaksana program Kesehatan, Dinas Pertanian, Perikanan dan
kebijakan dengan para kelompok sasaran. Peternakan, Kepolisian, Komando Distrik
Tujuan sasaran dari program/kebijakan dapat Militir, Badan Lingkungan Hidup, Toma,
disosialisasikan secara baik sehingga dapat Toga, Lembaga Suadaya Masyarakat dan
menghindari adanya distorsi atas kebijakan dinas-dinas terkait lainnya.
dan program ini menjadi lebih penting Berdasarkan hasil penelitian yang
karena semakin tinggi pengetahuan telah dilakukan mengenai komunikasi dalam
kelompok sasaran atas program maka akan menjalankan program penanggulangan rabies
mengurangi tingkat penolakan dan di Kabupaten Melawi sendiri sudah adanya
kekeliruan dalam mengaplikasikan program koordinasi antar pelaksana yaitu Dinas
dan kebijakan dalam ranah yang Kesehatan dan Peternakan dengan
sesungguhnya (Wahab, 2004). Pemerintah Daerah berupa pembuatan surat
Faktor komunikasi merupakan salah keputusan dari Bupati, adanya buku sebagai
satu variabel penting yang mempengaruhi panduan dalam pelaksanaan program,
implementasi kebijakan publik, komunikasi dilaksanakan pelatihan bagi pelaksana yang
sangat menentukan keberhasilan pencapaian ada di lapangan, dan adanya peraturan dari
tujuan dari implementasi kebijakan publik. Pemerintah Daerah berupa surat keputusan
Implementasi akan berjalan efektif apabila untuk menanggulangi rabies. Dengan adanya
ukuran-ukuran dan tujuan kebijakan surat keputusan yang di keluarkan oleh
dipahami oleh individu-individu yang Bupati Melawi, adanya buku pedoman,
bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan. pelatihan dan pengeluaran kebijakan ini
Perlu adanya kejelasan, ketepatan dan sangat mendukung dalam menjalankan
kecukupan dari sebuah kebijakan untuk program dengan baik dan sudah sesuai
dikomunikasikan secara tepat dengan para dengan tiga indikator yang dapat mengukur
pelaksana agar dapat sampai kepada target keberhasilan menurut Edward III tiga
sasaran (Wahab, 2004). indikator yang dapat digunakan dalam
Komunikasi adalah suatu kegiatan menggukur keberhasilan variabel komunikasi
manusia untuk menyampaikan apa yang yaitu:

38
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

1. Transmisi adalah penyaluran komunikasi sistematis, tidak berbelit dan mudah


yang baik akan dapat menghasilkan dipahami oleh siapapun karena akan menjadi
suatu implementasi yang baik pula. acuan dalam bekerjanya implementor,
Seringkali terjadi masalah dalam sedangkan struktur organisasi pelaksanapun
penyaluran komunikasi yaitu adanya sejauh mungkin menghindari dari hal yang
salah pengertian (miskomunikasi) yang berbelit, panjang dan kompleks. Struktur
disebabkan banyaknya tingkatan organisasi pelaksana harus dapat menjamin
birokrasi yang harus dilalui dalam proses adanya pengambilan keputusan atas kejadian
komunikasi, sehingga apa yang luar biasa dalam program secara cepat
diharapkan terdirtorsi di tengah jalan (Wahab, 2004).
(Agustino (2006). Sturuktur organisasi dalam
2. Kejelasn yaitu Komunikasi yang penanggulangan rabies di Kabupaten Melawi
diterima oleh pelaksana kebijakan Berdasarkan Surat keputusan Bupati Melawi
(street-level-bureaucrats) harus jelas dan nomor 520/58 tahun 2015 tentang
tidak membingungkan atau tidak pembentukan tim gerak cepat
ambigu/mendua (Agustino (2006). penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
3. Konsistensi yaitu Perintah yang rabies di Kabupaten Melawi tahun 2015 yang
diberikan dalam pelaksanaan suatu mempunyai tugas melakukan edukasi publik
komunikasi harus konsisten dan jelas melalui sosialisasi, mendorong aparat desa
untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika dan masyarakat untuk segera menetapkan
perintah yang diberikan sering berubah- peraturan desa tentang penertiban hewan
ubah, maka dapat menimbulkan penular rabies, memeperketat pengawasan
kebingungan bagi pelaksana di lapangan lalulintas hewan penular rabies, melakukan
(Agustino (2006). tindakan penutupan wilayah, membentuk
Dalam mengelola komunikasi yang jejaringan informasi dan pelaporan cepat,
baik perlu dibangun dan dikembangkan monitoring dan mengevaluasi program
saluran-saluran komunikasi yang efektif. penanggulangan KLB. Kegiatan ini sebagai
Semakin baik pengembangan saluran-saluran penanggung jawab yaitu Bupati Melawi,
komunikasi yang dibangun, maka semakin Wakil Bupati, Komando Distrik Militer 1250
tinggi probabilitas perintah-perintah tersebut dan Kepala Kepolisisan Resor Melawi dan
diteruskan secara benar (Winarno, 2005). diketuai oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Melawi wakil ketua I Kepala Dinas
C. Struktur Birokrasi Implementasi Pertanian, Perikanana dan Peternakan, wakil
Program Penanggulangan Rabies ketua II Kepala Dinas Kesehatan dan
Struktur birokrasi (bureaucratic melibatkan 36 anggota yang terdiri dari
strukture) yaitu menunjukan bahwa struktur sektor Kepolisian Resor Melawi, Komando
birokrasi menjadi penting dalam Distrik Militer 1205 Sintang/Melawi, Badan
implementasi kebijakan. Aspek struktur ini Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya.
mencakup dua hal penting pertama adalah Berdasarkan hasil penelitian
mekanisme, dan struktur organisasi informan mengatakan bahwa Pemerintah
pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi Daerah sendiri sangat mendukung dalam
program biasanya sudah ditetapkan melalui pelaksanaan program penanggulangan rabies
melalui standar operating procedure (SOP) berupa melakukan sosialisasi mengenai
yang dicantumkan dalam guideline rabies yang melibatkan TNI, Polri, tenaga
program/kebijakan. SOP yang baik kesehatan, aparat desa, tokoh masyarakat dan
mencantumkan kerangka kerja yang jelas, LSM, pemerintah daerah juga mengeluarkan

39
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

anggaran sebesar 600 juta untuk Dinas upaya kerja sama lintas program dan lintas
Kesehatan dan Peternakan untuk dana sektoral, melaksanakan investigasi dan
operasional dalam menanggulangi rabies dan penanganan kasus GHPR/rabies,
mengeluarkan kebijakan berupa surat melaksanakan penggerakan masyarakat
keputusan untuk melaksanakan dalam penanganan kasus gigitan HPR, secara
penanggulangan rabies di Kabupaten rutin memberikan informasi situasi kasus
Melawi. Pemerintah Daerah/Bupati gigitan yang disampaikan kepada
melakukan tugasnya sudah sesuai dengan Kementerian Pertanian dan jajaran
pedoman pelaksanaan program dibawahnya (Kemenkes RI, Dirjen PP & PL,
penanggulanagan rabies di Indonesia 2011).
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Berdasarkan hasil penelitian
PP dan PL tahun 2011 mempunyai tugas dan informan mengatakan bahwa dukungan dari
fungsi mengorganisasikan pelaksanaan Dinas Pertanian khususnya di Peternakan
kegiatan pemberantasan dan penanggulangan dalam implementasi program
rabies yang dilakukan oleh Kementerian penanggulangan rabies ini terlihat dari
teknis (Kemkes dan Kementan), melakukan dilakukannya sosialisasi, vaksinasi masal,
motivasi pada dinas/ instansi terkait dalam pelatihan kepada petugas penyuluh lapangan
upaya mendukung terlaksananya di 11 Kecamatan yang dilakukan di provinsi,
pemberantasan dan penaggulangan rabies, pendataan HPR, mengintensifkan
membantu Kementerian teknis dalam laboratorium diagnostik untuk pemeriksaan
operasional apabila terjadi keadaan darurat spesimen HPR, melaksanakan kerjasama
(Kejadian Luar Biasa/KLB), membantu lintas sektor, membentuk rabies center di
dikeluarkannya dukungan lima kecamatan dan memfasilitasi tenaga
perundangan/peraturan baik di pusat maupun kesehatan yang pergi ke lapangan dengan
daerah dalam rangka pemberantasan rabies uang perjalanan dinas. Dinas Peternakan
(Kemenkes RI, Dirjen PP & PL, 2011). sudah menjalankan tugas dan fungsinya
Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan pedoman pelaksanaan
informan mengatakan bahwa dukungan dari program penanggulanagan rabies di
Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi dalam Indonesia Kementrian Kesehatan RI
menanggulangi rabies sudah melakukan on Direktorat Jendral PP dan PL tahun 2011
the job training kepada penatalaksana kasus yaitu menanggulangi segala permasalahan
gigitan rabies kepada tenaga kesehatan yang yang menyangkut hewan, menyediakan
ada di Puskesmas, sosialisasi, vaksinasi dan anggaran operasional pemberantasan dan
memfasilitasi tenaga kesehatan yang pergi ke penanggulanggan rabies pada hewan
lapangan dengan uang perjalanan dinas. termasuk pengadan vaksin anti rabies hewan,
Dinas Kesehatan menjalankan tugas dan melakukan vaksinasi pada hewan berpemilik,
fungsinya sudah sesuai dengan pedoman melaksananakan eliminasi untuk hewan yang
pelaksanaan program penanggulanagan tidak berpemilik/diliarkan, melakukan
rabies di Indonesia Kementrian Kesehatan RI motivasi pada pemilik hewan, melaksanakan
Direktorat Jendral PP dan PL tahun 2011 pengawasan lalu lintas HPR pada daerah
yaitu menanggulangi segala permasalahan perbatasan (daerah endemis ke daerah
yang menyangkut manusia, menyediakan bebas), mengintensifkan laboratorium
anggaran operasional pemberantasan dan diagnostik untuk pemeriksaan spesimen
penanggulangan rabies setiap tahun melalui HPR, melaksanakan kerjasama lintas sektor,
APBN / Dekonsentrasi / APBD/ hibah / secara rutin memberikan informasi situasi
kemitraan / sumber lainnya, melaksanakan rabies pada hewan yang disampaikan kepada

