Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI DIRI

Nama : fanny apriyadi pratama


Nim : 17.1320.S
Tanggal 28 Desember 2020 saya mulai praktik di RS. Tugurego diruang isolasi
covid 19. Pengalaman saya waktu pertama kali masuk diruang isolasi covid 19 RS.
Tugurejo diruang amarilis I merasa bingung karena sebelumnya saya belum pernah
merawat pasien covid 19 dan ini juga pengalaman pertama saya praktik di ruang
covid 19.
Sebelum masuk ruang isolasi kita harus memakai APD ( Alat Perlindungan
Diri) level 3 dimana APD tersebut terdiri dari dari baju hazmat, apron, kacamata
google dan faceshield, pengalaman saya waktu pertama kali memakai APD tersebut
merasa panas dan sesak karena nafas saya terbatas dimana saat memakai APD
tersebut kita harus menutupi dengan rapat tanpa ada cela sedikitpun karena itu untuk
keselamatan diri kita sendiri.
Untuk masuk keruang isolasi kita juga tidak sembarang masuk , kami sudah
dijadwalkan, misalnya : shift pagi masuk jam 11.00 siang, shif siang masuk jam
17.00 sore atau sesudah maghrib dan yang shif malam masuk jam 05.00 pagi.
Sebelum masuk keruang isolasi kita juga mempersiapkan alat yang akan dibawa
keruang isolasi, seperti injeksi yang akan diberikan kepasien dan barang titipan
keluarga pasien, karena saat sudah didalam ruang isolasi kita tidak boleh keluar
masuk senaknya sendiri, karena di ruang tersebut terdapat pembatas antara ruang
isolasi dan ruang nurse station.
Dalam merawat pasien Covid 19 sebenarnya sama dengan yang tidak terinfeksi
Covid 19 yang membedakan adalah kita harus memakai APD level 3, Ketika saya dan
teman-teman masuk ke ruang isolasi lengkap dengan mengenakan APD, rasanya jauh
lebih berat dibandingkan melakukan perawatan pada pasien lainnya.Mengingat, APD
yang dikenakan apalagi dalam jangka waktu yang lama rasanya cukup panas dan bisa
menimbulkan dehidrasi.Ketika di ruang isolasi pun, bisa menghabiskan waktu dua
sampai tiga jam. Karena kebutuhan pasien harus dipenuhi sebelum keluar dari ruang
isolasi. Maka pada waktu itu ada beberapa yang tidak kuat karena dehidrasi.
Semua pasien Covid 19 memang harus diperhatikan secara lebih waspada
karena covid sendiri merupakan Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus corona yang ditemukan sudah 1 tahun. Pasien
covid 19 sendiri ada berbagai diagnosa yang saya temui di ruang amarilis I adalah
pola nafas tidak efektif, bersihan jalan nafas, pasien yang terinfeksi virus covid 19
juga tergantung dari penyakit penyerta atau komorbid yang menyertai, di amarilis I
dapat ditemui seperti Diabetus Melitus atau Hipertensi, dan Pneumonia.
Saya sendiri praktik diruang isolasi kadang juga merasa kasihan karena pasien
Covid-19 ini tidak boleh ditunggui dan dijenguk, maka peran saya tidak hanya
merawat tapi juga sebagai keluarga pasien kami. Mulai mengurus makan, mengganti
pampers, dan lain-lain. Intinya jika pasien membutuhkan bantuan, semaksimal
mungkin kami akan berusaha yang terbaik, apapun kendala yang ada, atau kesulitan
yang dialami oleh saya, teman - teman saya dari umpp dan perawat jangan sampai
mempengaruhi pelayanan jadi tidak maksimal.

Saya sering mendengar keluh kesah dari pasien menanyakan hasil swab, begitu
juga dengan keluarga pasien yang harus bolak-balik menanyakan hasilnya. Sehingga
tugas kami tidak hanya mengedukasi dan memberikan semangat pada pasien, tapi
juga kepada keluarga. Inilah yang kami rasakan selama masa pandemi Covid-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai