Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanda dan Bahaya Pada Masa Kehamilan

Tanda – Tanda Kehamilan

Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, tanda pasti dan
tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu
dugaan atau perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda objektif
(probability) atau kemungkinan hamil.

a. Tanda Pasti

1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop Laennec/ stetoskop Pinard pada
minggu ke 17-18. Serta dapat didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu
ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain yang meyertai
seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu (Kumalasari, 2015: 3).

2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan pemeriksaan,

3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG (Sunarti, 2013: 60).

b. Tanda – Tanda Tidak Pasti

1) Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)

a) Aminorhea (Terlambat datang bulan)

Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil, mengalami terlambat haid/ datang bulan.
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Pada
wanita yang terlambat haid dan diduga hamil, perlu ditanyakan hari pertama haid terakhirnya
(HPHT). supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang
dihitung dengan menggunakan rumus Naegele yaitu TTP : (hari pertama HT + 7), (bulan - 3) dan
(tahun + 1) (Kumalasari, 2015: 12).

b) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan
dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut dengan
morning sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu makan menjadi berkurang. Dalam batas
yang fisiologis hal ini dapat diatasi Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis Untuk
mengatasinya ibu dapat diberi makanan ringan yang mudah dicerna dan tidak berbau menyengat
(Kumalasari, 2015: 2).

c) Mengidam

Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan yang demikian disebut dengan
mengidam, seringkali keinginan makan dan minum ini sangat kuat pada bulan – bulan pertama
kehamilan. Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia
kehamilan.

d) Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf
pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan bila berada pada tempa-tempat ramai yang sesak
dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu (Kumalasari,2015: 2).

e) Perubahan Payudara

Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan
lebih dari 16 minggu (Sartika, 2016: 8). Pengaruh estrogen –progesteron dan somatotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang,
ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama (Kumalasari, 2015: 2).
Selain itu, perubahan lain seperti pigmentasi, puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran
vena yang semakin bertambah seiring perkembangan kehamilan f) Sering miksi Sering buang air
kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin (Prawirohardjo, 2008: 100).

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga
kesulitan untuk BAB (Sunarsih, 2011: 111).

h) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon
kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.Pigmentasi ini meliputi tempat-
tempat berikut ini :

a) Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)

b) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam

c) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang dibentuk akibat serabut-serabut
elastis lapisan kulit terdalam terpisah dan putus/ merenggang, bewarna kebiruan, kadang dapat
menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba atau garis keputihan di perut menjadi lebih hitam
(linea nigra atau garis gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusat-simpisis) (Sunarti, 2013:
45)..

d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola sekunder.


Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,
coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.

e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat pembesaran bagian tersebut.

i) Epulis

Hipertropi papilla ginggivae/ gusi, sering terjadi pada trimester pertama.

j) Varises (penampakan pembuluh darah vena)


Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah terutama bagi
wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan (Hani, 2011:
79).

Tanda – Tanda Tidak Pasti

Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)