40
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Kementerian Kesehatan dan jajaran jumlah hewan yaitu 1:4000 sedangkan


dibawahnya (Kemenkes RI, Dirjen PP & PL, perkiraan jumlah anjing di Kabupaten
2011). Melawi ada 6000 belum termasuk hewan
lainnya (Ditjen Peternakan dan Kaswan,
D. Sumber Daya Implementasi Program 2007).
Penanggulangan Rabies Vaksinator VAR ada di setiap
Faktor sumber daya (resources) Puskesmas, Pustu, Polindes dan Vaksinator
yaitu menunjukan setiap kebijakan harus HPR ada di satu kecamatan satu orang,
didukung oleh sumber daya yang memadai, dengan adanya vaksinator di kecamatan dan
baik sumber daya manusia maupun sumber desa ini sudah mencukupi untuk kebutuhan
daya finansial. Sumber daya manusia adalah vaksinator mengaju kepada pembentukan
kecukupan baik kualitas maupun kuantitas rabies center makan harus ada dokter yang
implementor yang dapat melengkapi seluruh terlatih dalam penanganan kasus rabies dan
kelompok sasaran. Sumber daya finansial ada para medis terlatih dalam penanganan
adalah kecukupan modal investasi atas rabies maka dengan adanya vaksinator di
sebuah program/kebijakan. Keduanya harus setiap kecamatan dan tenaga kesehatan yang
diperhatikan dalam implementasi terlatih di Puskesmas akan sangat
program/kebijakan Pemerintah (Widodo, mendukung dalam implementasi
2010). penanggulanggan rabies (Kemenkes RI,
Faktor sumber daya mempunyai Dirjen PP & PL, 2011).
peranan penting dalam implementasi Informan mengatakan sarana dan
kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan prasarana yang di perlukan dalam
konsistennya ketentuan-ketentuan atau implementasi program penanggulangan
aturan-aturan suatu kebijakan, jika para rabies seperti persediaan vaksin tidak ada
personil yang bertanggung jawab setiap tahunnya hanya ada setelah ada kasus,
mengimplementasikan kebijakan kurang masih kurangnya stok vaksin di Puskesmas
mempunyai sumber-sumber untuk yang hanya untuk keperluan jika ada kasus
melakukan melakukan pekerjaan secara gigitan, belum tersedianya tempat
efektif, maka implementasi kebijakan penyimpanan vaksin HPR di kecamatan
tersebut tidak akan bisa efektif (Widodo, bedasarkan hasil penelitian sarana dan
2010). prasarana seperti vaksin dan penyimpanan
Berdasarkan hasil wawancara vaksin HPR masih kekurangan dan belum
mengenai sumberdaya manusia yang terlibat sesuai dengan teori atau pedoman
dalam implementasi program pelaksanaan program penanggulanagan
penanggulangan rabies informan mengatakan rabies di Indonesia Kementrian Kesehatan RI
bahwa hanya satu dokter hewan yang terlibat Direktorat Jendral PP dan PL tahun 2011
dalam implementasi program yaitu pengadaan vaksin dan serum anti rabies
penanggulangan rabies dengan hanya ada disediakan setiap tahun dengan anggaran
satu Dokter Hewan maka dalam pusat dan provinsi sebagai persediaan bila
menanggulangi rabies masih memerlukan terjadi KLB (bifferstock) (Kemenkes RI,
kekurangan dokter hewan, Kabupaten Dirjen PP & PL, 2011).
Melawi memiliki 11 Kecamatan setiap Namun demikian Pemerintah
kecamatan idealnya memiliki satu dokter Kabupaten/Kota harus menyediakan
hewan. Artinya kebutuhan dokter hewan di VAR/SAR sesuai dengan kebutuhan dan
Kabupaten Melawi ada 11 dokter hewan, kemampuan anggarannya, persediaan vaksin
perbandingan satu dokter hewan dengan di Puskesmas harus mencukupi agar tidak

