Anda di halaman 1dari 24

Muhammad Muhtar Arifin Sholeh

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 1


PENGERTIAN IBADAH
 Secara etimologis kata ‘ibadah’ berasal dari ‘abada –
ya’budu – ‘abdan – ‘ibaadatan yang berarti taat
(mengabdi), tunduk, patuh, merendahkan diri, dan
hina (Ritonga, 1997:1). Ibadah dalam kamus Bahasa
Arab disebut al-‘ubdiyah, al’ubudiyah, dan al-‘ibadah
yang semua itu berarti ath’tha’ah (kepatuhan atau
ketaatan). Dari segi bahasa yang tepat adalah al-
‘Ubudiyah berasal dari al-Khudlu (tunduk atau rendah
diri) serta ad-Dzil (memperhinakan diri). Kemudian
at-Ta’bid (penyembahan) bermakna at-Tadzlil
(perendahan diri atau penghinaan diri). Al-Ibadah
yang berarti taat atau kepatuhan dan ta’abud
(penghambaan) mempunyai persamaan arti dengan
at-Tanasuk (pengabdian) (Qardawi, 1993:29-33)
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 2
 Secara terminologis ‘ibadah’ dapat didefinisikan
ulama dari berbagai bidang, yaitu (Ritonga, 1997:
2-3) :
 Ulama ahli Tauhid :
 Ibadah adalah mengesakan dan mengagungkan
Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan
menundukkan jiwa kepada-Nya.
 Ulama ahli Akhlak :
 Ibadah adalah mengerjakan segala bentuk
ketaatan badaniyah dan menyelenggarakan segala
syari’at (hukum).

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 3


 Ulama ahli Tasawuf
 Ibadah adalah pekerjaan orang mukallaf yang
berlawanan dengan keinginan nafsunya untuk
membesarkan Tuhannya.
 Ulama ahli Fiqh
 Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang
dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah swt. dan
mengharapkan pahala-Nya di akhirat.
 Menurut Abul A’la Maududi, kata ‘ibadah’ (bahasa
Arab) berasal dari akar kata ‘abd yg berarti hamba.
Ibadah berarti melaksanakan tugas seorang hamba
sbagaimana yg dilaksanakan oleh seorang pelayan
atau seseorang yg terikat oleh kontrak.
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 4
 Menurut Abul A’la Maududi, sikap/tugas
seorang hamba kepada tuannya ada tiga
(Maududi, 2000:170-172) :
1. Menjadikan hanya tuannya sebagai satu-
satunya majikan. Dalam hal ini Allah swt.
sebagai satu satunya ‘Tuan/Majikan’ (Tuhan)
2. Melaksanakan semua yang diperintahkan
tuannya dengan cermat dan
mengesampingkan dari mengikuti keinginan
keinginan sendiri atau orang lain yang
bertentangan dengan kehendak tuannya.
3. Menghormati dan memuja tuannya
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 5
 Ibadah disyariatkan paling tidak dari dua perkara
(Qardawi, 1993:34-41) :
 Mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan
Allah dan mengikuti apa yang diserukan oleh
Rasul-Nya, meliputi segala perintah dan
larangan, yang dihalalkan dan yang
diharamkan. Inilah perkara yang mendekati
unsur taat dan tunduk kepada Allah.
 Mengeluarkan ketetapan yang disyariatkan dari
hati untuk mencintai Allah. Ibadah sebagai
bukti cinta kita kepada Allah.

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 6


PRINSIP IBADAH
1. Peribadatan ditujukan hanya kepada
Allah
2. Niat ikhlas karena Allah semata
3. Dikerjakan sesuai dengan syariat Allah
dan Rasul-Nya
4. Dikerjakan untuk mencari ridha Allah
5. Kewajiban manusia yang menjadi hak
Allah

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 7


KLASIFIKASI IBADAH (mahdhah
dan ghairu mahdhah)
Ibadah mahdhah (khusus) yaitu ibadah yang
tata caranya telah diatur oleh Allah melalui
Rasulullah saw, sehingga manusia dilarang
mengubah tata cara ibadah ini. Ibadah
mahdhah meliputi lima Rukun Islam dan
thaharah (bersuci).

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 8


 Ibadah ghairu mahdhah (umum) ialah ibadah
yang secara khusus tidak diatur oleh Rasulullah
saw tetapi masih dalam tuntunan Agama Islam.
Dalam hal ini seluruh perasaan, pemikiran,
perkataan, dan perbuatan yang diniati karena
Allah, dilakukan menurut petunjuk Allah dan
Rasul-Nya, dan ditujukan untuk mencari ridha
Allah dapat dinilai sebagai ibadah.
 Ibadah dapat dibagi dari berbagai segi seperti segi
ruang lingkup, bentuk-sifat, dan waktu-keadaan
(baca Ritonga, 1997:10-15 dan Shiddiqi-ash,
1987:18-83)
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 9
TUJUAN IBADAH
 Tujuan ibadah jangka panjang berarti apa saja yg akan
diperoleh dari ibadah kelak di akhirat, yaitu pahala,
surga, & ridha Allah, serta terbebas dari siksa neraka.
 Tujuan ibadah jangka pendek adalah apa saja yg akan
diperoleh dari ibadah pada saat hidup di dunia.
 Ridha Allah
 Kedekatan dengan Allah (taqarrub ilallaah)
 Kesucian jiwa dan raga
 Ketenangan dan kedamaian hidup
 Akhlak yang mulia (akhlaqul-karimah)
 Solidaritas sosial
 Persatuan dan kesatuan anggota masyarakat, dsb.
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 10
 Imam Syatibi membagi tujuan ibadah
menjadi dua, yaitu tujuan pokok dan tujuan
sampingan. Tujuan pokok ibadah ialah
mengharap Dzat Tunggal yang disembah,
mencapai kedudukan yang baik di akhirat,
menjadi kekasih allah, dsb. Tujuan
sampingan ibadah ialah kebaikan jiwa,
mencari keutamaan, mencegah
kemunkaran, dsb. (Qardawi, 1993:197 s/d
202)

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 11


FILOSOFI IBADAH
 Filosofi ibadah yaitu makna hakiki (yang mendalam) dari
suatu ibadah yang dihubungkan dengan realitas sosial di
masyarakat. Dalam hal ini kedudukan manusia sebagai
Abdullah menjadi perhatian utama. Pada hakekatnya
kedudukan manusia dalam kehidupannya adalah sebagai
abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah (wakil Allah).
 Manusia diciptakan oleh Allah swt. bukan tanpa tujuan,
tanpa ukuran, & bukan dng sia-sia (QS. 3:190-191 ; 25:1-2 ;
54:49). Allah swt. menciptakan manusia dengan tujuan
agar manusia menjadi hamba Allah yang selalu mengabdi
(menyembah) kepada-Nya (QS. 2:21 ; 3:51 ; 4:36 ;
7:59,65,73,85 ; 51:56) dan wakil Allah di bumi untuk
mengelola kehidupan (QS. 2:30-39).
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 12
 Manusia sebagai hamba Allah berarti ia menjalankan
fungsinya sebagai abdullah, sebagaimana seorang
abdi, yaitu dia hidup di bumi milik Allah, dia dipenuhi
segala kebutuhannya oleh Allah, dan senantiasa
beribadah kepada Allah swt. Ibadah ialah segala
aktifitas yang dilakukan dengan niat karena Allah,
dengan mengikuti aturan Allah, dan dengan
mencontoh Nabi Muhammad saw. sebagai utusan
Allah, dan yang dipenuhi dengan rasa cinta dan takut
kepada Allah swt. Jadi, manusia sebagai hamba Allah
harus mengabdikan dirinya hanya kepada Allah swt.,
tidak sedikitpun menyekutukan-Nya dengan yang
lain.
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 13
 Allah swt. Berfirman, yang artinya, “Hai manusia
sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS.
al-Baqarah 2:21); “Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS.
adz-Dzariyaat 51:56).
 Ibadah merupakan hak Allah atas mahlukNya (terutama
manusia), sehingga berarti bahwa semua manusia
mempunyai kewajiban beribadah. Nabi Muhammad saw.
Bersabda, yang artinya, “Hai Mu’adz ! tahukah engkau apa
hak Allah atas hambaNya” Aku (Mu’adz) menjawab, “Allah
dan RasulNya yang lebih tahu”. Maka sabda Rasulullah
saw., “Hak Allah atas hambaNya yaitu hendaknya mereka
beribadah kepada Allah & jangan menyekutukan sesuatu
dng Dia” (H.R. Bukhari & Muslim).
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 14
 Filosofi ibadah dapat juga dilihat dari fungsi ibadah.
Dalam hal ini masing-masing syarat dan rukun dalam
ibadah mahdhah (Rukun Islam dan thaharah -
bersuci) mempunyai makna filosofis kontekstual atau
fungsi ibadah.
 Syahadatain sbg landasan (fondasi) kehidupan manusia
 Sholat mempunyai fungsi :
1. communicative function : fungsi komunikasi vertikal
(dengan Allah) dan horisontal (dengan sesama manusia).
Komunikasi vertikal dilakukan dengan mengerjakan
shalat secara baik dan benar (shalat ritual), sedang
komunikasi horisontal dilakukan dengan mengamalkan
ajaran-ajaran dalam shalat ritual seperti kebersihan,
kedisiplinan, kerukunan, tolong-menolong, dsb.