1. Pembesaran Rahim/ Perut


Rahim membesar dan bertambah besar terutama setelah kehamilan 5 bulan, karena janin
besar secara otomatis rahim pun membesar dan bertempat di rongga perut. Tetapi perlu di
perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti kehamilan, kemungkinan lain
disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista ovarium.
2. Perubahan Bentuk dan Konsistensi RahimPerubahan dapat dirasakan pada pemeriksaan
dalam, rahim membesar dan makin bundar, terkadang tidak rata tetapi pada daerah nidasi
lebih cepat tumbuh atau biasa disebut tanda Piscasek.
3. Perubahan Pada Bibir RahimPerubahan ini dapat dirasakan pada saat pemeriksaan dalam,
hasilnya akan teraba keras seperti meraba ujung hidung, dan bibir rahim teraba lunak
seperti meraba bibir atau ujung bawah daun telinga (Sunarti, 2013: 62).
4. Kontraksi Braxton HicksKontraksi
rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama kehamilan, kontraksi ini tidak terasa sakit,
dan menjadi cukup kuat menjelang akhir kehamilan. Pada waktu pemeriksaan dalam,
terlihat rahim yang lunak seakan menjadi keras karena berkontraksi
5. Adanya Ballotement
Ballotement adalah pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa mengetuk janin
yang mengapung dalam uterus, hal ini menyebabkan janin berenang jauh dan kembali
keposisinya semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi sekitasr usia 4-5 bulan, tetapi
ballotement tidak dipertimbangkan sebagai tanda pasti kehamilan, karena lentingan juga
dapat terjadi pada tumor dalam kandungan ibu.
6. Tanda Hegar dan Goodells
Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang mempertemukan leher rahim
dan badan rahim) karena selama masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi kuat
dan elastis sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak dan terjadi
antara usia 6-8 minggu kehamilan dan tanda goodells yaitu melunaknya serviks akibat
pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan massa dan kandungan air meningkat
sehingga membuat serviks menjadi lebih lunak (Kumalasari, Intan. 2015: 4).
7. Tanda Chadwick
Tanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat saat melakukan pemeriksaan,
adanya perubahan dari vagina dan vulva hingga minggu ke 8 karena peningkatan
vasekularitas dan pengaruh hormon esterogen pada vagina. Tanda ini tidak
dipertimbangkan sebagai tanda pasti, karena pada kelainan rahim tanda ini dapat
diindikasikan sebagai pertumbuhan tumor.
8. Hyperpigmentasi
KulitBintik –bintik hitam (hyperpigmentasi) pada muka disebut chloasma gravidarum.
Hyperpigmentasi ini juga terdapat pada areola mamae atau lingkaran hitam yang
mengelilingi puting susu, pada papilla mamae (puting susu) dan di perut. Pada wanita
yang tidak hamil hal ini dapat terjadi kemungkinan disebabkan oleh faktor alergi
makanan, kosmetik, obat-obatan seperti pil KB (Sunarti, 2013: 63).

Beberapa test yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya suatu kehamilan yaitu:

1. Tes Urine

Tes urine dapat dilakukan dirumah atau dilaboratorium. Tes Pack atau alat tes kehamilan yang
banyak digunakan oleh pasangan suami istri secara mandiri dengan mudah, meskipun terdapat
banyak macam jenis tes pack baik yang berbentuk strip (sekali pakai), berbentuk pena, atau
batangan kecil tetapi pada prinsipnya cara kerja tes pack tersebut sama, yaitu untuk mengetahui
ada tidaknya peningkatan hormon kehamilan HCG (Human Chorionic gonadotropin) di dalam
tubuh. Jika memang hamil, hormon ini terdapat di dalam urine dan darah. Peningkatan HCG
terjadi kurang lebih satu minggu setelah ovulasi, sehingga disarankan agar melakukan tes
minimal tujuh hari supaya hasil yang diperoleh lebih akurat. Selain cara mendapatkanya yang
mudah, penggunaanya juga mudah yaitu dengan cara mencelupkan atau menetesinya dengan urin
pengguna, tunggu selama beberapa menit hingga muncul tanda positif negatif atau berapa jumlah
strip yang muncul (sesuai petunjuk penggunaan sebelum menggunakanya). Tes ini sebaiknya
dilakukan di pagi hari, karena saat pagi hari (bangun tidur) urine dalam keadaan murni belum
tercampur oleh zat-zat makanan yang dikonsumsi (Siswosuharjo, Suwignyo & Fitria C. 2010:
28-29).

2. Tes Darah

Prinsipnya sama dengan tes urine yaitu menguji adanya HCG dalam tubuh. Bedanya, tes darah
ini tidak dapat dilakukan sendiri dirumah, melainkan dilakukan di laboratorium dengan jalan
mengambil contoh darah. Jika terdapat peningkatan HCG didalam darah, maka dinyatakan
positif hamil, demikian juga seterusnya.

3. Tes USG (Ultra Sonography)

Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan kehamilan melalui USG yang dapat
melihat bagian dalam tubuh manusia. Dari gambaran yang ditampilkan alat tersebut, dokter akn
melihat didalam rahim terdapat embrio atau tidak. Jika kehamilan sudah berjalan enam minggu,
alat ini sangat membantu dokter dalam menganalisis suatu kehamilan. Selain melihat ada
tidaknya embrio, penggunaan USG juga dapat digunakan untuk amengetahui taksiran persalinan,
perkiraan usia kehamilan, serta perkiraan berat badan dan panjang janin (Siswosuharjo,
Suwignyo & Fitria C. 2010: 30).

A. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang bisa
terjadi selama kehamilan, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Asrinah, 2010).

Tanda-tansda bahaya kehamilan yang terjadi pada masa kehamilan muda dan lanjut, pada
kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hiperemesis gravidarum, hipertensi,
sedangkan pada kehamilan lanjut tanda-tanda bahaya kehamilan yang sering terjadi adalah
perdarahan pervaginam, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, bengkak di wajah, keluar
cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri abdomen yang hebat dan anemia
(Kusmiyati, 2008)

1. Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Muda


1) Perdarahan Pervagina
Kehamilan normal biasanya identik dengan amenore dan tidak ada perdarahan
pervaginam, tetapi banyak juga wanita yang mengalami episode perdarahan pada
trimester pertama kehamilan. Darah yang keluar biasanya segar (merah terang) dan
berwarna tua (coklat kehitaman). Perdarahan yang terjadi biasanya ringan, tetapi menetap
selama beberapa hari atau secara tiba-tiba keluar dalam jumlah besar.Perdarahan
pervaginam pada hamil muda kemungkinan disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik
dan mola hidatidosa (Varney, 2007).
2) b.Abortus
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan dapat terjadi pada seperlima dari seluruh
kehamilan dan hampir separuh dari jumlah tersebut mengalami keguguran. Kejadian
aborsi spontan diperkirakan mencapai sekitar 15-22% dari seluruh kehamilan
(Hollyngwort, 2012).

Abortus adalah peristiwa berakhirnya kehamilan pada usia kehamilan pada usia kehamilan <20
minggu tau berat janin <1000 gram. Menurut Kusmiyati (2009) ada beberapa jenis abortus:

a. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut
beberapa hari atau dpat berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahaankan.

b. Abortus Insipiens
Abortus insipiens didiagnosa apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan
ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban
dapat diraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan
jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin
biasanya sudahmati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini, merupakan
kontraindikasi.
c. Abortus inkomplitus
Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina,
tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta). Perdarahan biasanya terus
berlangsung, banyak dan membahayakan ibu. Serviks terbuka karena masih ada benda di
dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing, oleh karena itu, uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri namun
tidak sehebat insipiens. Pada beberapa kasus perdarahan tidak banyak dan bila dibiarkan
serviks akan menutup kembali.

d. Abortus Komplitus
Hasil konsepsi lahir dengan lengkap. Pada keadaan ini kuretase tidak diperukan.
Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambatlambatnya dalam
10 hari perdarahan akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim telah
sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks dengan segera menutup kembali.

e. Abortus Tertunda (missed abortion) Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim
selama 8 minggu atau lebih. Sekitar kematian janin kaddang-kadang ada perdarahan
pervaginam sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus imminens. Selanjutnya,
rahim tidak membesar bahkan mengecil karena absorpsi air ketuban dan laserasi jalan.

3). Mola Hidatidosa

Menurut Varney (2007) mola hidatidosa merupakan kehamilan yan secara genetik tidak normal,
yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Kehamilan mola hidatidosa
biasanya dianggap sebagai satu tumor jinak, tetapi berpotensi menjadi ganas.

Tanda dan gejala kehamilan mola adalah:

a. Mual dan muntah yang menetap, sering kali menjadi parah

b. Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke-12; bercak darah atau perdarahan hebat
mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya berupa rabas bercampur darah, cenderung berwarna
merah dari pada coklat yang terjadi secara terus menerus.

c. Ukuran uterus besar


d. Sesak nafas

e. Ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar

f. Tidak ada denyut jantung janin g. Tidak ada aktivitas janin

h. Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin

i. Hipertensi akibat kehamilan, preeklamsia atau eklamssi sebelum usia kehamilan 24 minggu

4). Kehamilan Etopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi
berlangsung di luar endometrium kavum uteri. Biasanya kehamilan ektopik terjadi pada tuba,
dan sangat jarang terjadi di ovarium atau rongga abdomen (perut). Kehamilan ektopik
merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasi janin tidak memberi janin
kesempatan untuk berrkembang hingga mencapai aterm (Mangkuji, 2013).