41
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

adanya keterlambatan pertolongan dan efektif dan efisien, para pelaksana


tersedianya penyimpanan vaksin HPR di (implementors) tidak hanya mengetahui apa
Kecamatan agar lebih mudah jika turuk ke yang harus dilakukan dan mempunyai
lapangan tidak perlu membawa vaksin dari kemampuan untuk melakukan kebijakan
Kabupaten bertujuan juga untuk keamanan tersebut, tetapi mereka juga harus
dan kerusakan vaksin (Kemenkes RI, Dirjen mempunyai kamauan dan kesepakatan untuk
PP & PL, 2011). melaksanakan kebijakan tersebut Widodo
Informan mengatakan bahwa anggaran (2010).
yang dikeluarkan dalam menanggulangi Informan mengatakan bahwa
rabies untuk Dinas Kesehatan berjumlah 250 kesepakatan dalam menjalankan program
juta dan Dinas Peternakan 350 juta jadi penanggulangan rabies di Kabupaten Melawi
jumlah dana yang digunakan untuk sudah ada kesepakatan berupa surat
menanggulangi rabies selama satu tahun ini keputusan Bupati Melawi mengenai
600 juta, anggaran yang dikeluarkan oleh penanggulangan kejadian luar biasa rabies
Pemerintah Kabupaten Melawi adalah APBD dimana Dinas Kesehatan dan Dinas
tahun 2015, berdasarkan pedoman Pertanian, Perikanan dan Peternakan menjadi
pelaksanaan program penanggulanagan pelaksana dalam menangani korban gigitan
rabies di Indonesia Kementrian Kesehatan RI hewan penular rabies dan hewan penular
Direktorat Jendral PP dan PL tahun 2011 rabies. Dalam menjalankan program ini para
penyedian anggaran operasional pemegang program rabies yang ada di
pemberantasan dan penanggulangan rabies lapangan sangat mendukung dalam
setiap tahun melalui APBN / Dekonsentrasi / menjalankan tugasnya dan selalu rutin
APBD/ hibah / kemitraan / sumber lainnya melaporkan jika terjadinya kasus gigitan.
(Kemenkes RI, Dirjen PP & PL, 2011). Dinas Kesehatan dan Peternakan juga
mengeluarkan anggaran bagi petugas yang
E. Disposisi Implementasi Program turun ke lapanan, melihat dari tindakan yang
Penanggulangan Rabies sudah di lakukan oleh petugas yang ada di
Faktor disposisi/ sikap (disposition) lapangan yang sudah sesuai dengan
yaitu menunjukan karakteristik yang kebijakan yang ada maka komitmen maupun
menempel erat kepada implementor sikap mereka dalam menjalankan tugasnya
kebijakan/program, karakter yang penting sudah sangat kuat.
dimiliki oleh implementor adalah kejujuran, Edward III mengatakan bahwa ada
komitmen dan demokratis. Implementor faktor-faktor mengenai disposisi dalam
yang memiliki komitmen tinggi dan jujur implementasi kebijakan terdiri dari
akan disposisi ini diartikan sebagai sikap pengangkatan birokrasi disposisi atau sikap
para pelaksana untuk mengimplementasi pelaksana akan menimbulkan hambatan-
kebijakan, jika ingin berhasil secara efektif hambatan yang nyata terhadap implementasi
dan efisien, para implementor tidak hanya kebijakan bila personel yang ada tidak
harus menjalankan program/kebijakan. melaksanakan kebijakan yang diinginkan
Kejujuran mengarahkan implementor untuk oleh pejabat-pejabat yang lebih atas. Insentif
tetap berada dalam arahan program yang merupakan salah-satu teknik yang disarankan
telah digariskan dalam guideline program. untuk mengatasi masalah sikap para
Komitmen dan kejujurannya membawanya pelaksana kebijakan dengan memanipulasi
semakin antusias dalam melaksanakan tahap- insentif. Pada dasarnya orang bergerak
tahap program secara konsisten, jika berdasarkan kepentingan dirinya sendiri,
implementasi kebijakan ingin berhasil secara maka memanipulasi insentif oleh para

42
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan 3. Struktur Birokrasi


para pelaksana kebijakan, dengan cara Sturktur birokrasi dalam
menambah keuntungan atau biaya tertentu menjalankan implementasi program
mungkin akan menjadi faktor pendorong penanggulangan rabies sudah sangat baik
yang membuat para pelaksana menjalankan karena adanya struktur organisasi,
perintah dengan baik (Agustinus, 2006). adanya dukungan dari Pemerintah
Daerah/Bupati, Dinas Kesehatan dan
KESIMPULAN Dinas Peternakan sudah berjalan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang 4. Sumber Daya
dilakukan di Kabupaten Melawi yang dilaksanakan Sumber daya yang diperlukan
pada bulan mei dan bulan juni tahun 2016 terhadap dalam implementasi program
dua informan kunci dan empat informan pendukung, penanggulangan rabies belum
maka dapat disimpulkan bahwa analisis mencukupi seperti dokter hewan, hanya
implementasi program penanggulangan rabies di ada satu orang yang terlibat dalam
Kabupaten Melawi tahun 2016 adalah sebagai penanggulanggan rabies, belum adanya
berikut : persediaan vaksin setiap tahunnya dan
belum ada penyimpanan vaksin HPR di
1. Implementasi
kecamatan.
Implementasi yang dilakukan
5. Disposisi
oleh Kabupaten Melawi dalam
Disposisi yang terkait dalam
menanggulangi rabies belum berjalan
implementasi program penanggulangan
dengan baik karena masih kurangnya
rabies sudah sangat baik karena adanya
observasi terhadap hewan penular rabies,
kesepakatan dalam menjalankan program
membiarkan tindakan pemusnahan
berupa surat keputusan tim, dan sikap
anjing oleh masyarakat sebelum
perilaku dari pelaksana dalam melakukan
dilakukan observasi terlebih dahulu
tugas dan tanggung jawab cukup kuat hal
setelah menggigit, kurangnya
ini dapat dibuktikan dengan adanya
penyuluhan kesehatan tentang rabies,
kemauan dan komitmen petugas teknis
terlambatnya pertolongan dan
lapangan yang melakukan
penyebaran informasi.
penanggulangan ke daerah-daerah
2. Komunikasi
terpencil dan sesuai dengan tugas dan
Komunikasi antara pemerintah
fungsinya.
dengan tim pelaksana kegiatan sudah
berjalan dengan baik, karena sudah DAFTAR PUSTAKA
dilakukanya sosialisasi oleh Bupati
kepada lintas sektor terlebih dahulu Alwin. 2013. Evaluasi Program Penanggulangan,
sebelum melakukan menjalankan Penata Laksana Kasus Gigitan Hewan
kebijakan, adanya koordinasi, adanya Penular Rabies Di Kabupaten Aceh Tenggara.
buku pedoman sebagai panduan, Artikel Ilmiah. Universitas Muhamadiyah
dilaksanakan pelatihan bagi pelaksana Aceh.
program, dan adanya peraturan dari
pemerintah daerah berupa surat Akoso. B. T. 2007. Pencegahan dan Pengendalian
keputusan untuk menanggulangi rabies. Rabies Penyakit Menular Pada Hewan dan
Manusia. Kanasius. Yoyakarta.