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 15


2. Educative function : fungsi yang mendidik
manusia agar menjadi manusia yang baik. Shalat
memancarkan ajaran pendidikan kebersihan,
kedisiplinan, budi pekerti, solidaritas sosial, dsb.
3. Integrative function : shalat mampu
mengintegrasikan (menyatukan) berbagai
perbedaan, agar terwujud satu kesatuan ummat
yang kuat.
4. Preventive function : shalat mampu mencegah
kemunkaran dan dosa, sehingga manusia dapat
terlindungi dari neraka akhirat maupun neraka
dunia.

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 16


Hakikat Shalat
 Berhadapnya hati (jiwa) kepada Allah, lahirkan:
 rasa ketundukan kepada-Nya
 rasa keagungan dan kebesaran-Nya, serta
 menyempurnakannya.
 Berhadap kepada Allah dengan:
 sepenuh jiwa,
 kekhusyukan di hadapan Allah,
 berikhlas kepada-Nya, serta
 menghadirkan hati dalam berdzikir, berdoa dan memuji-
Nya
 Shalat Ritual dan Shalat Aktual

25 February 2014 Made by M. Muhtar Arifin Sholeh 17


Jika dijumlahkan : ( 0 + 90 + 0 + 135 + 0 + 135 )
derajat = 360 derajat, artinya gerakan melingkar
(orbital), sebagaimana planet-planet mengelilingi
(meligkari) matahari. Gerakan orbital = gerakan
alamiah global universal.
0 derajat

0 derajat
90 derajat

25 February 2014 Made by M. Muhtar Arifin Sholeh 18


135 derajat 0 derajat 135 derajat

25 February 2014 Made by M. Muhtar Arifin Sholeh 19


 Dalam buku Mukjizat Gerakan Shalat, Madyo
Wratsongko MBA. mengungkapkan bahwa gerakan
shalat dapat melenturkan urat syaraf dan
mengaktifkan sistem keringat dan sistem pemanas
tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak,
mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh,
membiasakan pembuluh darah halus di otak
mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka
pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri
jantung).

25 February 2014 Made by M. Muhtar Arifin Sholeh 20


 Puasa dapat memancarkan kedisiplinan,
kejujuran, kebersihan, solidaritas sosial
yang kuat, serta
kesehatan rokhani dan jasmani, yang
kesemua itu merupakan fenomena universal
kemanusiaan. Bulan Ramadhan merupakan
waktu yang tepat untuk membina mental-
spiritual manusia. Pembinaan mental-
spiritual yang baik sangat mendukung
ketaqwaan kepada Allah yang Maha Esa dan
perwujudan budi pekerti yang luhur.
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 21
 Sebagaimana shalat dan puasa, zakat juga
mempunyai fungsi individual dan sosial. Fungsi
zakat secara individual adalah, antara lain :
 membersihkan harta dari yang bukan haknya
 membangun keikhlasan hati
 menumbuhkan rasa cinta
 menghindari dari kerakusan dan hidup berlebihan
 Secara sosial Zakat berfungsi, antara lain :
 Membangun solidaritas sosial
 Memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat
 Memberi perhatian kepada orang miskin dan yatim
 Menumbuhkan kerja sama dalam masyarakat

25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 22


 Haji juga berfungsi secara individual maupun
sosial. Secara individual haji dapat membina
kedisiplinan, kebersihan jiwa (hati),
membangun keikhlasan, mendorong
kesehatan fisik, dan membina akhlakul-
karimah. Secara sosial haji mampu
menyadarkan bahwa manusia itu satu ummat
ciptaan Allah, hanya ketakwaan yg
membedakannya. Haji juga mampu
membangun solidaritas sosial, sikap saling
membantu, sikap hormat terhadap orang lain,
membangun persatuan ummat, & sebagainya.
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 23
 Pada dasarnya thaharah merupakan kegiatan
pensucian raga dan jiwa, jadi tidak sekedar
membersihkan phisik tubuh tetapi juga
membersihkan jiwa dan pemikiran. Mandi, wudhu,
tayamum, dan istinja’ adalah kegiatan membersihkan
raga; Sedangkan sholat, baca al-Quran, dzikir, dan
doa adalah upaya-upaya untuk membersihkan jiwa.
Pada saat melaksanakan ibadah, baik ibadah
mahdhah atau ghairu mahdhah, seseorang harus
bersih jiwa dan raganya. Dengan demikian, orang-
orang yang beribadah seharusnya senantiasa menjaga
kebersihan selama hidup sehingga bersih jiwa & raga
setiap saat, karena kegiatan hidup adalah ibadah.
25 February 2014 Prepared by M. Muhtar Arifin Sholeh 24

Anda mungkin juga menyukai