Faktor-faktor predisposisi kehamilan ektopik meliputi infeksi pelvis, alat kontrasepsi


dalam rahim (IUD), riwayat kehamilan ektopik dan riwayat pembedahan tuba. Gejala awal
kehamilan ektopik adalah perdarahan pervaginam dan bercak darah, dan kadang-kadang nyeri
panggul. Perubahan bentuk uterus tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa sebab
peningkatan ukuran uterus dan konsistensinya sama dengan ukuran dan konsistensi uterus padda
trimester pertama kehamilan akibat pengaruh hormon plasenta (Varney, 2007).

Karena tuba bukan merupakan tempat yang tepat ntuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak
mungkin janin tumbuh secara utuh seperti didalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba
terganggu pada ussia kehamilan 6-10 minggu. Diagnosa kehamilan ektopik dapat ditegakkan
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Kemungkina KET dapat
ditegakkan berdasarkan keluhan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri perut
bawah yang muncul bertahap, disertain dengan keluhan perdarahan pervaginam setelah
keterlambatan haid, pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut abdomen, kavum
douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping uterus (Mangkuji, 2013).

5). Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling
menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan. Mual dan muntah ini biasanya
diseebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama
disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (human chorionic gonadotrophin) (Woolfson,
2009).

Mual dan muntah biasanya dirasakan di pagi hari “morning sickness”, rasa mual ini tak
membahayakan kesehatan bayi selama ibu hamil bisa mengkonsumsi makanan secara seimbang
dan banyak minum. Sebagian besar wanita yang mengalami mual di pagi hari cukup cepat
mengetahui apa yang bisa dan tidak bisa di cerna (Page, 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama kehamilan. Muntah yang
membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umunya dialami wanita hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama
kehamilan. Sehubungan dengan adanya ketonemia, penurunan berat badan, dan dehidrasi,
hiperemesis gravidarum dapat terjadi disetiap trimester dengan tingkat keparahan yang bervariasi
(Varney, 2007).

Hiperemesis gravidarum sering disertai dengan dehidrasi, gangguan elektrolit, dan ketosis.
Sebaiknya penyebab dari mual muntah segera dievaluasi. Menurut Fadlun (2011) penyakit
hiperemesis gravidarum dibagi dalam beberapa tingkat yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat 1
Gejala: lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri epigastrium, nadi
meningkat, turgor kulit berkurang, tekanan darah sistolik menurun, lidah kering dan mata
cekung.
b. Tingkat 2
Gejala: apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu
sedikit meningkat, oliguria, serta aseton tercium dalam hawa pernafasan.
c. Tingkat 3
Keadaan umum lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari
samnolen sampai koma, nadi lebih cepat, tekanan darah lebih turun, komplikasi fatal
ensefalopati wernicke: nistagmus, diplopia, perubahan mental, dan ikterik.

5). Hipertensi

Hipertensi didiagnosa secara empiris bila pengukuran tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg
atau tekanandarah diastolik melebihi 90 mmHg. Ibu hamil yang mengalami peningkatan tekanan
sistolik sebanyak 30 mmHg atau diastolik sebanyak 15 mmHg harus dipantau lebih sering. Tidak
diragukan lagi bahwa kejang eklamtik dapat terjadi padda beberapa perempuan yang memiliki
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg (Cunningham,2013).

Menurut Billington (2010) gangguan hipertensi pada kehamilan dapat dibagi ke dalam
dua kelompok walaupun tidak terdapat kesepakatan universal mengenai defenisi yang tepat:

a. Gangguan hipertensi yang khas pada kehamilan, yang mempengaruhi sekitar 12%
kehamilan meliputi: pre eklamsi dan elamsi, hipertensi akibat kehamilan/hipertensi
gestasional yang didefenisikan sebagai peningkatan tekanan
darah (TD) pada paruh kedua atau trimester ketiga kehamilantanpa gambaran lain pre
eklamsi.

b. Hipertensi yang sudah terjadi sebelum kehamilan. Hipertensi kronis diperkirakan terjadi
antara 3 dan 5% wanita usia subur, dan dapat disebabkan oleh proses penyakit yang
mendasari, seperti penyakit ginjal, feokromositoma, atau yang lebih umum terjadi
hipertensi esensial.