43
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Adjid, Yuninasih. Penyakit Rabies Di Indonesia. Indonesia, 2013. Pembangunan Kesehatan Nasional.
2015. Jakarta .
Jatikusumah. A,. (2010). Hydrophobia, lyssa, Anjing
Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Gila. Artikel Jakarta.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI,(2007), Petunjuk Perencanaan dan Kemenkes RI. (2013). Data dan Informasi Situasi
Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan dan Analisis Rabies. Jakarta
Tersangka/ Rabies Di Indonesia, Ditjen P2PL Kertyawitaradya. 2010. Tinjauan-teoritis-
Depkes RI, Jakarta Implementasi-Kebijakan-Model-C-G-Edward-
___, (2008), Petunjuk Pemberantasan Rabies Di iii
Indonesia, Ditjen P2PL Depkes RI,
Jakarta. Kismartini, dkk, (2011). Administrasi Kebijakan
___, (2008), Modul Pelatihan Penanggulangan Publik. Jakarta. Universitas Terbuka.
Rabies, Ditjen P2PL Depkes Kalianda, J.S., Wijanarko, S. Hadi dan A. Supriyadi.
RI, Jakarta. 2008. Strategi upaya Pembebasan Rabies
dalam menunjang pengendalian penyakit
Deptan RI, (2007), Pedoman Pengendalian Rabies zoonosis di Kalimantan. Prosiding Lokakarya
Terpadu. Ditjen Peternakan Deptan RI, Nasional Penyakit Zoonosis. Puslitbang
Jakarta. Peternakan. Bogor.
Depkes RI Dirjen PPM & PL, (2011). Pedoman Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 810/
Penanggulangan Rabies Di Indonesia. DISNAKESWAN / 2015 Tentang
Perpanjangan Penetapan Status Kejadian Luar
Depkes RI Dirjen PPM & PL. 2007. Petunjuk Biasa Penyakit Rabies. Provinsi Kalimantan
Perencanaan dan Penatalaksana Barat.
Kasus Gigitan Hewan Tersangka/Rabies di
Indonesia. Lidia Nugraha, Gallaran o. 2015. Ekologi Dan Studi
Demografi Rabies Pada Anjing. Artikel
Dinkes Provinsi Kalimantan Barat. 2013. Profil Ilmiah.
Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2011. Pontianak. Malahayati, E., 2009. Pengaruh Karakteristik
Pemilik Anjing Terhadap Parsitipasinya
Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi. 2014. Profil Dalam Program Pencegahan Penyakit Rabies
Dinas Kesehatan Sekadau Tahun 2014. Di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan
Melawi. Dinas Kesehatan Melawi. Medan Johor Kota Medan Tahun 2009.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Fery Fong, Djab Hadi Susanto. 2013. Pencegahan Universitas Sumatera Utara.
Penyakit Rabies Dengan Pendekatan
Linkungan. Artikel Ilmiah. Fakultas Ukrida. Notoatmodjo S. 2009. Metodologi penelitian
kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Herlinae, Yemima, Jowan Roda’i. 2013. Hubungan 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka
Pengetahuan Masyarakat Pemeliharaan Cipta, Jakarta.
Anjing Tentang Bahaya Rabies Terhadap 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Partisipasi Pencegahan. Artikel Ilmiah. Rineka Cipta: Jakarta
Universitas Kristen Palangka Raya:
Kalimantan Tengah.

44
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995
Volume 3, Nomor 1 Juli 2016

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi.


Bandung : CV. Alfabeta.
. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D/ Sugiyono. Bandung : CV. Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung
: CV. Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Surat Keputusan Bupati Melawi Nomor 520/58


Tahun 2015 Tentang Pembentukan Tim Gerak
Cepat Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Rabies Penyakit Rabies. Pemerintah Daerah
Kota Melawi.

Surat Keputusan Bupati Melawi Nomor 440/140


Tahun 2015 Tentang Pembentukan Komando
Tanggap Darurat Pengendalian dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit
Rabies. Pemerintah Daerah Kota Melawi.
Taliziduhu Ndraha, 2013, Kybernologi Ilmu
Pemerintah Baru. PT Rinika Cipta. Jakarta.

Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 Ayat 1.


Dasar Negara Republik Indonesia.

World Health Organization, (2015) prevalence


rabies. Jakarta

45
Wawasan Kesehatan – ISSN 2087 - 4995

Anda mungkin juga menyukai