Pra eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan terjadi setelah
minggu ke-20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria dan edema. Proteinuria
adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urine
yang diambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. Wanita yang menderita
pra eklamsia jarang mengalami proteinuria sebelum ada kenaikan dalam tekanan
darahnya. Edema sendiri bukanlah tanda pra eklamsi yang dapat dipercaya kecuali jika
edema terjadi pada tangan atau wajah, edema ini dapat termanifestasi sendiri dalam
bentuk kenaikan berat badan mendadak sebanyak 1 kg atau lebih dalam seminggu
(Wijayarini, 2012).
Eklamsia merupakan kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada seorang
wanita dengan preeklamsia. Untuk mendeteksi prenatal dini secara tradisional waktu
pemeriksaan perinatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu.
Peningkatan kunjungan prenatal selama trimester terakhir memungkinkan untuk
mendeteksi dini preeklamsi (Fadlun, 2011).

B. Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut


1. Perdarahan Per Vaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir
dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan, dikatakan tidak normal jika darah berwarna
merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan seperti ini bisa menandakan adanya plasenta previa atau abrupsio placenta
(Asrinah dkk, 2010).
Menurut Kusmiyati (2008) ada beberapa jenis perdarahan antepartum pada
kehamilan lanjut yaitu:
a. Plasenta Previa Adanya plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan dan belakang rahim atau di daerah fundus
uteri.
Gejala-gejalanya adalah:
 Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara
tiba-tiba dan kapan saja.
 Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian
bawah rahim sehingga bagian terndah tidak dapat mendekati pintu atas
panggul.
 Pada plasenta previa,ukuran panjang rahim berkurang maka plasenta
previa lebih sering disertai kelainan letak.
b. Solusio Plasenta Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya. Secara normal
plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya adalah:
 Darah dari tempat plasenta keluar dari serviks dan terjadilah perdarahan
keluar atau perdarahan tampak.
 Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul dibelakang plasenta
(perdarahan tersembunyi/perdarahan ke dalam)
 Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang
lebih khas (rahim keras seperti papan) karena sseluruh perdarahan tertahan
di dalam. Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar
tidak sesuai dengan beratnya syok.
 Perdarahan disertai nyeri
 Nyeri abdomen pada saat di pegang
 Palpasi sulit dilakukan
 Fundus uteri makin lama makin naik
 Bunyi jantung biasanya tidak ada
c. Sakit Kepala yang Berat
d. Sakit kepala seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit
kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia,
untuk itu lakukan pemeriksaan edema pada muka/tangan, periksa tekanan
darah, protein urine dan refleks.
e. Penglihatan Kabur
Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada ibu hamil disebabkan oleh
pengaruh hormonal, keadaan ini mengancam jika perubahan visual terjadi
secara mendadak misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin
menandakan prereklamsi.
f. Bengkak di Wajah
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik
yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
preeklamsi.
g. Keluar Cairan Pervaginam
Keluarnya cairan berupa air dari vagina pada trimester 3, air tersebut bisa jadi
bersal dari ketuban yang pecah. Pecaahnya selaput ketuban dapat terjadi pada
kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan
aterm, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung, normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal
kala II.
h. Gerakan Janin tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke
6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Ketika bayi
tidur maka gerakannya akan melemah, gerakan bayi akan mudah terasa jika
ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
Biasanya tanda dan gejala nya adalah gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam
periode 3 jam.
i. Nyeri Abdomen yang Hebat
Nyeri abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal adalah normal,
nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang menganccam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantung
empedu, uterus yang iritable, abrupsio plasenta, ISK atau infeksi lain.
j. Anemia
Anemia merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan, diagnosa anemia dalam kehamilan ditegakkan bila kadar
hemoglobin (Hb) < 0,33. Anemia jelas menjadi momok karena memiliki
dampak yang signifikan bagi mortalitas dan morbiditas maternal dan perinatal
di seluruh dunia, terlebih di negara berkembang (Hollingworth, 2012).
Anemia adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin, hematokrit dan
jumlah eitrosit turun di bawah nilai normal. Pada penderita anemia, kondisi ini
sering disebut kurang darah karena kadar sel darah merah (hemoglobin ata
Hb) di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kekurangan gizi untuk
pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B 12
(Mangkuji, 2013).
Macam-Macam Anemia pada kehamilan:
a. Anemia defisisensi besi
Anemia pada kehamilan adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin ibu
<11
g% pada trimester pertama dan ketiga atau <10,5g% pada trimester kedua.
Keluhan lemah, pucat, dan mudah pingsan padahal tekanan darah pada
batas
normal perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Oleh sebab itu, pemeriksaan
hematokrit dan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama
pengawasan antenatal (Mangkuji, 2013).
Penanganan anemia defisiensi besi adalah melalui pemberian preparat besi
oral
atau parenteral. Terapi oral yang diberikan antara lain preparat besi
ferosulfat,
fero glukonat. Di Indonesia, pemerintah melalui Departemen Kesehatan
telah
melakukan berbagai upaya penanggulangan anemia defisiensi zat besi
pada ibu
hamil.
1. Pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin selama jangka waktu
untuk
meningkatka kadar hemogobin secara tepat. Tablet besi untuk ibu hamil
sudah tersedia dan telah didistribusikan.
2. Buku pedoman pemberian zat besi dan poster-poster tahun 1995
3. Buku Pedoman Operasional penanggulangan Anemia Gizi pada tahun
1996.
4. Sekarang kemasan Fe yang tadinya menimbulkan bau kurang sedap
sekarang
telah diperbarui dalam bentuk tablet salut yang dikemas sebanyak 30
tablet
pembungkus aluminium dengan komposisi yang sama (Mangkuji, 2013).
b. Anemia akibat kehilangan darah akut Pada kehamilan dini, anemia
kehilangan darah akut merupakan hal yang umum pada kasus-kasus
abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidisa.
c. Anemia defisiensi asam folat Asam folat diperlukan dalam dosis yang
lebih besar dalam kehamilan karena terjadi peningkatan replikasi sel pada
janin, uterus, dan sumsum tulang. Asupan harian yang dianjurkan adalah
sebesar 800 µg. Defisiensi folat kerap dialami pada kehamilan dan dapat
mengakibatkan defek tabung syaraf, aborsi, retardasi pertumbuhan, solusio
plasenta dan pre-eklamsi (Hollyngworth, 2012).
d. Anemia yang berkaitan dengan penyakit kronik Rasa lesu, penurunan
berat badan, dan pucat telah lama diketahui sebagai karakteristik penyakit
kronik. Beragam penyakit misalnya gagal ginjal kronik, kanker dan
kemoterapi, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan peradangan
kronik menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang berat. Selama
kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia,
termasuk insufisiensi ginjal, supurasi, penyakit radang usus, neoplasma
ganas, dan artritis rematoid. Anmeia kronik biasanya meningkat seiring
dengan ekspansi volume plasma yang melebihi ekspansi massa sel darah
merah.

Pencegahan Anemia:
 Menurut Jimenez (2000) ada beberapa hal yang harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya anemia antara lain:
 Makanlah makanan yang kaya akan zat besi dari sumber hewani,
seperti hati, lidah, jantung, dan organ lain atau daging tanpa lemak,
tiram, kerang dan telur.
 Untuk produk hewani yang rendah kolesterol dan lemaknya,
pilihlah ikan atau ayam.
 Untuk sumber makanan vegetarian, pilih kacang-kacangan,
polong-polongan, biji-bijian, kismis, sayuran berdaun hijau dan
molase.
 Diet anda harus cukup mengandung kalsium dan vitamin C, yang
dapat meningkatkan kemampuan tubuh menyerap zat besi.
 Seimbangkan diet anda karena selain zat besi, sejumlah nutrisi lain
juga berperan dalam pembentukan hemoglobin. Setiap hari,
makanlah beberapa porsi buah dan sayuran segar, biji-bijian, dan
produk olahan susu.
 Makanlah tambahan vitamin dan mineral yang mengandung zat
besi setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai